Catatan akhir tahun 2012: Sekedip Mata (Tentang Ibu Suwantji Sisworahardjo)



[Catatan akhir tahun] Rasanya, satu peristiwa lain yang rasanya juga perlu saya catat sebagai peristiwa penting dalam hidup saya adalah catatan saya untuk sebuah nama, seorang tokoh yang kehadirannya cukup penting bagi saya, juga bagi suami saya. Yaitu: Ibu Suwantji Sisworahardjo.

CATATAN AKHIR TAHUN 2012: Takdir Yang Menakjubkan

[Catatan akhir tahun] 2012: Kisah Bunga Liar

Tanah pekarangan di rumah saya memang tidak luas. Hanya selebar 1,5 x 3 meter persegi saja tanah pekarangan tersebut. Bisa jadi, karena tanah sekecil inilah maka persediaan air tanah saja alhamdulillah terus tersedia.

Catatan akhir tahun 2012: Kesempatan Yang Kita Miliki



Ada banyak hal-hal yang tampaknya sederhana di atas muka bumi ini.

Catatan akhir tahun 2012: Hadiah Yang Diinginkan


[Keluarga] Tahun 2012, anak saya Hawna, genap berusia 6 tahun.  Dia sudah kelas dua sekolah dasar di tahun ini, terhitung sejak Juli lalu. Sama seperti anak-anak lain seusianya, jika diajak shalat, dia belum bisa konsentrasi sebagaimana anak-anak usia lebih tua darinya. Tubuhnya berdiri tegak, tapi pinggulnya kadang megal-megol menari diam-diam. Sesekali, saya mendengar senandung kecil amat lirih keluar dari mulutnya.

Dengan Permen GoFress, Bau Mulut Go Away

[Lifestyle] Aku, paling suka lihat laki-laki yang memakai kacamata sejak dahulu. Di depan mataku, mereka sering terlihat begitu cerdas dengan kacamatanya. Apalagi jika sambil menjelaskan sesuatu lalu dia membetulkan letak kacamatanya yang melorot di hidungnya dengan ujung telunjuk yang sebenarnya semula sedang bergerak-gerak menjelaskan sesuatu.

Wah. Keren abiss.

Catatan akhir tahun 2012: Mencoba Meraih Mimpiku Sendiri

[Keluarga] Setelah menikmati Bebek Panggang Daun Pisang yang yummy, aku menikmati ice cream rasa cookies n cream sambil menikmati oleh band lokal yang penyanyinya (cowok) bisa membawakan aneka lagu, lengkap dengan gaya penyanyi aslinya. Jadi, suaranya bisa berubah sesuai dg perubahan lagu yg dia bawakan.

Review Film Of Two Minds: Tugas Sebenarnya Dari Seorang Ibu

Pernah gak membayangkan jika suatu hari nanti kita harus menggantikan tugas seorang ibu? Bahkan, ketika kita sudah menjadi ibu yang sempurna sekalipun. Film Of Two Minds (sebuah film televisi yang diproduksi bulan maret 2012), adalah film yang menceritakan tentang seorang perempuan yang sukses selama 20 tahun menjadi seorang istri yang disayang oleh suaminya, juga dicintai oleh dua anaknya yang berprestasi di sekolahnya. Kebahagiaan puncak menjadi seorang perempuan rasanya sudah dia raih.

HAPPY MOTHERS DAY 22 DESEMBER 2012

[Catatan Akhir Tahun] Salah satu acara reality show televisi luar yang saya sukai adalah "The Apprentice", tapi dibandingkan yang dibawakan oleh Donald Trump yg versi USA, saya lebih suka yang dibawakan oleh Sir Alan Sugar, yang versi BBC channel (inggris). Perjuangan para pekerja muda untuk menjadi seorang pekerja  sekaligus manajer yang handal itu amat menarik untuk disimak. Mereka harus bersaing dengan sesama pesaing untuk menjdi yang terbaik. Pada akhir kompetisi, yang menariknya adalah, pemenangnya, (yaitu mereka yang akan diberi gelar manajer terbaik) ternyata bukanlah seseorang yang mampu menghasilkan uang terbanyak untuk kemajuan perusahaan. Juga bukan orang yang berhasil menjual product terbanyak hingga menghasilkan laba terbanyak bagi perusahaan.

