Blighted Ovum

Evakuasi tulisan lamaku di blog Hello Myself-nya ade anita

SUNDAY, SEPTEMBER 07, 2003
Buat Apa Jin Mengambil Para Bayi?
Setelah mengalami mual dan muntah seperti yang biasa dialami oleh para ibu yang sedang mengandung di bulan-bulan awal, aku membuka internet. Membaca email atau surfing ke berbagai situs adalah sebuah hiburan tersendiri bagiku. Pagi ini aku mendapatkan sebuah email yang aku terima dari seorang teman. Ternyata email itu sudah beberapa kali diforwardkan dari orang-orang lain pula. Berikut ini isi emailnya:

“From: Sent: Thursday, July 17, 2003 1:42 PMAku cuma mau berbagi pengalaman aku, maksudku disini bukan untuk menakut-nakuti tapi karena aku enggak kepingin ada orang lain yang mengalami. Aku sudah married selama 6 tahun lebih dan kami belum dikarunia anak. Kami sudah berobat ke dokter dan dinyatakan keduanya normal, dalam arti kata tidak ada masalah (mungkin hanya waktunya saja belum sampai). Keluarga (aku dan suami) sudah banyak yang menanyakan hal itu dan hal itu membuat kami agak merasa sedikit tertekan.Suatu saat ada seorang teman yang menyarankan supaya berobat ke haji Jaya di Cibubur krn temanku berobat ke sama dan sekarang sudah dinyatakan hamil 6 bulan. Awalnya aku merasa ragu karena dengan pengobatan alternatif ini berarti sebagai seorang Muslim kita telah menduakan Allah swt. Tapi karena keinginanku untuk memiliki anak sangat besar dan melihat temanku sudah dinyatakan hamil itu, maka aku mulai percaya dan ingin mencoba.Pertama kali ke sana aku bingung bercampur herheran dan ternyata banyak sekali pasiennya Pak haji Jaya. Dalam menjalani pengobatan alternatif ini, aku diberi semacam jamu-jamuan yang harus aku minum setiap hari. Saat pertama kali minum jamu itu, malam harinya aku mimpi "diperkosa" oleh mahluk yang tidak bisa aku jelaskan bentuknya yg pasti bukan manusia.Saat itu aku takut sekali tapi krn keinginan untuk mempunyai seorang anak sangatlah besar maka hal itu aku acuhkan saja. Aku terus berobat rutin ke sana. Sampai pada saat itu (Oktobober 2002) aku dinyatakan hamil oleh pak haji tapi dengan syarat tidak boleh periksa ke dokter. Sebenarnya aku udah merasakan keganjilan krn kok tidak boleh periksa ke dokter, nggak boleh test peck dan aku masih tetap mendapatkan haid setiap bulannya tapi nggak tahu ada perasaan untuk tetap ikut sarannya pak haji.Waktupun berjalan terus, gejala kehamilan pun mulai nampak. Aku mengalami apa yg dinamakan "morning sickness" muntah2 tiap pagi setelah sikat gigi. Hari ke hari nafsu makanku jadi gila22an dan akibatnya berat badanku naik seminggu 3-4 kg. Dalam proses menjalani pengobatan alternatif ini, perasaan aku bercampur aduk antara senang, ragu, berdebar-debar dan gelisah menjalani semua ini.

Seiring waktu berjalan, aku mulai mendengar dadan semakin banyak mendengar keganjilan-keganjilan yang terjadi pada para pasiennya pak haji Jaya, seperti berikut ini :1. Teman kakakku yang kerja di gedung BRI II, saat ini dia masih mengandung dan sudah memasuki bulan ke 18, tetapi belum ada tanda2 akan melahirkan, tidak ada kontraksi sama sekali.2. Saudara sepupu temanku ada yang sampai stress dan depresi karena ketika usia kandungannya 9 bulan tiba2 kandungannya itu menghilang begitu saja (perutnya kempes). Yang ada hanya cairan berwarna hijau yang keluar dari perutnya. Aku saat itu tidak percaya karena aku pikir mereka hanya menakut-nakuti aku saja dan bahkan aku punya pikiran kalo mereka iri sama aku. Saat itu memang aku sepertinya dalam keadaan emosi, "tidak seperti" aku sebenarnya jadi gampang marah, sedih dan sebagainya. Yang anehnya kepercayaanku kepada pak haji Jaya tidak pernah berubah. Aku begitu yakin kalau kehamilanku akan berhasil. Sehingga pada suatu waktu, ketika aku tengah menunggu suamiku sku di Cempaka Mas shophouse, aku berkenalan dengan mbak Yuni yang pada saat aku kenalan tengah mengandung dan dalam hitungan hari akan melahirkan. Setelah kita ngomong2 ternyata kita berdua adalah pasien dari Pak Haji Jaya dan ternyata mbak Yuni itu telah mengandung 12 bulan dan pak Haji Jaya-lah yang mengatakan bahwa mbak Yuni akan melahirkan beberapahari lagi.

