[Keluarga]: Seperti biasa, sejak kemarin putri bungsu ribut ingin meminjam notebookku karena dia akan berselancar internet dalam rangka memenuhi tugas PKN.
Kali ini, tugasnya adalah mencari jenis alat-alat musik dan upacara adat daerah Propinsi di Indonesia (jadi perluasan dari tugas PKN sebelumnya yang hanya mencari pakaian nasional, senjata dan rumah adat saja. Lihat disini siapa tahu ada yang butuh: http://www.adeanita.com/2014/05/pakaian-nasional-senjata-dan-rumah-adat.html).
Baik, seperti biasa, karena aku merasa tugas PKN ini sepertinya dibutuhkan di kelas berikutnya lagi (jadi pengulangan tugas tapi ada tambahan tugas di kelas berikutnya nanti), maka catatan ini aku simpan. Siapa tahu ada yang butuh juga buat anaknya.
Melatih Kesabaran dalam Shalat Jamaah
Rabu, 28 Oktober 2015
[Parenting]: Enaknya punya anak yang masih kecil (usia kurang dari 12 tahun) itu satu, mereka masih enak untuk dijadiin teman dalam shalat berjamaah.
Maklum, di rumah waktu kepulangan orang-orang tidak ada yang sama. Ada yang baru pulang selepas jam sembilan malam, ada yang pulang setelah maghrib, ada juga yang pulang setelah waktu shalat isya (lalu langsung masuk kamar dan tidur. Biar nanti malam bisa bangun untuk shalat malam lalu lanjut belajar).
Jadilah sebagai seorang ibu, aku sering melakukan shalat sendirian saja di rumah. Sisi enaknya, shalat jadi lebih khusyuk. Tapi sisi nggak enaknya, huff... aku kangen dengan anak-anakku.
Dulu, ketika mereka masih kecil-kecil, senang saja jika ada yang bisa digodain setelah waktu shalat selesai dan kami melipat dan membenahi perlengkapan shalat. Ngobrol ngalor-ngidul sambil melontarkan canda ria.
Waktu anak-anak masih lebih kecil-kecil lagi, aku pernah shalat dalam kondisi berupaya menahan tawa karena anakku yang baru bisa berjalan, berjalan memutar tubuhku tanpa mengenal rasa pusing. Sambil mulutnya ngoceh dan air liur yang belum bisa dikendalikannya menetes hingga meninggalkan jejak berputar di sekeliling tubuh.
Maklum, di rumah waktu kepulangan orang-orang tidak ada yang sama. Ada yang baru pulang selepas jam sembilan malam, ada yang pulang setelah maghrib, ada juga yang pulang setelah waktu shalat isya (lalu langsung masuk kamar dan tidur. Biar nanti malam bisa bangun untuk shalat malam lalu lanjut belajar).
Jadilah sebagai seorang ibu, aku sering melakukan shalat sendirian saja di rumah. Sisi enaknya, shalat jadi lebih khusyuk. Tapi sisi nggak enaknya, huff... aku kangen dengan anak-anakku.
Dulu, ketika mereka masih kecil-kecil, senang saja jika ada yang bisa digodain setelah waktu shalat selesai dan kami melipat dan membenahi perlengkapan shalat. Ngobrol ngalor-ngidul sambil melontarkan canda ria.
Waktu anak-anak masih lebih kecil-kecil lagi, aku pernah shalat dalam kondisi berupaya menahan tawa karena anakku yang baru bisa berjalan, berjalan memutar tubuhku tanpa mengenal rasa pusing. Sambil mulutnya ngoceh dan air liur yang belum bisa dikendalikannya menetes hingga meninggalkan jejak berputar di sekeliling tubuh.
Perencanaan Keuangan Agar Bisa Naik Haji
Sabtu, 24 Oktober 2015
Produk Local Brand Itu Lebih Keren #SmescoNV
Selasa, 20 Oktober 2015
[Lifestyle: Pergaulan]: Suatu malam yang indah (aih) aku menyaksikan tayangan film dokumenter yang ada di saluran National Geografik. Kebetulan banget, tayangannya adalah tentang sebuah kekayaan budaya dari berbagai daerah di Indonesia, yaitu membuat bahan pakaian dari kulit kayu.
