Sosialisasi Keuangan Syariah

[Lifestyle: Keuangan] Beberapa waktu yang lalu, aku menulis tentang apa saja jenis-jenis istilah yang sering dipakai di perbankan Syariah (baca: Mari Mengenal Skema Keuangan Syariah di Bank Syariah). Ternyata, meski tulisan itu ditujukan untuk memperkenalkan berbagai macam skema keuangan syariah di bank syariah, tanggapan dari pembaca amat beragam. 

Kenyataannya adalah, tidak semua orang memahami bahwa ada perbedaan yang amat besar antara bank syariah dan bank konvensional.


Ini beberapa komentar yang aku terima:

Perasaan sama ajaa dg bank konvensional. Cuma beda nama doang. Dan kalo mau dihitung apple to apple percayalah bank syariah jatuhnya lebih gede dr bunga bank konvensional. Kecuali bank muamalah ya yg memang pure bank syariah. Kalo bank2 kayqk mandiri syariah, bni syariah, bri syariah dan yg sejenisnya itu ya sami mawon. Wong sumber modalnya jg dr induk perusahaan yg asalnya jg dr riba, pegawainya termasuk para pejabatnya juga banyak yg dialihkan dr induk perusahaan bank konvennya. Hanya istilahnya saja bunga diganti jadi bagi hasil. Jd jangan tertipu nama doang. Tp untuk latihan terlepas dr riba bolehlah bank syariah inni. Tp kalo disebut sama sekali non riba jelas kesalahan besar. Cmiiw
Benny

Atau komentar/tanggapan berikut ini:

menghindari riba di jaman seperti ini ternyata tidak mudahambil contoh seperti saya yg harus menerima gaji dari juragan melalui transfer rekening pada bank konvensional yg telah ditetapkandan sayangnya, suka tidak suka kita harus mengakui bahwa bank-bank syariah yg ada di negara kita saat ini pun tidaklah benar-benar murni syariah, hanya pelabelannya saja, demi pangsa pasar, menggaet hati para nasabah muslimtapi setidaknya sudah cukup bagus ada kemauan untuk menggunakan produk keuangan syariahsemoga saja ke depannya nanti bank-bank syariah bisa benar-benar murni syariah, tak hanya sekedar labelinsya Allah :)
Dari dua tanggapan ini saja, terlihat bahwa sesungguhnya, kiprah dari Bank Syariah di Indonesia kehadirannya belum sepenuhnya disadari oleh masyarakat. Bahkan, meski masyarakat Indonesia adalah penduduk muslim terbesar di dunia dari segi jumlah warga negara Indonesianya yang memeluk agama Islamnya. Dan padahal lagi, keberadaan Bank Syariah di Indonesia sendiri juga sudah cukup lama beradanya (sejak tahun 1991, dengan Bank Muamalat sebagai Bank Syariah pertama di Indonesia). 

Apa yang menjadi penyebab masyarakat kita belum menyadari tentang kiprah bank syariah di Indonesia?


Menurutku, penyebabnya karena kurangnya sosialisasi dari bank syariah itu sendiri. Selama ini, keberadaan dan pertumbuhan bank syariah di Indonesia selalu berlindung pada sebuah fatwa ancaman "bahwa bank konvensional, yang notabene menjadi bank pesaing dari bank syariah, menerapkan bunga bank dan bunga bank itu haram."

Ancaman dari fatwa "haram" ini cukup ampuh untuk menggerakkan sebagian orang untuk mulai menabung di bank syariah. Tapi, perubahan sikap ini hanya berdasarkan rasa takut saja. Tidak berdasarkan kesadaran bahwa menabung di bank syariah adalah kebutuhan untuk menyehatkan keuangan mereka.

Menabung adalah sebuah gaya hidup yang memang harus ditumbuhkan dalam diri semua orang. Setelah seseorang dapat memenuhi kebutuhan dasarnya masing-masing (yaitu meliputi sandang, pangan, papan) maka hal selanjutnya adalah dia harus dapat menyisihkan pendapatan yang diperolehnya agar dapat membiayai pengembangan dirinya dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan akan aktualisasi diri.



Biaya untuk aktualisasi diri seseorang itu, memerlukan pembiayaan yang tidak sedikit.
Ketika dia bersekolah, dia memerlukan uang. Ketika bekerja, juga memerlukan uang. Bersosialisasi, mengembangkan diri agar bisa lebih baik lagi, semua memerlukan uang. Dan untuk memperoleh uang tersebut, seseorang harus mulai memperhatikan cara dia mengelola keuangannya.

Uang memiliki dua buah mata pisau yang saling bertolak belakang. Di satu sisi dia bisa menjadi kawan, dan di sisi lain dia bisa menjadi lawan. Uang bisa menjadi sahabat yang membuat seseorang bahagia, tapi sekaligus bisa menjadi musuh yang membuat orang menderita. Karenanya, diperlukan kemampuan tersendiri untuk bisa mengelolanya.

gambar diambil dari sini


Sayangnya, tidak semua orang memiliki kemampuan tersebut. Untuk itulah hadir lembaga atau layanan jasa yang bisa memberikan bantuan untuk pengelolaannya. Disitulah keberadaan sebuah bank diperlukan.

Permasalahannya;  ketika kita menyerahkan uang kita untuk dibantu kelola oleh sebuah institusi bernama bank; bukan berarti kita terbebas dari kewajiban kita dalam mempertanggung-jawabkan harta kita tersebut. Kita tetap harus bertanggung-jawab terhadap harta kita tersebut.

  • Untuk apa dia digunakan?
  • Berapa banyak dia dimanfaatkan?
  • Dengan cara apa dia bisa berkembang?

