Jangan-jangan, lama-lama aku jadi sebal beneran nih sama
semua yang namanya politisi? Berita tentang mereka kian lama kian bikin
mangkel.
gambar kartun politik ini diambil dari sini |
Jadi ingat, dulu, ustad almarhum Zainudin MZ pernah juga
memiliki pemikiran untuk masuk ke arena politik dengan mendirikan sebuah partai
politik. Tapi, belakangan, beliau akhirnya mengundurkan diri dari partai yang
dibesarkannya dengan alasan:
"Saya, dulu merasa bahwa dengan masuk ke dalam lingkaran politik yang dekat dengan kekuasaan, kita bisa memberikan suara kita lebih dahulu daripada orang yang berada di luar lingkaran. Karena, otomatis sebagai anggota DPR/MPR, saya ikut serta dalam pembuatan undang-undang dan menyampaikan aspirasi umat lebih dahulu pada pemerintah. Tapi, setelah berada di dalam, ternyata kondisinya bertolak belakang dengan apa yang saya bayangkan ketika berada di luar lingkaran. Setelah di dalam, terjadi lobi-lobi, kesepakatan, harus memikirkan kepentingan anu, kepentingan itu, dan akhirnya... saya menemukan diri saya sudah berubah menjadi sosok yang dahulu saya kritik dan tidak saya sukai. Akhirnya, saya pun mengundurkan diri dari kancah politik dan kembali ke lingkungan dakwah. Dunia politik itu ternyata... mampu mengubah seseorang menjadi sewarna dengan mereka dan tidak ada yang berhasil untuk tetap memiliki warna tersendiri.". (sumber: satu jam bersama Zainudin MZ di tvone)
Jujur saja, saya salut dengan keputusan ustad yang satu ini.
Dan senangnya, karena kembali bisa mendengar semua ceramahnya lagi.
Ngomong-ngomong soal Ustad, Ustad AA GYM juga dulu mengaku
pernah diwanti-wanti oleh para pendengarnya untuk tidak melakukan 2 (dua)
"P", yaitu Poligami dan (terjun ke) Politik. Yang pertama, tentu saja
merupakan sebuah aturan yang sudah diatur oleh Allah SWT demi kemaslahatan Umat
Islam itu sendiri. Maka, AA GYM menolaknya. Tapi yang "P" yang kedua,
dia sepakat. Terjun ke dunia Politik memang sebaiknya dihindari oleh seorang
pendakwah.
Tapi, bagaimana jika tidak ada sama sekali para pendakwah
yang terjun ke dunia politik? Bagaimana kita bisa mempengaruhi dan mengontrol
perkembangan dunia perpolitikan kita agar tidak melenceng hingga mereka
melahirkan aturan perundang-undangan yang justru melenceng dari aturan agama
Islam?
Nggak usah takut. Rakyat tetaplah masih yang paling utama
menentukan nasib sebuah bangsa. Jadi, tidak semua nasib bangsa Indonesia
ditentukan oleh para tuan dan nyonya yang ada di gedung DPR/MPR itu.
Jadi.... ketika ada seorang ustad yang diduga melakukan
korupsi setelah duduk di bangku politisi? Ah, itu mah biasa.
Jadi, ... ketika ada seorang yang cerdik dan pandai yang
diduga melakukan korupsi setelah duduk di bangku politik? Itu juga sudah
diperkirakan semua orang.... mungkin tinggal menunggu waktunya saja untuk kabar
tentang itu mencuat ke permukaan.
Jadi, ... ketika ada seorang yang santun dan baik hatinya
tiba-tiba diberitakan melakukan korupsi setelah menjadi seorang politisi? Ya sudah
biarin saja. Biasa itu.
Jadi.... ketika ada seorang yang sederhana dan bersahaja,
baik dan sholeh tiba-tiba menyatakan diri berhenti jadi politisi dan ingin
kembali ke jalur dakwah.... ITU BARU LUAR BIASA. LIKE IT... LOVE IT.
