Mukjizat

tulisan ini aku share di notes facebookku pada tanggal 9 juni 2012.

Apa kalian percaya bahwa mukjizat (dalam kamus bahasa Indonesia, mukjizat diartikan sbg keajaiban yg terjadi diluar kemampuan nalar pikiran manusia) itu ada? Sebaiknya percaya. Mukjizat itu memang nyata ada.

Kerlip BIntang Di Langit Kuala LUmpur

TUlisan pindahan dari blog lamaku, Hello Myself-nya ade anita

SATURDAY, DECEMBER 11, 2004
<$BlogItemURL$>">Link" title="external link" class="title-link">
Kerlip Bintang Di Langit Kuala Lumpur
kerlip bintang di langit Kuala Lumpur

Posted by Hello
Sebuah bunga api bundar terlontar memanjang ke udara. Ketika menyentuh batas cakrawala pandangan, bunga api itu terpendar dan memencar menjadi bulir-bulir kecil bunga api yang saling memenuhi angkasa biru gelap langit malam. Itulah pendar kembang api atau mercon. Benda yang satu ini ramai dinyalakan orang di langit Kuala Lumpur sepanjang malam-malam hari raya selepas ramadhan. Semua orang merayakan kedatangan Aidul Fitri. Semua orang terlibat dalam kegembiraan yang menandai berakhirnya masa berpuasa.

Ada sebuah kegembiraan setiap kali melihat bunga api yang menghiasi angkasa. Kembang api itu terlihat indah manakala membentuk ilustrasi dedaunan pohon nyiur. Tiba-tiba saja, langit yang semula berwarna senada, biru gelap cenderung hitam, terhias oleh warna terang yang berpendar ceria. Ada warna hijau terang, kuning cerah, lebih sering merah menyala. Beberapa kali warna biru elektrik terlihat. Makin terlihat ceria setelah kembang api itu bersanding serasi bersama pendar lampu-lampu yang menghiasi gedung Petronas di kejauhan. Subhanallah, sungguh amat cantik.

Kondo tempatku tinggal saat ini memang memiliki pemandangan langsung ke arah Petronas dan Menara Kuala Lumpur. Dari lantai sebelas ini, saban malam tak bosan mata ini menikmati keindahan kota Kuala Lumpur di waktu malam hari. Taburan lampu-lampu yang menghiasi gedung-gedung menjulang di kota ini amat menawan. Bahkan meski awan gelap, hujan besar dan kabut pekat datang menutupi langit sekalipun dan bahkan mampu menyembunyikan gedung-gedung tinggi itu dalam pelukan kabut pekatnya, sama sekali tak mengurangi rasa takjub menikmati keindahan yang tetap terhampar.

Maha Suci Allah. Maha Besar Allah. Dia-lah yang membuat siapa saja bisa menikmati berbagai pemandangan yang mentakjubkan. Karena kuasa Allah, dalam sekejap, langit berwarna cerah dan bersih dari kabut dan awan kelam. Lampu-lampu dari kamar gedung pencakar langit yang berkerlipan dari kejauhan bak taburan permata terlihat berlomba mempertontonkan kecantikannya. Karena kuasa Allah pulalah dalam sekejap semua pertunjukkan lampu-lampu tersebut ditutup seperti hilang oleh kabut. Menara Petronas dan Kuala Lumpur Tower yang biasanya terlihat amat perkasa pun bahkan bisa dihilangkan dalam sekejap hanya oleh segumpal awan tebal. Hinggar bingar suara mercon tak terasa mengganggu. Yang tertangkap adalah rasa kagum dan terpekur dalam renungan atas karunia Ilahi. Utuh.

Suatu malam, setelah makan malam di kedai Nasi Kandar selesai, di perjalanan pulang, aku bertemu dengan segerombolan anak-anak muda yang sedang asyik menyalakan mercon (= petasan) kembang api. Bola-bola mercon kembang api itu dilontarkan ke angkasa sekuat tenaga. Ada juga yang menggunakan bantuan ketapel. PLASH. Bola mercon kembang api itu melesat ke udara, beberapa detik kemudian dia tampak mengeluarkan suara ledakan, lalu sejurus kemudian muncullah bunga api yang berpencar ke segala arah membentuk rangkaian daun pohon nyiur. Bau bubuk mesiu dari mercon yang terbakar itu merebak dan singgah di hidungku. Suara ledakan pun terdengar begitu membahana dan memekakkan telinga. Gaya anak-anak muda itu melontarkan bola mercon kembang api tersebut, mengingatkan aku pada sosok-sosok penuh semangat di Palestina sana.

Ya.
Jika di Malaysia yang merdeka dan larut dalam kegembiraan menyambut Aidil Fitri ini, anak-anak muda bersuka ria menyalakan mercon kembang api. Di Negara-negara yang terlibat peperangan dan penjajahan, anak-anak muda mereka, dengan gaya yang sama, asyik melontarkan granat dan batu ke arah penjajah negera mereka. Sama-sama menebarkan bau bubuk mesiu, sama-sama menimbulkan suara ledakan yang memekakkan telinga, sama-sama menimbulkan bunga api, tapi berbeda dampak dan niatnya. Yang satu bisa jadi hanya menimbulkan dampak kesenangan sementara, sementara yang lain mampu mengobarkan semangat kepahlawanan. Yang satu bisa jadi hanya muncul dari niat untuk memperoleh alternatif kegembiraan, yang lain berasal dari niat Jihad Fisabilillah. Sebuah penjajahan adalah tindakan penjarah yang utuh melanggar norma-norma kemanusiaan. Sebuah penjajahan adalah tindakan perampok yang sekaligus bertindak sebagai pembunuh dan berwajah amat keji. Mempertahankan negara dan akidah dari cengkeraman penjajahan adalah keharusan, bahkan termasuk bagian dari ibadah fardhu ain. Ganjarannnya tentu saja Jihad Fisabilillah.

Dan kembali aku terpekur menatap pemandangan langit malam yang mentakjubkan. Selalu mentakjubkan.
posted by ade anita @ 10:59 AM

Cermin

Pindahan dari blog lamaku, Hello Myself-ade anita

SUNDAY, SEPTEMBER 26, 2004
apa kabar?
apa kabar myself?
masih berusaha menjadi diri sendiri atau ingin berubah seperti orang lain?
masih rajin bercermin dan memperhatikan senyummu disana,
atau sudah mulai melihat wajah orang lain dan kehilangan senyummu sendiri?

came on...
always be yourself...
posted by ade anita @ 1:03 PM

Meniadakan Tempat Untuk Pornografi

TUlisanku yang dipindah dari blog lamaku Hello Myself-nya ade Anita

FRIDAY, OCTOBER 03, 2003
Meniadakan Tempat Untuk Pornografi
“Ibu..ibu..” Anakku yang baru berusia 4 tahun menarik ujung bajuku. Tangannya menunjuk ke sebuah majalah.”“Kok dia nggak pakai baju yah bu?” Spontan mataku mengikuti arah telunjuknya dan tampaklah di depan mataku sebuah majalah (atau tabloid) yang memperlihatkan seorang wanita yang hanya mengenakan bikini yang sangat mini, sehingga anggota tubuh yang seharusnya ditutupinya di sebelah dada tidak lagi tertampung dan terlihat seolah mendesak keluar. Aku mengalihkan pandangan mata anakku dengan segera. Sementara abang penjual majalah terlihat hanya senyum-senyum kecil sendirian.

“Nggak malu yah dik yah? Dia kepanasan mungkin, jadi buka baju.” Tukang majalah memberi komentar yang sama sekali tidak membantuku. Segera setelah uang kembalian dari majalah yang sudah aku beli aku terima, aku menarik anakku pergi menjauhi kios majalah tersebut.

Fuiih…. Tidak bisa disangkal memang. Kian hari, keterbukaan ternyata tidak lagi hanya monopoli para wakil rakyat dan mahasiswa saja. Keterbukaan juga kian disadari oleh para gadis model dan para artis. Rasanya, jumlah helai kain yang mereka pakai untuk pakaian mereka kian “irit model” dan “hemat bahan”. Jadi, kalau Cuma sekedar pakaian mini saja di tayangan tv atau media massa lain, itu sudah menjadi hal “yang sangat biasa”. Sekarang malah tayangan pakaian “serba irit” tersebut sudah semakin berkibar bersisian dengan tayangan gerak tubuh yang erotis. Mulai dari tayangan dangdut yang kian semarak dan hampir dimiliki oleh hampir seluruh stasiun televisi di Indonesia, hingga gerakan erotis lain yagn muncul di sinetron lokal.

Coba saja lihat sinetron “Montir-Montir Cantik”. Pertama kali aku melihat sinetron ini secara tidak sengaja, memperlihatkan seorang montir (diperankan oleh Sarah Azhari) yang sedang memberishkan mobil dengan menggunakan selang air dan sabun. Dengan diiringi musik, dia mulai bergoyang mengelap mobil, menyabuninya lalu hop la… kran air yang dipegangnya diarahkan pada dirinya sendiri. Setelah itu, diapun mandi di tempat pembersihan mobil itu, tentu saja dengan gerakan yang sangat erotis. Dan kamera terus menari-nari meliput liuk tubuhnya dimana pakaian basah yang dikenakannya sudah menempel di seluruh permukaan tubuhnya. Alhamdulillah remote televisiku waktu itu belum rusak sehingga ketika tayangan itu kian menampilkan keerotisan dari kemolekan tubuh Sarah Azhari, aku sudah berpindah channel.
Ah. Alhamdulillah.
Selamatkkah?
Tidak juga!!!
Setelah aku pindah, aku masih terperangkap pada goyangan para penyanyi dangdut yang tidak kalah erotisnya apalagi ditunjang dengan busana yang seakan menyatu dengan tubuh mereka. Kembali aku memencet remote agar channel berpindah.Dan lagi-lagi aku belum bisa bernapas lega.

Rasanya siaran televisi telah memerangkapku pada putaran acara yang membuat jantungku berdetak lebih cepat karena perasaan khawatir cakrawala berpikir anak-anakku tercemar.Channel baru yang tak sengaja aku pencet ternyata menampilkan adegan bermesraan antara sepasang kekasih yang masih muda. Mereka bukan orang bule dan itu memang bukan film bule. Tapi orang Indonesia karena sinetronnya juga sinetron Indonesia. Memang bukan adegan ranjang tapi adegan berciuman yang mungkin bagi kebanyakan orang adalah biasa tapi tidak di rumahku. Aku punya anak-anak yang masih kecil dan sebagai orang tuanya, aku dan suamiku bersepakat untuk tidak memperkenalkan, atau memperlihatkan, atau memberi ruang bagi adegan-adegan tersebut.

“Itu bukan perilaku Islami karena dilakukan oleh orang yang belum resmi menikah”, itu yang kami coba tanamkan dalam pikiran anak-anak kami.Ah. Ternyata, jadi orang tua di zaman yang serba terbuka, serba permisif, serba bebas seperti jaman sekarang itu bukanlah pekerjaan mudah.

Itu sebabnya aku sangat gembira dengan berita yang aku baca siang ini.DPR telah menyusun Rancangan Undang-Undang Antipornografi dan telah membentuk panitia khusus untuk membahasnya. Salah satu materi yang diatur dalam RUU Antipornografi itu adalah larangan untuk menyebar-luaskan karya seni yang mengandung sifat pornografi di media massa (Kompas, 30/9/2003). RUU Antipornografi yang disusun Badan Legislasi DPR ini sebetulnya sudah diusulkan secara resmi 18 Juli 2003, tetapi panitia khusus untuk membahas RUU tersebut baru terbentuk 23 September.Rumusan salah satu materi yang membuatku lega terdapat pada pasal 7 RUU Antipornografi yang persisnya berbunyi:
”Setiap orang dilarang membuat, menyebarluaskan, dan menggunakan karya seni yang mengandung sifat pornografi di media massa cetak, media massa elektronik, atau alat komunikasi media, dan yang berada di tempat-tempat umum yang bukan dimaksudkan sebagai tempat pertunjukkan karya-karya seni.”
Penjelasan Pasal 7 menyebutkan, ”Karya seni adalah hasil ciptaan manusia yang memiliki nilai estetika yang tinggi, dan mengutamakan nilai-nilai intrinsik yakni yang bertujuan pada dirinya sendiri. Sebuah karya yang mengutamakan nilai-nilai ekstrinsik yakni yang bertujuan lain di luar dirinya sendiri, seperti tujuan promosi, meningkatkan penjualan, dan membangkitkan nafsu berahi, tidak dikategorikan sebagai karya seni.”
RUU mendefinisikan pornografi sebagai, ”…. Substansi dalam media atau alat komunikasi yang dibuat untuk menyampaikan gagasan-gagasan tentang seks dengan cara mengeksploitasi seks, kecabulan, dan/atau erotika (Pasal 1 Ayat 1).”
Pengecualiann pornografi diberikan untuk pembuatan, penyebarluasan dan penggunaan pornografi terbatas pada lembaga riset atauy lembaga pendidikan yang bidang keilmuannya bertujuan untuk pengembangan pengetahuan (Pasal 8 Ayat 1 dan 2). Penggunaan barang pornografi dapat dilakukan untuk keperluan pengobatan gangguan kesehatan (gangguan fungsi seksual dan alat reproduksi) setelah mendapatkan rekomendasi dari dokter, rumah sakitdan/atau lembaga kesehatan yang mendapatkan izin dari pemerintah (pasal 9).

