Never Talk To Stranger


[Parenting] Never Talk To Stranger adalah nasehat yang sering diajarkan oleh banyak orang tua kepada anak-anak mereka. Khususnya pada orang tua yang membesarkan anak-anak mereka di belantara kota besar yang selalu hiruk pikuk dengan bermacam-macam tipe orang. Kita tidak pernah tahu bukan, mana orang yang baik dan mana orang yang jahat. Untuk alasan keamanan dalam membesarkan anak-anaknya tersebut pulalah maka banyak orang tua yang akhirnya mempercayakan anak-anak mereka untuk ditemani dengan orang-orang yang mereka percaya.  Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu keenam.


Pertanyaannya, mengapa harus mempercayakan anak-anak pada orang lain segala padahal itu adalah anak-anak mereka sendiri? Jawabannya, karena ada banyak orang tua yang memiliki banyak pekerjaan sehingga mereka tidak bisa jika harus berada di samping anak-anak mereka sepanjang hari.  Terlebih untuk masyarakat perkotaan dimana yang bekerja di luar rumah bukan hanya ayah saja, tapi ibu pun juga dituntut untuk ikut membantu mencari nafkah demi mencukupi kebutuhan rumah tangga mereka.

Memang tidak bisa dipungkiri, ada banyak sekali pos-pos pembiayaan yang harus dipenuhi sebagai bagian dari gaya hidup di perkotaan. Biaya sekolah, biaya sosial (baca: pergaulan), biaya konsumsi, transport, rekreasi, dan sebagainya. Semuanya memerlukan uang yang jika dikumpulkan ternyata jumlahnya tidak sedikit. Itu sebabnya, untuk menutupi semua kebutuhan pengeluaran tersebut, bukan hanya suami yang diharapkan mencari nafkah, istri pun juga dituntut untuk itu. Lalu, ketika suami istri pergi bekerja, maka anak-anak mereka mau tidak mau harus dipercayakan pada  orang lain, setidaknya selama kedua orang tua mereka pergi bekerja.

Sebenarnya, selama komunikasi antara orang tua dan anak tidak terputus begitu saja, maka pola asuh berbagi dengan orang lain ini tidak salah sama sekali. Karena, lewat komunikasi ini maka orang tua meski tidak bersama dengan anak-anak mereka tapi mereka bisa mengikuti kegiatan anak-anak mereka dan sekaligus juga bisa terus mengetahui apa yang terjadi pada anak-anak mereka. Terlebih jaman sekarang yang namanya komunikasi via telekomunikasi itu sudah amat lumrah.  Tinggal sms atau telepon, Insya Allah semua bisa lancar. Sayangnya, tidak semua orang-orang yang kita percaya itu ternyata sebaik persangkaan kita. Ada juga orang-orang yang dari luar tampaknya baik, bisa dipercaya, sayang pada anak-anak, sebenarnya di dalam dirinya adalah seekor Srigala.

Ya. Srigala berbulu domba. Binatang buas yang rela menutupi seluruh tubuhnya dengan bulu domba hanya agar dapat mencuri domba di tengah kerumunan domba yang dijaga oleh anjing penggembala.

Kebetulan, ketika saya aktif di Kafemuslimah.com dahulu (saya mengasuh rubrik Uneg-Uneg disana), saya menemukan beberapa orang yang memilki dua sisi yang saling bertolak belakang dalam dirinya. Di satu sisi mereka adalah panutan, tapi di sisi lain mereka ternyata adalah racun yang menyebabkan kebusukan yang amat parah terhadap orang yang diamanahkan pada mereka. Ada juga yang seharusnya menjadi tangan kanan para orang tua, tapi ternyata malah menjelma menjadi tangan gurita yang mencekik anak-anak yang dititipkan pada mereka. Atau sosok yang dipercaya merupakan orang tua kedua bagi anak-anak yang sedang tumbuh dan berkembang tapi yang terjadi malah mereka berubah menjadi monster yang merusak masa depan anak-anak yang mereka sentuh.

Dunia mungkin memang sudah mendekati masa akhirnya sehingga mulai muncul begitu banyak monster-monster baru yang berkedok orang-orang yang .... apa ya kata yang tepat untuk mengatakan itu... ?

Ah. Entahlah.

