First love never die


Aku aslinya masih memikirkan ide mau nulis apa ketika mendapatkan tema pekan ini. Susah-susah gampang. Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan hingga tiba-tiba sahabatku datang dan kami terlibat obrolan seru tentang kehidupannya (kami sudah lama terpisah dan baru bertemu sekarang). Dan inilah tulisanku untuk pekan ini.Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu keempat.


Kalian percaya bahwa cinta pertama itu tidak pernah mati atau bahasa kerennya first love never die? Secara kebetulan, saya punya cerita tentang hal ini. Ini cerita tentang teman saya, selanjutnya kita sebut saja namanya merah. Dia memang cantik luar biasa layaknya bunga mawar merah yang merekah. Kemanapun dia pergi dan berada, dia selalu menarik perhatian banyak kumbang. Bahkan bukan cuma kumbang tapi juga kekaguman orang-orang yang tanpa sengaja melihat kehadiran rekahan kelopak merahnya.


Suatu hari, Merah jatuh cinta dan ini adalah cinta pertamanya. Cinta pertamanya itu benar-benar membuat kelopak merahnya kian bersinar terang dan menawan. Bahkan pancaran keindahannya memesona siapa saja. Merah benar-benar terbuai asmara yang indah.

Sayangnya, kisah cinta yang dijalankan oleh Merah, sahabatku itu, tidak semulus kelopak mawarnya yang indah. Ada banyak sekali kesulitan yang menghadang kisah cinta mereka untuk terus bergulir. Tanpa penutup hujan, siapapun pasti akan basah oleh hujan. Tanpa pelindung dari cahaya matahari, siapa saja bisa terbakar cahaya matahari. Dan tanpa perisai yang kuat, sanggupkan melawan angin badai yang datang berhembus? Demikianlah akhirnya Merah menyerah pada kenyataan bahwa satu-satunya jalan terbaik untuk siapa saja justru adalah mengakhiri kisah cintanya yang sedang merekah indah tersebut. Hingga akhirnya kisah cinta yang dialami oleh Merah benar-benar berakhir.

Merah pun harus menerima kenyataan ini. Cinta pertamanya, cinta yang telah membuat kemilau dalam dirinya kian bersinar, harus kandas di tengah jalan.

Sedih? Itu pasti.
Terpuruk? Itu amat dimungkinkan juga terjadi.

Tapi, waktu yang berjalan senantiasa membawa angin sejuk yang akan menghapus perlahan tapi pasti semua kedukaan dan kelaraan. Waktu akan mengobati luka. Itu sebabnya matahari tetap terbit di pagi hari dengan rajin untuk mengantarkan cahayanya yang hangat pada siapapun, tak peduli apakah suatu daerah sedang dilanda kedukaan atau musibah. Dan rembulan tetap akan muncul mengiringi gelapnya malam meski suatu daerah sedang dilanda wabah atau penderitaan. Dan Merah pun mulai bangkit, meski tertatih, untuk bisa terus tersenyum bersama kedatangan waktu yang menghampirinya.

Ada banyak pelajaran hidup yang akhirnya dipelajari oleh Merah. Semua dia terima dan resapi agar bisa menjadi hari baru, masa depan baru. Hingga perlahan, tanpa dia rasakan, dia telah meresap semua pelajaran hidupnya dengan amat baik dan tidak sadar bahwa dia kini tidak lagi berwarna merah lagi. Dia sudah berubah menjadi Biru. Inilah penampilan baru dari Merah yang terpuruk: dia menjadi Biru yang lembut dan kuat serta tegar. Untuk memilliki sesuatu yang baru mungkin kita harus mengusahakan untuk membeli atau mendapatkannya dari orang lain. Tapi ketika kita memutuskan untuk menjadi diri kita yang baru maka yang kita butuhkan hanya satu: yaitu kekuatan diri sendiri untuk berani keluar dari wilayah yang kita persangkakan aman selama ini dan menapak di wilayah baru dengan semangat baru dan tekad yang baru. Itulah diri kita yang baru. Itulah : BIRU.

Dan ketika Merah telah berubah menjadi Biru itulah tiba-tiba dia bertemu lagi dengan cinta pertamanya dahulu. Meski semua kondisi sudah berubah sekarang, tapi, rupanya cinta mereka tidak pernah mati. Cinta itu ternyata masih ada dan mereka kembali jatuh cinta lagi. Hanya saja kali ini masing-masing sudah menjadi lebih dewasa. Jadi, jika dahulu cinta yang bergelora di antara mereka terjadi karena emosi dan gejolak usia muda yang bergelora maka sekarang yang terjadi adalah cinta yang lebih dewasa dan matang.
Lalu... mereka pun kembali merajut cinta.

kisah perjalanan cinta pertama sahabatku: firsti love nover die


Nah, sekarang... apakah kalian mau percaya padaku bahwa cinta pertama itu tidak pernah mati setelah mendengar ceritaku ini? Hehehe.. maaf ya, untuk kepentingan banyak orang, aku tidak bisa memberitahu siapa nama sahabatku itu. Tapi, sebelum menulis kisah ini aku sempat menelepon dirinya untuk minta izin.

