Seandainya aku tidak ngeblog, mungkin aku tetap memiliki buku diary saja


[Lifestyle] Seandainya aku tidak ngeblog, mungkin aku tetap memiliki buku diary saja. Bukan punya blog. hehehe. Dan Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu ketujuh.

Ini sungguhan. Aku memang gemar menulis Diary sejak masih kecil. Dan di buku diary itu, bukan cuma tulisan saja yang aku tuliskan, tapi juga gambar-gambarku, potongan tiket, karcis, daun kering, kelopak bunga kering, lembar foto, klipping koran, pokoknya rameeeeeeeeeeee banget diaryku.

Saking ramenya, dulu waktu aku sekolah dan kuliah nih, teman-teman yang kebetulan tahu kegiatanku menulis Diary itu, jika sedang bosan dengan pelajaran atau perkuliahan, mereka akan datang padaku hanya untuk meminta:


"De.. bawa buku diary lo gak? Gua baca dong." Dan tanpa merasa apa-apa, aku memberikan buku diaryku pada mereka. Jadi, diaryku tuh  asli dibaca oleh banyak orang.

Loh? Kok bisa? Bukannya isinya rahasia?
Nah, aku sudah mengantisipasinya. Aku memang selalu punya dua buah buku Diary. Dan keduanya aku beri nama loh, yaitu si Bunga (karena sampul diaryku selalu yang gambar bunga-bunga) dan si garis (hehehe, cuma buku tulis biasa, biar gak ketahuan sama orang bahwa itu buku diary karena isinya rahasia).

Nah, si bunga ini yang laku keras sering diminta teman-teman. Aku simpan buku diary ini dalam tas naik gunung yang besar ketika aku pergi ikut suamiku selama 5 tahun bermukim di Sydney, Australia. Begitu aku kembali lagi, tas ransel berikut isinya sudah tidak ada semua. 
Hiks. Sedih deh.

Lalu, ketika aku akhirnya mengenal Blog, keasyikan menulis diary tempo dulu kembali kambuh. Karena, di blog aku kembali bisa menempel potongan karcis, tiket, lembar foto, daun kering, kelopak bunga, adegan yang aku lihat sehari-hari... semuanyaaaa... lewat foto-foto tentu saja. Tidak model Scrapbook seperti diaryku tempo dulu. Karena aku memang senang bercerita dan mengabadikan semua kisah yang aku temui sehari-hari lewat tulisan.

Nah, karena hobbi cerita sambil mengabadikan macam-macam ini pulalah maka kebutuhanku akan gadget menjadi bertambah. Sekarang, kemana-mana aku selalu menenteng hape berkamera dan tablet. 

Hape fungsinya untuk mengambil gambar. Tablet untuk menulis ide tulisan dan mencoret-coret gambar. Dan inilah tiga serangkai sahabatku ngeblog selama ini:


Suamiku memang amat mendukung kegiatanku ngeblog. Ngeblog itu banyak manfaatnya buatku, yaitu:

1. Aku jadi lupa bahwa aku ini aslinya penyakitan. Bawaannya optimis dan ceria saja jika sudah menulis dan ngeblog. Menulis itu adalah obat penawar duka dan pencegah kegalauan. Pernah aku takut sekali dengan persangkaan pribadiku atas penyakit yang aku derita, lalu aku tulis (dulu aku sering banget nulis di notes facebook sebelum mindahin kegiatan nulis notes itu di blog. Nah, membaca komen teman-teman itu amat mengobati rasa takutku dan juga menerbitkan semangat untuk berani dan bangkit.

2. Mengurangi kecanduanku pada game-game virtual. hehehe, aku sudah tulis hal ini kan sebelumnya (baca tulisan tentang hal ini di : tetap menjadi seorang penikmat game).

3. Ngeblog juga bikin penyakit gaptekku berkurang dan terobati. Waktu awal-awal aku jadi kontributor di beberapa website, aku cuma taunya menulis saja. Setelah selesai menulis aku setor tulisanku ke email pemilik website bersangkutan. Nggak ngerti proses gimana tulisan itu akhirnya bisa tayang. Setelah ngeblog, aku perlahan belajar sedikit demi sedikit berbagai istilah internet yang tadinya aku asli buta sama sekali (boleh percaya boleh tidak; dari tahun 2000 hingga tahun 2009, istilah internet untuk urusan blog yang aku tahu hanya istilah:
kalau mau miringin huruf itu kita harus nambahin kode dan diakhiri dengan </ i>, kalo nebelin, kalo mo ngasih garis... sudah. Itu saja. hahahaha..memalukan memang.

Nah, setelah punya blog sendiri dan mulai mau serius, aku mulai tahu istilah URL, link, backlink, dan macam-macam. Kebanyakan aku bertanya pada teman-teman sih. Tetep gaptek tapi gak separah awal tahun 2000-an dulu.