Dari Abu Barazah A-Islami berkata, Rasulullah saw bersabda, "Kedua kakinya seorang hamba besok di hari kiamat tidak akan terpeleset sehingga dia ditanyai tentang empat hal: (1) Tentang umur, untuk apa umur itu dihabiskan. (2) Tentang ilmu, untuk apa ilmu itu difungsikan. (3) Tentang harta benda, dari mana harta benda itu diperoleh. (4) Tentang kondisi tubuh, untuk apa kenikmatan itu digunakan." (HR Tirmidzi dan berkata: hadis tersebut Hasan-Sahih)

Disinilah letak kelebihan dari sebuah keuangan yang berbasis syariah atau keuangan syariah.
Salah satu perbedaan terbesar dari sebuah bank syariah dan bank konvensional adalah: bahwa bank syariah dan semua jasa keuangan syariah, telah melakukan filter (saringan) terhadap harta yang dititipkan untuk dikelola oleh mereka, dengan sebuah filter (saringan) yang khusus.

Beberapa waktu lalu, kebetulan aku bertanya pada beberapa orang yang aku anggap memahami tentang keuangan syariah tersebut. Menurut dia:

Perbedaan mendasar dari bank syariah atau jasa keuangan syariah dibanding dengan bank konvensional dan jasa keuangan konvensional lain adalah, disini dilakukan saringan untuk apa saja uang yang dikumpulkan dari masyarakat tersebut dikelola dan disalurkan atau dikembangkan. Dari awal, kami tidak pernah melakukan kerjasama dengan segala sesuatu yang masuk wilayah haram menurut syariah Islam atau masuk wilayah subhat. Dengan begitu, ketika terjadi pembiayaan atas modal, maka modal yang diberikan tidak akan diberikan pada bisnis penggandaan uang atau money game atau rokok atau minuman keras atau kegiatan lain yang masuk wilayah haram atau subhat. Jadi, perputaran uang beredar di wilayah yang memang memberikan kemaslahatan untuk orang banyak dan insya Allah pada semua kegiatan yang dibolehkan oleh agama Islam.


Menurutku, kelebihan dari bank syariah inilah yang belum disosialisasikan pada masyarakat. Padahal, jika saja kelebihan ini yang disosialisasikan di tengah masyarakat secara terus menerus, maka kecintaan masyarakat pada keuangan syariah insya Allah akan tumbuh. Karena, mereka kelak mendukung keuangan syariah bukan karena dilandasi rasa takut terkena api neraka; tapi karena sebuah semangat bahwa ketika mereka mendukung keuangan syariah maka otomatis mereka sudah ikut dalam sebuah kegiatan dakwah berjamaah dengan masyarakat muslim yang lain.

Bukankah segala sesuatu yang dilakukan atas dasar cinta dan semangat untuk menumbuh-kembangkan cinta itu akan lebih besar gaungnya ketimbang segala sesuatu yang dilakukan atas dasar rasa takut?

diambil dari sini

Untuk itu, saranku selanjutnya untuk kemajuan keuangan syariah dan bank syariah adalah:
  1. Lakukan sosialisasi semua kelebihan dari menggunakan jasa keuangan syariah dan bank syariah.
  2. Sosialisasikan jasa keuangan syariah dengan cara bukan hanya mendatangi sekolah-sekolah saja tapi juga dengan melakukan banyak kegiatan sehingga masyarakat bisa lebih mengenal apa itu bank syariah.
  3. Berani berkembang pesat, berarti satu: harus bisa bertindak lebih profesional lagi. Jangan sampai terjadi  keteledoran pegawai, perilaku tidak ramah, pelayanan yang lamban, dan penentuan waktu yang tidak ditepati (jujur saja, aku selalu menggunakan bank syariah, tapi pernah satu dua kali menemui hal-hal seperti di atas; dan sayangnya, ketika dibandingkan dengan layanan yang diberikan oleh bank konvensional ternyata kualitas bank syariah masih harus mengejar lagi).
Jika semua hal terus diperbaiki, ditingkatkan, insya Allah ke depannya masyarakat kita akan beralih berbondong-bondong menggunakan produk jasa keuangan syariah dan bank syariah. Dan dengan penuh percaya diri akan mengatakan : Aku Islam, maka aku cinta keuangan syariah. 

iB Blogger Competition






11 komentar

  1. kelebihan bank syriah bukn hnya soal tdk riba saja tho ternyata, baru tau, tengkiu infonya ya mak ade..
    yoyoyow maju terus bank syariah amin

    BalasHapus
  2. mau ikut lomba ini juga tp gak jadi, baru ngeh kalo harus minimal 3000 kata, sadarnya pas DL pula, pas saya lagi sakit pula...lho kok jadi curhat ya hehehe

    BalasHapus
  3. Aku pengen nih pindah ke bank syariah, tp blm sempet2 ngaturnya :)

    BalasHapus
  4. Iya nih Mba Ade, aku juga selama ini berpikir pendek bahwa syariah hanya label yang ditempelkan saja di produk2 perbankan dari bank konvensional itu. Kudu mulai lebih aware lagi nih soal bank syariah.

    BalasHapus
  5. kartunya banyak banget, mba Ade. hehe :D aku belum punya rekening di bank syariah, tapi pernah pakai atmnya. ternyata banyak ya atmnya sekarang. :)

    BalasHapus
  6. Artikelnya bagus, semoga menang ya Bu...:D

    BalasHapus
  7. Keren banget mba Ade sosialisasinya,
    Salam kenal saya Razi.
    Sebagai sarjana ekonomi syariah, saya cukup senang dan bangga dengan tulisan mba ini
    alhamdulillah
    :)

    BalasHapus
  8. Sampai sekrng belum terlalu ngerti perbedaan mendasar bank konvesional dan bank syariah.

    BalasHapus