Bukan sembarang mimpi. Karena mimpi memang memiliki dua arti: bunga tidur dan harapan. Mimpi yang dimaksud disini adalah harapan.
Cita-cita.
Tujuan.
Karena sebuah harapan atau cita-cita kecillah, setiap orang punya kekuatan untuk menggerakkan seluruh organ tubuhnya agar begerak demi mewujudkan harapan yang ingin diraihnya tersebut.
Karena sebuah mimpilah, maka seseorang mampu memotivasi dirinya sendiri untuk melakukan sebuah perubahan agar jarak antara dirinya dan impiannya tersebut semakin dekat, dekat sekali, dan akhirnya bisa teraih sempurna.
Karena pada kenyataannya, sebuah mimpi yang hanya berkeliaran di dalam angan seseorang, selamanya tidak akan pernah menjadi sebuah kenyataan jika tidak pernah ada sebuah usaha untuk merealisasikannya.
Dari harapan inilah, lalu muncul sebuah kebutuhan.
Dari sebuah kebutuhan lahir sebuah tuntutan untuk pemenuhannya.
Dan dalam rangka memenuhi tuntutan kebutuhan, maka muncullah sebuah usaha.
Untuk menggerakkan sebuah usaha, ada elemen-elemen yang kita butuhkan. Yaitu kepemilikan sumberdaya. Hanya saja, dalam hal ini tidak semua orang memiliki sumberdaya yang mereka butuhkan.
Manusia itu makhluk yang unik. Setiap orang, berbeda-beda kemampuan kepemilikan sumberdayanya. Ada orang yang kaya raya, tapi tidak memiliki kemampuan untuk menjahit pakaian sendiri. Sehingga dia memerlukan tukang jahit pakaian agar kebutuhannya akan sandang terpenuhi.
Ada yang bisa menjahit pakaian, tapi tidak tahu cara memasarkan pakaiannya sehingga dia butuh orang lain untuk memasarkan pakaian yang dibuatnya agar semua pakaian yang dijahitnya tidak teronggok di rumah menumpuk begitu saja.
Ada yang bisa menjual pakaian, tapi butuh pembeli yang mau membeli pakaian yang dijualnya. Dan akhirnya, bertemulah dia dengan orang kaya raya yang membutuhkan pakaian di atas.
Dan terjadilah relasi keterhubungan. Bagaimana sebuah relasi keterhubungan bisa muncul? Sebab suatu usaha.
Dari sebuah kebutuhan lahir sebuah tuntutan untuk pemenuhannya.
Dan dalam rangka memenuhi tuntutan kebutuhan, maka muncullah sebuah usaha.
Untuk menggerakkan sebuah usaha, ada elemen-elemen yang kita butuhkan. Yaitu kepemilikan sumberdaya. Hanya saja, dalam hal ini tidak semua orang memiliki sumberdaya yang mereka butuhkan.
Manusia itu makhluk yang unik. Setiap orang, berbeda-beda kemampuan kepemilikan sumberdayanya. Ada orang yang kaya raya, tapi tidak memiliki kemampuan untuk menjahit pakaian sendiri. Sehingga dia memerlukan tukang jahit pakaian agar kebutuhannya akan sandang terpenuhi.
Ada yang bisa menjahit pakaian, tapi tidak tahu cara memasarkan pakaiannya sehingga dia butuh orang lain untuk memasarkan pakaian yang dibuatnya agar semua pakaian yang dijahitnya tidak teronggok di rumah menumpuk begitu saja.
Ada yang bisa menjual pakaian, tapi butuh pembeli yang mau membeli pakaian yang dijualnya. Dan akhirnya, bertemulah dia dengan orang kaya raya yang membutuhkan pakaian di atas.
Dan terjadilah relasi keterhubungan. Bagaimana sebuah relasi keterhubungan bisa muncul? Sebab suatu usaha.
Segala sesuatunya di dunia ini harus dimulai dengan sebuah usaha. Karena sebuah usaha maka sesuatu itu ada. Karena sebuah usaha maka sesuatu bisa hadir. Dan karena sebuah usaha maka sebuah mimpi bisa terwujud.
Untuk mewujudkan sebuah usaha, maka tidak bisa tidak kita, yang dalam hal ini memiliki sebuah kebutuhan tapi tidak bisa mewujudkannya karena tidak memiliki sumberdaya untuk merealisasikannya, harus mencari individu lain yang punya sumberdaya yang kita butuhkan.
Demikianlah siklus bagaimana seorang manusia pada akhirnya saling membutuhkan satu sama lain karena tiap-tiap orang memiliki sumberdaya dan kemampuan yang berbeda-beda. Itu sebabnya manusia itu disebut sebagai makhluk sosial; makhluk yang memerlukan orang lain dalam kehidupan kesehariannya.