Jika RUU ini lolos dan disahkan jadi UU (semoga) harapanku hanya satu. Tugasku sebagai seorang ibu yang membesarkan dan mendidik anak-anakku bisa sedikit ringan. Karena, salah seorang pengusul dan sekaligus anggota Pansus RUU tersebut yang berasal dari Fraksi Persatuan Pembangunan, Lukman Hakim mengatakan, “Tabloid dan majalah yang menampilkan karya seni porno tidak bisa dijual di sembarang tempat karena anak di bawah usia 17 tahun bisa mengakses”.

Semoga itu semua tidak sekedar janji. Ini bukan sekedar harapan tapi doa, karena aku ingin anak-anakku hidup di dunia dimana aku bisa aman mengizinkannya bermain di seluruh pelosok. Insya Allah.
posted by ade anita @ 1:29 PM

Anak sebagai Produk Pabrik Anak

Tulisanku yang dievakuasi dari rumah lamanya, Hello Myself-nya ade anita

FRIDAY, SEPTEMBER 05, 2003
Anak Sebagai Produk Pabrik Anak
Untuk ketiga kalinya, aku harus kehilangan harapan untuk memiliki anak lagi. Keguguran. Sebenarnya aku sudah memiliki dua orang anak yang manis. Alhamdulillah. Mereka berdua sungguh menjadi hiburan dan penyejuk mataku. Mereka juga menjadi sumber inspirasiku dalam berkarya. Ada banyak tingkah dan polah yang mereka lahirkan yang membuatku surprise dan terkagum-kagum karena terkadang aku merasa tingkah polah anak-anakku adalah perpanjangan dari tangan malaikat untuk menegurku sekaligus memahami sesuatu dan itu berlaku dalam banyak hal. Kini keduanya sudah mulai beranjak besar. Dan nostalgia serta kerinduan untuk kembali dapat menimang tubuh mungil seorang bayi yang lembut, halus, hangat dan manja membuatku ingin hamil lagi. Tapi mungkin Allah berkehendak lain.

Jika ada yang bertanya, sedihkan aku? Tentu saja aku akan merasa itu sebagai sebuah pertanyaan basa basi. Dalam kepalaku, ada sebuah pernyataan yang rasanya terpatri begitu besar dan lekat, mana ada seorang ibu yang tidak bersedih kehilangan anak-anaknya. Tapi ada hal yang lebih mulia yang harus dilakukan oleh para orang tua terhadap anak-anaknya. Mengikhlaskan segala sesuatunya karena anak sesungguhnya adalah amanah Allah yang bersifat sementara dan merupakan ujian tersendiri bagi orang tua. Itu sebabnya ada sebuah hadits yang mengatakan sebuah imbalan surga bagi orang tua yang mengikhlaskan kepergian dua orang anaknya akibat kematian. Bahkan di sekolah-sekolahpun ada sebuah pepatah yang diajarkan oleh para guru di pelajaran Bahasa Indonesia, “Seganas-ganasnya Harimau, dia tidak akan memangsa anaknya sendiri”.Tapi pernyataan ini, rasanya harus segera dikaji ulang.

Bagaimana tidak?

Selama bulan agustus dan hingga september ini, pihak keamanaan berhasil menangkap pelaku penyelundupan bayi. Para bayi ini diselundupkan dengan menyimpan mereka dalam kotak yang biasa dipakai oleh para nelayan untuk mengirim paket ikan gabus di dalam kotak peti kemasan. Peletakannyapun ditaruh di bagian penyimpanan barang-barang di perahu. Yup. Bayi-bayi mungil dan tak berdosa ini diletakkan seperti halnya barang-barang yang hendak diselundupkan ke luar negeri dengan menggunakan jalan laut (satu-satunya jalan yang paling aman untuk aktifitas penyelundupan karena negara kita memang dikelilingi oleh lautan yang luas.Astaghfirullah. Rasanya tak ada lagi hal yang lebih kejam dari hal tersebut. Rasanya, bayi-bayi tak berdosa itu benar-benar tak diperlakukan sebagaimana halnya seorang manusia. Padahal mereka sesungguhnya masih bersih dari berbagai macam noda dan dosa. Mereka lahir dengan fitrah yang putih bersih. Tapi peletakan mereka seperti itu dalam penyelundupan itu, tak lebih dari sebuah penghargaan bahwa mereka tak lebih dari sebuah barang yang ringan dan mudah dibawa kemanapun dikehendaki. Mereka tak ubahnya seperti barang-barang elektronik ilegal atau bangkai-bangkai ikan yang dibawa nelayan atau gelondongan-gelondongan kayu yang dibawa oleh para penjarah hutan untuk dijual ke negara tetangga secara ilegal!!

(Sebagai seorang ibu, apalagi karena baru saja kehilangan calon bayinya, aku sungguh sedih membaca berita ini). Ketika ditangkap, bayi-bayi itu ada yang baru berusia dua minggu. Bahkan seorang bayi yang berhasil sampai ke Malaysia (kota tempat tujuan penyelundupan ini sebelum mereka disebarkan ke tempat-tempat pemesanan yang entah dimana letaknya) ada yang masih bayi merah berusia satu minggu. Entah dimana nurani manusia-manusia yang terlibat dalam bisnis haram tersebut.Pada umumnya, bayi-bayi tersebut dikirim dari berbagai klinik bersalin (entahlah legal atau tidaknya) dengan disertai surat keterangan dari dokter pengirim bahwa para bayi-bayi tersebut bebas dari HIV-AIDS dan penyakit berbahaya lainnya. Yang lebih spektakuler, polisi akhirnya berhasil membekuk dan menangkap basah para pelaku di tempat kejadian.

DI sana (sebuah klinik bersalin di kota Lampung, Republika, 4 sep 2003), selain menangkap dokter, penadah juga ditangkap seorang ibu yang sedang hamil. Ibu tersebut sedang menunggu saat kelahiran sang bayi yang segera akan diserahkan pada klinik tersebut untuk dijual. Ah.Jika pepatah yang aku utarakan diatas, yaitu bahwa seekor Harimau ganas tidak akan memangsa anaknya sendiri, entahlah dengan sebutan seperti apa untuk menyebut ibu seperti itu. Dia tega menggadaikan anaknya sendiri. Anak yang sudah susah payah dikandungnya selama sembilan bulan lebih!!! Alasannya karena kesulitan hidup telah membuatnya sulit untuk mengais rejeki dari semua sudutpun dan anak di jaman sekarang ternyata merupakan pasokan modal yang menjanjikan. Ada juga alasan lain yang terlontar dimana si ibu hamil di luar kemauannya sendiri dan keberadaan si jabang bayi hanya akan menyulitkan pekerjaannya saja (yang terakhir ini umumnya dilakukan oleh para wanita yang berprofesi sebagai wanita penghibur).

Dengan kata lain, masalah yang akan ditimbulkan karena kehadiran anak yang tidak dikehendaki itu lenyap tapi di sisi lain ada pamasukan keuangan yang cukup memadai bagi mereka. (Ah, entahlah harus berkomentar).Beberapa tahun yang silam, kasus jual beli bayi ini juga pernah terjadi dan mencuat ke permukaan. Saat itu, terungkap bahwa seorang bayi harganya berkisar antara satu hingga dua juta rupiah.

Biasanya, bayi akan semakin mahal jika usianya semakin muda. Juga terungkap bahwa bayi yang disukai oleh para pembeli biasanya adalah bayi-bayi yang berkulit putih, sehat dan bermata agak sipit. Mungkin karena daerah pemasaran bayi-bayi tersebut adalah daerah Asia sehingga tipe-tipe bayi seperti itulah yang dicari orang. Aku ingin marah pada manusia-manusia tidak beradap tersebut. Tapi, kalau dipikir-pikir, mungkin akan lebih baik bagi sang bayi untuk dipelihara oleh pembeli yang berhati mulia tapi tidak bisa punya anak ketimbang dibesarkan oleh orang tua yang hanya melihat kehadiran anak sebagai sebuah produk dari pabrik anak yang bisa dimanfaatkan, harus dimanfaatkan, tak ubahnya barang-barang keluaran pabrik. Bagi mereka anak tak ubahnya seperti sepeda yang suatu saat bisa digadaikan hanya untuk membeli sebungkus nasi. Innalillahi wainnailaihi rajiun.WallahuÂ’alam.Semoga Allah memberi perlindungan pada kita semua agar selalu terhimpun dalam golongan orang-orang yang memeperoleh perlindungan-Nya dimanapun kita berada agar tidak terperosok pada kesesatan dan kejahilan. Aamiin.
posted by ade anita @ 1:03 PM

Blighted Ovum

Evakuasi tulisan lamaku di blog Hello Myself-nya ade anita

SUNDAY, SEPTEMBER 07, 2003
Buat Apa Jin Mengambil Para Bayi?
Setelah mengalami mual dan muntah seperti yang biasa dialami oleh para ibu yang sedang mengandung di bulan-bulan awal, aku membuka internet. Membaca email atau surfing ke berbagai situs adalah sebuah hiburan tersendiri bagiku. Pagi ini aku mendapatkan sebuah email yang aku terima dari seorang teman. Ternyata email itu sudah beberapa kali diforwardkan dari orang-orang lain pula. Berikut ini isi emailnya:

“From: Sent: Thursday, July 17, 2003 1:42 PMAku cuma mau berbagi pengalaman aku, maksudku disini bukan untuk menakut-nakuti tapi karena aku enggak kepingin ada orang lain yang mengalami. Aku sudah married selama 6 tahun lebih dan kami belum dikarunia anak. Kami sudah berobat ke dokter dan dinyatakan keduanya normal, dalam arti kata tidak ada masalah (mungkin hanya waktunya saja belum sampai). Keluarga (aku dan suami) sudah banyak yang menanyakan hal itu dan hal itu membuat kami agak merasa sedikit tertekan.Suatu saat ada seorang teman yang menyarankan supaya berobat ke haji Jaya di Cibubur krn temanku berobat ke sama dan sekarang sudah dinyatakan hamil 6 bulan. Awalnya aku merasa ragu karena dengan pengobatan alternatif ini berarti sebagai seorang Muslim kita telah menduakan Allah swt. Tapi karena keinginanku untuk memiliki anak sangat besar dan melihat temanku sudah dinyatakan hamil itu, maka aku mulai percaya dan ingin mencoba.Pertama kali ke sana aku bingung bercampur herheran dan ternyata banyak sekali pasiennya Pak haji Jaya. Dalam menjalani pengobatan alternatif ini, aku diberi semacam jamu-jamuan yang harus aku minum setiap hari. Saat pertama kali minum jamu itu, malam harinya aku mimpi "diperkosa" oleh mahluk yang tidak bisa aku jelaskan bentuknya yg pasti bukan manusia.Saat itu aku takut sekali tapi krn keinginan untuk mempunyai seorang anak sangatlah besar maka hal itu aku acuhkan saja. Aku terus berobat rutin ke sana. Sampai pada saat itu (Oktobober 2002) aku dinyatakan hamil oleh pak haji tapi dengan syarat tidak boleh periksa ke dokter. Sebenarnya aku udah merasakan keganjilan krn kok tidak boleh periksa ke dokter, nggak boleh test peck dan aku masih tetap mendapatkan haid setiap bulannya tapi nggak tahu ada perasaan untuk tetap ikut sarannya pak haji.Waktupun berjalan terus, gejala kehamilan pun mulai nampak. Aku mengalami apa yg dinamakan "morning sickness" muntah2 tiap pagi setelah sikat gigi. Hari ke hari nafsu makanku jadi gila22an dan akibatnya berat badanku naik seminggu 3-4 kg. Dalam proses menjalani pengobatan alternatif ini, perasaan aku bercampur aduk antara senang, ragu, berdebar-debar dan gelisah menjalani semua ini.

