Kekuatan Hashtag di Media Sosial

[Lifestyle] Alhamdulillah, sejak menjadi seorang blogger dan di saat yang bersamaan mau tidak mau jadi penggiat media sosial juga, aku sedikit mengerti bahwa bagaimana caranya untuk mensosialisasikan sesuatu di tengah masyarakat. Internet itu memang sudah merambah dan menyapa nyaris seluruh masyarakat. Bahkan hingga ke pelosok-pelosok sekalipun.

Itu sebabnya, tidak heran jika kian lama, profesi blogger semakin dipandang sebagai profesi yang penting untuk kegiatan mensosialisasikan sesuatu  di tengah masyarakat.

Aku termasuk blogger yang pernah merasakan bagaimana ketika melakukan liputan sebuah launching sebuah produk, blogger duduk bersisian dengan pihak media cetak sama banyaknya. Dan ketika itu sempat mengobrol dengan mereka.




"Mbak dari blogger ya?" dan dia melanjutkan bahwa dia dari salah satu media cetak. Lalu kami ngobrol sambil mengudap makanan yang memang disediakan.

"Sekarang, blogger juga diikut sertakan ya mbak untuk acara liputan seperti ini. Dulu blogger nggak ada yang ikut." Aku hanya senyam-senyum saja. Lalu pembicaraan berlanjut. Dia bertanya-tanya apa saja tugasku sebagai blogger. Aku menjelaskan padanya bahwa tugasku sebagai blogger selanjutnya adalah:

1. Selama acara berlangsung, saya dapat tugas untuk memberitakan acara ini secara live di twitter dan instagram. Jadi, nanti dibagikan hashtag tertentu kepada semua blogger yang terlibat dan dengan hashtag itulah kami ngetwit sebanyak mungkin tentang acara ini.

2. Bisa jadi, inilah perbedaan antara blogger dan wartawan. Wartawan baru akan memberitakan tentang acara ini mungkin besok. Nah, blogger memberitakan tentang acara ini here and now lewat twittan di twitter dan instagram story atau instagram feed. Bahkan kadang ada juga yang diberitakan di facebook. Dengan begitu masyarakat jadi tahu bahwa hari ini nih acara itu berlangsung dan acara diberitakan tanpa jeda waktu alias saat ini juga.

3. Nah, perbedaan lain antara blogger dan wartawan adalah. Berita yang diwartakan oleh wartawan kan besok nih. Beredar dimasyarakat, sementara blogger diberi waktu 7 hari untuk bisa menyelesaikan tulisannya. Tapi, justru itu yang membuat umur sebuah berita jadi lama bergaung di tengah masyarakat. Karena, hari ini berita itu diberitakan live oleh blogger, lalu masyarakat mendengar atau mengetahuinya. Nah, besoknya, berita itu tersiar di media cetak. Masyarakat jadi tahu lagi. Setelah itu, kejadian terjadi macam-macam, nah, 7 hari kemudian berita itu muncul lagi lewat tulisan di blog masing-masing blogger dan otomatis biasanya tulisan itu bakalan dishare oleh si blogger bersangkutan di akun media sosialnya masing-masing. Itu sebabnya umur berita itu jadi lebih panjnag karena kolaborasi blogger dan wartawan.

4. Dan sebenarnya ada perbedaan di tengah masyarakat terkait dengan kegiatan mencari berita. Ada golongan masyarakat yang lebih percaya pada media cetak dimana beritanya ditulis oleh wartawan, tapi ada juga golongan masyarakat yang lebih percaya pada blog dimana di dalam blog tersebut ada ulasan dari si blogger yang dianggap ulasannya lebih jujur dan lebih mengangkat sisi-sisi lain yang tidak diangkat oleh wartawan media cetak. Baik itu detil maupun tips dan trik yang lebih bersifat testimoni pribadi atau pengakuan pribadi si blogger. Nah, kolaborasi dari wartawan dan media cetaknya serta blogger dengan blog dan akun media sosialnya inilah yang memperkaya pengetahun masyarakat akan sesuatu.

para blogger yang sedang meliput sebuah acara sosialisasi program pemerintah

Jadi, jika ditanya mana yang lebih memberi pengaruh akan sebuah penyebar-luasan sebuah informasi di tengah masyarakat? Media cetak atau blog? Jawabannya tentu saja keduanya, karena keduanya saling bersinergi dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Llau, masa terus berubah dan itu juga membawa perubahan di tengah masyarakat. Kian lama, karena penggunaan internet yang makin meluas, perlahan media cetak mulai banyak yang bertumbangan karena harga kertas yang juga semakin mahal. Tapi, media online semakin banyak.