Demikianlah siklus bagaimana seorang manusia pada akhirnya saling membutuhkan satu sama lain karena tiap-tiap orang memiliki sumberdaya dan kemampuan yang berbeda-beda. Itu sebabnya manusia itu disebut sebagai makhluk sosial; makhluk yang memerlukan orang lain dalam kehidupan kesehariannya.
Seperti kejadian yang aku alami sore ini. Baru saja teman-teman anakku pulang setelah mereka semua makan malam bersama di rumahku. Hujan turun sepanjang hari, sejak pagi. Aku tidak terbiasa masak makanan siang-siang. Biasanya aku masak makanan untuk keluargaku di sore hari. Tapi, menjelang sore tiba-tiba teman-teman anakku datang serombongan. Dan ketika hari semakin senja, aku pun melongok nasi dan lauk di rumahku. Wah. Ternyata tidak cukup jika harus dihidangkan guna menjamu tamu-tamu kecilku. Akhirnya aku pun segera berlari ke warung nasi goreng yang berjualan di seberang rumahku. Alhamdulillah mereka berjualan sejak sore hari. Sehingga, malam ini tamu-tamu kecilku bisa makan malam dengan nasi goreng.
Menghubungi tukang nasi goreng, adalah usahaku untuk memenuhi kekurangan dari kebutuhan yang aku miliki. Kebetulan, kekurangan dari kebutuhan yang aku miliki tersebut, dimiliki oleh tukang nasi goreng. Itu sebabnya aku bersyukur bisa bertemu dengan tukang nasi goreng tersebut.
Atau kejadian beberapa waktu yang lalu. Dimana aku kesulitan untuk mencari beberapa kodi sarung guna dibagikan di acara pembagian sembako. Aku mencari kesana kemari tapi tidak bertemu dengan tukang sarung kodian yang harganya cocok dengan anggaran yang aku miliki. Hingga akhirnya aku bertemu dengan temanku yang kebetulan tahun ini mengeluarkan produk sarung dalam dagangannya. Temanku ini memang biasanya berdagang pakaian. Tapi, menjelang ramadhan, selain pakaian, ternyata dia juga menjual sarung. Yang lebih meringankan, pembayarannya bisa dilakukan dengan cara mencicil beberapa bulan. Wah. Alhamdulillah anggaran yang aku miliki menjadi terasa ringan karena kebijaksanaan yang dia keluarkan dalam berdagang tersebut. Kebutuhanku akan beberapa kodi sarung terpenuhi, dan jualan dia pun tercapai angka penjualan yang diinginkan.
Jika diceritakan satu persatu, ada banyak sekali rasa syukur yang hadir karena keberadaan para pedagang kecil yang bermunculan di sekitar kita. Kehadiran mereka, bisa menggenapi pemenuhan kebutuhan kita. Itu sebabnya, aku sendiri amat mendukung usaha yang dilakukan oleh pada pedagang kecil. Khususnya masyarakat kecil yang jujur yang masih mau berusaha dengan bekerja (baca: mari bantu masyarakat kecil yang jujur). Karena, usaha dia untuk memilih bekerja dengan jujur meski kecil-kecilan itu sudah luar biasa daripada mereka yang hanya duduk bermalas-malasan tapi mengharapkan untung yang besar tanpa usaha. Atau mereka yang melakukan kejahatan demi mengharapkan sebuah keuntungan yang besar.
Hanya saja, harus diakui, tidak semua orang mengetahui bagaimana caranya untuk bisa melakukan usaha dan maju dengan usaha tersebut dengan cara yang jujur.
Mimpi Dan Realisasi
Kembali ke masalah ide. Mungkin, kisah temanku berikut ini bisa jadi contoh tentang perjalanan idenya.
Temanku, suatu hari pernah datang padaku dalam kondisi bingung. Suaminya baru saja diturunkan jabatannya karena suatu sebab sehingga penghasilan dalam keluarga pun menjadi jauh berkurang. Uang gaji suami yang pas-pasan, sekarang menjadi benar-benar kurang. Mau tidak mau dia, sebagai ibu rumah tangga harus memutar otak guna mendapatkan penghasilan tambahan agar kebutuhan asap dapur dan sekolah anak-anak mereka tetap bisa terpenuhi.
"Bingung gue, De. Usaha apa ya enaknya?"
"Dalam bayangan elo sendiri, elo pinginya usaha apa?"
"Gue sih bayanginnya banyak deh kayaknya yang bisa gue coba. Mimpi gue banyak, De. Gue bisa buka salon, dagang baju, kreditin barang, jual makanan, banyak. Kayaknya enak dan gampang. Tapi... nggak tahu deh. Soalnya, teman-teman yang usaha juga kok banyak yang malah jadi bangkrut ya? Ada juga yang tadinya miskin sekarang jadi tambah miskin gara-gara buka usaha. Bingung gue. Masa gue mimpi doang?"