Seiring waktu berjalan, aku mulai mendengar dadan semakin banyak mendengar keganjilan-keganjilan yang terjadi pada para pasiennya pak haji Jaya, seperti berikut ini :1. Teman kakakku yang kerja di gedung BRI II, saat ini dia masih mengandung dan sudah memasuki bulan ke 18, tetapi belum ada tanda2 akan melahirkan, tidak ada kontraksi sama sekali.2. Saudara sepupu temanku ada yang sampai stress dan depresi karena ketika usia kandungannya 9 bulan tiba2 kandungannya itu menghilang begitu saja (perutnya kempes). Yang ada hanya cairan berwarna hijau yang keluar dari perutnya. Aku saat itu tidak percaya karena aku pikir mereka hanya menakut-nakuti aku saja dan bahkan aku punya pikiran kalo mereka iri sama aku. Saat itu memang aku sepertinya dalam keadaan emosi, "tidak seperti" aku sebenarnya jadi gampang marah, sedih dan sebagainya. Yang anehnya kepercayaanku kepada pak haji Jaya tidak pernah berubah. Aku begitu yakin kalau kehamilanku akan berhasil. Sehingga pada suatu waktu, ketika aku tengah menunggu suamiku sku di Cempaka Mas shophouse, aku berkenalan dengan mbak Yuni yang pada saat aku kenalan tengah mengandung dan dalam hitungan hari akan melahirkan. Setelah kita ngomong2 ternyata kita berdua adalah pasien dari Pak Haji Jaya dan ternyata mbak Yuni itu telah mengandung 12 bulan dan pak Haji Jaya-lah yang mengatakan bahwa mbak Yuni akan melahirkan beberapahari lagi.

Tapi pada saat itu mbak Yuni belum merasakan kontraksi2 sama sekali. Karena aku merasa sebagai teman sepenanggungan maka kita bertukar-tukar nomor telepon. Saat itu usia kandunganku jalan 8 bulan.Aku memutuskan untuk pulang ke Semarang ke rumah orang tuaku sambil mohon doa untuk kandunganku ini. Di Semarang kebetulan aku bertemu dengan salah satu saudaraku yang mempunyai kelebihan supranatural. Saat itu dia memperingatkan aku bahwa di dalam kandunganku itu adalah "bukan bayi biasa karena dia mempunyai kuping panjang dan kulit yang sangat hitam" A'uzubilah Minzalik?aku saat itu lemas sekali dan hancur perasaan ini. Aku berdoa mohon petunjuk Allah SWT, Tahajud, shalat Tasbih, Shalat Taubat semua aku lakukan. Aku sudah pasrah pada kehendak Allah. Aku mohon kepadanya bila memang yang ada di dalam adalah bukan mahluk-Nya maka aku Ikhlas, Aku minta ampun karena aku telah memusrikannya.Seperti telah ditunjukkan Allah, maka aku nekat pergi ke dokter untuk malakukan USG (Yang artinya telah melanggar aturan dari Pak Haji Jaya) tapi.. Masya Allah ternyata hasil USG ku menunjukkan bahwa tidak ada apa2 didalam rahimku. Malah yang Dokter katankan aku mengidap tumor dan pembengkakan usus.Aku pasrah saat itu, maka kami sekeluarga juga minta tolong kepada orang yang kami anggap "pintar" untuk menghilangkan apa yang ada didalam, dan disarankan untuk mengadakan pengajian dan terus berdoa minta ampun pada Allah.

Tidak lama kemudian, +/- 3 hari aku mendapat mens, keluar darah dan perlahan2 perutku mengempis dengan sendirinya. Allhamdullilah Allah telah memberikan hidayahnya, dia masih sayang sama aku. Aku melanjutkan pengobatan tradisional dengan cara minum kunyit dan benalu untuk membersihkan perutku. Kemudian aku kembali ke Jakarta dan sampai di Jakarta aku langsung telepon ke mbak Yuni untuk menceritakan pengalamanku ini ternyata, Masya Allah ! ternyata mbak Yuni langsung menangis2 kepadaku dan bercerita kalo kandungannya hilang begitu saja. Aku kuatkan hati mbak Yuni dan kami berdua sama2 menangis karena merasa sebagai korban penipuan yang sangat keji. Setelah aku pulih maka aku banyak mengumpulkan informasi2 dari rekan2 lain yang mempunyai pengalaman yang sama dengan diriku.

Oh ya? Mbak Yunipun melakukan hal yang sama, dan oleh mbak Yuni Jamu yang diberikan oleh pak Haji dibawa ke laboratorium untuk d diperiksa dan ternyata hasil emeriksaan memang mengandung 12 unsur yang 11 unsurnya terdiri dari unsur menambah nafsu makan, unsure pembesaran usus dll. Tetapi yang anehnya adalah mereka tidak bisa menjelaskan 1 unsur lainnya Dengan semua informasi yang aku dapatkan, aku berkesimpulan bahwa dari sekian ratus pasien pak Haji Jaya ternyata hampir semuanya tidak ada yang berhasil. Seandainya itupun berhasil ternyata bayi yang dikeluarkan adalah mahluk jin semata. Yang aku dengar dari si bayi yang terlahirkan itu, perilaku nya tidak seperti bayi bayi lainnya. Porsi makannya sangat berlebihan dan bila matanya berdelik sangat menyeramkan.

Astaghfirullah !Aku berpendapat bahwa motif dari Pak Haji Jaya dalam melakukan pengobatan alternatif ini adalah untuk memperkaya diri sendiri dengan cara yang cepat. Sebenarnya Pak Haji Jaya adalah orang yang diberi kelebihan oleh Allah swt untuk dapat mengobati pasien patah tulang akan tetapi dia telah menyalah gunakan ilmunya dengan cara bersekutu dengan mahluk Jin. Teman2 Aku membagi pengalamanku ini karena aku merasa sangat perlu dibagi karena jangan ada lagi yang tertipu dengan cara demikian. Anak adalah amanah dari Allah yang harus kita jaga, maka jikalau Allah belum berkehendak untuk memberikan amanahnya kita harus sabar dan jangan memaksakan diri. Ingatlah bahwa cara2 yang berhubungan dengan alam ghaib sangatlah dibenci Allah.”

Tamat.
Sign out.

Email itu selesai aku baca. Hmm. Tak ada perasaan dan praduga macam-macam. Email seperti itu sudah sering aku terima dan terus terang, aku memang tidak pernah percaya pada email-email seperti ini. Pun aku belum bisa menerima cara pengobatan alternatif lewat “orang pintar” apalagi dukun. Terlalu tipis batas antara kemusyrikan dan niat seseorang untuk murni berobat dan karena batas tipis itulah aku memilih untuk percaya pada hal-hal yang bersifat rasional daripada terjerumus tanpa terasa. Email aku tutup. Mual di perutku mulai terasa kembali. Padahal aku baru saja menyelesaikan memakan satu buah tahu goreng untuk mengganjal perutku. Aku segera berlari ke kamar mandi dan memuntahkan semua yang baru saja aku makan.

Bagi beberapa orang wanita, masa-masa awal kehamilan adalah masa yang biasa saja seperti hari-hari yang mereka lalui jika mereka belum/tidak hamil. Tapi bagi beberapa wanita yang lain, berbeda lagi keadaannya. Mereka melaluinya dengan kendala yang khas. Mual, muntah, pusing, tubuh lemas dan temperamental tinggi. Hal ini akibat peningkatan kadar hormon secara tiba-tiba dalam tubuhnya yang bereaksi demikian. Beberapa lagi bahkan menunjukkan perubahan pada permukaan kulitnya akibat perubahan hormon tersebut. Ada yang merasakan kulitnya jadi kering dan bersisik bahkan ada yang semula berjenis kulit normal cenderung kering tiba-tiba merasa kulitnya jadi berminyak dan mudah muncul jerawat atau flek-flek hitam di kulitnya. Tentang perubahan bentuk tubuh umumnya mereka semua mengalaminya.

Tampaknya, aku termasuk golongan wanita yang terakhir. Aku mengalami “morning sickness” yang hebat. Begitu hebat hingga tukak lambungku terasa sakit akibat terlalu sering muntah. Tapi karena ini merupakan kehamilan kelima bagiku (hmm, anakku yang hidup hanya dua orang, yang lain keguguran di usia kehamilan muda, umumnya akibat kegagalan dalam pembentukan jantung atau anggota tubuh yang lain), aku berusaha menjalani semua proses gejala hamil muda ini.Hingga tiba saatnya untuk periksa denyut jantung. Sekarang usia kandunganku sudah memasuki usia 14 minggu. Seharusnbya denyut jantung si bayi sudah bisa terdengar. Entahlah. Meski ini kehamilan kesekian, tapi saat pertama mendengar ada sebuah denyut jantung lain di dalam perutku adalah saat yang terasa indah dan mendebarkan. Sulit untuk dilukiskan. Betapa besar kuasa Allah yang menitipkan kehidupan lain di dalam tubuh kita terlebih bila merasakan kehidupan itu semakin tumbuh dan berkembang secara perlahan. Geliat gerakannya yang serba halus dan lembut membuat diri ini sangat berarti.

Gel silica dioleskan dan alat bantu dengar itu terasa menggelinding kian kemari di atas perutku. Kian lama alat itu bergerak kian kemari ada sebuah warna kecemasan yang tertera di wajah bidan yang memeriksaku dan itu sedikit mempengaruhiku. Aku ikut cemas melihat kecemasan di wajah bidan.“Ada apa?” Aku bertanya dengan hati-hati, khawatir suaraku akan mengganggu konsentrasi bidan yang berusaha mencari denyut jantung bayiku. Bidanku hanya menggeleng-geleng kepalanya dengan mimik wajah cemas.

“Bu.. denyut jantungnya tidak ada. Tidak terdengar apa-apa. Sepertinya,… ah.. jangan-jangan… bayi ibu berhenti berkembang?” Dug. Jantungku terasa ikut berhenti berdegup mendengar pernyataan bidan. Ah. Apakah aku mengalami keguguran untuk kesekian kalinya lagi?

Oh.
Tanganku gemetar. Kutarik napas dalam-dalam. Mencoba untuk tenang. Kuamati wajah bidan dengan sejuta harapan. Dalam hati, aku berkata pada janin di tubuhku, “Nak, perdengarkanlah denyut jantungmu. Allah, beri kehidupan pada bayiku.” Bidan menghentikan kegiatannya dan menatapku dengan pandangan pasrah dan prihatin.
“Periksa ke dokter saja yah bu. Biar di-USG saja. Rasanya terjadi sesuatu pada bayi ibu. Saya tidak bisa mendengar suara denyut jantung sama sekali. Seharusnya, denyut jantung bayi bisa terdengar di usia kehamilan 12 minggu.”
Plash!!!. Aku pasrah. Yang terjadi, terjadilah. Allah Tentu Memiliki rencana lain.

---------000000----------

Tapi keadaan ternyata tidak seperti yang berusaha kutanamkan dalam diriku. Tetap ada kesedihan yang perlahan tumbuh di dalam hatiku. Terus terang, memasuki usia hampir 33 tahun, aku menginginkan memiliki satu orang anak lagi. Kehadiran bayi bagiku adalah sebuah hiburan dan nikmat tersendiri. Merasakan perasaan saling membutuhkan antara ibu dan bayi, saling mempererat tali kasih dalam sebuah pelukan kebersamaan adalah sesuatu yang begitu indah. Ada sebuah tangan mungil, sangat mungil yang akan menghapus kelelahan di kala hati resah. Ada wajah mungil yang tak berdosa yang menatap kita seakan mengingatkan diri untuk berlatih sabar dan senantiasa bersyukur. Anak adalah hiburan, teman dalam kesendirian di rumah bagi seorang ibu rumah tangga seperti aku. Kehadirannya senantiasa mengepakkan sayap kerinduan untuk tidak ingin berpisah dan helaan cambuk untuk bergegas berjumpa kembali jika memang harus berpisah. Tangisnya adalah nyanyian yang merdu. Tawanya adalah suara dawai yang indah. Ah. Aku menangis sesenggukan dalam pelukan suamiku menerima kenyataan bahwa kehamilanku kembali gagal (ini adalah kegagalan yang ketiga dalam usaha kami).