Sekali lagi, antara blog dan media online keduanya saling bersinergi.

Kekuatan Hashtag di Media Sosial


Hanya saja, ada sebuah pergeseran yang sekarang terjadi. Yaitu berkaitan dengan semakin munculnya budaya malas-baca-banyak.

Hehehe. Iya.
Jadi, para blogger itu bekerja berdasarkan angka prestasi yang ditunjukkan oleh DA dan PA rank. Juga prestasi yang ditunjukkan oleh angka di google analytic.

Semakin tinggi angka perolehan DA dan PA rank, dan semakin cantik angka yang diperlihatkan oelh google analytic, maka apresiasi terhadap seorang blogger pada blog yang dikelolanya juga akan semakin baik. Apresiasi ini menyangkut ajakan kerjasama dan nilai fee yang akan dia terima dari kerjasama tersebut.

Semua bisa dicek disini nih:

https://smallseotools.com/domain-authority-checker/ untuk mengecek DA/PA rank
https://analytics.google.com/analytics/web/provision/?authuser=0#/provision  untuk mengecek googla analytic.

Nah, salah satu tips yang beredar di tengah blogger agar blog mereka menjadi lebih baik adalah, mempertahankan pembaca agar bisa bertahan di blognya selama mungkin. Karena itu berarti pembaca benar-benar membaca tulisannya dengan ikhlas dan kesadaran untuk mencari informasi. Bukan karena basa-basi atau ada pamrih agar terjadi kunjungan balik. 

Terkait dengan tips ini, ada banyak blogger yang akhirnya memutuskan untuk menulis sebanyak mungkin. Banyak banget sampai-sampai tulisannya mirip buku panduan sih menurutku.

Akibatnya malah jadi anti klimaks. Masyarakat jadi merasa bosan jika harus berkunjung ke sebuah blog untuk mencari informasi.

"Ya ngapain deh mampir ke blog buat cari informasi kalau informasi itu bisa kita dapat di buku panduan? Baca buku panduan di blog malah ngabisin pulsa dan kuota. Mending baca brosur aja yang gratisan."

Itu alasan yang aku terima hasil dari ngobrol dengan teman yang memutuskan malas buka blog jaman sekarang.

Lalu, kemana masyarakat lari setelah mereka malas mampir ke blog? KE AKUN TWITTER DAN INSTAGRAM ATAU FACEBOOK.

Nah. Disinilah mulai terjadi gejala yang luar biasa. Animo masyarakat membaca twitter dan instagram atau facebook malah meningkat, dan perlahan blog mulai ditinggalkan.
Dan hal yang luar biasa terjadi adalah, pengakuan akan kekuatan sebuah hashtag.

Kenapa kita harus menulis dan mencantumkan hashtag? karena dengan hashtag tulisan kita akan terkelompokkan secara otomatis dalam peredarannya di media sosial twitter, instagram atau facebook.

Orang yang ingin tahu saat ini lagi ramai apa sih? Cukup cari trending topik di twitter dan bertemulah dengan apa yang sedang dibicarakan oleh banyak orang saat ini.  Dan itu membuat rasa ingin tahu mereka muncul untuk mengikuti berita tersebut. Terlepas dari berita itu penting atau tidak penting.

Dasyatnya, media elektronik, mulai menggeser kegiatan mereka ketika ingin menampilkan sebuah berita dalam tayangan mereka. Mereka akan memberitakan sesuatu yang sedang menjadi trending topik itu dalam tayangan berita mereka di televisi.

#kriminalisasiulama

Serta merta muncul acara talk show yang mengundang banyak pakar atau yang dianggap punya keberanian untuk menjadi pakar, guna berdiskusi tentang apa itu kriminalisasi ulama.

#makantuhjalantol

Serta merta muncul acara talk show yang mengundang banyak pakar atau yang dianggap punya keberanian untuk menjadi pakar, guna berdiskusi tentang apa itu gejala protes "makan tuh jalan tol"

Demikian dinamika dalam masyarakat. Jadi, jangan anggap remeh hashtag yang berhasil nangkring menjadi Trending Topik di media sosial.



1 komentar

  1. Bener banget mbak, kalau mau lihat hal apa yang lagi hits hari ini tinggal buka trending twitter, kemudian klik dan ketemu deh itu maksudnya trending apa :D

    BalasHapus