[Keluarga] Semua orang pasti punya satu atau mungkin lebih, hal yang disesali dalam hidupnya. Begitu juga aku. Jika teringat hal ini, aku sedih.
Hal yang aku sesali
Suatu hari ketika aku sedang seorang diri di rumah. Anak-anak semua bersekolah, dan suami bekerja. Aku sedang berbaring di atas tempat tidur. Punggungku membelakangi ruang tidur, dan aku sendiri menghadap dinding. Tidur miring sambil memeluk guling.
Tiba-tiba, aku merasakan tempat tidurku bergerak seperti ada orang yang baru saja meletakkan tubuhnya di atasnya. Seseorang yang mencoba untuk berbaring di belakang punggungku. Aku pun membalikkan tubuhku dan aku menemukan ibundaku sedang berbaring di sana. Terdiam sambil menatap ke arah langit-langit kamar.
Aku kaget.
Ibuku meninggal tanggal 18 April 2003. Dan hari itu adalah hari ulang tahunku, 26 september 2003.
Hatiku berdebar karena rasa rindu yang tiba-tiba bertunas di dalam dada, mengenyahkan rasa sedih yang panjang. Sedih karena kehilangan.
Kalian tahu tidak rasa sebuah rindu ?
Sepeninggalan ibuku, aku menjadi amat merindukan beliau.
Melihat motif bahan kain yang pernah dimiliki oleh ibuku ada di baju orang lain, aku teringat ibuku.
Melihat perempuan yang berpostur mirip ibuku, aku teringat ibuku.
Melihat tetangga yang aku tahu merupakan teman ngobrol ibuku, aku teringat ibuku.
Melihat jengkol dan pete, aku kembali teringat ibuku karena ibuku gemar keduanya.
Melihat daging goreng, aku teringat ibuku karena aku tahu ibuku tidak suka dengan daging.
Pokoknya, semuanya memiliki ingatan. Dan membuat kita semakin menyadari bahwa orang yang kita cintai tidak bersama kita lagi.
Lalu memaku hati kita hingga terasa pedih karena kesadaran itu.
Kita mau berteriak kuat-kuat; atau menjerit, atau berguling-guling; kematian akan membawa kenyataan bahwa kita tidak akan pernah bisa bertemu lagi dengan orang yang sudah meninggal dunia.
Dan itulah rasa sebuah rindu.
Pedih.
Ngilu.
Rindu yang tidak pernah bertemu ujung karena memang tidak akan pernah bisa terwujud pertemuan yang ditunggunya.
Dan kalian tahu bagaimana rasanya ketika diberi kesempatan yang mustahil didapat?
Itulah rasa ketika aku tiba-tiba melihat ibuku berbaring di sebelahku.
Bahagia.
Begitu bahagia hingga tidak mampu lagi berkata-kata. Aku hanya merasa rinduku terlunaskan. Aku bahagia sekali karena ibu ada di sisiku lagi. Pinginnya, aku segera menubruk tubuhnya dan memeluknya erat-erat. Menghujaninya dengan kecupan rindu. Membenamkan kepalaku di dadanya.
Aku senang. Begitu senang hingga ingin menangis rasanya.
Tapi... aku sadar sekali. Bahwa ibu sudah meninggal dunia bulan april lalu. Sudah beberapa bulan yang silam.
Perlahan aku sadar bahwa mungkin ini hanya mimpiku saja. Tapi aku tidak peduli. Justru kesadaran bahwa itu hanya mimpi membuatku berbaring diam tidak bergerak. Aku takut gerakanku, meski sedikit akan membuat bayangan ibuku pecah dan menghilang.
Bahagiaku sederhana.
Tidak mengapa tidak bisa bertemu tapi bisa melihatnya kembali ada di sisi kita, itu sudah bahagia luar biasa. Dan aku tahu banget, yang aku alami ini adalah mimpi. Itu sebabnya aku tidak ingin bergerak karena aku khawatir gerakanku akan membangunkan aku dari mimpiku.
