[Lifestyle] Ketika awal pandemi Covid 19 menyerang seluruh dunia, aku ingat ketika semua orang mulai sedikit parno bertemu dengan orang asing dari luar kota. Aku lihat reaksi teman-temanku yang pada memiliki asistan rumah tangga ya. Jadi, mereka memilih untuk membujuk para asistan rumah tangga mereka agar tidak pulang kampung dan tetap bertahan di rumah mereka saja. Jika pun ada asistan rumah tangga yang tetap menuntut hak mereka untuk bisa pulang kampung, maka teman-temanku memberlakukan ketentuan protokol kesehatan ketika asistan rumah tangga mereka kembali lagi dari kampung.
Di tahun pertama pandemi C19, karena pemberlakukan protokol kesehatan untuk menerima kembali ART yang baru dari kampung, teman-temanku sampai harus merogoh kocek hingga Rp2.000.000 (dua juta rupiah). Kenapa bisa mahal? Karena di tahun 2020, harga PCR masih mahal sekali di Indonesia. Masih berkisar di angka Rp800.000 s.d Rp1.200.000. Harga PCR murah itu baru saja di lakukan di pertengahan tahun 2021 ini setelah ada himbauan dari Presiden RI Joko Widodo. Sekarang harga test PCR itu sekitar tiga ratusan ribu kalau nggak salah. Nah, selain untuk test PCR, teman-temanku juga terpaksa harus mengisolasi si ART di dalam kamar khusus yang tertutup selama 14 hari dan memenuhi semua kebutuhannya selama di isolasi mandiri itu. Itu sebabnya pengeluaran yang harus dikeluarkan untuk seorang ART yang baru balik dari kampung itu terasa cukup lumayan.