4. Jadi punya banyak teman dan ikut dalam berbagai komunitas yang isinya orang-orang yang asyik-asyik. Dan keikut sertaanku ini, tanpa terasa bikin cakrawala berpikir dan pengetahuanku jadi otomatis bertambah. Aku bisa lihat banyak tempat lewat laporan perjalanan dan cerita tentang tempat yang berbeda-beda dari teman-temanku. Aku bisa tahu apa saja yang jadi masalah orang-orang dan apa solusinya. Aku juga jadi belajar bagaimana membuat sesuatu, menghasilkan sesuatu, dan berkenalan dengan para pemilik ide-ide kreatif.

5. Ehem... bisa ikutan lomba dan merasakan nikmatnya jadi pemenang dan galaunya ketika kalah. hehehehe. Sebenarnya, aku asyik-asyik saja ikut aneka lomba, tapi kondisi senang dan galau itu otomatis muncul ketika membaca pengumuman hasil lomba.

6. Nah, yang ke enam ini, dengan ngeblog aku jadi tidak pernah lagi menulis buku Diary. 
Blog punya semua yang aku ingin tulis di buku Diary bungaku. Cuma, untuk menulis curhat pribadi, sekarang aku gak pernah nulis di diary lagi. AKu sudah punya seorang sahabat yang amat baik hatinya dan selalu mendukung semua cerita dan mimpi-mimpiku; dialah suamiku. Padanya sekarang aku sering bercerita hal-hal yang rahasia. Jika rahasia itu kurasakan akan bikin malu, maka aku tinggal meminta dia menutup matanya selama aku bercerita dan berjanji untuk tidak ketawa (jika itu rahasia memalukan) atau marah (jika itu rahasia menyebalkan). Dan suamiku inilah yang memberi modal untuk keberlangsungan kegiatan ngeblogku.
Ihh, I love him Full deh pokoknya.

Jadi, seandainya aku tidak ngeblog... ah. Jangan deh, aku suka ngeblog.

gambar diambil dari https://chasingriches.wordpress.com/2012/03/16/why-i-love-blogging/

====================
Penulis: Ade Anita

 “Postingan ini disertakan dalam #8MingguNgeblog Anging Mammiri”


11 komentar

  1. mbak ade... samaan lagi... hihi aku juga demen nulis diari dari kelas 3 sd... tapi bedanya, diary ku itu masih aku simpen rapih, ada sih yg ilang dikit... biasanya yg ilang itu yg kecil2 dan tipis ukurannya....

    kalau ditumpuk, diariku udah kayak tower.... hihihi...

    dan bedanya, diaryku isinya super rahasia, haha... siapapun gak boleh baca termasuk mamaku :P

    sekarang nih mbak, kalau nginep di rumah orang tuaku dan buka2 lagi diari jaman sd-sma aku suka ngakak sengakaknya.... sungguh lucu dan aneh aja ternyata dulu aku begini ya... aku begitu ya....

    Pas kuliah udah dibeliin laptop, nulis lewat laptop pake MS word.... karena emang diaryku dasarnya rahasia gak pernah aku bikin bentuk blog...

    Sekarang nulis diary di android, pake aplikasi khusus diary...

    Pokoknya, nulis diary itu selama2nya buat aku deh... :')

    BalasHapus
    Balasan
    1. waah.... gak tau kenapa, sejak bersuami aku jadi lebih senang curhat ke dia. mau curhat yang isinya nyenengin atau yang isinya nyebelin. Yaa.. paling banter juga suamiku negur langsung kalo curhatku isinya full gerutuan dan omelan dan gosip dan prasangka buruk. Hmm... ini nih kelebihan curhat dengan manusia ketimbang buku. karena manusia bisa mendengar dan tahu kapan uneg2 kita itu jika dibiarkan cuma jadi korosif di hati. kalo Diary dia cuma menampung aja. Enak sih karena kita mau ngapa-ngapain aja dia bakalan diem dan tidak melakukan perlawanan atau hinaan ke kita. Tapi... kita jadi gak tau kapan saatnya kita harus membuang karat di hati kita biar hati tidak jadi merapuh.

      Hapus
  2. Kalau enggak kenal blog mungkin saya enggak nyasar sini ya mbak hehehe

    sukses lombanya mbak Ade

    BalasHapus
  3. kalau gak ngeblog aku gak kenal mbak Ade ya :) aku save blognya ya mbak

    BalasHapus
  4. Saya suka aja dengan tulisan mbak yang apa adanya kaya gini, fresh buat dibaca..keep blogging mbak :)

    BalasHapus
  5. Sangat suka gaya menulis Mbak Ade Anita... Moga tulisan-tulisannya trus jadi inspirasi bagi banyak orang.

    salam kenal yah Mbak Ade Anita...
    mariki' di',,,

    BalasHapus
  6. menarik sekali pengalamannya,,,,

    BalasHapus
  7. Tulisannya mengalir kaya air.
    teruskan mba.

    BalasHapus