Tapi yang pasti jika kalian membaca beritanya di koran, kalian pasti tidak akan menyangka kejahatan tersebut bisa terjadi. Dan berikut ini, setelah digabung dengan berbagai sumber yang saya peroleh dengan informasi terkini (karena keaktifan saya di Kafemuslimah.com hanya dari Februari 2002 s.d April 2012 saja), maka saya menyusun 10 kejahatan yang pernah terjadi pada anak-anak yang justru dilakukan oleh orang-orang terdekat di sekitar mereka atau yang terjadi di dalam lingkungan yang mereka kenal sehari-hari.

1. Kejahatan seksual yang dilakukan oleh guru.

2. kejahatan seksual yang dilakukan oleh tetangga

3. incest (Kejahatan seksual yang dilakukan oleh ayah kandung)

4. kejahatan seksual yang dilakukan oleh majikan

5. Kejahatan seksual yang dilakukan oleh pacar sendiri

6. Kejahatan seksual yang dilakukan oleh orang yang barudikenal

7. Kejahatan seksual yang terjadi di dalam angkutan umum

8. kejahatan seksual yang dilakukan oleh ustad

9. kejahatan seksual yang dilakukan oleh polisi

10. Kejahatan seksual yang menimpa lelaki

Dan berikut ini adalah tips sederhana yang bisa saya share:

1. Jangan pernah meninggalkan anak anda seorang diri di rumah tanpa pengawasan sama sekali. 

2. Ajarkan anak anda ilmu bela diri (setidaknya self defense sederhana). Jujur saja, dulu ketika saya masih duduk di bangku SMA kelas satu, jarak rumah dan sekolah lumayan jauh.  Ketika kelas satu SMA itu, saya pulang sore menjelang malam (maghrib) dan harus melewati jembatan penyeberangan yang sepi dan lumayan panjang. Begitu sepi jembatan penyeberangan itu masih diperparah dengan tidak disediakan sebuah lampu penerangan jembatan. Hingga suatu senja yang sudah cukup gelap, saya yang pulang seorang diri dikuntit oleh seorang lelaki tidak dikenal. DI tengah jembatan, dia menghadang saya dan nyaris memaksa saya untuk ikut dia. Karena ketakutan, saya pu berontak dan membohongi dia sehingga akhirnya saya bisa kabur. Ketika hal ini saya ceritakan pada ayah saya, maka ayah mengajari saya ilmu bela diri yang amat sederhana. 

"Ingat ya nak. Ada satu titik paling lemah dari semua lelaki di seluruh dunia ini. Jadi, jika hal ini terjadi lagi pada dirimu, maka yang harus kamu lakukan adalah, tendang 'anunya" kuat-kuat dengan kakimu."
"Bagaimana jika dia memegang tubuhku ayah?"
"Gigit tangannya sekuat tenagamu. Ketika tangannya mengendur, tendang 'anunya' lalu lari cepat-cepat. Dan jangan lupa untuk berteriak minta tolong. Teriak sekuat tenagamu sampai orang yang tinggal satu kilometer dari tempatmu berdiri bisa mendengar suaramu." 

3. Mulailah ajarkan anak anda untuk tidak memperbolehkan orang lain melihat auratnya. Jadi, jika sedang ganti pakaian, tutup pintu kamar lalu kunci dari dalam. Jika mandi, kunci pintu kamar mandi dari dalam. Jika tidak ada orang lain di rumah selain anak anda dan seorang lawan jenis (siapapun lawan jenis itu!! Tidak peduli kakak kandung sendiri atau bapak kandung atau kakek kandung, apalagi orang lain tentunya), jangan berpakaian yang tidak senonoh seperti pahanya tersingkap, dadanya terlihat, celana dalam kemana-mana, atau tidur telentang dengan model pakaian yang mudah tersingkap dimana saja. 

4. Jika memang ingin memanggil guru les privat ke rumah, usahakan untuk memanggil guru privat perempuan. Bahkan meski anak anda seorang anak lelaki sekalipun, panggillah guru privat perempuan. Jangan guru privat lelaki.  Ada kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang guru privat mengaji pada anak lelaki yang terjadi. Kebetulan orang tua si anak ini sering bepergian dan hanya ada seorang pembantu tua di rumahnya. Yang terjadi kemudian, si guru ini (maaf) mensodomi anak didiknya. Dan ketika akhirnya si anak yang tidak tahan mengadu pada orang tuanya dan orang tuanya melaporkan kasus ini ke Kapolres  Jakarta xxxxx, si anak dalam investigasi lebih lanjut ternyata sudah mengalami 26 kali tindakan pelecehan tersebut dan itu semua dilakukan oleh guru privat mengajinya di berbagai tempat: kamar tidur orang tua si anak, kamar mandi utama, ruang tamu, ruang makan, dan bahkan juga di perpustakaan sekolah yang sepi karna si guru privat mengaji ini memang adalah guru agama si anak di sekolah. 