Tapi pada saat itu mbak Yuni belum merasakan kontraksi2 sama sekali. Karena aku merasa sebagai teman sepenanggungan maka kita bertukar-tukar nomor telepon. Saat itu usia kandunganku jalan 8 bulan.Aku memutuskan untuk pulang ke Semarang ke rumah orang tuaku sambil mohon doa untuk kandunganku ini. Di Semarang kebetulan aku bertemu dengan salah satu saudaraku yang mempunyai kelebihan supranatural. Saat itu dia memperingatkan aku bahwa di dalam kandunganku itu adalah "bukan bayi biasa karena dia mempunyai kuping panjang dan kulit yang sangat hitam" A'uzubilah Minzalik?aku saat itu lemas sekali dan hancur perasaan ini. Aku berdoa mohon petunjuk Allah SWT, Tahajud, shalat Tasbih, Shalat Taubat semua aku lakukan. Aku sudah pasrah pada kehendak Allah. Aku mohon kepadanya bila memang yang ada di dalam adalah bukan mahluk-Nya maka aku Ikhlas, Aku minta ampun karena aku telah memusrikannya.Seperti telah ditunjukkan Allah, maka aku nekat pergi ke dokter untuk malakukan USG (Yang artinya telah melanggar aturan dari Pak Haji Jaya) tapi.. Masya Allah ternyata hasil USG ku menunjukkan bahwa tidak ada apa2 didalam rahimku. Malah yang Dokter katankan aku mengidap tumor dan pembengkakan usus.Aku pasrah saat itu, maka kami sekeluarga juga minta tolong kepada orang yang kami anggap "pintar" untuk menghilangkan apa yang ada didalam, dan disarankan untuk mengadakan pengajian dan terus berdoa minta ampun pada Allah.

Tidak lama kemudian, +/- 3 hari aku mendapat mens, keluar darah dan perlahan2 perutku mengempis dengan sendirinya. Allhamdullilah Allah telah memberikan hidayahnya, dia masih sayang sama aku. Aku melanjutkan pengobatan tradisional dengan cara minum kunyit dan benalu untuk membersihkan perutku. Kemudian aku kembali ke Jakarta dan sampai di Jakarta aku langsung telepon ke mbak Yuni untuk menceritakan pengalamanku ini ternyata, Masya Allah ! ternyata mbak Yuni langsung menangis2 kepadaku dan bercerita kalo kandungannya hilang begitu saja. Aku kuatkan hati mbak Yuni dan kami berdua sama2 menangis karena merasa sebagai korban penipuan yang sangat keji. Setelah aku pulih maka aku banyak mengumpulkan informasi2 dari rekan2 lain yang mempunyai pengalaman yang sama dengan diriku.

Oh ya? Mbak Yunipun melakukan hal yang sama, dan oleh mbak Yuni Jamu yang diberikan oleh pak Haji dibawa ke laboratorium untuk d diperiksa dan ternyata hasil emeriksaan memang mengandung 12 unsur yang 11 unsurnya terdiri dari unsur menambah nafsu makan, unsure pembesaran usus dll. Tetapi yang anehnya adalah mereka tidak bisa menjelaskan 1 unsur lainnya Dengan semua informasi yang aku dapatkan, aku berkesimpulan bahwa dari sekian ratus pasien pak Haji Jaya ternyata hampir semuanya tidak ada yang berhasil. Seandainya itupun berhasil ternyata bayi yang dikeluarkan adalah mahluk jin semata. Yang aku dengar dari si bayi yang terlahirkan itu, perilaku nya tidak seperti bayi bayi lainnya. Porsi makannya sangat berlebihan dan bila matanya berdelik sangat menyeramkan.