Butuh waktu beberapa hari bagiku dan temanku untuk menulis satu demi satu semua mimpi yang ada di dalam kepalanya.
Pada dasarnya, setiap mimpi untuk melakukan sebuah usaha, terbagi atas 3 bidang usaha: fashion, kuliner serta seni dan budaya.
"Enak gak ya kalo gue buka salon?" ====== masuk bidang fashion
"Apa gue dagang kue aja ya di depan sekolahan SD?" ===== masuk bidang kuliner
"Atau gue nerima jasa menghias hantaran buat nikah aja ya? Gue kan dulu pernah ikut kursus melipat hantaran, De. Misalnya sprei, nanti gue bikin bentuk perahu, taro di nampan, tutup plastik hias. Kece deh nanti." ==== masuk bidang seni dan budaya
Demikianlah proses pemerasan semua mimpi yang ada ada di dalam kepala temanku. Diurai satu demi satu, lalu dikelompokkan.
Jika sudah jelas, maka langkah selanjutnya adalah membaca kemungkinan untuk perwujudan mimpi tersebut. Inilah yang disebut dengan perencanaan.
"Oke, De. Gue udah mantap. Gue mau dagang sprei saja. Pertimbangannya, karena sprei gak basi. Jadi jika gue tawarin terus ternyata gak laku, masih bisa gue bawa pulang terus gue tawarin ke tempat lain lagi. Nah... kebetulan, tetangga gue itu tukang jahit yang biasa nerima jahitan sprei dari merek XXXX. Itu loh, merek terkenal yang biasa dijual di mall-mall. Gue udah survey nih, ternyata bahan yang dijahit itu namanya YYYYY, harganya semeter di pasar Tanah Abang ada yang murah. Besok... elo ada acara nggak? Temenin gue yuk ke Kelurahan buat nyari pinjeman modal usaha."
Sesungguhnya, pemenuhan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia menjadi bagian dari tugas negara, sesuai dengan pasal 33 UUD 1945. Itu sebabnya, setiap rakyat Indonesia berhak untuk memperoleh bantuan modal dan pendampingan ketika mereka ingin melakukan sebuah usaha. Hanya saja, memang ada saringannya.
"De. Gue ditolak nih proposal buat dapat bantuan dari Kelurahannya."
"Kenapa?"
"Ternyata, gue nggak termasuk kategori keluarga miskin. Maksud gue, gue miskin, tapi tetap sih masih di atas garis kemiskinan gitu. Namanya keluarga prasejahtera dan Kelurahan nyeleksi banget kelompok keluarga prasejahtera yang berhak dapat bantuan dana buat UMKM dan gue ternyata nggak termasuk di dalamnya. Nyari modal di tempat lain yuk. Elo ada waktu nggak besok? Temenin gue yuk nyari modal di Bank. Ada yang bilang ke gue, katanya ada beberapa bank yang menyediakan dana untuk bantu keluarga prasejahtera produktif kayak gue. Elo temenin gue ya."
Dan setelah mengunjungi beberapa bank, proses wawancara, akhirnya temanku itu pun bisa mendapatkan modal usaha. Dia pun segera membeli bahan sprei, menjahitnya lalu menjualnya. Alhamdulillah sekarang usaha berjualan spreinya sudah berkembang.
2. Mereka telah membantuku untuk mendapatkan sesuatu yang aku butuhkan dan bisa aku dapatkan sesuai dengan kemampuan yang aku miliki (mungkin karena merasa sama-sama bukan "orang besar" jadi teman-teman yang bergerak di mass market memberikan kemudahan dalam pembayaran; hal ini tidak bisa aku dapatkan di market besar.
3. Mereka bisa menyelesaikan masalah-masalah keseharian yang muncul dalam kehidupan rumah tanggaku (karena mereka berada di sekitarku; dekat jangkauan dan mudah dihubungi).
4. Mereka telah memberiku pelajaran bahwa filosofi "kita bisa" itu benar adanya. Mereka juga telah memberi contoh nyata dari sebuah semangat untuk berbagi dan saling membantu.
5. Terakhir, aku berterima kasih karena menurutku, mass market telah membantu mengurangi jumlah pengangguran, pelaku kejahatan.
Suamiku sendiri, punya proyek dan memang pelaku penggerak program pemberdayaan anak, keluarga dan komunitas karena dia seorang dosen dan pemerhati masalah kesejahteraan sosial. Aku mendukung proyek suamiku ini karena memang nyata memberi manfaat bagi orang banyak.
Tentu saja, tidak semua kisah para wirausahawan berakhir sukses dan happy ending. Ada banyak kisah wirausahawan yang berakhir tragis atau menyedihkan.