Tapi apa dayaku menghadapi logikaku yang terus mendesak di dalam kepala.
"Ibuku kan sudah meninggal dunia. Dia sudah dikubur dan sekarang tinggal di alam kubur. Lalu siapa yang ada di sebelahku ini?"
Setengah mati aku berusaha menghilangkan pikiran ini, tapi susah. Dia malah membentuk kalimat tanya lebih panjang di dalam hatiku.
"Bu.... kenapa ibu disini. Ibu kan sudah meninggal. Harusnya kita tidak bisa bertemu lagi. Kita sudah berada di alam yang berbeda."
Ibu akhirnya menoleh padaku dan tersenyum. Dan melihat senyum ibuku, aku sudah bahagia. Hingga akhirnya tidak mempedulikan pertanyaanku lagi. Aku tidak mau ngapa-ngapain karena takut bayangan ibuku pergi. Aku membalikkan punggungku kembali. Membelakangi ibuku sambil menyembunyikan tangis. Hingga tiba-tiba aku ingat bahwa aku ingin mengucapkan sesuatu pada ibuku. Sebuah kalimat yang belum pernah aku ucapkan pada beliau dahulu ketika ibu masih hidup. Aku ingin mengucapkan terima kasih pada ibuku. Terima masih untuk semua yang sudah dia lakukan untukku sejak aku kecil hingga dewasa.
"Bu... ada yang mau Ade sampein."
Tapi, penampakan ibu semakin menipis seperti kabut. Semakin tipis, semakin transparant, lalu... menghilang.
Aku spontan terduduk. Dan berteriak.
"Ibuuuuuu....."
Tapi, yang aku dapati adalah, aku sendirian di kamarku.
Tidak ada siapa-siapa.
Akhirnya aku pun menangis sedih. Pilu. Sesak sekali dadaku karena rasa sedih yang menghantam.
Ya.
Penyesalan terdalamku adalah, aku tidak pernah mengucapkan "Bu, terima kasih ya untuk semua yang ibu pernah lakuin buat Ade.".
Yang pernah aku lakukan ketika ibuku masih hidup adalah:
- Jika dipanggil selalu datang terlambat.
- Jika dimintai pendapat, berkomentar seenak udelku. Tidak berpikir bahwa ibu tetap seorang perempuan normal yang punya perasaan.
"De.... bagus nggak dandanan ibu? Ibu mau ke kondangan nih?" (tanya ibuku)
"Kayak bencong bu. Tebel banget sih." (komentarku lalu lanjut nonton televisi lagi. Duh, kenapa aku bisa komentar sesadis ini dulu pada ibuku?)
- Jika dimintai tolong, selalu menghindar.
"De... tolong ambilin kerupuk dong yang ibu jemur di atas atap."
"Yuda aja deh bu yang ambil jangan Ade. Yuda nggak ngapa-ngapain tuh dari tadi."
"De, tolong ke rumah Pak RT ya antar surat ini."
"Besok aja ya bu, Ade lagi ada PR." (lalu besoknya aku lupa dan akhirnya ibu mencari orang lain yang melakukannya)
Ah.
Pokoknya, aku selalu melakukan banyak hal yang membuat ibuku berkorban banyak, tapi aku sering lupa mengucapkan terima kasih. Dan aku tidak pernah mengucapkan kalimat "Ade sayang sama ibu."
Padahal, ibuku adalah perempuan yang luar biasa. Dan aku tidak pernah mengucapkan "Terima kasih ya bu untuk semua yang ibu lakuin buat Ade."
Aku pernah menulis cerita tentang ibuku disini:
Ah. Penyesalan terdalam banget.