5. Dampingi anak yang sedang mengikuti kegiatan belajar tambahan  dengan orang lain tersebut. Berapa lama sih seorang anak bisa les itu? 2 atau 3 jam? Cobalah luangkan waktu untuk mengutus seorang pendamping anak yang tidak pergi jauh dari sisi anak ketika si anak sedang mengikuti kegiatan belajar tambahan alias les. 

6. Perbaiki hubungan komunikasi dengan anak-anak anda. Jangan pernah biarkan  mereka tidak terbuka pada anda sebagai orang tuanya. Baik atau buruk, sebuah kejujuran yang meluncur dari mulut mereka adalah bentuk komunikasi dimana anda secara tidak langsung bisa mengetahui apa yang terjadi pada diri anak anda ketika anda tidak sedang berada di sisinya. Dan lewat komunikasi yang baiklah sebuah nasehat atau pencegahan atas sebuah tindakan kejahatan atau pelanggaran bisa dilakukan. 

semoga kita semua bisa menjaga amanah besar yang telah diberikan Allah kepada kita dalam bentuk  diri anak-anak kita. Aamiin.

Demikian sharing dari saya. Semoga bermanfaat.
=========================
Penulis: Ade Anita
 “Postingan ini disertakan dalam #8MingguNgeblog Anging Mammiri”


8 komentar

  1. Makasiiih.. sharingnya, Mbak Ade. Bermanfaaat banget.
    Duh, sereem nian yaa modus kejahatan tuh..

    BalasHapus
  2. Yang paling di herankan adalah kejahatan sexual oleh guru, orang tua kandung sendiri dan oleh ustad... Bagaimana bisa mereka semua melakukan hal sekeji itu...... Astagrirullah...
    Tips yang di atas mungkin bisa untuk digunakan agar terhindar dari masalah ini
    Niche blog :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah itu dia. jangankan kamu yang membaca beritanya, aku mendengar sendiri kasusnya dari mulut si korban. Terbayang kan gimana stressnya aku memikirkannya. mengerikan

      Hapus
  3. Serem deh Mbak. Pantesan Mbak keluar dari kafemuslimah. Kasusnya berat begitu. Hiyy! Oya tahun lalu anak saudara tetanggaku dibunuh oleh pembantunya sendiri. Mayat anak itu disemayamkan di rumah tetanggaku.Duh jadi waswas banget nitipin anak ke orang lain :(

    BalasHapus
  4. Serem bacanya mba Ade, apalagi punya anak perempuan yaa... meskipun sekarang kejahatan sexual tidak pandang buku, anak perempuan dan laki2 sama saja resikonya. Makasih untuk tips nya :)

    BalasHapus
  5. Aduh mbak serem sekaliiiiiiiiiiiiiiii. Pingin nangis bacanya hiks. Mudah2an anak2ku dijauhkan dari hal2 ini ....

    BalasHapus
  6. Memang mengejutkan dan bikin miris juga kalau lingkungan yang terdekat dari kita seperti keluarga, sekolah, dan teman sebaya yang dianggap sebagai tempat utama berbagi curhat dan kasih sayang, belajar dan bersosialisasi justru kadang memiliki sisi paling buram juga dalam kehidupan kita. Padahal di lingkungan itulah kita dibesarkan dan dididik menjadi orang yang bisa berperan penting dan memiliki posisi vital dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas. Memang di era modern saat ini, dimana semuanya serba sibuk dan individualis, sehingga menganggap manusia hanya sebagai 'alat' fungsional semata dan mengakibatkan dari segi kualitas hubungan menjadi kering, tidak mendalam dan serba rasional, sehingga pelarian terhadap rutinitas sehari2 yang serba dikekang dan harus rasional justru beralih pada seks dan seks ternyata memberi energi dan vitalitas sejenak untuk melupakan aktivitas sehari2nya yang serba kaku, dingin dan teknis.. Dan justru energi seks yang kadang tidak terkontrol justru menimbulkan penyimpangan2

    BalasHapus