Astaghfirullah !Aku berpendapat bahwa motif dari Pak Haji Jaya dalam melakukan pengobatan alternatif ini adalah untuk memperkaya diri sendiri dengan cara yang cepat. Sebenarnya Pak Haji Jaya adalah orang yang diberi kelebihan oleh Allah swt untuk dapat mengobati pasien patah tulang akan tetapi dia telah menyalah gunakan ilmunya dengan cara bersekutu dengan mahluk Jin. Teman2 Aku membagi pengalamanku ini karena aku merasa sangat perlu dibagi karena jangan ada lagi yang tertipu dengan cara demikian. Anak adalah amanah dari Allah yang harus kita jaga, maka jikalau Allah belum berkehendak untuk memberikan amanahnya kita harus sabar dan jangan memaksakan diri. Ingatlah bahwa cara2 yang berhubungan dengan alam ghaib sangatlah dibenci Allah.”

Tamat.
Sign out.

Email itu selesai aku baca. Hmm. Tak ada perasaan dan praduga macam-macam. Email seperti itu sudah sering aku terima dan terus terang, aku memang tidak pernah percaya pada email-email seperti ini. Pun aku belum bisa menerima cara pengobatan alternatif lewat “orang pintar” apalagi dukun. Terlalu tipis batas antara kemusyrikan dan niat seseorang untuk murni berobat dan karena batas tipis itulah aku memilih untuk percaya pada hal-hal yang bersifat rasional daripada terjerumus tanpa terasa. Email aku tutup. Mual di perutku mulai terasa kembali. Padahal aku baru saja menyelesaikan memakan satu buah tahu goreng untuk mengganjal perutku. Aku segera berlari ke kamar mandi dan memuntahkan semua yang baru saja aku makan.

Bagi beberapa orang wanita, masa-masa awal kehamilan adalah masa yang biasa saja seperti hari-hari yang mereka lalui jika mereka belum/tidak hamil. Tapi bagi beberapa wanita yang lain, berbeda lagi keadaannya. Mereka melaluinya dengan kendala yang khas. Mual, muntah, pusing, tubuh lemas dan temperamental tinggi. Hal ini akibat peningkatan kadar hormon secara tiba-tiba dalam tubuhnya yang bereaksi demikian. Beberapa lagi bahkan menunjukkan perubahan pada permukaan kulitnya akibat perubahan hormon tersebut. Ada yang merasakan kulitnya jadi kering dan bersisik bahkan ada yang semula berjenis kulit normal cenderung kering tiba-tiba merasa kulitnya jadi berminyak dan mudah muncul jerawat atau flek-flek hitam di kulitnya. Tentang perubahan bentuk tubuh umumnya mereka semua mengalaminya.

Tampaknya, aku termasuk golongan wanita yang terakhir. Aku mengalami “morning sickness” yang hebat. Begitu hebat hingga tukak lambungku terasa sakit akibat terlalu sering muntah. Tapi karena ini merupakan kehamilan kelima bagiku (hmm, anakku yang hidup hanya dua orang, yang lain keguguran di usia kehamilan muda, umumnya akibat kegagalan dalam pembentukan jantung atau anggota tubuh yang lain), aku berusaha menjalani semua proses gejala hamil muda ini.Hingga tiba saatnya untuk periksa denyut jantung. Sekarang usia kandunganku sudah memasuki usia 14 minggu. Seharusnbya denyut jantung si bayi sudah bisa terdengar. Entahlah. Meski ini kehamilan kesekian, tapi saat pertama mendengar ada sebuah denyut jantung lain di dalam perutku adalah saat yang terasa indah dan mendebarkan. Sulit untuk dilukiskan. Betapa besar kuasa Allah yang menitipkan kehidupan lain di dalam tubuh kita terlebih bila merasakan kehidupan itu semakin tumbuh dan berkembang secara perlahan. Geliat gerakannya yang serba halus dan lembut membuat diri ini sangat berarti.