Yap. Kalian tidak salah baca. Ini dari kulit kayu betulan. Jadi bukan dari bulu binatang atau benang yang dipintal. Tapi dari kulit kayu. Jadi, seorang lelaki dengan kapaknya, pergi ke hutan. Lalu dia mulai memilih batang pohon yang bisa ditebangnya. Dengan kapak, ditebangnya pohon tersebut. Lalu dipanggul menuju ke depan rumahnya. Dan dengan menggunakan kapaknya, dia mulai menguliti kulit pohon yang sudah ditebangnya tersebut. Mirip seperti menguliti kulit Ketela alias Ubi Kayu; jadi kulitnya tidak boleh putus atau robek di tengah atau terbelah. Setelah itu, kulit tersebut dipukul-pukul hingga pipih. Lalu digiling hingga melar. Lalu direndam di dalam air yang sudah diberi cairan kimia dengan menggunakan bahan-bahan alam lainnya. Hingga kulit kayu itupun menjadi lebih lentur dan lemas. Lalu digiling lagi hingga bisa lebih panjang lagi, dan juga lebih tipis lagi. Dan... ajaib... jadilah bahan mirip bahan sarung yang persegi panjang itu.
Yap. Kalian tidak salah baca. Ini dari kulit kayu betulan. Jadi bukan dari bulu binatang atau benang yang dipintal. Tapi dari kulit kayu. Jadi, seorang lelaki dengan kapaknya, pergi ke hutan. Lalu dia mulai memilih batang pohon yang bisa ditebangnya. Dengan kapak, ditebangnya pohon tersebut. Lalu dipanggul menuju ke depan rumahnya. Dan dengan menggunakan kapaknya, dia mulai menguliti kulit pohon yang sudah ditebangnya tersebut. Mirip seperti menguliti kulit Ketela alias Ubi Kayu; jadi kulitnya tidak boleh putus atau robek di tengah atau terbelah. Setelah itu, kulit tersebut dipukul-pukul hingga pipih. Lalu digiling hingga melar. Lalu direndam di dalam air yang sudah diberi cairan kimia dengan menggunakan bahan-bahan alam lainnya. Hingga kulit kayu itupun menjadi lebih lentur dan lemas. Lalu digiling lagi hingga bisa lebih panjang lagi, dan juga lebih tipis lagi. Dan... ajaib... jadilah bahan mirip bahan sarung yang persegi panjang itu.
Peduli Kanker 2: Periksa Payudara Sendiri
Selasa, 13 Oktober 2015
[Lifestyle: Kesehatan]: Seorang teman yang menjadi survivor kanker bercerita padaku bahwa dia bersyukur bahwa semua biaya pengobatan kanker yang harus dijalaninya, seluruhnya ditanggulahi oleh BPJS. Hanya saja, memang dia harus memiliki rasa sabar yang amat luas.
Mengapa? Karena antrian pasien yang juga ingin memanfaatkan keringanan dari pembiayaan oleh BPJS itu seperti ular. Panjang, meliuk dan bergerak perlahan.
Bayangkan, untuk memperoleh jadwal bertemu dengan dokter saja, dia daftar hari ini. Untuk pengambilan nomornya, dia harus antri sebelum pukul 06.00 pagi di rumah sakit milik pemerintah. Nanti, dari sana dia bukan berarti dia serta merta bisa bertemu dokter.
Belum.
Dia baru mendapat nomor untuk bisa mendaftar saja (mengisi keperluan administratif). Setelah mengisi formulir pendaftaran (yang biasanya berwarna merah muda dan kuning), maka formulir itu dibawa ke loket BPJS yang ada di rumah sakit tersebut. Nanti formulir itu akan mendapat stempel persetujuan bahwa pasien itu pengobatannya akan ditanggung oleh BPJS.
Peduli Kanker 1: Keinginan Anak & Keinginan Orang tua
Senin, 12 Oktober 2015
[Parenting] : Kanker itu... kejam ya.
(eh... kenapa aku tiba-tiba melontarkan pernyataan ini? hehehe...gara-gara apa sih?)
Jadi begini ceritanya.
Temanku itu, kakaknya terkena kanker getah bening stadium 4. Tapi, usianya sudah tua, sudah 60 tahun. Selain kanker dia juga punya komplikasi penyakit Ispa dan Diabetes. Kondisinya sekarang kurus kering, hingga seperti tulang yang dibalut kulit saja.
Suaminya yang semula bekerja, langsung mengajukan pensiun dini sejak kakaknya temanku ini terkena kanker getah bening 1 tahun yang lalu. Setiap hari, suaminya itu menemani istrinya. Dari mulai tubuh istrinya sintal, cantik dan rambutnya panjang tebal bergelombang, hingga sekarang tubuh istrinya kurus kering, layu, tirus dan kepalanya hanya berambut beberapa helai.
Inovasi Klik-Tarik-Tuang Yang Memancing Kreatifitas Memasak
Minggu, 11 Oktober 2015
[Lifestyle: Kuliner, Teknologi]: Jujur saja. Sebelum menikah, aku termasuk orang yang tidak bisa memasak. Pengetahuan memasakku benar-benar nol. Aku panik ketika suamiku minta dibelikan tomat buah.
"De, tolong belikan tomat buah ya. Ingat. Tomat buah, jangan tomat sayur." Deg. Matek aku. Panik langsung menyelubung. Emang ada bedanya?