Kesehatan itu penting. Karena pada dasarnya, orang yang sakit tidak dapat bekerja. Dan mencegah itu lebih baik daripada mengobati. Lebih dari itu, perlindungan atas kecelakaan kerja menjadi sesuatu yang penting untuk diselenggarakan. Tetanggaku yang bekerja di pabrik sepatu, pernah tangannya terpotong alat pemotong kulit sepatu. Akibatnya dia pun tidak dapat lagi bekerja di pabrik tersebut. Tapi karena ada asuransi kecelakaan kerja, maka dia bisa membuka warung dengan modal dari asuransi kecelakaan kerja tersebut guna melanjutkan perekonomian keluarganya setelah tidak lagi bekerja dan cacat seumur hidup.
Hal-hal ini, jarang dipikirkan oleh seorang wiraswasta. Mereka hanya bekerja, mencari keuntungan dan bekerja. Lupa untuk jaga kesehatan dan lupa untuk periksa kesehatan. Sehingga, ketika tiba-tiba mengalami musibah penyakit atau kecelakaan, keuangan keluarga tidak mencukupi untuk berobat. Jika pun cukup, ternyata malah tersedot untuk pengobatan sehingga modal tetap habis dan tidak ada lagi modal untuk melanjutkan usaha.
Apa itu modal? Bagaimana caranya untuk mendapatkan modal? Bagaimana memisahkan antara modal berputar dan modal tetap? Apa itu keuntungan? Bagaimana cara memasarkan sebuah produk? Bagaimana cara efisien menggunakan sumberdaya yang dimiliki?
Ada banyak sekali pertanyaan dan ketidak tahuan para wirausahawan. Itu sebabnya, ada seorang wirausahawan yang dari bulan ke bulan, tahun ke tahun, tidak pernah mengalami perkembangan dalam usahanya. Mengapa? Karena dia tidak tahu bagaimana cara efektif untuk mendapatkan keuntungan yang produktif bagi usahanya. Malah kadang mereka sering mengalami kerugian sehingga usahanya itu tidak membantu apa-apa selain hanya memberinya kegiatan untuk mengisi waktu luang belaka.
Aku pernah menulis tentang bagaimana sebuah usaha mikro sebuah masyarakat kecil bisa berkembang. Bisa dibaca: mari bantu masyarakat kecil yang jujur. Dalam tulisanku itu, aku menggambarkan bahwa ternyata seorang wirausahawan itu haruslah terhubung dengan berbagai komunita guna kemajuan dari usahanya tersebut.
Contoh: usaha produkti bandeng lunak (aku ambil contoh dari tulisan yang pernah aku buat). Untuk mendapatkan bandeng yang kualitas bagus, maka kelompok usaha bu X harus menjalin kerjasama dengan kelompok usaha peternak bandeng W. Sedangkan untuk mendapatkan plastik pembungkus yang bagus untuk plastik kemasan bandeng presto, maka kelompok usaha bu X harus menjalin kerjasama dengan kelompok usaha produksi plastik pembungkus Q. Seterusnya, untuk distribusi pemasaran, bisa menjalin kerjasama dengan kelompok usaha koperasi penjualan R.
Jadi, ada jaringan kerjasama
Ini semua berkat keterhubungannya dengan aneka komunitas.
Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN), sejak tercatat di Bursa Efek Jakarta pada 2008 dan setahun kemudian menambah bisnis pembiayaan untuk usaha mikro melengkapi portofolio layanan perbankan pensiun.
Menyadari tantangan saat ini, bahwa perusahaan-perusahaan dituntut untuk mengubah cara berbisnis, bank BTPN memutuskan mengambil langkah lebih lanjut, dengan menciptakan dan meluncurkan “Daya” pada 2011. Berlandaskan filosofi bisnis "Peluang sekaligus Panggilan", Daya hadir dengan menawarkan kesempatan kepada seluruh stakeholder BTPN untuk berpartisipasi dalam misi memberdayakan jutaan mass market di Indonesia.
Untuk mewujudkan sebuah usaha, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
1. Modal. Bagaimana cara mendapatkannya? Bagaimana perputarannya kelak? Apa yang dimiliki sebagai modal dasar saat di awal usaha? dll.
2. Sumberdaya. Dimana lokasi usaha itu akan berdiri? Berapa orang tenaga kerja yang dibutuhkan? Apa kemampuan yang harus dimiliki? dll.
3. Penjualan dan distribusi barang. Berapa harga yang akan dilabeli? Berapa banyak produksi yang akan dihasilkan setiap harinya? Siapa konsumen yang jadi sasaran penjualan? Dimana konsumen itu akan ditemui dan dengan cara apa?