Cinta Pertama (1973)

Hari ini aku nonton film Cinta Pertama, film jadul tahun 1973 yang diperankan oleh Slamet Rahardjo dan Christine Hakim. Ceritanya sederhana, tapi sama sekali tidak membosankan. Aku cukup menikmati film ini. Kisah cinta antara Ade (diperankan oleh Christine Hakim) dan Sebastian (Slamet Rahardjo Jarot). Mereka bertemu dalam perjalanan kereta api yang sudah almarhum, kereta api Parahyangan, dan bahkan film ini juga disponsori oleh  sebuah Bank yang juga sudah almarhum, Bank Bumi Daya (info gak penting: ini bank pertama waktu aku belajar menabung ketika duduk di bangku SMA. Waktu SMP, aku nabungnya di kantor pos).

copas dari website Sindikat Penulis: Cara mengritik yang baik

Ini ada tulisan keren yang aku copas dari webnya Sindikat penulis. Silahkan simak.
---------------------
Sebagai seorang penulis -apalagi penulis pemula seperti saya--  kadang kalau menerima kritik itu memang menjengkelkan. Bagaimana tidak? Kita sudah berusaha semaksimal mungkin untuk membuat awal tulisan yang mantap, memikirkan ending yang aduhai, mencari metafora-metafora yang tidak kuno, memikirkan frasa-frasa yang menurut kita bertenaga, dan lain sebagainya. Tapi, ketika tulisan itu kita sebar ke orang lain, kok ya malah dikritik? Menyedihkan sekali, bukan? Padahal sebelumnya kita sudah yakin sekali bahwa tulisan kita ini adalah tulisan paling bagus senusantara. Kuntowijoyo sama Danarto mah lewat, begitulah kita berkata sehabis membaca tulisan yang baru selesai kita buat. Tapi, apa boleh buat, meskipun menjengkelkan, setidaknya kita juga harus tahu diri. Bahwa siapa tahu saja tulisan kita memang buruk dan kitanya saja yang terlalu narsis. Bukankah konsekuensi seorang penulis itu adalah harus siap menerima kritikan? Kalau tulisan kita tidak mau dikritik, ya, sepertinya kita tidak usah menulis saja. Simpel. toh?

ini bukan jualan 1


Ya...  ini bukan barang dagangan. Jadi, gak usah mesen ke aku ya. Aku lagi ngumpulin model-model gamis yang lucu-lucu dan unyu-unyu. Biar gak hilang karena mobilitas di internet yang cepat sekali, maka, aku simpan saja disini. Siapa tahu gitu...... hehehe *ngarep.com





(sumber dari berbagai dagangan orang yang ada di internet)




ini bukan jualan 2

masih terkait dengan model gamis yang aku suka dan sekali lagi.. tidak untuk diperdagangkan. Cuma ngumpulin aja, karena aslinya aku biasanya sih jahit sendiri kalau udah bener-bener suka banget karena emang susah nyari ukuran yang udah jadi untuk ukuran badanku yang tinggi besar ini.




Pelajaran Menulis Yang Didapat Dari Penjurian Lomba Novel DKJ 2010

 ini link lengkapnya : Pemenang Novel DKJ 2010.
berikut ini adalah copy paste hal-hal yang menurutku penting untuk disimak dan diingat:


 Berikut adalah catatan singkat tentang keempat novel unggulan dalam sayembara kali ini:
‘Persiden’ karya Wisran Hadi
Novel berlatar budaya Minangkabau yang mencoba mengangkat lokalitas dan persoalan-persoalan adat dengan cara pandang dan bentuk baru yang kritis. Tradisi dipertanyakan dan dibenturkan dengan kenyataan dan modernitas, bukan dimamah dan ditelan mentah-mentah. Alur bercabang di bagian akhir membuat novel ini lebih menarik dan tak konvensional.