Gel silica dioleskan dan alat bantu dengar itu terasa menggelinding kian kemari di atas perutku. Kian lama alat itu bergerak kian kemari ada sebuah warna kecemasan yang tertera di wajah bidan yang memeriksaku dan itu sedikit mempengaruhiku. Aku ikut cemas melihat kecemasan di wajah bidan.“Ada apa?” Aku bertanya dengan hati-hati, khawatir suaraku akan mengganggu konsentrasi bidan yang berusaha mencari denyut jantung bayiku. Bidanku hanya menggeleng-geleng kepalanya dengan mimik wajah cemas.

“Bu.. denyut jantungnya tidak ada. Tidak terdengar apa-apa. Sepertinya,… ah.. jangan-jangan… bayi ibu berhenti berkembang?” Dug. Jantungku terasa ikut berhenti berdegup mendengar pernyataan bidan. Ah. Apakah aku mengalami keguguran untuk kesekian kalinya lagi?

Oh.
Tanganku gemetar. Kutarik napas dalam-dalam. Mencoba untuk tenang. Kuamati wajah bidan dengan sejuta harapan. Dalam hati, aku berkata pada janin di tubuhku, “Nak, perdengarkanlah denyut jantungmu. Allah, beri kehidupan pada bayiku.” Bidan menghentikan kegiatannya dan menatapku dengan pandangan pasrah dan prihatin.
“Periksa ke dokter saja yah bu. Biar di-USG saja. Rasanya terjadi sesuatu pada bayi ibu. Saya tidak bisa mendengar suara denyut jantung sama sekali. Seharusnya, denyut jantung bayi bisa terdengar di usia kehamilan 12 minggu.”
Plash!!!. Aku pasrah. Yang terjadi, terjadilah. Allah Tentu Memiliki rencana lain.

---------000000----------

Tapi keadaan ternyata tidak seperti yang berusaha kutanamkan dalam diriku. Tetap ada kesedihan yang perlahan tumbuh di dalam hatiku. Terus terang, memasuki usia hampir 33 tahun, aku menginginkan memiliki satu orang anak lagi. Kehadiran bayi bagiku adalah sebuah hiburan dan nikmat tersendiri. Merasakan perasaan saling membutuhkan antara ibu dan bayi, saling mempererat tali kasih dalam sebuah pelukan kebersamaan adalah sesuatu yang begitu indah. Ada sebuah tangan mungil, sangat mungil yang akan menghapus kelelahan di kala hati resah. Ada wajah mungil yang tak berdosa yang menatap kita seakan mengingatkan diri untuk berlatih sabar dan senantiasa bersyukur. Anak adalah hiburan, teman dalam kesendirian di rumah bagi seorang ibu rumah tangga seperti aku. Kehadirannya senantiasa mengepakkan sayap kerinduan untuk tidak ingin berpisah dan helaan cambuk untuk bergegas berjumpa kembali jika memang harus berpisah. Tangisnya adalah nyanyian yang merdu. Tawanya adalah suara dawai yang indah. Ah. Aku menangis sesenggukan dalam pelukan suamiku menerima kenyataan bahwa kehamilanku kembali gagal (ini adalah kegagalan yang ketiga dalam usaha kami).

“Sabar. Mungkin Allah berkehendak lain. Jika Dia belum memberi, sekeras apapun kita meminta, tentu akan sulit untuk mendapatkannya.” Suamiku memberikan hiburan. Dan kurasakan diriku melayang jatuh dari ketinggian tebing harapan. Seperti daun kering yang tak berdaya berguguran dari ranting pohon akibat tersapu angin. Innalillahi wainnailaihi rajiun.

Sabar dan tawakkal ternyata adalah hal yang sangat mudah dianjurkan pada orang lain tapi sangat sulit untuk diterapkan pada diri sendiri dikala mendapati diri sendiri sedang dilanda lara. Dan dalam kedukaan itulah kurasakan betapa diri ini tidak berdaya apa-apa di dalam kuasa Ilahi. Aku tersungkur dalam lautan penyesalan akibat kelalaian yang hinggap akibat kesenangan yang melambung tinggi karena menyangka harapan sudah tergapai. Pundi-pundi harapan itu ternyata hanyalah kesenangan semu dan sementara. Amanah itu belum diembankan di pundak kami.