"Oke, De. Gue udah mantap. Gue mau dagang sprei saja. Pertimbangannya, karena sprei gak basi. Jadi jika gue tawarin terus ternyata gak laku, masih bisa gue bawa pulang terus gue tawarin ke tempat lain lagi. Nah... kebetulan, tetangga gue itu tukang jahit yang biasa nerima jahitan sprei dari merek XXXX. Itu loh, merek terkenal yang biasa dijual di mall-mall. Gue udah survey nih, ternyata bahan yang dijahit itu namanya YYYYY, harganya semeter di pasar Tanah Abang ada yang murah. Besok... elo ada acara nggak? Temenin gue yuk ke Kelurahan buat nyari pinjeman modal usaha."
Sesungguhnya, pemenuhan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia menjadi bagian dari tugas negara, sesuai dengan pasal 33 UUD 1945. Itu sebabnya, setiap rakyat Indonesia berhak untuk memperoleh bantuan modal dan pendampingan ketika mereka ingin melakukan sebuah usaha. Hanya saja, memang ada saringannya.
"De. Gue ditolak nih proposal buat dapat bantuan dari Kelurahannya."
"Kenapa?"
"Ternyata, gue nggak termasuk kategori keluarga miskin. Maksud gue, gue miskin, tapi tetap sih masih di atas garis kemiskinan gitu. Namanya keluarga prasejahtera dan Kelurahan nyeleksi banget kelompok keluarga prasejahtera yang berhak dapat bantuan dana buat UMKM dan gue ternyata nggak termasuk di dalamnya. Nyari modal di tempat lain yuk. Elo ada waktu nggak besok? Temenin gue yuk nyari modal di Bank. Ada yang bilang ke gue, katanya ada beberapa bank yang menyediakan dana untuk bantu keluarga prasejahtera produktif kayak gue. Elo temenin gue ya."
Dan setelah mengunjungi beberapa bank, proses wawancara, akhirnya temanku itu pun bisa mendapatkan modal usaha. Dia pun segera membeli bahan sprei, menjahitnya lalu menjualnya. Alhamdulillah sekarang usaha berjualan spreinya sudah berkembang.
Inilah yang disebut dengan realisasi dari perjalanan sebuah mimpi:
Jangan ditunda - buat perencanaan - jangan malas - jangan putus asa - harus semangat - mau segera bangkit meski gagal - cari informasi sebanyak mungkin -belajar untuk bisa lebih baik dari hari kemarin.
Aku sendiri, amat berterima kasih pada teman-temanku yang tergabung dalam mass market (kelompok masyarakat prasejahtera produktif) karena :
1. Mereka telah memberiku inspirasi bahwa sebuah usaha jika ditekuni akan berbuah manis.2. Mereka telah membantuku untuk mendapatkan sesuatu yang aku butuhkan dan bisa aku dapatkan sesuai dengan kemampuan yang aku miliki (mungkin karena merasa sama-sama bukan "orang besar" jadi teman-teman yang bergerak di mass market memberikan kemudahan dalam pembayaran; hal ini tidak bisa aku dapatkan di market besar.
3. Mereka bisa menyelesaikan masalah-masalah keseharian yang muncul dalam kehidupan rumah tanggaku (karena mereka berada di sekitarku; dekat jangkauan dan mudah dihubungi).
4. Mereka telah memberiku pelajaran bahwa filosofi "kita bisa" itu benar adanya. Mereka juga telah memberi contoh nyata dari sebuah semangat untuk berbagi dan saling membantu.
5. Terakhir, aku berterima kasih karena menurutku, mass market telah membantu mengurangi jumlah pengangguran, pelaku kejahatan.
Suamiku sendiri, punya proyek dan memang pelaku penggerak program pemberdayaan anak, keluarga dan komunitas karena dia seorang dosen dan pemerhati masalah kesejahteraan sosial. Aku mendukung proyek suamiku ini karena memang nyata memberi manfaat bagi orang banyak.
Program Daya dari BTPN Bagi Mass Market
Tentu saja, tidak semua kisah para wirausahawan berakhir sukses dan happy ending. Ada banyak kisah wirausahawan yang berakhir tragis atau menyedihkan.
Ada beberapa sebab yang sepertinya terjadi pada kisah para wirausahawan yang tidak berakhir bahagia tersebut.