Aku tidak bisa membedakan mana itu jahe, lengkuas, kunyit, dan berbagai bumbu dapur lainnya (dan tukang sayur berfoya-foya memanfaatkan kebodohanku.... Hahaha.
"Bu... ini saya ada jahe nih. Sudah saya tulis di bungkusnya pake spidol jahe. Beli ya."
"Oh iya, boleh. Berapa?"
"Agak mahal bu. Ini dikemas setengah kilo. Jahe sekarang susah dicari. Ini saya khusus menyisakan buat ibu." Lalu dia menyebut harga yang fantastis dan tanpa menawar aku membelinya).
"De, tolong belikan tomat buah ya. Ingat. Tomat buah, jangan tomat sayur." Deg. Matek aku. Panik langsung menyelubung. Emang ada bedanya?
Aku tidak bisa membedakan mana itu jahe, lengkuas, kunyit, dan berbagai bumbu dapur lainnya (dan tukang sayur berfoya-foya memanfaatkan kebodohanku.... Hahaha.
"Bu... ini saya ada jahe nih. Sudah saya tulis di bungkusnya pake spidol jahe. Beli ya."
"Oh iya, boleh. Berapa?"
"Agak mahal bu. Ini dikemas setengah kilo. Jahe sekarang susah dicari. Ini saya khusus menyisakan buat ibu." Lalu dia menyebut harga yang fantastis dan tanpa menawar aku membelinya).
Cinta, Kesempatan dan Peluang
Sabtu, 10 Oktober 2015
[Pernikahan]. Setiap mereka yang sudah menikah, cepat dan pasti akan merasakan di dalam hati bahwa pasangan hidupnya itu "Memang dia ternyata orangnya". Jika setelah sekian waktu perasaan seperti ini tidak juga muncul di dalam hati, rasanya patut dipertanyakan, apa saja yang sudah terjadi dalam pernikahan mereka.
Aku dan suamiku sudah menikah alhamdulillah 21 tahun lewat beberapa bulan. pasang surut rumah tangga sudah banyak kami lewati. Tapi, hal itu alhamdulillah bisa kami lalui tanpa harus mengurangi porsi cinta satu sama lain. Degup-degup jantung yang berdebar, masih sering aku rasakan ketika lama tidak bertemu dengan suamiku (yaitu ketika dia pergi ke luar kota selama beberapa hari). Dan ribuan kupu-kupu yang beterbangan di dalam perutku, masih terasa menggelitik ketika berjalan berdua saja dengan dia.
Perlengkapan Rumah Yang Harus Diawasi Agar Aman Bagi Balita dan ABK
Jumat, 09 Oktober 2015
[Parenting] Beberapa belas tahun yang silam, anak salah seorang saudara jauhku meninggal dunia. Dia seorang anak berkebutuhan khusus.
Innalillahi wa innailaihi rajiun.
Penyebab kematiannya? Kecelakaan yang terjadi di dalam rumah.
Innalillahi wa innailaihi rajiun.
Penyebab kematiannya? Kecelakaan yang terjadi di dalam rumah.
Cara Mengenali Toko Online yang Aman
Kamis, 08 Oktober 2015
[Lifestyle: Shopping]: Sikap waspada dan selektif
merupakan hal penting yang wajib diutamakan ketika akan berbelanja secara
online. Mengapa? Tentu saja supaya belanja online yang Anda lakukan dapat
berlangsung aman dan nyaman sehingga seluruh barang yang Anda pesan bisa
diperoleh sesuai keinginan. Dalam hal ini, Anda harus memilih dan mengenali toko
online yang aman agar tidak
mengalami hal-hal yang merugikan. Pasalnya, tidak semua toko online memiliki
kredibilitas kerja dan pelayanan yang profesional, beberapa diantaranya justru
hanya memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan.
Mencoba Dori Cabe Garam a la Rice Bowl
[Lifestyle: Kuliner] : Sudah beberapa tahun ini aku dan suami menghindari mengkonsumsi panganan dengan daging merah. Daging merah disini tuh seperti daging sapi, kambing, domba, unta, kuda, kijang, kanguru, dan seterusnya. Ya, untuk STOP sama sekali sih memang sulit. Karena, terkadang penasaran juga pingin nyicip. Tapi, berusaha keras deh pokoknya menghindari untuk mengkonsumsinya.
Kopdar Dengan Emak Blogger
[Lifestyle: Pergaulan]: Sepertinya, jika ditakar-takar, teman-teman yang aku miliki di dunia keseharian tidak sebanyak yang aku miliki di dunia maya. Khususnya media sosial. Dan dari sekian banyak teman media sosial itu, maka teman-teman dari komunitas adalah salah satunya.
Lalu jika dikerucutkan lagi, maka salah satu komunitas itu adalah Komunitas Emak Blogger (seterusnya disingkat KEB).