"Hei... tebak, apa isi tantangan pekan kelima kali ini? Tentang cinta pertama. Karena pertimbangan banyak hal, aku ingin menuliskan kisahmu. BOleh ya?" (lalu kami menghabiskan waktu lamaaaaa sekali di telepon untuk membicarakan tentang kisah ini. Hahahaha. Ceritaku berat di pulsa). Ada yang mengalami hal yang sama dengan sahabatku itu gak? Kamu barangkali?

================

Penulis: ade anita
n.b: hei, kamu yang ikut membaca ini karena aku undang, makasih ya untuk ceritanya.
Postingan ini disertakan dalam #8MingguNgeblog Anging Mammiri” 


20 komentar

  1. ^_^ cinta pertama damae udah mati, tante. coz dulu sering diolok2 cinta monyet. hihi

    BalasHapus
  2. wah emang masih sama2 single mba ade?. kalu udah berkeluarga ga boleh dog cintanya terus diperlihara

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setelah 15 tahun mereka terpisah, mereka bertemu lagi. Merah sudah menjanda ksrena suaminya meninggal dunia. Sekarsng merah bersedia jadi istri kedua. Mereka bersatu lagi sekarang

      Hapus
  3. Kalau ketemu cinta pertamanya masih sama2 single ya ga masalah ya mbak? Kalau saya waktu ketemu cinta pertama saya sudah sama2 punya pasangan tapi belum nikah. Terus dia nikah duluan.... dan sekarang saya yang punya anak duluan. hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang satu single yg masih punya istri dan 3 orang anak. Insya Allah mereka akan menjalankan keluarga poligami

      Hapus
  4. Saya suka gambarnya mbak Ade. Sederhana, tapi mewakili ceritanya... pas banget

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ah leganya akhirnya ada yang merhatiin gambarnya. Itu aku buatnya ampe dua hari soalnya
      Makasihhhh

      Hapus
  5. kalau saya mau nls .. jangan dipelihara slogan firtlove never die.. atau love--love entah ke berapa sebelum merid.. harus die :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya binta..sepakat,.. Tapi kita gak pernah tau apa takdir kita di masa depan. Sepertinya, sahabatku itu memang belum berjodoh 15 tahun yang lalu tapi berjodohnya di masa sekarang. Dan itulah yang terjadi.

      Hapus
  6. first love never die...
    sepertinya aku percaya slogan itu Mbak...

    karena namanya pertama, pastinya berkesan banget kan

    BalasHapus
    Balasan
    1. komen-komen di atas dirimu tidak sependapat dengan dirimu Elsa

      Hapus
  7. cinta pertamanya Dija siapa yaa...
    hihihihi

    BalasHapus
  8. Aku juga suka gambarnya Mbak Colourful meaningful, pokoknya I Love U full laah haha :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. itu mikirin gambarnya dua hari tuh. Tadinya aku mo bikin berbentuk stick man, tapi, aku gak suka pas adegan pertemuan kembalinya kok kesannya gimana gituuuu... jadilah aku ganti gambarnya jadi gambar hati xixixi

      Hapus
  9. kalo mbak ade...siapa cinta pertamanya?:D

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah itu dia... kalau cinta pertama itu dihitung mulai dari "suka ma seseorang pertama kali" itu berarti dari aku usia ... kelas 6 SD...hahaha. Tapi, kalau cinta pertama itu dihitung dari mencintai dengan sungguh-sungguh seseorang dan merasa bahwa dia adalah bagian yang tak terpisahkan dari kita, ya.. sejak aku jatuh cinta pada suamiku. Aku gak tau yang dimaksud cinta pertama itu apa.

      Hapus
  10. mmmhhh...merah menjadi biru, lalu dewasa, kisah yang seru juga pastinya..,
    Namun so pastinya perubahan itu banyak makanG ongkos juga, bukan cuma pulsa. hehehe...

    salam..

    BalasHapus
    Balasan
    1. perubahan itu terjadi bertahun-tahun, bukan cuma semalam seperti di negeri dongeng. Tapi itu penanda terjadinya move on.

      Hapus