1. Masalah kesehatan.
Tahu sendiri kan, karena wirausahawan jarang sekali ikut serta dalam program jaminan kesehatan seperti halnya para karyawan sebuah perusahaan. Sebuah perusahaan punya kewajiban untuk melindungi para karyawannya dengan semacam asuransi kesehatan.Kesehatan itu penting. Karena pada dasarnya, orang yang sakit tidak dapat bekerja. Dan mencegah itu lebih baik daripada mengobati. Lebih dari itu, perlindungan atas kecelakaan kerja menjadi sesuatu yang penting untuk diselenggarakan. Tetanggaku yang bekerja di pabrik sepatu, pernah tangannya terpotong alat pemotong kulit sepatu. Akibatnya dia pun tidak dapat lagi bekerja di pabrik tersebut. Tapi karena ada asuransi kecelakaan kerja, maka dia bisa membuka warung dengan modal dari asuransi kecelakaan kerja tersebut guna melanjutkan perekonomian keluarganya setelah tidak lagi bekerja dan cacat seumur hidup.
Hal-hal ini, jarang dipikirkan oleh seorang wiraswasta. Mereka hanya bekerja, mencari keuntungan dan bekerja. Lupa untuk jaga kesehatan dan lupa untuk periksa kesehatan. Sehingga, ketika tiba-tiba mengalami musibah penyakit atau kecelakaan, keuangan keluarga tidak mencukupi untuk berobat. Jika pun cukup, ternyata malah tersedot untuk pengobatan sehingga modal tetap habis dan tidak ada lagi modal untuk melanjutkan usaha.
2. Masalah kurangnya informasi usaha.
Masalah kedua yang aku amati karena kebetulan suamiku dulu pernah melakukan usaha pemberdayaan masyarakat miskin, adalah kurangnya informasi tentang kewirausahaan.Apa itu modal? Bagaimana caranya untuk mendapatkan modal? Bagaimana memisahkan antara modal berputar dan modal tetap? Apa itu keuntungan? Bagaimana cara memasarkan sebuah produk? Bagaimana cara efisien menggunakan sumberdaya yang dimiliki?
Ada banyak sekali pertanyaan dan ketidak tahuan para wirausahawan. Itu sebabnya, ada seorang wirausahawan yang dari bulan ke bulan, tahun ke tahun, tidak pernah mengalami perkembangan dalam usahanya. Mengapa? Karena dia tidak tahu bagaimana cara efektif untuk mendapatkan keuntungan yang produktif bagi usahanya. Malah kadang mereka sering mengalami kerugian sehingga usahanya itu tidak membantu apa-apa selain hanya memberinya kegiatan untuk mengisi waktu luang belaka.
3. Masalah ketidak-terhubungan dengan komunitas.
Aku pernah menulis tentang bagaimana sebuah usaha mikro sebuah masyarakat kecil bisa berkembang. Bisa dibaca: mari bantu masyarakat kecil yang jujur. Dalam tulisanku itu, aku menggambarkan bahwa ternyata seorang wirausahawan itu haruslah terhubung dengan berbagai komunita guna kemajuan dari usahanya tersebut.
Contoh: usaha produkti bandeng lunak (aku ambil contoh dari tulisan yang pernah aku buat). Untuk mendapatkan bandeng yang kualitas bagus, maka kelompok usaha bu X harus menjalin kerjasama dengan kelompok usaha peternak bandeng W. Sedangkan untuk mendapatkan plastik pembungkus yang bagus untuk plastik kemasan bandeng presto, maka kelompok usaha bu X harus menjalin kerjasama dengan kelompok usaha produksi plastik pembungkus Q. Seterusnya, untuk distribusi pemasaran, bisa menjalin kerjasama dengan kelompok usaha koperasi penjualan R.
Jadi, ada jaringan kerjasama
Ini semua berkat keterhubungannya dengan aneka komunitas.
Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN), sejak tercatat di Bursa Efek Jakarta pada 2008 dan setahun kemudian menambah bisnis pembiayaan untuk usaha mikro melengkapi portofolio layanan perbankan pensiun.
Menyadari tantangan saat ini, bahwa perusahaan-perusahaan dituntut untuk mengubah cara berbisnis, bank BTPN memutuskan mengambil langkah lebih lanjut, dengan menciptakan dan meluncurkan “Daya” pada 2011. Berlandaskan filosofi bisnis "Peluang sekaligus Panggilan", Daya hadir dengan menawarkan kesempatan kepada seluruh stakeholder BTPN untuk berpartisipasi dalam misi memberdayakan jutaan mass market di Indonesia.
Apa itu Daya?
Tiga pilar utama “Daya” terdiri dari program dan kegiatan dengan fokus bidang: Daya Sehat Sejahtera (Kesehatan), Daya Tumbuh Usaha (Pengembangan Usaha), dan Daya Tumbuh Komunitas (Komunitas).
Mungkin video berikut ini bisa memberikan gambaran apa yang dimaksud dengan 3 pilar utama dari program DAYA yang diselenggarakan oleh BTPN bagi mass market.