Cinta yang Amat Besar dan Tak Ternilai Harganya Oleh Apapun

Sabtu kemarin (8 Desember 2012), sebuah berita duka datang padaku. Seorang anak pamanku meninggal dunia di usianya yang ke 28 tahun.
Innalillahi wainnailaihi rajiun.


Anak pamanku ini menderita keterbelakangan mental sejak usia 6 bulan. Semua bermula ketika aku masih kecil dahulu. Pamanku, yang adalah seorang yang berasal dari keluarga sederhana. Amat sederhana. Dia menikah dengan tanteku yang cantik jelita. Wajah tanteku mirip dengan wajah Nur Afni Oktavia (artis jelita tempo dulu). Gadis dari keluarga kaya non muslim yang  hijrah menjadi seorang muslimah setelah menikah dengan pamanku. Tapi, hijrahnya dia pada Islam ini menyebabkan tanteku diusir dari keluarganya, juga dicoret dari anggota keluarganya. Tapi cinta, tentu saja selalu mengalahkan segalanya. Meski menjadi "no body child", tanteku tetap mencintai pamanku. Dan bahkan dia rela menjalani hidupnya yang kini berubah drastis 180 derajat. Dari yang semula tinggal di rumah yang luas dan lapang, kini tanteku tinggal di rumah kontrakan petak yang amat kecil. Hanya terdiri dari dua sekat ruangan, kamar merangkap ruang tamu, dan dapur yang merangkap ruang makan. Kamar mandinya ramai-ramai dengan tetangga kiri kanan, itu pun harus mau menimba air sumur dulu jika ingin menggunakan kamar mandi dan WC-nya. 


Jangan Kucilkan Kami (sebuah permintaan dari hati, seorang ODHA)

 Sebenarnya, tidak ada yang berubah padanya. Ketika saya bertemu dengannya, dia tetap seorang lelaki dengan wajah rupawan berkulit putih bersih dan memiliki karakter yang pendiam. Anaknya sudah dua orang. Keduanya adalah anak perempuan yang cantik-cantik dan memiliki garis wajah blasteran Indo. Saya tidak menyangka bahwa dia terinfeksi virus HIV Aids. Kita sebut saja namanya Tono, karena dia memang tidak ingin kondisi dirinya yang terinfeksi virus mematikan itu diketahui oleh orang banyak. Yang mengetahui kondisinya hanyalah kami, orang-orang yang dekat saja. 

I wish they come with miscall feature

Huff...
sudah dua hari nih aku kehilangan jam tanganku. Jadi, pergi kemana-mana sekarang tanpa mengenakan jam tangan. Dan sebagaimana lazimnya barang yang hilang. aku baru sadar betapa pentingnya jam tangan tersebut.

Jam tangan itu sudah seperti bagian dari keseharianku. Dia bukan cuma penanda waktu, tapi sekaligus juga penanda arah buatku.
Hmm.. iya, aku sering lupa arah kiri kanan, itu sebabnya letak jam tanganku sejak aku memakainya pertama kali dulu (ketika duduk di kelas 4 SD) tidak pernah berubah, selalu ada di pergelangan tangan kanan. Itulah penanda tangan kanan, arah kanan.
Kehilangan jam tangan selama dua hari ini membuatku merasa ada yang hilang dan kurang dari diriku. Hiks.. I miss my Watch.

Tentang kode E pada ingredient makanan: halal atau haram?

(ditulis oleh:  Nanung Danar Dono)

Di antara sahabat2 sekalian barangkali ada yg pernah mendapatkan berita bohong di internet (hoax) ‘yang menggelisahkan’ yang bertajuk : “Kode Babi pada Makanan Kemasan (termasuk dalam ES KRIM MAGNUM)” melalui email, mailist, Facebook, Twitter, maupun SMS.
Atas saran banyak sahabat, saya diminta membuat tulisan (note) agar mudah di copy-paste sahabat2, agar bisa bersama2 kembali menenangkan umat dengan berita yang benar.