“Sabar. Mungkin Allah berkehendak lain. Jika Dia belum memberi, sekeras apapun kita meminta, tentu akan sulit untuk mendapatkannya.” Suamiku memberikan hiburan. Dan kurasakan diriku melayang jatuh dari ketinggian tebing harapan. Seperti daun kering yang tak berdaya berguguran dari ranting pohon akibat tersapu angin. Innalillahi wainnailaihi rajiun.

Sabar dan tawakkal ternyata adalah hal yang sangat mudah dianjurkan pada orang lain tapi sangat sulit untuk diterapkan pada diri sendiri dikala mendapati diri sendiri sedang dilanda lara. Dan dalam kedukaan itulah kurasakan betapa diri ini tidak berdaya apa-apa di dalam kuasa Ilahi. Aku tersungkur dalam lautan penyesalan akibat kelalaian yang hinggap akibat kesenangan yang melambung tinggi karena menyangka harapan sudah tergapai. Pundi-pundi harapan itu ternyata hanyalah kesenangan semu dan sementara. Amanah itu belum diembankan di pundak kami.

------0000-----

“Hmm.. iya. Kosong nih bu. Ibu lihat sendiri kan, bahwa disini memang terdapat kantong tapi tidak ada janinnya. Kantong ini kosong. Ini yang disebut dengan blighted Ovum.”

“Apa itu dok?” Aku bertanya pada dokter kandunganku. Keadaanku sudah lebih baik kali ini. Kami sudah bisa menerima kenyataan bahwa mungkin kami belum bisa mendapatkan anak lagi.

“Blighted Ovum itu adalah kondisi dimana ada sel telur yang matang dan siap dibuahi, tapi ketika bertemu dengan sperma, maka sperma itu tidak mampu menembusnya. Sebenarnya tidak terjadi apa-apa pada kondisi ini. Tapi karena sel telur sudah merasa disentuh dia langsung menempel ke dinding rahim. Nah, kejadian menempelnya sel telur ini ke dinding rahim membuat rahim mengirimkan sinyal ke otak untuk memberi tahu bahwa telah terjadi pembuahan. Otak yang mendapati sinyal seperti itu, segera memerintahkan seluruh tubuh untuk membuat perlindungan dan persiapan untuk melindungi kehamilan karena otak menduga telah terjadi pembuahan. Lalu mulailah terjadi proses sebagaimana yang biasa terjadi pada wanita hamil. Ada muntah, mual, dan sebagainya. Tapi ciri khas yang membedakannya dengan kehamilan normal adalah, gejala morning sickness ini biasanya lebih hebat dari yang biasa dialami oleh wanita hamil normal. Betul nggak?” Dokter bertanya dan aku mengangguk mengiyakan.

Aku bercerita bahwa selama kehamilan kali ini, proses morning sickness yang aku rasakan memang lebih hebat dari kehamilan sebelumnya. Bahkan napasku sudah terasa sesak seakan terdesak ke atas padahal kandunganku masih tergolong kecil. Biasanya, kondisi terakhir ini aku rasakan di usia kehamilan tua, sekitar 8-9 bulan.

“Tapi dok. Saya selain mengalami morning sickness juga merasa perut saya dan payudara saya juga mengeras dan mulai produksi ASI tahap awal. Jadi, seakan janin di kandungan saya memang sungguh berkembang. ”

“Iya, pokoknya semua gejala orang hamil terjadi deh. Kalau diperiksa air seninya, bahkan menunjukkan hasil positif. Begitu juga perut terus membesar. Itulah permainan hormon. Otak sudah tertipu oleh perkembangan hormon lain di dalam rahim. Siklus haid juga terhenti. Bahkan ada yang sampai berbulan-bulan belum menyadarinya jika mereka tidak berobat ke dokter atau bidan. Hmm… Kalau di kampung-kampung, mereka yang mengalami kondisi ini punya kepercayaan bahwa bayinya diambil jin. Pernah dengar tidak kasus seperti ini?” Aku terperangah. Tiba-tiba aku teringat email yang dikirim oleh temanku. Yah, email tentang bayi jin. Lalu dengan lancar aku ceritakan tentang email itu pada dokter.

“Ya. Begitulah. Masyarakat kita memang kadang lebih percaya pada hal-hal yang berbau supranatural. Terlebih karena mereka mulai putus asa dengan proses panjang yang biasa dialami jika berobat ke dokter dan pingin cari jalan pintas. Tapi pada umumnya yang terjadi adalah hal seperti ini. Blighted Ovum atau bisa juga karena memakan obat yang macam-macam akhirnya malah timbul tumor rahim, penyakit usus atau penyakit kandungan yang gejalanya memang menyerupai orang hamil.” Suamiku terasa menggenggam jemari tanganku yang tertumpu di atas pangkuanku di bawah meja dokter. Remasannya lembut seakan mencoba memberi kekuatan dan menawarkan kehangatan. Sungguh memang mulai merasakan sebuah debaran yang membuat lemas lututku tiba-tiba hadir.

Ah. Rupanya, tanpa aku sadari aku dan dokter berdiskusi panjang seakan di ruangan praktek itu hanya ada diriku dan dokter saja dan kian lama emosiku mulai menanjak karena rasa ingin tahuku akan sesuatu yang selalu menggunung. Padahal ada anak-anakku yang ikut mendengar dengan serius juga suamiku. Tapi masih ada satu pertanyaan lain yang terasa menggayut di kepalaku.

“Dok. Saya baca email seperti itu. Yang saya heran, mengapa mereka sampai hamil berbulan-bulan lamanya. Bahkan ada yang sampai lewat 9 bulan belum juga melahirkan tapi perut terus membuncit. Ada yang sampai lebih dari setahun loh dok. Lalu mengapa keadaan ini bisa terjadi?” Aku membalas remasan tangan suamiku dengan memberinya sebuah tepukan lembut. Sebuah isyarat bahwa aku insya Allah masih bisa mengendalikan diri untuk tidak berlebihan menguasai ruang praktek dokter. Selain diriku, masih banyak pasien lain yang menunggu di luar kamar praktek ini jadi aku harus tahu diri.

“Ya. Perut memang bisa terus membesar karena otak memerintahkan seluruh tubuh untuk terus melindungi kehamilan si wanita itu. Meski sebenarnya yang dilindungi itu adalah kantong yang kosong. Tapi biar ditunggu sampai kapanpun, tidak akan terjadi kontraksi. Mengapa? Karena kontraksi baru akan terjadi ketika si bayi sudah siap untuk dilahirkan sehingga ada sinyal yang dikirim ke otak dan otak meminta rahim untuk mulai berkontraksi. Pada wanita yang sudah siap lahir atau mengalami kelebihan dari waktu yang diperkirakan dokter akan memberikan suntikan yang berisi hormon yang bisa membantunya mengeluarkan rangsangan untuk berkontraksi. Jika rahim kosong maka sinyal kesiapan si bayi akan lahir tidak akan pernah ada begitu juga jika ternyata itu penyakit lain yang berhubungan dengan penyakit perut yang sudah saya sebutkan tadi. Itu sebabnya bisa berbulan-bulan, bahkan ada yang sampai lebih dari setahun. Yah. Itulah permainan hormon. Sama seperti jika kita ingin kurus. Dokter memberi kita obat, reaksi obat itu adalah mempermainkan hormon yang mampu memberi sinyal ke otak untuk memberi tahu otak bahwa tubuh kita sudah kenyang akibatnya otak memerintahkan seluruh tubuh untuk menghentikan pemasukan bahan makanan. Biasanya kalaupun kita makan kita jadi ke belakang atau bahkan muntah. Karena tubuh sudah tidak menerima asupan makanan lagi. Seperti itulah permainan hormon.” Dokter tersenyum dan aku pun tersenyum puas menerima penjelasannya. Di sepanjang perjalanan pulang, kepalaku terus berusaha berpikir dan mencerna semua keterangan dokter.

“Jika kamu ingin menulis semua pengalamanmu ini, tulislah. Mungkin bisa berguna untuk orang lain, aku mendukung sepenuhnya.” Suamiku memberi semangat seakan bisa membaca apa yang terjadi di dalam kepalaku.

DI rumah, segera aku menenggelamkan diri membaca berbagai literatur bacaan yang berhubungan dengan Blighted Ovum dan permainan hormon. Serta semua penyakit yang sekiranya berhubungan dengan hal itu. Ah. Manusia ternyata makhluk yang pandai memanipulasi berbagai kondisi. Dengan banyak membaca aku tahu, mengapa seorang pria bisa berubah kelamin menjadi wanita. Itu karena permainan hormon. Asupan hormon tertentu yang diminumnya bisa menyebabkan payudara seorang pria tumbuh sempurna seperti layaknya wanita. Dengan permainan hormon pula, seorang wanita tua yang sudah menopause bisa kembali hamil dan melahirkan anak. Dengan permainan hormon pulalah seorang yang biasa saja bisa berubah total menjadi sosok yang sama sekali berbeda. Seperti yang terjadi pada Mickael Jackson misalnya atau artis-artis lain dan kini wilayah jangkauan permainan hormon yang dilakukan oleh manusia sudah memasuki wilayah yang sensitif, rahim wanita. Sayangnya masyarakat kita yang percaya pada mistik ternyata begitu mudah dibohongi.

“De, jangan lupa istirahat, jangan kebanyakan baca dan nulis yah.” Sms yang dikirim oleh suamiku membuatku tersenyum. Segera aku bersiap untuk mereply-nya.

“Insya Allah. Mas, Terimakasih yah karena tidak membiarkan aku ber-emosional ria, juga terima kasih karena selalu mengajak aku untuk senantiasa bersikap rasional.” Tidak berapa lama kemudian sms-ku sudah dibalas kembali. Tidak ada tulisan apa-apa selain sebuah kiriman gambar sekuntum bunga mawar dan sosok wajah karikatur yang sedang tersenyum ramah.

Alhamdulillah. Untuk terakhir kalinya aku baca kembali email yang berisi pengalaman ibu muda yang dibohongi oleh Pak Haji di Cipayung itu. Aku baru saja membaca bahasan medis dari sebuah milis dokter yang aku dapatkan di sebuah situs terhadap kasus tersebut. Para dokter menduga bahwa Pak Haji Itu memanfaatkan peranan sugesti yang bersemayam di dalam hati para wanita pendamba anak tersebut.

Adalah ciri khas wanita pada umumnya jika mereka kedapatan salah melakukan sesuatu berusaha mencari kambing hitam agar posisi mereka tidak terlalu salah. Dan inilah yang dilakukan oleh para dukun atau orang pintar. Rasanya aku lebih setuju jika sebutan orang pintar ini diberikan bukan karena mereka pintar dalam sesuatu bidang tapi karena mereka pintar “meng-akali” orang lain.

Ada beberapa keganjilan dari email tersebut.

Pertama, sudah banyak korban tapi tak satupun yang mau membawa kasus ini ke pengadilan (padahal sudah ada yang mengaku membawa obat/ramuan pak Haji itu ke laboratorium). Para dokter di milis dokter mengira bahwa itu terjadi karena sebenarnya para wanita ini sudah begitu terlibat emosinya sehingga sudah sulit membedakan mana yang nyata dan mana yang rekayasa (suatu reaksi yang muncul akibat sikap mencari kambing hitam tadi).
Kedua, seakan tidak ada peranan suami dalam hal ini. Apakah suami mereka tidak bersuara sama sekali dalam mengikuti perkembangan kehamilan istrinya, paling tidak persiapan untuk persalinan. Kan tidak mungkin bersalin di tempat Pak Haji. Ketiga, tentang anak jin. Buat apa jin mengambil para bayi?Terus terang, sebenarnya dari awal, keganjilan ketiga inilah yang membuatku tidak peduli pada email di atas. Syetan berjanji pada Allah bahwa dia akan mengajak manusia untuk menemaninya ke neraka ketika Allah mengusir mereka keluar dari surga dan memasukkan mereka ke neraka akibat kesombongan dan kedurhakaan syetan akan perintah Allah. Tapi Allah berjanji bahwa dia akan melindungi manusia yang tetap berpegang pada tuntunan Agama Allah dan tidak menyekutukan Allah dengan yang lain. Bayi-bayi yang dititipkan dalam kandungan, sesungguhnya semuanya adalah sosok yang suci dan sesuai dengan fitrah asal mula manusia yang terbebas dari berbagai dosa dan salah. Selamanya, rasanya syetan tidak akan mampu menitipkan benih mereka di dalam rahim manusia karena kesucian bayi-bayi tersebut. Orang tuanyalah yang membuat para bayi tersebut berwarna lain di dunia ini. Dan lewat orang tualah sebenarnya syetan mencoba untuk mencari sekutu.