Demikian program DAYA membantu masyarakat prasejahtera produktif dalam berusaha dan bangkit menata masa depan mereka. Hal ini, tentu saja sesuatu yang patut didukung. Karena, rakyat Indonesia sesungguhnya adalah rakyat yang gemar bekerja dan berusaha jika diberi kesempatan.
Bayangkan jika masyarakat prasejahtera dibiarkan terus bergantung perekonomian pada orang lain, maka yang terjadi adalah semakin luasnya angka kemiskinan dan pemerintah pun lama-lama bisa bangkrut karena terus menerus dituntut untuk menyokong kehidupan mereka.
Atau bayangkan jika masyarakat prasejehatera produktif terus dibiarkan dalam ketidak tahuan akan berusaha, mereka akan putus asa dan bisa-bisa berakhir dengan melakukan kejahatan. Karenanya, amat penting membantu masyarakat prasejahtera agar bisa terus berusaha dan maju bersama dengan kelompok masyarakat yang lain.
Menabung sekaligus memberdayakan Mass Market
Pertanyaan selanjutnya, jika program DAYA ini begitu membantu masyarakat kecil/prasejahtera produktif (mass market), lalu bagaimana caranya kita sebagai orang yang berada di luar kategori mass market untuk bisa berpartisipasi membantu mass market?
Nah, kita bisa loh ikut serta secara aktif membantu para mass market tersebut untuk terus berusaha. Atau, kita juga bisa menjadi bagian dari mass market terus; yaitu sama-sama berusaha menyelenggarakan sebuah produksi sehingga bisa menciptakan lapangan pekerjaan yang bisa menyerap tenaga kerja di masyarakat.
Bagaimana caranya?
Pertama-tama, tentu saja daftar menjadi bagian dari BTPN, salah satunya bisa dengan cara menjadi nasabah BTPN. Dengan menabung di BTPN Sinaya, Anda turut memberdayakan jutaan mass market di Indonesia yang terdiri dari para pensiunan, pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), serta masyarakat prasejahtera produktif melalui program Daya. Tumbuhkan diri, tumbuhkan sesama, jadikan hidup lebih berarti bersama BTPN Sinaya.
1. Kita mampir dulu ke website BTPN ini
MENABUNG UNTUK MEMBERDAYAKAN DI:
http://menabunguntukmemberdayakan.com/
2. kITA MULAI SIMULASI KITA DALAM MENYISIHKAN DANA UNTUK MEMBANTU MASS MARKET
silahkan masuk dengan menggunakan akun facebook atau bisa juga masuk sebagai tamu
3. MASUKKAN DATA, EMAIL DAN SEKALIGUS BIDANG YANG INGIN KITA BERDAYAKAN
(pilihannya ada 3, bisa bidang fashion, kuliner atau art & culture)
4. JANGAN LUPA MASUKKAN NOMOR TELEPON YANG BISA DIHUBUNGI JIKA KALIAN MEMANG SERIUS
(lalu kita bisa lihat hasil simulasi kita)
5. MASUKKAN DANA YANG KISA SANGGUPI UNTUK DIINVESTASIKAN SETIAP BULAN DAN BERAPA LAMA AKAN TABUNGANNYA
6. SEKARANG, HASIL SIMULASI JUMLAH YANG DIDAPAT BISA TERLIHAT
Kemana dana yang terhimpun tersebut akan disalurkan?
Dana yang terhimpun akan dikumpulkan di tabungan BTPN Taseto Mapan. Ini merupakan salah satu fitur dari BTPN Sinaya. Tabungan BTPN Taseto Mapan merupakan tabungan berjangka dengan bunga setara deposito untuk mewujudkan impian di setiap tahap kehidupan.Jadi, sementara kita menabung, maka tabungan kita akan diperlakukan seperti deposito berjangka. Artinya, kita tidak boleh mengambilnya selama kurun waktu yang telah disepakati. Tapi, di saat yang sama, kita tetap harus memberkan setoran tetap seperti yang sudah disepakati. Kelak, di akhir tahun kesepakatan, maka uang tersebut bisa kita ambil beserta pertambahannya.
Nah, ketika uang tersebut disimpan, sebenarnya uang tersebut tidak mengendap begitu saja. Tapi, uang yang terkumpul ini diputar oleh bank BTPN Sinaya untuk diikut sertakan dalam program DAYA. Para pensiunan yang masih ingin produktif, pelaku UMKM, para mass market yang membutuhkan dana, bisa mengajukan pinjaman modal usaha pada bank BTPN. Bukan hanya pinjaman modal usaha saja. Bahkan, melalui program DAYA, maka para mass market tersebut akan mendapatkan tiga manfaat dari 3 pilar DAYA. Apa saja? Ini beberapa di antaranya:
1. Pemeriksaan kesehatan gratis.
2. Konsultasi kesehatan gratis.
3. Pelatihan keterampilan yang terkait dengan usaha.
4. Mendapatkan penghasilan tambahan melalui usaha waralaba-mikro (Micro Business Franchise) yang bekerjasama dengan Mitra BTPN.