Sahabat-sahabat sekalian yang dirahmati Allah Swt.
Saya pertama kali memperoleh hoax (informasi bohong di internet) ini di sekitar tahun 2004/2005. Sekarang hoax ini muncul lagi, bahkan menyebut salah satu produk dari sebuah perusahaan terkenal di tanah air. Saya sedih...hoax ini jadi pesan berantai. Banyak saudara kita yang tidak tahu, lalu merasa wajib menyebarluaskannya.

10 Pekerjaan Yang Amat Membantu Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Versi Ade Anita


Rasanya, tepat apa yang dikatakan oleh Jim Yong Kim, Presiden Group Bank Dunia berikut ini. Yaitu bahwa pekerjaan yang baik dapat mengubah kehidupan seseorang, sementara jenis-jenis pekerjaan yang tepat, bahkan mampu mentransformasi sebuah masyarakat.
Bahkan, dalam laporan Pembangunan DUnia 2013 tentang Pekerjaan ("World Development Report 2013: Jobs atau WDR 2013), disebutkan bahwa:  di negara berkembang, pekerjaan tidak hanya penting sebagai sumber mata pencaharian, tetapi juga sangat penting untuk mengentas kemiskinan, memperbaiki kondisi wilayah perkotaan, dan menjauhkan generasi muda dari tindak kekerasan.  (dikutip dari http://www.worldbank.org/in/news/2012/10/01/jobs-cornerstone-development-says-world-development-report)

Saya sebagai ibu rumah tangga sendiri, sering sekali merasa terbantukan oleh kehadiran beberapa pekerjaan yang kelihatannya sepele tapi nyata ini amat sangat membantu keseharian pekerjaan saya. Nah, berikut ini adalah 10 Pekerjaan yang amat membantu keseharian pekerjaan seorang ibu rumah tangga versi  ade anita.

Rencana Baru Tahun Depan: Sesuatu Yang Baru Lagi

Tahun depan, insya Allah usia saya akan memasuki usia 43 tahun. Belum tua sebenarnya, tapi gak bisa dibilang muda. Tapi satu hal yang mencolok di usia kepala 4 ini adalah, nyaris semua kesempatan untuk berkiprah sudah ditutup. Kalau tidak percaya, coba saja lihat semua iklan lowongan pekerjaan, pasti mencantumkan usia maksimal 35 tahun (ya satu dua ada yang mencantumkan usia maksimal 39 tahun tapi itu bisa dihitung dengan jari, bahkan jari di satu tangan!). Bahkan, satu dua ada yang mencantumkan bahwa kelak mereka memberlakukan usia pensiun 45 tahun. Itu sebabnya, agak janggal jika banyak yang menyebut "life begin at forty." alias hidup baru bermula di usia 40 tahun.

Hmm... Masa sih? Memangnya hidup itu, apa sih? 

Saya mengumpulkan banyak definisi tentang apa itu hidup. Jumlahnya banyak. Tapi, secara garis besar hidup itu adalah memenuhi kebutuhan kita untuk hidup (to live), bertahan (to survive), dan berkembang (to growing up). Sejak kecil, kita belajar dari tidak tahu apa-apa menjadi tahu banyak. Lalu belajar dari tidak bisa apa-apa, menjadi bisa macam-macam. Semua terjadi secara bertahap dan ternyata, tanpa disadari, mencapai puncaknya di usia 39 tahun. Karir, pendidikan, berketurunan, mengembangkan kemampuan sosialisasi, mengembangkan kemampuan diri, dan sebagainya. Kita sudah melalui itu semua dalam tahapan berjenjang setiap tahun. Hingga tanpa disadari, di usia 39 tahun, tiba-tiba saja kita sudah menemukan diri kita sudah menguasai banyak hal. Bahkan ada yang sampai di tahap pakar.  nah, disinilah banyak yang akhirnya mulai menikmati masa-masa kejayaan dari buah kerja keras sebelumnya.