------0000-----

“Hmm.. iya. Kosong nih bu. Ibu lihat sendiri kan, bahwa disini memang terdapat kantong tapi tidak ada janinnya. Kantong ini kosong. Ini yang disebut dengan blighted Ovum.”

“Apa itu dok?” Aku bertanya pada dokter kandunganku. Keadaanku sudah lebih baik kali ini. Kami sudah bisa menerima kenyataan bahwa mungkin kami belum bisa mendapatkan anak lagi.

“Blighted Ovum itu adalah kondisi dimana ada sel telur yang matang dan siap dibuahi, tapi ketika bertemu dengan sperma, maka sperma itu tidak mampu menembusnya. Sebenarnya tidak terjadi apa-apa pada kondisi ini. Tapi karena sel telur sudah merasa disentuh dia langsung menempel ke dinding rahim. Nah, kejadian menempelnya sel telur ini ke dinding rahim membuat rahim mengirimkan sinyal ke otak untuk memberi tahu bahwa telah terjadi pembuahan. Otak yang mendapati sinyal seperti itu, segera memerintahkan seluruh tubuh untuk membuat perlindungan dan persiapan untuk melindungi kehamilan karena otak menduga telah terjadi pembuahan. Lalu mulailah terjadi proses sebagaimana yang biasa terjadi pada wanita hamil. Ada muntah, mual, dan sebagainya. Tapi ciri khas yang membedakannya dengan kehamilan normal adalah, gejala morning sickness ini biasanya lebih hebat dari yang biasa dialami oleh wanita hamil normal. Betul nggak?” Dokter bertanya dan aku mengangguk mengiyakan.

Aku bercerita bahwa selama kehamilan kali ini, proses morning sickness yang aku rasakan memang lebih hebat dari kehamilan sebelumnya. Bahkan napasku sudah terasa sesak seakan terdesak ke atas padahal kandunganku masih tergolong kecil. Biasanya, kondisi terakhir ini aku rasakan di usia kehamilan tua, sekitar 8-9 bulan.

“Tapi dok. Saya selain mengalami morning sickness juga merasa perut saya dan payudara saya juga mengeras dan mulai produksi ASI tahap awal. Jadi, seakan janin di kandungan saya memang sungguh berkembang. ”

“Iya, pokoknya semua gejala orang hamil terjadi deh. Kalau diperiksa air seninya, bahkan menunjukkan hasil positif. Begitu juga perut terus membesar. Itulah permainan hormon. Otak sudah tertipu oleh perkembangan hormon lain di dalam rahim. Siklus haid juga terhenti. Bahkan ada yang sampai berbulan-bulan belum menyadarinya jika mereka tidak berobat ke dokter atau bidan. Hmm… Kalau di kampung-kampung, mereka yang mengalami kondisi ini punya kepercayaan bahwa bayinya diambil jin. Pernah dengar tidak kasus seperti ini?” Aku terperangah. Tiba-tiba aku teringat email yang dikirim oleh temanku. Yah, email tentang bayi jin. Lalu dengan lancar aku ceritakan tentang email itu pada dokter.

“Ya. Begitulah. Masyarakat kita memang kadang lebih percaya pada hal-hal yang berbau supranatural. Terlebih karena mereka mulai putus asa dengan proses panjang yang biasa dialami jika berobat ke dokter dan pingin cari jalan pintas. Tapi pada umumnya yang terjadi adalah hal seperti ini. Blighted Ovum atau bisa juga karena memakan obat yang macam-macam akhirnya malah timbul tumor rahim, penyakit usus atau penyakit kandungan yang gejalanya memang menyerupai orang hamil.” Suamiku terasa menggenggam jemari tanganku yang tertumpu di atas pangkuanku di bawah meja dokter. Remasannya lembut seakan mencoba memberi kekuatan dan menawarkan kehangatan. Sungguh memang mulai merasakan sebuah debaran yang membuat lemas lututku tiba-tiba hadir.

Ah. Rupanya, tanpa aku sadari aku dan dokter berdiskusi panjang seakan di ruangan praktek itu hanya ada diriku dan dokter saja dan kian lama emosiku mulai menanjak karena rasa ingin tahuku akan sesuatu yang selalu menggunung. Padahal ada anak-anakku yang ikut mendengar dengan serius juga suamiku. Tapi masih ada satu pertanyaan lain yang terasa menggayut di kepalaku.