--------------------------------
Penulis: Ade Anita
Sependapat dg pendapat alm. Ustadz Zainuddin MZ...politik yg terlalu banyk lobi sana sini menjadikan politik di negeri ini amburandul, ga jelas mau dibawa kemana negeri ini, seolah jargon "siapa mendapatkan apa" terpampang jelas. Seolah politik hanya utk bagi2 kursi dan kue, kalo merasa kurang trus cakar2an..duhhh
BalasHapusNah itu yang bikin aku bingung. Kenapa kebijakan yang dibuat untuk kepentingan banyak orang harus dipolitisasi dan ditunggangi oleh mereka untuk cari muka paea pendukungnya?
HapusSama mbak.. mereka itu kalau mau jadi calek bukan jutaan yang dikeluarkan untuk sana-sini, tapi puluhan juta mbak..
BalasHapusmaka itu kalau udah jadi di kursi yang dia maksud, dia balikin harta kekayaan mereka dengan cara korupsi mbak, kalau enggak mana mau...
Eh..waktu pemilu kemarin ada banyak caleg yang gagal terpilih jadi aleg lalu meminta kembali barang2 yang sudah mereka beri waktu kampanye... Untunglah mereka tidak terpilih
HapusSaya cuma tonton 2 acara TV: berita dan kartun, hehe...
BalasHapusDan dari acara berita itu saya mengikuti perkembangan politik di negeri ini. Peduli amat, yang katanya media massa itu lebay lah, menggiring opini publik lah, membentuk persepsi penonton lah... peduli amat... yang saya tahu ada asap pasti ada api, gak mungkin media massa memberitakan satu berita tanpa ada sebabnya...
Begitu juga dengan kasus korupsi yang tengah menimpa orang yang harusnya tidak terlibat sama sekali dengan hal2 hina macam itu... Banyak kawan2 saya yang membela, dibilangnya tabayun dulu lah... husnuzhan dulu lah... Duh, rasanya sulit banget buat berpikir positif dengan orang2 yan bermain lansung dalam dunia politik bahkan ustadz sekalipun...Karena dunia politik adalah dunia penuh intrik, benar salah itu sudah kabur, tidak ada lagi hitam dan putih, dan pastinya dunia penuh KEPENTINGAN... kepentingan untuk berkuasa, untuk partai, uang, dll...
Wa Allahu Alam
Ternyata..kita punya pendapat yang serupa ya...
HapusSebenarnya saya itu risih melihat dunia politik negeri kita amburadul seperti itu, katanya bersih tapi nyatanya banyak yg main wanita juga. katanya gak korupsi tapi ya ketangkep juga.
BalasHapustapi jadinya mirip, kok bisa orang2 kotor seperti itu berada di jajaran parlmenen indonesia. apalagi artis2 tu.. haduuhh hancur deh hancuurr...
dakwah memang pilihan yang lebih tepat
BalasHapusklo politisi cepat naik daun cepat juga gugurnya
begitu gugur langsung ditiup angin tanpa bekas, namun klo dakwah akan sll terkenang dunia dan akhirat selama dakwah dijalan yg benar. namun demikian ada juga politisi yg jujur, satu dalam seribu
sesuai dengan pernyataan ROsul dalam hadits riwayat imam ahmad nomor 17680, ini era mulkan jabariyyah, Al qur-an dan sunnah sudah jauh dari kehidupan para pemimpin
BalasHapusEntah mengapa keadannya sekarang kaya gini, banyak orang yang mengaku ngaku sebagai orang yang berjalan atas nama Alloh dan demi rakyat, tapi pada kenyataannya................ahh, sudah sangat sulit mencari orang yang bersih di politik negeri ini
BalasHapusSalut dengan KH Zainudin, saya sudah sangat kangen dengan suaranya yang dulu sering ada di radio sebelum maghrib
BalasHapus