[Lifestyle] Bisa jadi, bagi orang lain terpilih menjadi seorang pemimpin itu sebuah prestasi tersendiri. Tapi menurutku, terpilih menjadi seorang pemimpin itu adalah sebuah ujian. Karena, dalam agama yang aku yakini, yaitu Islam, kelak di akherat nanti, pemimpinlah yang akan ditanya tentang apa yang dipimpinnya. Tanggung jawab yang dipikul oleh seorang pemimpin itu amatlah berat. Dia bagaikan pedang bermata dua dimana jika kita salah memainkannya, pedang tersebut bukan membunuh musuh kita; melainkan membunuh diri kita sendiri. Itu sebabnya, terpilih menjadi seorang pemimpin itu tidak bisa dianggap sebuah permainan menang dan kalah saja dalam sebuah kompetisi memperebutkan kursi seorang pemimpin. Karena kursi seorang pemimpin adalah sebuah amanah yang pertanggung jawabannya bukan hanya dipertanggung jawabkan di dunia saja, tapi juga sampai ke akherat insya Allah.
Rasulullah SAW bersabda, “Ada tujuh golongan yang Allah akan lindungi dalm naungan-Nya pada hari tidak perlindungan kecuali dari-Nya. Dan diantaranya adalah imam yang adil.” (HR Bukhari Muslim)
Sebaliknya, Rasulullah SAW menyatakan bahwa kepemimpinan bisa jadi penyesalan di hari kiamat. Beliau berkata kepada Abu Dzar terkait kepemimpinan, “Sesungguhnya (kepemimpinan)itu adalah amanah. Pada hari kiamat ia akan menjadi kehinaan dan penyesalan, kecuali bagi mereka yang menunaikan amanah tersebut sesuai haknya dan menjalankan kewajibannya.” (HR Muslim)
Meski demikian, kita sebaiknya tidak menolak ketika tiba saatnya ditunjuk untuk menduduki jabatan sebagai seorang pemimpin. Karena bisa jadi, lewat jabatan sebagai pemimpinlah pahala kita bertambah. Insya Allah.
|
Seandainya aku jadi pemimpin
|