“Dok. Saya baca email seperti itu. Yang saya heran, mengapa mereka sampai hamil berbulan-bulan lamanya. Bahkan ada yang sampai lewat 9 bulan belum juga melahirkan tapi perut terus membuncit. Ada yang sampai lebih dari setahun loh dok. Lalu mengapa keadaan ini bisa terjadi?” Aku membalas remasan tangan suamiku dengan memberinya sebuah tepukan lembut. Sebuah isyarat bahwa aku insya Allah masih bisa mengendalikan diri untuk tidak berlebihan menguasai ruang praktek dokter. Selain diriku, masih banyak pasien lain yang menunggu di luar kamar praktek ini jadi aku harus tahu diri.

“Ya. Perut memang bisa terus membesar karena otak memerintahkan seluruh tubuh untuk terus melindungi kehamilan si wanita itu. Meski sebenarnya yang dilindungi itu adalah kantong yang kosong. Tapi biar ditunggu sampai kapanpun, tidak akan terjadi kontraksi. Mengapa? Karena kontraksi baru akan terjadi ketika si bayi sudah siap untuk dilahirkan sehingga ada sinyal yang dikirim ke otak dan otak meminta rahim untuk mulai berkontraksi. Pada wanita yang sudah siap lahir atau mengalami kelebihan dari waktu yang diperkirakan dokter akan memberikan suntikan yang berisi hormon yang bisa membantunya mengeluarkan rangsangan untuk berkontraksi. Jika rahim kosong maka sinyal kesiapan si bayi akan lahir tidak akan pernah ada begitu juga jika ternyata itu penyakit lain yang berhubungan dengan penyakit perut yang sudah saya sebutkan tadi. Itu sebabnya bisa berbulan-bulan, bahkan ada yang sampai lebih dari setahun. Yah. Itulah permainan hormon. Sama seperti jika kita ingin kurus. Dokter memberi kita obat, reaksi obat itu adalah mempermainkan hormon yang mampu memberi sinyal ke otak untuk memberi tahu otak bahwa tubuh kita sudah kenyang akibatnya otak memerintahkan seluruh tubuh untuk menghentikan pemasukan bahan makanan. Biasanya kalaupun kita makan kita jadi ke belakang atau bahkan muntah. Karena tubuh sudah tidak menerima asupan makanan lagi. Seperti itulah permainan hormon.” Dokter tersenyum dan aku pun tersenyum puas menerima penjelasannya. Di sepanjang perjalanan pulang, kepalaku terus berusaha berpikir dan mencerna semua keterangan dokter.

“Jika kamu ingin menulis semua pengalamanmu ini, tulislah. Mungkin bisa berguna untuk orang lain, aku mendukung sepenuhnya.” Suamiku memberi semangat seakan bisa membaca apa yang terjadi di dalam kepalaku.

DI rumah, segera aku menenggelamkan diri membaca berbagai literatur bacaan yang berhubungan dengan Blighted Ovum dan permainan hormon. Serta semua penyakit yang sekiranya berhubungan dengan hal itu. Ah. Manusia ternyata makhluk yang pandai memanipulasi berbagai kondisi. Dengan banyak membaca aku tahu, mengapa seorang pria bisa berubah kelamin menjadi wanita. Itu karena permainan hormon. Asupan hormon tertentu yang diminumnya bisa menyebabkan payudara seorang pria tumbuh sempurna seperti layaknya wanita. Dengan permainan hormon pula, seorang wanita tua yang sudah menopause bisa kembali hamil dan melahirkan anak. Dengan permainan hormon pulalah seorang yang biasa saja bisa berubah total menjadi sosok yang sama sekali berbeda. Seperti yang terjadi pada Mickael Jackson misalnya atau artis-artis lain dan kini wilayah jangkauan permainan hormon yang dilakukan oleh manusia sudah memasuki wilayah yang sensitif, rahim wanita. Sayangnya masyarakat kita yang percaya pada mistik ternyata begitu mudah dibohongi.

“De, jangan lupa istirahat, jangan kebanyakan baca dan nulis yah.” Sms yang dikirim oleh suamiku membuatku tersenyum. Segera aku bersiap untuk mereply-nya.