Jadi, buat kalian yang masih memiliki ibu... sudahkah kalian mengucapkan terima kasih pada ibu kalian? Selagi masih ada waktu.
jadi kangen dengan masa kecil ketika sedang dimarahin ibu. alhamdulilah ibu adik masih ada :D
BalasHapusaku juga .... dimarahi itu ternyata karena dia sayang kita. Aku baru sadar ini setleah aku punya anak
Hapussetiap anak yang sudah menjadi ortu akan ada waktu rindu dengan ayah dan ibunya mbak. nggak terkecuali
HapusSedih dan terharu baca tulisan mba Ade tentang ibunda, ya Allah semoga di sisa usia ibuku, aku bisa membahagiakan beliau
BalasHapusaamiin.. harus... selagi beliau masih hidup, kalo sudah meninggal tidak bisa ngapa-ngapain lagi.
HapusMemang kewajiban anak utk membahagiakan ibunya. Bahagia itu bukan dengan materi tapi dngn sikap penuh kadih sayang. Itulavyg didamba oleh para ibu yang normal. Tempatkan mereka para orang tua di level yg paling tinggi di hatimu.
BalasHapusBetul bunda. Betul
HapusJadi merasa bersalah banget nih setelah baca postingan ini. Teringat nasihat emakku yang kadang sering aku langgar dan aku cuekin soalnya. Huhuhu.
BalasHapusMaafkan ya aku hanya menulis hal yg aku sesali
Hapus... jadi kejadian itu semua halusinasi atau mimpi, mba?
BalasHapus... atau beneran?
Semoga Allah menempatkan beliau di tempat yang terbaik ya, mba...
nah, aku juga bingung. Aku merasa bisa melihat ibuku waktu itu. Dan itu terakhir kali aku melihat penampakan ibuku. Setelah itu, aku tidak pernah melihatnya lagi. Meski rindu banget tetap nggak bisa bertemu ibuku lagi. Aku sih merasa sadar waktu itu, tidak dalam kondisi tidur.
HapusSedih ya mbak kalo inget ibu. Duh aku jug amulai berhati2 kalau ngomong mbak. Pernah punya pengalaman dulu waktu aku masih kuliah, mamaku tanya bahan baju yang dibeli bagus gak? aku jawab enakbanget buat selimut (pdhl aku becanda) ternyata mamaku marah. sejak itu aku jarang ngomong macem milih diem aja kalaupun aku gak suka
BalasHapusAl-fatihah teruntuk Ibunda.
BalasHapusSemoga ALlah mudahkan langkahnya, meringankan hisabnya dan melapangkan kuburnya.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَه وَارْحَمْه وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ
Aku bs bayangin rasa kerinduan tak berujung yg kamu alami gimana mba, itulah sebabnya skrg aku bela belain ngurusin ibu krn cuma tinggal sebelah dan lagipula anak anak udh gede jd yg lebih membutuhkan aku skrg ya ibu aku
BalasHapusSaya baru kehilangan almarhumah mertua aja rasanya masih berat, Mbak. Masih suka kangen banget sama almarhumah. Belum bisa ngebayangin bagaimana kalau gak ada mamah. Sedih banget pastinya
BalasHapusAku jadi ingat waktu mbah Putri meninggal, rasanya kangen dan pengen ketemu meski dalam mimpi. Tapi sampai sekarang nggak pernah terwujud. Nggak bisa membayangkan kalo Ibuku yang gak ada, hikss
BalasHapusMbrebes mili mbk ade baca tulisan dikau ini. Jd kangen ibuk. Alfatihah buat mama mbk ade
BalasHapusI feel you mba. Kalau aku sih sampai sekarang masih rindu dengan papaku. Kangen tapi ga bisa ketemu bahkan peluk.
BalasHapusYa Allah mb Ade aku sedih banget bacanya.jadi inget ibuku
BalasHapusIkut sedih kalo inget penyesalan kepada orang tua. Aku pun begitu ke alm. bapak. Sedih belom sempet jadi anak berbakti. Nyesel banget selalu banyak omong dan berdebat. Semoga masih bisa membahagiakan mama sekarang. :'(
BalasHapusKangen ya mbak, saya pun demikian. Ada satu hal yang membuat saya menyesal adalah ketika ibuku menanyakan kapan saya menikah, tapi saya jawab cemberut itu yang masih saja keinget huhu padahal 10 hari setelah itu, ibu meninggal. Nyesek banget. Padahal saya bisa menjawab dengan baik. Ga pake cemberut. Nyesel sampai sekarang kalau ingat itu
BalasHapusPas banget baca ini Mbak, pas saya persiapan pulang kampung menjenguk orang tua. Jadi seperti diingatkan supaya nanti memanfaatkan waktu lebih baik bersama orang tua.... Terimakasih Mbak Ade....