Ah. Ujian hidup ternyata sangat beragam, meski begitu mencoba untuk tetap berjalan di jalan yang lurus dan diridhai oleh Allah sesungguhnya bukanlah sesuatu yang tidak mungkin. Selama kita semua tetap berpegang erat pada tali agama Allah. Semoga kita semua demikian adanya. Aamiin.

“Ibu, babynya masih sakit yah?” Anak bungsuku yang baru berusia empat tahun bertanya sambil memegang perutku. Hmm, rasanya usaha untuk mengajak orang agar menggunakan akal yang sehat dan jujur itu bisa dimulai dari si kecil ini sejak dini.

------7 september 2003----(hari aku dikuret, Ade Anita)
kisah ini akhirnya dimasukkan ke dalam rubrik "fragmen Kehidupan" di majalah Ummi, edisi 9/XV/2004, dengan judul Kisah Sendu Merindu Buah Hati.

Blighted Ovum

Evakuasi tulisan lamaku di blog Hello Myself-nya ade anita

SUNDAY, SEPTEMBER 07, 2003
Buat Apa Jin Mengambil Para Bayi?
Setelah mengalami mual dan muntah seperti yang biasa dialami oleh para ibu yang sedang mengandung di bulan-bulan awal, aku membuka internet. Membaca email atau surfing ke berbagai situs adalah sebuah hiburan tersendiri bagiku. Pagi ini aku mendapatkan sebuah email yang aku terima dari seorang teman. Ternyata email itu sudah beberapa kali diforwardkan dari orang-orang lain pula. Berikut ini isi emailnya:

“From: Sent: Thursday, July 17, 2003 1:42 PMAku cuma mau berbagi pengalaman aku, maksudku disini bukan untuk menakut-nakuti tapi karena aku enggak kepingin ada orang lain yang mengalami. Aku sudah married selama 6 tahun lebih dan kami belum dikarunia anak. Kami sudah berobat ke dokter dan dinyatakan keduanya normal, dalam arti kata tidak ada masalah (mungkin hanya waktunya saja belum sampai). Keluarga (aku dan suami) sudah banyak yang menanyakan hal itu dan hal itu membuat kami agak merasa sedikit tertekan.Suatu saat ada seorang teman yang menyarankan supaya berobat ke haji Jaya di Cibubur krn temanku berobat ke sama dan sekarang sudah dinyatakan hamil 6 bulan. Awalnya aku merasa ragu karena dengan pengobatan alternatif ini berarti sebagai seorang Muslim kita telah menduakan Allah swt. Tapi karena keinginanku untuk memiliki anak sangat besar dan melihat temanku sudah dinyatakan hamil itu, maka aku mulai percaya dan ingin mencoba.Pertama kali ke sana aku bingung bercampur herheran dan ternyata banyak sekali pasiennya Pak haji Jaya. Dalam menjalani pengobatan alternatif ini, aku diberi semacam jamu-jamuan yang harus aku minum setiap hari. Saat pertama kali minum jamu itu, malam harinya aku mimpi "diperkosa" oleh mahluk yang tidak bisa aku jelaskan bentuknya yg pasti bukan manusia.Saat itu aku takut sekali tapi krn keinginan untuk mempunyai seorang anak sangatlah besar maka hal itu aku acuhkan saja. Aku terus berobat rutin ke sana. Sampai pada saat itu (Oktobober 2002) aku dinyatakan hamil oleh pak haji tapi dengan syarat tidak boleh periksa ke dokter. Sebenarnya aku udah merasakan keganjilan krn kok tidak boleh periksa ke dokter, nggak boleh test peck dan aku masih tetap mendapatkan haid setiap bulannya tapi nggak tahu ada perasaan untuk tetap ikut sarannya pak haji.Waktupun berjalan terus, gejala kehamilan pun mulai nampak. Aku mengalami apa yg dinamakan "morning sickness" muntah2 tiap pagi setelah sikat gigi. Hari ke hari nafsu makanku jadi gila22an dan akibatnya berat badanku naik seminggu 3-4 kg. Dalam proses menjalani pengobatan alternatif ini, perasaan aku bercampur aduk antara senang, ragu, berdebar-debar dan gelisah menjalani semua ini.

Seiring waktu berjalan, aku mulai mendengar dadan semakin banyak mendengar keganjilan-keganjilan yang terjadi pada para pasiennya pak haji Jaya, seperti berikut ini :1. Teman kakakku yang kerja di gedung BRI II, saat ini dia masih mengandung dan sudah memasuki bulan ke 18, tetapi belum ada tanda2 akan melahirkan, tidak ada kontraksi sama sekali.2. Saudara sepupu temanku ada yang sampai stress dan depresi karena ketika usia kandungannya 9 bulan tiba2 kandungannya itu menghilang begitu saja (perutnya kempes). Yang ada hanya cairan berwarna hijau yang keluar dari perutnya. Aku saat itu tidak percaya karena aku pikir mereka hanya menakut-nakuti aku saja dan bahkan aku punya pikiran kalo mereka iri sama aku. Saat itu memang aku sepertinya dalam keadaan emosi, "tidak seperti" aku sebenarnya jadi gampang marah, sedih dan sebagainya. Yang anehnya kepercayaanku kepada pak haji Jaya tidak pernah berubah. Aku begitu yakin kalau kehamilanku akan berhasil. Sehingga pada suatu waktu, ketika aku tengah menunggu suamiku sku di Cempaka Mas shophouse, aku berkenalan dengan mbak Yuni yang pada saat aku kenalan tengah mengandung dan dalam hitungan hari akan melahirkan. Setelah kita ngomong2 ternyata kita berdua adalah pasien dari Pak Haji Jaya dan ternyata mbak Yuni itu telah mengandung 12 bulan dan pak Haji Jaya-lah yang mengatakan bahwa mbak Yuni akan melahirkan beberapahari lagi.

Tapi pada saat itu mbak Yuni belum merasakan kontraksi2 sama sekali. Karena aku merasa sebagai teman sepenanggungan maka kita bertukar-tukar nomor telepon. Saat itu usia kandunganku jalan 8 bulan.Aku memutuskan untuk pulang ke Semarang ke rumah orang tuaku sambil mohon doa untuk kandunganku ini. Di Semarang kebetulan aku bertemu dengan salah satu saudaraku yang mempunyai kelebihan supranatural. Saat itu dia memperingatkan aku bahwa di dalam kandunganku itu adalah "bukan bayi biasa karena dia mempunyai kuping panjang dan kulit yang sangat hitam" A'uzubilah Minzalik?aku saat itu lemas sekali dan hancur perasaan ini. Aku berdoa mohon petunjuk Allah SWT, Tahajud, shalat Tasbih, Shalat Taubat semua aku lakukan. Aku sudah pasrah pada kehendak Allah. Aku mohon kepadanya bila memang yang ada di dalam adalah bukan mahluk-Nya maka aku Ikhlas, Aku minta ampun karena aku telah memusrikannya.Seperti telah ditunjukkan Allah, maka aku nekat pergi ke dokter untuk malakukan USG (Yang artinya telah melanggar aturan dari Pak Haji Jaya) tapi.. Masya Allah ternyata hasil USG ku menunjukkan bahwa tidak ada apa2 didalam rahimku. Malah yang Dokter katankan aku mengidap tumor dan pembengkakan usus.Aku pasrah saat itu, maka kami sekeluarga juga minta tolong kepada orang yang kami anggap "pintar" untuk menghilangkan apa yang ada didalam, dan disarankan untuk mengadakan pengajian dan terus berdoa minta ampun pada Allah.

Tidak lama kemudian, +/- 3 hari aku mendapat mens, keluar darah dan perlahan2 perutku mengempis dengan sendirinya. Allhamdullilah Allah telah memberikan hidayahnya, dia masih sayang sama aku. Aku melanjutkan pengobatan tradisional dengan cara minum kunyit dan benalu untuk membersihkan perutku. Kemudian aku kembali ke Jakarta dan sampai di Jakarta aku langsung telepon ke mbak Yuni untuk menceritakan pengalamanku ini ternyata, Masya Allah ! ternyata mbak Yuni langsung menangis2 kepadaku dan bercerita kalo kandungannya hilang begitu saja. Aku kuatkan hati mbak Yuni dan kami berdua sama2 menangis karena merasa sebagai korban penipuan yang sangat keji. Setelah aku pulih maka aku banyak mengumpulkan informasi2 dari rekan2 lain yang mempunyai pengalaman yang sama dengan diriku.

Oh ya? Mbak Yunipun melakukan hal yang sama, dan oleh mbak Yuni Jamu yang diberikan oleh pak Haji dibawa ke laboratorium untuk d diperiksa dan ternyata hasil emeriksaan memang mengandung 12 unsur yang 11 unsurnya terdiri dari unsur menambah nafsu makan, unsure pembesaran usus dll. Tetapi yang anehnya adalah mereka tidak bisa menjelaskan 1 unsur lainnya Dengan semua informasi yang aku dapatkan, aku berkesimpulan bahwa dari sekian ratus pasien pak Haji Jaya ternyata hampir semuanya tidak ada yang berhasil. Seandainya itupun berhasil ternyata bayi yang dikeluarkan adalah mahluk jin semata. Yang aku dengar dari si bayi yang terlahirkan itu, perilaku nya tidak seperti bayi bayi lainnya. Porsi makannya sangat berlebihan dan bila matanya berdelik sangat menyeramkan.

Astaghfirullah !Aku berpendapat bahwa motif dari Pak Haji Jaya dalam melakukan pengobatan alternatif ini adalah untuk memperkaya diri sendiri dengan cara yang cepat. Sebenarnya Pak Haji Jaya adalah orang yang diberi kelebihan oleh Allah swt untuk dapat mengobati pasien patah tulang akan tetapi dia telah menyalah gunakan ilmunya dengan cara bersekutu dengan mahluk Jin. Teman2 Aku membagi pengalamanku ini karena aku merasa sangat perlu dibagi karena jangan ada lagi yang tertipu dengan cara demikian. Anak adalah amanah dari Allah yang harus kita jaga, maka jikalau Allah belum berkehendak untuk memberikan amanahnya kita harus sabar dan jangan memaksakan diri. Ingatlah bahwa cara2 yang berhubungan dengan alam ghaib sangatlah dibenci Allah.”

Tamat.
Sign out.

Email itu selesai aku baca. Hmm. Tak ada perasaan dan praduga macam-macam. Email seperti itu sudah sering aku terima dan terus terang, aku memang tidak pernah percaya pada email-email seperti ini. Pun aku belum bisa menerima cara pengobatan alternatif lewat “orang pintar” apalagi dukun. Terlalu tipis batas antara kemusyrikan dan niat seseorang untuk murni berobat dan karena batas tipis itulah aku memilih untuk percaya pada hal-hal yang bersifat rasional daripada terjerumus tanpa terasa. Email aku tutup. Mual di perutku mulai terasa kembali. Padahal aku baru saja menyelesaikan memakan satu buah tahu goreng untuk mengganjal perutku. Aku segera berlari ke kamar mandi dan memuntahkan semua yang baru saja aku makan.