“Insya Allah. Mas, Terimakasih yah karena tidak membiarkan aku ber-emosional ria, juga terima kasih karena selalu mengajak aku untuk senantiasa bersikap rasional.” Tidak berapa lama kemudian sms-ku sudah dibalas kembali. Tidak ada tulisan apa-apa selain sebuah kiriman gambar sekuntum bunga mawar dan sosok wajah karikatur yang sedang tersenyum ramah.

Alhamdulillah. Untuk terakhir kalinya aku baca kembali email yang berisi pengalaman ibu muda yang dibohongi oleh Pak Haji di Cipayung itu. Aku baru saja membaca bahasan medis dari sebuah milis dokter yang aku dapatkan di sebuah situs terhadap kasus tersebut. Para dokter menduga bahwa Pak Haji Itu memanfaatkan peranan sugesti yang bersemayam di dalam hati para wanita pendamba anak tersebut.

Adalah ciri khas wanita pada umumnya jika mereka kedapatan salah melakukan sesuatu berusaha mencari kambing hitam agar posisi mereka tidak terlalu salah. Dan inilah yang dilakukan oleh para dukun atau orang pintar. Rasanya aku lebih setuju jika sebutan orang pintar ini diberikan bukan karena mereka pintar dalam sesuatu bidang tapi karena mereka pintar “meng-akali” orang lain.

Ada beberapa keganjilan dari email tersebut.

Pertama, sudah banyak korban tapi tak satupun yang mau membawa kasus ini ke pengadilan (padahal sudah ada yang mengaku membawa obat/ramuan pak Haji itu ke laboratorium). Para dokter di milis dokter mengira bahwa itu terjadi karena sebenarnya para wanita ini sudah begitu terlibat emosinya sehingga sudah sulit membedakan mana yang nyata dan mana yang rekayasa (suatu reaksi yang muncul akibat sikap mencari kambing hitam tadi).
Kedua, seakan tidak ada peranan suami dalam hal ini. Apakah suami mereka tidak bersuara sama sekali dalam mengikuti perkembangan kehamilan istrinya, paling tidak persiapan untuk persalinan. Kan tidak mungkin bersalin di tempat Pak Haji. Ketiga, tentang anak jin. Buat apa jin mengambil para bayi?Terus terang, sebenarnya dari awal, keganjilan ketiga inilah yang membuatku tidak peduli pada email di atas. Syetan berjanji pada Allah bahwa dia akan mengajak manusia untuk menemaninya ke neraka ketika Allah mengusir mereka keluar dari surga dan memasukkan mereka ke neraka akibat kesombongan dan kedurhakaan syetan akan perintah Allah. Tapi Allah berjanji bahwa dia akan melindungi manusia yang tetap berpegang pada tuntunan Agama Allah dan tidak menyekutukan Allah dengan yang lain. Bayi-bayi yang dititipkan dalam kandungan, sesungguhnya semuanya adalah sosok yang suci dan sesuai dengan fitrah asal mula manusia yang terbebas dari berbagai dosa dan salah. Selamanya, rasanya syetan tidak akan mampu menitipkan benih mereka di dalam rahim manusia karena kesucian bayi-bayi tersebut. Orang tuanyalah yang membuat para bayi tersebut berwarna lain di dunia ini. Dan lewat orang tualah sebenarnya syetan mencoba untuk mencari sekutu.

Ah. Ujian hidup ternyata sangat beragam, meski begitu mencoba untuk tetap berjalan di jalan yang lurus dan diridhai oleh Allah sesungguhnya bukanlah sesuatu yang tidak mungkin. Selama kita semua tetap berpegang erat pada tali agama Allah. Semoga kita semua demikian adanya. Aamiin.

“Ibu, babynya masih sakit yah?” Anak bungsuku yang baru berusia empat tahun bertanya sambil memegang perutku. Hmm, rasanya usaha untuk mengajak orang agar menggunakan akal yang sehat dan jujur itu bisa dimulai dari si kecil ini sejak dini.

------7 september 2003----(hari aku dikuret, Ade Anita)
kisah ini akhirnya dimasukkan ke dalam rubrik "fragmen Kehidupan" di majalah Ummi, edisi 9/XV/2004, dengan judul Kisah Sendu Merindu Buah Hati.

Tidak ada komentar