BalasHapusIbu ku meninggal sejak aku kelas 6 SD kak dan nyesel banget waktu itu belum banyak berbakti kepada beliau.
BalasHapusSedih banget jadinya aku mbak, makanya sekarang ini mumpung ortu ku masih ada sebisa mungkin setiap hari aku nelfon mereka mbak, biarpun jauh tapi serasa dekat dan jadi senang dengar kabar mereka sehat-sehat.
BalasHapusAku nangis baca ini mba ������
BalasHapusRindu itu berat, alfatihah untuk ibunya yah kak ��
Terima kasih sudah mengingatkan Mbak. Selagi orang tua masih ada, InsyaAllah inginnya membuat mereka bahagia.
BalasHapusMbaa.. aku langsung nangis, pingin peluk mamaku. Bener2 ibu itu bukan cuma orang yg sudah merawat kita, tapi juga sahabat terbaik kita.
BalasHapusMba Ade sama kayak aku mba :( Aku sedih dan menyesal karena nggak bisa membahagiakan mama lebih lama. Skarang hanya bisa aku panjatkan doa saja mba
BalasHapusSedih bacanya. Ibuku jauh di luar kota. Jd pengen segera pesan tiket dan mudik hiks.
BalasHapusTengkyu remaindernya mbak Ade.
Baca judulnya aja bikin aku penasaran. Eh pas baca sampe akhirnya buat aku baper. Top emang mba Adeanita
BalasHapusAku juga kalua inget gitu banyaaak nyeseel deh mba..bandeel banget sama mama soalnya, dan suka judes hehehe. Tapi mama masih ada sama kita dan semoga aku bisa terus berbakti padanya
BalasHapusSedih mba bacanya :( tapi terima kasih tulisannya menjadi pengingat untuk diri juga
BalasHapusAku juga sering memimpikan mamahku, rasanya seperti nyata ya. Biasanya abis itu aku langsung ziarah ke kuburannya.
BalasHapusInget ibu, suka jadi sedih banget. Pada akhirnya yang ada hanya penyesalan. Semoga masih hidup di dunia ini kita bisa lebih baik lagi ya mba.
BalasHapusMbaaa....tulisanmu ini sangat menyentuh. Iya, selama ini kita selalu menganggap apa yang ibu kita lakukan itu sudah hal yang sewajarnya, sehingga kita pun hanya berlaku biasa kepada beliau. Padahal apa yang ibu lakukan itu udah the best lah untuk kita. Jadi pengin peluk2 ibuku niiih...
BalasHapusAku speachless Mbak Ade. Semoga kelak kita dipertemukan lagi dengan kedua orang tua kita di alam berikutnya ya Mbak.
BalasHapusJadi mbrebes mili, keingat sama alm.ibuku juga... Kadang kalau alm.Ibu datang ke mimpi tuh senang banget. Tapi begitu kebangun biasanya langsung ke ingat masa lalu dan nangis lagi.Soalnya banyak hal yang belum bisa dilakukan buat ngebahagiain ibu saat masih hidup.
BalasHapussaya kalau mau ngucapin makasih ke ummiku susah skali kalau harus lewat kata2 kak
BalasHapuskami berdua gak begitu suka dengan mengungkapkan perasaan lewat kata2 hehehehe biasanya lgsg aja saling pelukan kita udah saling ngertiin
Sedih mba.. jadi ingat emakku yang d Cirebon smoga Amal ibarahnya diterima ya mba. ditempatkan di jannahNya Allah
BalasHapusHal yang kusesali juga adalah ketika tak merekam pembicaraanku sama alm. Bapak
BalasHapusPadahal di situ dia bercerita banyak sekali.