Bagi beberapa orang wanita, masa-masa awal kehamilan adalah masa yang biasa saja seperti hari-hari yang mereka lalui jika mereka belum/tidak hamil. Tapi bagi beberapa wanita yang lain, berbeda lagi keadaannya. Mereka melaluinya dengan kendala yang khas. Mual, muntah, pusing, tubuh lemas dan temperamental tinggi. Hal ini akibat peningkatan kadar hormon secara tiba-tiba dalam tubuhnya yang bereaksi demikian. Beberapa lagi bahkan menunjukkan perubahan pada permukaan kulitnya akibat perubahan hormon tersebut. Ada yang merasakan kulitnya jadi kering dan bersisik bahkan ada yang semula berjenis kulit normal cenderung kering tiba-tiba merasa kulitnya jadi berminyak dan mudah muncul jerawat atau flek-flek hitam di kulitnya. Tentang perubahan bentuk tubuh umumnya mereka semua mengalaminya.

Tampaknya, aku termasuk golongan wanita yang terakhir. Aku mengalami “morning sickness” yang hebat. Begitu hebat hingga tukak lambungku terasa sakit akibat terlalu sering muntah. Tapi karena ini merupakan kehamilan kelima bagiku (hmm, anakku yang hidup hanya dua orang, yang lain keguguran di usia kehamilan muda, umumnya akibat kegagalan dalam pembentukan jantung atau anggota tubuh yang lain), aku berusaha menjalani semua proses gejala hamil muda ini.Hingga tiba saatnya untuk periksa denyut jantung. Sekarang usia kandunganku sudah memasuki usia 14 minggu. Seharusnbya denyut jantung si bayi sudah bisa terdengar. Entahlah. Meski ini kehamilan kesekian, tapi saat pertama mendengar ada sebuah denyut jantung lain di dalam perutku adalah saat yang terasa indah dan mendebarkan. Sulit untuk dilukiskan. Betapa besar kuasa Allah yang menitipkan kehidupan lain di dalam tubuh kita terlebih bila merasakan kehidupan itu semakin tumbuh dan berkembang secara perlahan. Geliat gerakannya yang serba halus dan lembut membuat diri ini sangat berarti.

Gel silica dioleskan dan alat bantu dengar itu terasa menggelinding kian kemari di atas perutku. Kian lama alat itu bergerak kian kemari ada sebuah warna kecemasan yang tertera di wajah bidan yang memeriksaku dan itu sedikit mempengaruhiku. Aku ikut cemas melihat kecemasan di wajah bidan.“Ada apa?” Aku bertanya dengan hati-hati, khawatir suaraku akan mengganggu konsentrasi bidan yang berusaha mencari denyut jantung bayiku. Bidanku hanya menggeleng-geleng kepalanya dengan mimik wajah cemas.

“Bu.. denyut jantungnya tidak ada. Tidak terdengar apa-apa. Sepertinya,… ah.. jangan-jangan… bayi ibu berhenti berkembang?” Dug. Jantungku terasa ikut berhenti berdegup mendengar pernyataan bidan. Ah. Apakah aku mengalami keguguran untuk kesekian kalinya lagi?

Oh.
Tanganku gemetar. Kutarik napas dalam-dalam. Mencoba untuk tenang. Kuamati wajah bidan dengan sejuta harapan. Dalam hati, aku berkata pada janin di tubuhku, “Nak, perdengarkanlah denyut jantungmu. Allah, beri kehidupan pada bayiku.” Bidan menghentikan kegiatannya dan menatapku dengan pandangan pasrah dan prihatin.
“Periksa ke dokter saja yah bu. Biar di-USG saja. Rasanya terjadi sesuatu pada bayi ibu. Saya tidak bisa mendengar suara denyut jantung sama sekali. Seharusnya, denyut jantung bayi bisa terdengar di usia kehamilan 12 minggu.”
Plash!!!. Aku pasrah. Yang terjadi, terjadilah. Allah Tentu Memiliki rencana lain.

---------000000----------

Tapi keadaan ternyata tidak seperti yang berusaha kutanamkan dalam diriku. Tetap ada kesedihan yang perlahan tumbuh di dalam hatiku. Terus terang, memasuki usia hampir 33 tahun, aku menginginkan memiliki satu orang anak lagi. Kehadiran bayi bagiku adalah sebuah hiburan dan nikmat tersendiri. Merasakan perasaan saling membutuhkan antara ibu dan bayi, saling mempererat tali kasih dalam sebuah pelukan kebersamaan adalah sesuatu yang begitu indah. Ada sebuah tangan mungil, sangat mungil yang akan menghapus kelelahan di kala hati resah. Ada wajah mungil yang tak berdosa yang menatap kita seakan mengingatkan diri untuk berlatih sabar dan senantiasa bersyukur. Anak adalah hiburan, teman dalam kesendirian di rumah bagi seorang ibu rumah tangga seperti aku. Kehadirannya senantiasa mengepakkan sayap kerinduan untuk tidak ingin berpisah dan helaan cambuk untuk bergegas berjumpa kembali jika memang harus berpisah. Tangisnya adalah nyanyian yang merdu. Tawanya adalah suara dawai yang indah. Ah. Aku menangis sesenggukan dalam pelukan suamiku menerima kenyataan bahwa kehamilanku kembali gagal (ini adalah kegagalan yang ketiga dalam usaha kami).

“Sabar. Mungkin Allah berkehendak lain. Jika Dia belum memberi, sekeras apapun kita meminta, tentu akan sulit untuk mendapatkannya.” Suamiku memberikan hiburan. Dan kurasakan diriku melayang jatuh dari ketinggian tebing harapan. Seperti daun kering yang tak berdaya berguguran dari ranting pohon akibat tersapu angin. Innalillahi wainnailaihi rajiun.

Sabar dan tawakkal ternyata adalah hal yang sangat mudah dianjurkan pada orang lain tapi sangat sulit untuk diterapkan pada diri sendiri dikala mendapati diri sendiri sedang dilanda lara. Dan dalam kedukaan itulah kurasakan betapa diri ini tidak berdaya apa-apa di dalam kuasa Ilahi. Aku tersungkur dalam lautan penyesalan akibat kelalaian yang hinggap akibat kesenangan yang melambung tinggi karena menyangka harapan sudah tergapai. Pundi-pundi harapan itu ternyata hanyalah kesenangan semu dan sementara. Amanah itu belum diembankan di pundak kami.

------0000-----

“Hmm.. iya. Kosong nih bu. Ibu lihat sendiri kan, bahwa disini memang terdapat kantong tapi tidak ada janinnya. Kantong ini kosong. Ini yang disebut dengan blighted Ovum.”

“Apa itu dok?” Aku bertanya pada dokter kandunganku. Keadaanku sudah lebih baik kali ini. Kami sudah bisa menerima kenyataan bahwa mungkin kami belum bisa mendapatkan anak lagi.

“Blighted Ovum itu adalah kondisi dimana ada sel telur yang matang dan siap dibuahi, tapi ketika bertemu dengan sperma, maka sperma itu tidak mampu menembusnya. Sebenarnya tidak terjadi apa-apa pada kondisi ini. Tapi karena sel telur sudah merasa disentuh dia langsung menempel ke dinding rahim. Nah, kejadian menempelnya sel telur ini ke dinding rahim membuat rahim mengirimkan sinyal ke otak untuk memberi tahu bahwa telah terjadi pembuahan. Otak yang mendapati sinyal seperti itu, segera memerintahkan seluruh tubuh untuk membuat perlindungan dan persiapan untuk melindungi kehamilan karena otak menduga telah terjadi pembuahan. Lalu mulailah terjadi proses sebagaimana yang biasa terjadi pada wanita hamil. Ada muntah, mual, dan sebagainya. Tapi ciri khas yang membedakannya dengan kehamilan normal adalah, gejala morning sickness ini biasanya lebih hebat dari yang biasa dialami oleh wanita hamil normal. Betul nggak?” Dokter bertanya dan aku mengangguk mengiyakan.

Aku bercerita bahwa selama kehamilan kali ini, proses morning sickness yang aku rasakan memang lebih hebat dari kehamilan sebelumnya. Bahkan napasku sudah terasa sesak seakan terdesak ke atas padahal kandunganku masih tergolong kecil. Biasanya, kondisi terakhir ini aku rasakan di usia kehamilan tua, sekitar 8-9 bulan.

“Tapi dok. Saya selain mengalami morning sickness juga merasa perut saya dan payudara saya juga mengeras dan mulai produksi ASI tahap awal. Jadi, seakan janin di kandungan saya memang sungguh berkembang. ”

“Iya, pokoknya semua gejala orang hamil terjadi deh. Kalau diperiksa air seninya, bahkan menunjukkan hasil positif. Begitu juga perut terus membesar. Itulah permainan hormon. Otak sudah tertipu oleh perkembangan hormon lain di dalam rahim. Siklus haid juga terhenti. Bahkan ada yang sampai berbulan-bulan belum menyadarinya jika mereka tidak berobat ke dokter atau bidan. Hmm… Kalau di kampung-kampung, mereka yang mengalami kondisi ini punya kepercayaan bahwa bayinya diambil jin. Pernah dengar tidak kasus seperti ini?” Aku terperangah. Tiba-tiba aku teringat email yang dikirim oleh temanku. Yah, email tentang bayi jin. Lalu dengan lancar aku ceritakan tentang email itu pada dokter.

“Ya. Begitulah. Masyarakat kita memang kadang lebih percaya pada hal-hal yang berbau supranatural. Terlebih karena mereka mulai putus asa dengan proses panjang yang biasa dialami jika berobat ke dokter dan pingin cari jalan pintas. Tapi pada umumnya yang terjadi adalah hal seperti ini. Blighted Ovum atau bisa juga karena memakan obat yang macam-macam akhirnya malah timbul tumor rahim, penyakit usus atau penyakit kandungan yang gejalanya memang menyerupai orang hamil.” Suamiku terasa menggenggam jemari tanganku yang tertumpu di atas pangkuanku di bawah meja dokter. Remasannya lembut seakan mencoba memberi kekuatan dan menawarkan kehangatan. Sungguh memang mulai merasakan sebuah debaran yang membuat lemas lututku tiba-tiba hadir.

Ah. Rupanya, tanpa aku sadari aku dan dokter berdiskusi panjang seakan di ruangan praktek itu hanya ada diriku dan dokter saja dan kian lama emosiku mulai menanjak karena rasa ingin tahuku akan sesuatu yang selalu menggunung. Padahal ada anak-anakku yang ikut mendengar dengan serius juga suamiku. Tapi masih ada satu pertanyaan lain yang terasa menggayut di kepalaku.

“Dok. Saya baca email seperti itu. Yang saya heran, mengapa mereka sampai hamil berbulan-bulan lamanya. Bahkan ada yang sampai lewat 9 bulan belum juga melahirkan tapi perut terus membuncit. Ada yang sampai lebih dari setahun loh dok. Lalu mengapa keadaan ini bisa terjadi?” Aku membalas remasan tangan suamiku dengan memberinya sebuah tepukan lembut. Sebuah isyarat bahwa aku insya Allah masih bisa mengendalikan diri untuk tidak berlebihan menguasai ruang praktek dokter. Selain diriku, masih banyak pasien lain yang menunggu di luar kamar praktek ini jadi aku harus tahu diri.

“Ya. Perut memang bisa terus membesar karena otak memerintahkan seluruh tubuh untuk terus melindungi kehamilan si wanita itu. Meski sebenarnya yang dilindungi itu adalah kantong yang kosong. Tapi biar ditunggu sampai kapanpun, tidak akan terjadi kontraksi. Mengapa? Karena kontraksi baru akan terjadi ketika si bayi sudah siap untuk dilahirkan sehingga ada sinyal yang dikirim ke otak dan otak meminta rahim untuk mulai berkontraksi. Pada wanita yang sudah siap lahir atau mengalami kelebihan dari waktu yang diperkirakan dokter akan memberikan suntikan yang berisi hormon yang bisa membantunya mengeluarkan rangsangan untuk berkontraksi. Jika rahim kosong maka sinyal kesiapan si bayi akan lahir tidak akan pernah ada begitu juga jika ternyata itu penyakit lain yang berhubungan dengan penyakit perut yang sudah saya sebutkan tadi. Itu sebabnya bisa berbulan-bulan, bahkan ada yang sampai lebih dari setahun. Yah. Itulah permainan hormon. Sama seperti jika kita ingin kurus. Dokter memberi kita obat, reaksi obat itu adalah mempermainkan hormon yang mampu memberi sinyal ke otak untuk memberi tahu otak bahwa tubuh kita sudah kenyang akibatnya otak memerintahkan seluruh tubuh untuk menghentikan pemasukan bahan makanan. Biasanya kalaupun kita makan kita jadi ke belakang atau bahkan muntah. Karena tubuh sudah tidak menerima asupan makanan lagi. Seperti itulah permainan hormon.” Dokter tersenyum dan aku pun tersenyum puas menerima penjelasannya. Di sepanjang perjalanan pulang, kepalaku terus berusaha berpikir dan mencerna semua keterangan dokter.