Jujur saja, ini komunitas yang membesarkan aku di dunia per-blog-an. Sebelum mengenal KEB, aku hanya memperlakukan blog ini sebagai buku harian di dunia virtual saja. Ini gara-gara komputer di rumahku bolak-balik gonta ganti dan aku malas jika harus mindahin data. Jadi, yang enak ya nitip tulisan di server yang ada di internet. Blog salah satunya. Tapi sejak mengenal KEB, maka aku memperlakukan Blog dengan berbeda. Karena, ternyata Blog bisa memberi manfaat lain jika diseriusi.
Lalu jika dikerucutkan lagi, maka salah satu komunitas itu adalah Komunitas Emak Blogger (seterusnya disingkat KEB).
Jujur saja, ini komunitas yang membesarkan aku di dunia per-blog-an. Sebelum mengenal KEB, aku hanya memperlakukan blog ini sebagai buku harian di dunia virtual saja. Ini gara-gara komputer di rumahku bolak-balik gonta ganti dan aku malas jika harus mindahin data. Jadi, yang enak ya nitip tulisan di server yang ada di internet. Blog salah satunya. Tapi sejak mengenal KEB, maka aku memperlakukan Blog dengan berbeda. Karena, ternyata Blog bisa memberi manfaat lain jika diseriusi.
Sosialisasi Keuangan Syariah
Senin, 05 Oktober 2015
[Lifestyle: Keuangan] Beberapa waktu yang lalu, aku menulis tentang apa saja jenis-jenis istilah yang sering dipakai di perbankan Syariah (baca: Mari Mengenal Skema Keuangan Syariah di Bank Syariah). Ternyata, meski tulisan itu ditujukan untuk memperkenalkan berbagai macam skema keuangan syariah di bank syariah, tanggapan dari pembaca amat beragam.
Kenyataannya adalah, tidak semua orang memahami bahwa ada perbedaan yang amat besar antara bank syariah dan bank konvensional.
Aplikasi Menulis Rekomendasiku: EVERNOTE
[Lifestyle: Teknologi]: Menjadi seorang blogger, punya satu buah senjata yang ampuh: mau menulis. Tidak penting harus pintar menulis, karena siapa saja selama dia mau menulis, dan rajin menulis segala sesuatunya di blog yang dia miliki, maka dia adalah seorang blogger.
Tapi, kemauan saja tanpa didukung oleh fasilitas yang cukup memadai tentu akan menyulitkan. Terutama pada mereka yang tidak punya waktu luang yang cukup banyak untuk bisa duduk di depan meja komputer lalu menulis. Ini salah satu hal yang dikeluhkan oleh teman-temanku yang mengaku "kepingin jadi blogger tapi tidak punya waktu untuk bisa menulis karena tidak punya waktu banyak untuk duduk di depan meja komputer."
Tapi, kemauan saja tanpa didukung oleh fasilitas yang cukup memadai tentu akan menyulitkan. Terutama pada mereka yang tidak punya waktu luang yang cukup banyak untuk bisa duduk di depan meja komputer lalu menulis. Ini salah satu hal yang dikeluhkan oleh teman-temanku yang mengaku "kepingin jadi blogger tapi tidak punya waktu untuk bisa menulis karena tidak punya waktu banyak untuk duduk di depan meja komputer."
Birthday Sushi di Sushi Tei
Sabtu, 03 Oktober 2015
[Lifestyle: Kuliner]: Setiap kali mampir di Sushi Tei untuk nyari cemilan sushi, selalu ditanya:
"Ada yang berulang tahun hari ini?"
"Nggak ada. Memangnya kenapa mbak kalau ada yang berulang tahun?"
"Jika ada yang berulang tahun, kita ada diskon khusus untuk yang berulang tahun tepat di hari ini."
"Kalau nggak tepat di hari ini?"
"Jika ulang tahunnya seminggu sebelum atau seminggu sesudah, kami akan memberikan hadiah spesial untuk yang berulang tahun."
Wah. Hadiah apa ya?
Penasaran.
'Eh, nanti ingetin ya kalau ada yang berulang tahun kita ke sini saja yuk."
"Ada yang berulang tahun hari ini?"
"Nggak ada. Memangnya kenapa mbak kalau ada yang berulang tahun?"
"Jika ada yang berulang tahun, kita ada diskon khusus untuk yang berulang tahun tepat di hari ini."
"Kalau nggak tepat di hari ini?"
"Jika ulang tahunnya seminggu sebelum atau seminggu sesudah, kami akan memberikan hadiah spesial untuk yang berulang tahun."
Wah. Hadiah apa ya?
Penasaran.
'Eh, nanti ingetin ya kalau ada yang berulang tahun kita ke sini saja yuk."
Langganan:
Postingan (Atom)