Medan Selayang Pandang

[Parenting] Yang tak terduga 2 tahun lalu adalah, ketika anak sulungku datang menghadap aku dan suamiku karena satu keinginannya, dia ingin menikah.

Waktu itu, siang-siang dan kami sedang menikmati brunch sambil berbincang di meja makan. Anakku tuh bicaranya santai banget. Dia bersandar dengan wajah menatap layar televisi dan tangannya sibuk dengan cemilan di tangan. Kausnya lusuh, dua kakinya terulur panjang meski dia sedang duduk di atas kursi. Punggungnya bersandar melorot ke bawah hingga tengkuknya bisa bersandar di sandaran kursi makan. Aku pikir dia sedang berkhayal ketika berkata, "Ibu, ayah, aku boleh nggak nikah muda?"

Kembali ke Pantai Parangtritis

[Keluarga] Kalau dihitung dengan jari, kedatanganku ke kota Yogyakarta bisa dihitung dengan jari loh. Pertama kali liburan ke Yogyakarta itu waktu masih kecil. Yaitu ramai-ramai dengan keluarga besar dari sisi ayahku. Kedua ketika baru menikah dalam rangka bulan madu, ketiga di tahun 2013, dan terakhir tahun lalu ketika sudah punya menantu.

Wow banget nggak sih? Karena setiap kali datang ke Yogyakarta, selalu ada perubahan formasi anggota keluarga yang dibawa serta. Alhamdulillah. Tapi, meski sudah beberapa kali datang ke Yogyakarta, tidak banyak perubahan yang terjadi di kota Yogyakartanya sendiri. Memang sih hotel-hotelnya bertambah, dan ada penambahan daerah wisata baru yang sesuai dengan kebutuhan jaman. Yaitu tempat wisata yang instagramble. Tapi yang lainnya, bisa dibilang tidak banyak berubah.


Memperkenalkan Anak Pada Kelola Keuangan

[Parenting] Kapan sebenarnya saat tepat untuk memperkenalkan sistem kelola keuangan pada anak? Di keluargaku, sepertinya hal ini sudah dilakukan sejak mereka masih kecil alias berusia dini. Bukan berarti mengajarkan anak balita tabel pengeluaran dan pemasukan serta saldo untung atau saldo rugi ya. Tapi, sejak mereka bisa meminta dibelikan sesuatu pada kita. Yang diperkenalkan adalah tentang pentingnya uang dalam kegiatan pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari.

"Wah. Kita kayaknya belum bisa beli ini deh. Uangnya nggak cukup. Bulan depan saja ya." Itu misalnya. Dengan begitu anak menjadi mengerti bahwa segala sesuatu itu ada harganya dan nominal yang tertera di lembaran uang itu menandai harga yang berkonsekuensi batas kemampuan untuk membelinya. Jika nominal harga yang tercantum di tag price sebesar Rp15.000 misalnya, maka nominal uang Rp2000 otomatis tidak cukup untuk membeli barang tersebut.

Kekuatan Hashtag di Media Sosial

[Lifestyle] Alhamdulillah, sejak menjadi seorang blogger dan di saat yang bersamaan mau tidak mau jadi penggiat media sosial juga, aku sedikit mengerti bahwa bagaimana caranya untuk mensosialisasikan sesuatu di tengah masyarakat. Internet itu memang sudah merambah dan menyapa nyaris seluruh masyarakat. Bahkan hingga ke pelosok-pelosok sekalipun.

Itu sebabnya, tidak heran jika kian lama, profesi blogger semakin dipandang sebagai profesi yang penting untuk kegiatan mensosialisasikan sesuatu  di tengah masyarakat.

Aku termasuk blogger yang pernah merasakan bagaimana ketika melakukan liputan sebuah launching sebuah produk, blogger duduk bersisian dengan pihak media cetak sama banyaknya. Dan ketika itu sempat mengobrol dengan mereka.