“Jika kamu ingin menulis semua pengalamanmu ini, tulislah. Mungkin bisa berguna untuk orang lain, aku mendukung sepenuhnya.” Suamiku memberi semangat seakan bisa membaca apa yang terjadi di dalam kepalaku.

DI rumah, segera aku menenggelamkan diri membaca berbagai literatur bacaan yang berhubungan dengan Blighted Ovum dan permainan hormon. Serta semua penyakit yang sekiranya berhubungan dengan hal itu. Ah. Manusia ternyata makhluk yang pandai memanipulasi berbagai kondisi. Dengan banyak membaca aku tahu, mengapa seorang pria bisa berubah kelamin menjadi wanita. Itu karena permainan hormon. Asupan hormon tertentu yang diminumnya bisa menyebabkan payudara seorang pria tumbuh sempurna seperti layaknya wanita. Dengan permainan hormon pula, seorang wanita tua yang sudah menopause bisa kembali hamil dan melahirkan anak. Dengan permainan hormon pulalah seorang yang biasa saja bisa berubah total menjadi sosok yang sama sekali berbeda. Seperti yang terjadi pada Mickael Jackson misalnya atau artis-artis lain dan kini wilayah jangkauan permainan hormon yang dilakukan oleh manusia sudah memasuki wilayah yang sensitif, rahim wanita. Sayangnya masyarakat kita yang percaya pada mistik ternyata begitu mudah dibohongi.

“De, jangan lupa istirahat, jangan kebanyakan baca dan nulis yah.” Sms yang dikirim oleh suamiku membuatku tersenyum. Segera aku bersiap untuk mereply-nya.

“Insya Allah. Mas, Terimakasih yah karena tidak membiarkan aku ber-emosional ria, juga terima kasih karena selalu mengajak aku untuk senantiasa bersikap rasional.” Tidak berapa lama kemudian sms-ku sudah dibalas kembali. Tidak ada tulisan apa-apa selain sebuah kiriman gambar sekuntum bunga mawar dan sosok wajah karikatur yang sedang tersenyum ramah.

Alhamdulillah. Untuk terakhir kalinya aku baca kembali email yang berisi pengalaman ibu muda yang dibohongi oleh Pak Haji di Cipayung itu. Aku baru saja membaca bahasan medis dari sebuah milis dokter yang aku dapatkan di sebuah situs terhadap kasus tersebut. Para dokter menduga bahwa Pak Haji Itu memanfaatkan peranan sugesti yang bersemayam di dalam hati para wanita pendamba anak tersebut.

Adalah ciri khas wanita pada umumnya jika mereka kedapatan salah melakukan sesuatu berusaha mencari kambing hitam agar posisi mereka tidak terlalu salah. Dan inilah yang dilakukan oleh para dukun atau orang pintar. Rasanya aku lebih setuju jika sebutan orang pintar ini diberikan bukan karena mereka pintar dalam sesuatu bidang tapi karena mereka pintar “meng-akali” orang lain.

Ada beberapa keganjilan dari email tersebut.

Pertama, sudah banyak korban tapi tak satupun yang mau membawa kasus ini ke pengadilan (padahal sudah ada yang mengaku membawa obat/ramuan pak Haji itu ke laboratorium). Para dokter di milis dokter mengira bahwa itu terjadi karena sebenarnya para wanita ini sudah begitu terlibat emosinya sehingga sudah sulit membedakan mana yang nyata dan mana yang rekayasa (suatu reaksi yang muncul akibat sikap mencari kambing hitam tadi).
Kedua, seakan tidak ada peranan suami dalam hal ini. Apakah suami mereka tidak bersuara sama sekali dalam mengikuti perkembangan kehamilan istrinya, paling tidak persiapan untuk persalinan. Kan tidak mungkin bersalin di tempat Pak Haji. Ketiga, tentang anak jin. Buat apa jin mengambil para bayi?Terus terang, sebenarnya dari awal, keganjilan ketiga inilah yang membuatku tidak peduli pada email di atas. Syetan berjanji pada Allah bahwa dia akan mengajak manusia untuk menemaninya ke neraka ketika Allah mengusir mereka keluar dari surga dan memasukkan mereka ke neraka akibat kesombongan dan kedurhakaan syetan akan perintah Allah. Tapi Allah berjanji bahwa dia akan melindungi manusia yang tetap berpegang pada tuntunan Agama Allah dan tidak menyekutukan Allah dengan yang lain. Bayi-bayi yang dititipkan dalam kandungan, sesungguhnya semuanya adalah sosok yang suci dan sesuai dengan fitrah asal mula manusia yang terbebas dari berbagai dosa dan salah. Selamanya, rasanya syetan tidak akan mampu menitipkan benih mereka di dalam rahim manusia karena kesucian bayi-bayi tersebut. Orang tuanyalah yang membuat para bayi tersebut berwarna lain di dunia ini. Dan lewat orang tualah sebenarnya syetan mencoba untuk mencari sekutu.

Ah. Ujian hidup ternyata sangat beragam, meski begitu mencoba untuk tetap berjalan di jalan yang lurus dan diridhai oleh Allah sesungguhnya bukanlah sesuatu yang tidak mungkin. Selama kita semua tetap berpegang erat pada tali agama Allah. Semoga kita semua demikian adanya. Aamiin.

“Ibu, babynya masih sakit yah?” Anak bungsuku yang baru berusia empat tahun bertanya sambil memegang perutku. Hmm, rasanya usaha untuk mengajak orang agar menggunakan akal yang sehat dan jujur itu bisa dimulai dari si kecil ini sejak dini.

------7 september 2003----(hari aku dikuret, Ade Anita)
kisah ini akhirnya dimasukkan ke dalam rubrik "fragmen Kehidupan" di majalah Ummi, edisi 9/XV/2004, dengan judul Kisah Sendu Merindu Buah Hati.

BOnsai

sekali lagi... tulisan yang dipindahkah dari blog lamaku, Hello Myself-nya ade anita

SATURDAY, AUGUST 23, 2003
Bonsai
Pada suatu siaran berita sore di Salah satu stasiun televisi di Indonesia (:Indosiar), ada sebuah berita selingan tentang keluhan petani bonsai akibat musim kekeringan yang melanda tanaman bonsai yang mereka pelihara. Ini karena bonsai berbeda dengan tanaman hias lainnya, mereka tidak bisa menerima air kotor (comberan) untuk menyegarkan tanaman tersebut. Padahal pasokan air bersih di musim krisis air bersih sekarang ini sangat terbatas (ada sih ada, tapi karena harganya mulai kian mahal, jadi lebih baik dialokasikan untuk keperluan manusia sehari-hari seperti masak, minum, cuci dan mandi). Jika dipaksakan diberi air comberan, maka daun pada tanaman bonsai bisa rontok atau setidaknya berwarna kekuningan lalu kering (ujung-ujungnya rontok juga).

(ups, maap. Aku tinggal dulu sebentar yah, untuk sebuah keperluan. Anakku yang sedang menyetel televisi di sebelahku membesarkan volume televisinya. “Biar seru Bu, jadi enak dengarnya.”. Begitu jawabnya ketika aku memintanya untuk mengurangi volume televisi yang ditontonnya. “Iyah, emang seru kalau nonton dengan volume besar seperti itu, tapi nggak enak dengan orang-orang yang lewat di gang sebelah rumah kita. Nanti mereka kira kita sedang pame rkarena punya televisi. Belum lagi ada adik bayi yang dari semalam menangis terus semalaman, mungkin saja siang ini adik bayi itu sedang ingin tidur, nanti dia bisa terbangun. Sudah, kecilkan sedikit volume televisinya.” Anakku bersungut-sungut tapi tak urung menuruti petunjukku.)

Seperti kita ketahui, Bonsai adalah tanaman yang dikerdilkan dengan cara membentuk sebuah tanaman agar tidak pernah bisa tinggi dan besar. Secara rutin, ujung-ujung cabang baru dipotong menurut bentuk pohon yang diinginkan. Aku pernah melihat cara membuat pohon bonsai sejak pohon masih sangat muda di sebuah acara pertamanan di salah satu televisi Australia (:Seven). Sebelum pohon itu besar, pada sekeliling batang muda tersebut dililit kawat tipis yang mengitari batang pohon yang masih hijau tersebut sambil mulai menentukan seperti apa bentuk pohon bonsai yang kita inginkan kelak. Secara berkala ujung ranting dan cabang dipotong agar mereka tidak keluar dari bentuk pohon yang sudah kita rencanakan. Kenapa harus secara teratur ujung itu dipotong? Karena jika batang sudah mulai berwarna coklat muda, itu artinya batang sudah sulit untuk dibentuk meliuk mengikuti bentuk kawat. Artinya, ada penyimpangan yang terjadi dari bentuk bonsai yang sudah direncanakan sebelumnya. Hmm…. Sejak itu aku selalu salut pada petani bonsai dan para penggemar tanaman tersebut, karena yang terbayang di mataku adalah kerajinan, keuletan dan ketelatenan mereka memelihara tanaman yang menurutku menjadi sangat manja dan “dependent” (bergantung pada orang lain). Jadi, jangan heran jika harga bonsai yang dijual oleh para petani bonsai bisa sangat mahal. DI acara selingan tersebut, sebuah bonsai yang tingginya hanya 75 cm, berdaun rimbun dan menyerupai miniatur pohon beringin yang biasa aku lihat di kebun raya bogor, harganya bisa mencapai empat puluh juta rupiah (Rp 4000.000). Semakin rumit bentuk pohon dan semakin kreatif penempatan daun, batang dan ranting dari sebuah pohon yang berkolaborasi dengan kesuburan tanaman semakin mahal tanaman bonsai tersebut. Jadi jangan heran jika ada sebuah pohon bonsai yang harganya mencapai ratusan juta rupiah perpohonnya. Fantastis kan.

(Wah. Lagi-lagi aku harus minta maaf karena kembali harus meninggalkan kelanjutan tulisan ini. Kali ini, para juniorku sedang mencomot perkedel dan tahu bandung goreng yang ada di atas meja makan. Hm. Hari ini aku masak memang agak pas-pasan karena badanku terasa kurang sehat. Ada delapan potong tahu bandung dan enam potong perkedel di atas piring. Keduanya sedianya akan menjadi lauk menyertai sayur tumis kangkung untuk makan malam keluargaku. Mungkin karena malas membuka toples makanan kecil, dengan lancar tangan-tangan mungil para juniorku (ada dua orang) mencomot perkedel dan tahu bandung goreng tersebut. Sekarang tersisa tiga potong tahu dan empat perkedel saja. “Sudah, cukup yah. Jangan diambil lagi. Itu kan ibu masak buat lauk makan malam. Ibu kurang enak badan untuk memasak yang baru lagi. Kalau dicomot terus, nanti habis. Kita makan malam Cuma pakai sayur ajah nanti. Nggak papah?”. Anakku nyengir kuda. “Habis enak sih bu, apalagi masih hangat seperti ini. Nonton TV juga jadi kerasa lebih enak.”. Sebuah alasan terlontar. “Iyah, tapi kan yang enak itu tidak harus diumbar, kita harus pikirkan juga siapa yang belum mencobanya. Ayah belum pulang, nanti ayah nggak kebagian. Meski enak, tetap saja harus ingat bahwa ini bukan untuk kita sendiri tapi untuk dinikmati semuanya. Jangan mentang-mentang enak lalu jadi egois. Lagian ini kan hanya cemilan, yang utama itu kan makan malam. Kalau sudah kenyang duluan makan cemilan, pas makan yang betulannya malah sudah bosan duluan.. Cari cemilan lain saja yah. Ibu bukakan toples dari kue yang kalian inginkan.”. Kembali para juniorku tersenyum malu dan minta dibukakan sebuah toples keripik.)

Di sebuah koran terbitan ibukota, ada sebuah artikel yang cukup menarik untuk disimak. Tulisan dari Haedar Nashir di kolom Refleksi yang berjudul “Kuda Bersayap” (Republika, 24/8/2003). Dia menyorot tentang kegilaan yang terjadi pada masyarakat Indonesia dewasa ini. Bermula dari penafsiran yang salah akan makna reformasi. Bagi masyarakat Indonesia, Haedar menulis bahwa kesalahan itu terjadi karena reformasi dipandang sebagai kebebasan. Kebebasan seperti apa, tidak ada yang membingkainya sehingga yang berkembang kemudian adalah dewa kebebasan yang melebihi agama dan moral. Coba saja lihat, penyanyi dandut yang dulu ditegur itu adalah Inul, Anisa Bahar, Uut Permata Sari dan dua orang lagi yang maaf, aku lupa namanya (^_^). Goyangan mereka digolongkan sebagai goyangan erotis. Tapi atas nama kebebasan, justru mereka ramai-ramai dibela sehingga jangan heran jika sekarang yang muncul adalah cetakan-cetakan baru yang serupa dengan penyanyi dangdut di atas. Rasanya hampir semua penyanyi dangdut berlenggok serupa bahkan kini semakin “gila-gilaan”. Pernah suatu malam tanpa sengaja aku melihat tayangan iklan suatu acara dangdut yang baru di salah satu televisi swasta. Para pembawa acara yang juga penyanyi dandut yang terkenal karena goyangan “binalnya”, memberi peringatan dengan gayanya yang genit dan kenes pada para penonton yang akan menonton acara baru tersebut: “Penonton. Sebelum kalian melihat acara ini, persiapkan dahulu jantung kalian. Kami akan mengguncang-guncang debaran jantung anda selama satu jam penuh.” Atas nama kebebasan, para produser dibantu oleh media massa berlomba menayangkan adegan yang melabrak aturan norma susila. Dan atas nama kebebasan pula, orang-orang kini tidak malu-malu lagi melakukan praktik tradisi menghalalkan segala cara. Politik uang yang terjadi di mana-mana dalam pemilihan gubernur atau bupati atau jabatan-jabatan publik lainnya. Dan atas nama kebebasan pula berbagai aturan nilai yang sebelumnya ditanamkan pada anak-anak muda sejak kecil dilabrak sehingga para generasi muda kehilangan petunjuk arah. Jadi jangan heran jika sedang jalan-jalan ke mall, kalian melihat ada seorang gadis yang berpakaian tank top (terbuka pundak dan pusarnya), bergandengan mesra dengan kekasihnya, lalu ketika masuk waktu shalat dia masuk juga ke mushalla, shalat, begitu selesai kembali lagi dengan kelakuan semula. Berangkulan mesra (sangat sih sebenarnya kata yang tepat) lagi dan masuk bagian penjualan pakaian untuk mencari pakaian tank top lain dengan warna yang sama mencoloknya dengan yang dipakainya. Jika ada sebuah teguran yang terlontar atas perilaku mengumbar kebebasan tanpa batas tersebut, maka orang ramai-ramai akan mengutuknya sebagai usaha pengkerdilan kemampuan dan bakat. Ah. Benar-benar sudah jaman edan. Tepat sekali ungkapan yang dipinjam oleh Haedar dari alur berpikir Ronggo Warsito. “Zaman ini zaman edan, siapa yang tidak ikut edan, tidak akan kebagian.” Innalillahi wa innailaihirajiun.

(hmm. Kalian tentu berpikir, lalu apa hubungannya dengan judul Bonsai yang jadi judul artikel ini. Aku juga tidak tahu. Tapi jika teringat pada para juniorku aku jadi teringat dengan para petani bonsai. Barangkali tanpa aku sadari, aturan yang aku dan suamiku coba terapkan pada mereka adalah perilaku para petani bonsai untuk memangkas segala sesuatu yang bisa merusak bentuk bonsai yang diinginkan. Semua orang tua tentu ingin anaknya tumbuh sesuai harapan. Bukan bermaksud untuk mengkerdilkan kemampuan dan bakat mereka. Tapi justru ingin agar mereka terbingkai dalam aturan yang bisa mengantarkan mereka agar lebih terpuji di masa yang akan datang. Bukankah dunia ini adalah persinggahan sementara? Cemilan yang tidak akan mengenyangkan perut tapi jika tidak dibatasi justru bisa merusak kedudukan hidangan utama. Dan syariat serta norma agama adalah cara Tuhan untuk mengatur manusia agar menjadi mulia dan berderajat terhormat baik di dunia dan akhirat. Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar. )
posted by ade anita @ 1:59 AM

nikmat Allah yang turun dari Langit

ketemu blog lamaku yang aku dah lupa passwordnya.. hehehe.... aku pindahin aja deh kesini.. biar kumpul dengan tulisanku yang lain.

THURSDAY, AUGUST 28, 2003 (dari blog Hello Myselfnya ade anita)
nikmat Allah yang turun dari Langit
Tanggal 27 Agustus 2003, smsku berbunyi tanda ada sebuah pesan yang masuk.
“AssalamuÂ’alaikum wr wb mbak Ade. Apa Kabar? Sudah lihat planet Mars? Alhamdulillah aku melihatnya di teras belakang rumah. Subhanallah gede dibanding bintang yang lain.”

Stop. Pesannya singkat tapi cukup membangkitkan rasa ingin tahu keluargaku karena pesan itu aku sampaikan pada suami dan anak-anakku. Sayangnya, saat itu aku masih terbaring sakit. Meski begitu, suami dan anak-anakku bersiap di sore menjelang petang untuk melihat peristiwa itu.

Kala itu Planet Mars memang sedang menuju ke titik terdekat dengan bumi, pada jarak yang tidak pernah terjadi selama hampir 60.000 tahun. Jarak yang terdekat akan dicapai pada tanggal 27 Agustus pada pukul 09.51 GMT saat mars berada di posisi 55,76 juta km dari bumi.Waw, subhanallah. Aku baru saja kehilangan kesempatan langka. Usia manusia itu, jika saja mengikuti usia Rasul saw, mungkin hanya sampai 65 tahun. Tapi ibuku yang baru saja meninggal beberapa bulan lalu, meninggal pada usia 58 tahun, belum lagi tetanggaku yang meninggal di usia yang tidak begitu jauh dari usiaku. Artinya, jika kehilangan kesempatan untuk dapat melihat penampakan dari Planet Mars dengan mata telanjang saat ini, aku harus menunggu hingga 60.000 tahun.

Hik..hikÂ… tidak mungkiiiinnn.

Tapi untung tak bisa diraih dan malang tak dapat ditolak. Itulah takdir yang sudah ditentukan Allah pada keluargaku. Aku terbaring sakit di tempat tidur dan kehilangan episode mengagumkan dari penampakan Planet Mars tersebut. Sedangkan suami dan anak-anakku, hmm. Ada kendalanya tersendiri. Belakang rumahku terhalang oleh tumpukan atap rumah-rumah penduduk yang padat sebagaimana halnya yang menjadi ciri khas rumah penduduk masyarakat perkotaan di Kota Metropolitan Jakarta. Dengan usaha dan sedikit harapan kami berlari ke halaman depan. Tapi langit tertutup awan mendung. Warna kelam kelabu menyelubungi langit di sekitar rumahku. Jadi, jangankan planet Mars, sepotong bintangpun tak tampak.Alhamdulillah. Itulah nikmat Allah. Pada akhirnya kami sekeluarga menyadari bahwa nikmat Allah itu sungguh tersebar di segala penjuru sudut bumi dan sekelilingnya. Keberadaannya memberi warna tersendiri pada diri manusia. Ada semangat yang terkobarkan karenanya, ada kesenangan yang tumbuh di dalam hati dan ada kepuasan dalam diri atas apa yang telah berhasil digenggamnya.

Tapi, manusia tetap memiliki keterbatasan yang bersifat di luar kendalinya. Ada yang berhasil meraih sesuatu dengan mudah. Itu artinya Allah sudah memberikan kesempatan padanya untuk dapat meraih nikmat tersebut. Tapi ada juga yang memerlukan usaha untuk dapat meraihnya. Dan ketika semua usaha sudah dilakukan, tapi kesempatan untuk memilikinya tidak juga dapat diraih, itulah takdir dan takdir itu adalah nikmat tersendiri. Kenikmatan itu adalah rasa syukur karena tersadarkan bahwa kita punya keterbatasan dan Allah Maha Berkuasa atas segalanya. Membangkitkan kesadaran bahwa sesungguhnya kitalah yang membutuhkan (selalu) pertolongan dan perlindungan dari Allah SWT. Beserta kesulitan ada kemudahan.

Setelah malam berlalu dengan mendungnya., di pagi hari hujan turun dari langit Jakarta. Tidak deras tapi berhasil menghapus debu-debu yang sudah menumpuk di atap-atap rumah dan mulai berkonspirasi dengan angin yang berhembus untuk menyebarkan penyakit. Sudah ada beberapa orang yang meninggal akibat serangan diare. Krisis air bersih memang masih menyelubungi kota-kota di Indonesia akibat kemarau tahun ini. Mungkin karena itulah kebersihan jajanan pasar mulai menyebarkan penyakit. Mungkin karena berpikir ingin menghemat air bersih, banyak pedagang yang meminimalisir penggunaan air bersih dalam pengolahan makanan yang mereka jual pada konsumen. Aku sendiri melarang anggota keluargaku untuk jajan sembarangan di pinggir jalan setelah ada anak usia 3 tahun tetanggaku tak tertolongkan lagi setelah tiga hari terserang diare. Hujan yang turun pagi di awal september ini, memang bukan murni hujan betulan. Karena itu adalah hujan buatan. Kemampuan berpikir manusia berotak cerdas berhasil memanfaatkan awan kumulus yang tampak bergerombol di atas langit tapi hanya hilir mudik bimbang akibat dipermainkan angin yang menerbangkannya kesana kemari.

Hujan buatan adalah istilah gampang untuk tehnik modifikasi cuaca. Persepsi yang berkembang selama ini yang menganggap teknologi ini bisa digunakan kapan saja dibutuhkan adalah sebuah persepsi salah. Karena untuk menjalankan teknologi ini harus ada syarat pendukung utamanya, yaitu awan. Awannya pun bukan jenis sembarangan, tapi awan yang menyerupai kapas, atau yang biasa disebut awan kumulus. Tehnik modifikasi cuaca ini adalah melakukan “deal” dengan awan. Ada tiga tehnik modifikasi yang bisa digunakan. Pertama membantu membantu pertumbuhan awan dengan penyebaran garam murni. Kedua untuk menjatuhkan hujan dan ketiga untuk mencegah terjadinya banjir akibat hujan yang menumpuk hanya di satu daerah konsentrasi dengan cara membuyarkan awan. Untuk menjatuhkan air yang tertampung di dalam awan kumulus ini, maka disemailah tepung garam dapur (NaCL). Bahan ini dipilih karena amat cocok sebagai inti kondensasi, tempat uap air mengembun atau menjadi titik-titik air. Sedang untuk membuyarkan awan, bahan yang cocok adalah tepung kapur (CaO). Bahan ini dipilih karena sifatnya yang menyerap panas. Dengan sifat seperti ini, uap air akan dicegah menjadi air karena panas untuk berkondensasi akan diserap (Republika, 26 Agustus 2003).Berpikir. Itulah bekal yang diberikan Allah pada manusia. Satu-satunya hal yang membedakan manusia dengan hewan. Hewan bertahan hidup dengan mengandalkan pada nalurinya tapi manusia diberi kemampunan untuk berpikir. Itu sebabnya kerja keras dan belajar adalah ketentuan yang diperintahkan dalam Al Quran. Tak semua mukmin diperintahkan untuk maju ke medan perang guna berperang membela agama Allah tapi diperintahkan sebagiannya untuk tinggal guna belajar dan menggali ilmu.

Ilmu Allah Maha Luas sehingga jika laut menjadi tintanya dan hamparan langit menjadi kertas untuk menulisnya, maka hal itupun tidak akan sanggup untuk menulis semua ilmu yang Allah miliki. Dan itulah nikmat Allah yang diberikan pada semua manusia yang menyadarinya. Alhamdulillah.Nikmat Allah sungguh tersebar. Sekarang, ujian terbesar yang dihadapi manusia adalah, apakah manusia sanggup bersyukur atas segala nikmat tersebut ataukah malah mengingkarinya? Semoga kita semua dimasukkan Allah ke dalam golongan manusia yang pandai bersyukur. Aamiin.
posted by ade anita @ 11:53 AM