5. Dapat mempublikasikan usaha mereka melalui media yang disediakan oleh BTPN.
6. dll
Selain membantu program DAYA dengan cara ikut serta dalam permodalan para Mass Market, kita juga bisa menjadi relawan yang membagi ilmu yang kita miliki pada para mass market. Yaitu dengan cara memberikan pelatihan atau mengisi acara tukar pendapat dengan para mass market dalam lingkup bank BTPN.
Inilah bentuk terima kasih kita pada Mass Market. Proses timbal balik berkesinambungan yang saling memberi manfaat satu sama lain dalam sebuah hubungan yang harmonis. Dimana, uang yang kita investasikan bisa #lebihberarti karena memberi manfaat bagi orang lain, khususnya bagi mass market.
================
Sumber bacaan:
- http://menabunguntukmemberdayakan.com/
- http://www.btpn.com/daya-id-ID/tentang-daya/
- http://www.btpn.com/assets/RFB/Rangkuman-Informasi-Produk-dan-Layanan-BTPN-2016-01-Feb.pdf
- http://bloggerperempuan.com/btpn/
Sukses mak, mass market ada disekitar kita ya.. Baru tau istilah itu
BalasHapusSukses mak, mass market ada disekitar kita ya.. Baru tau istilah itu
BalasHapusIya.. mereka adalah kelompok masyarakat prasejahtera yg terus berproduktif
HapusIni nabungnya benar2 bermanfaat bagi sesama ya, Mbak.
BalasHapusiya insya Allah bermanfaat
HapusProgram seperti ini kayak simbiosis mutualisme ya Mba.. Disatu sisi kita bisa menabung..disisi lain dana yang terkumpul melalui BTPN dikembangkan utk memfasilitasi sektor masa market shg berdaya guna an memberi manfaat bagi semua orang yg membutuhkan kehadiran masa market tsb.. Mantap banget program BTPN.. Smga sukses lombanya ya Mba..
BalasHapusIya bener..simbiosis mutualisme bener
HapusBagus ya programnya
BalasHapusIya bagus. Ada juga yg syariahnya
HapusKeren banget dan banyak manfaatnya ya.
BalasHapusSukses mbak Ade.
makasih silvi
HapusSangat bermanfaat ya mba ade..sukses ya ulasannya lengkap
BalasHapusmakasih rahmah
HapusSimbiosis mutualisme ya mb, menabung sekaligus memberdayakan
BalasHapusbetul... jadi sama2 memberi manfaat
Hapuswah lengkapnya mbak pembahasan mu, itu tangga menuju I did it nya panjang juga ya, saya banget ituh
BalasHapusheheehe karena kebetulan aku emang mempelajari ini pas kuliah dulu
HapusMass market membuat orang jadi berdaya...
BalasHapussukses deh buat mb Ade, tulisannya selalu memukau.. :)
makasih ika
Hapusaku baru ngeh programnya BTPN, kupikir kayak tabungan pensiun u lansia gitu bank BTPN ini. eh ternyata ga juga ya
BalasHapusiya, jadi ini semacam memberdayakan uang yang disimpan oleh nasabah agar tidak mengendap di bank saja tapi diputar agar bisa lebih bermanfaat bagi orang lain
HapusSelalu ada orang penting di sekeliling kita ya.
BalasHapusMulai pedagang dayur sampai tukang sol sepatu dan pengadah pidau.
salam hangat dari Jombang
salam hangat juga pakde
HapusSeperti pepatah mengatakan " Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui ya mba,,, Sip!!! dah sukses selalu.
BalasHapusbener... pepatah itu cocok banget emang
HapusWah, ulasannya kece banget, mba Ade. Top banget ini :)
BalasHapusmakasih alida
HapusIni semacam pepatah kill two birds with one stone ya hahh. Keren mba
BalasHapusiya, pepatah di indonesia: sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui
Hapustulisannya lengkap banget Mbak Ade, sampe bingung mau koment apa.. :)
BalasHapusgood luck buat lombanya yah :)
iya.. aku suka aja kebetulan ngebahas kek ginian
Hapushidup Mass Market, hidup Mbak Ade :D
BalasHapusKalo bank lain uang kita diputer buat kredit, kalo btpn bisa untuk bantu mass market, keren juga programnya, apalagi sebagai ibu rumah tangga paling sering berhubungan dengan mass market, good luck, mba :)
BalasHapusLengkap banget maak.. Komplit plit.. Semoga temannya Mak Ade juga sukses usahanya yaa..aamiin
BalasHapusgood luck mbak
BalasHapusMbak Ade keren dech, ulasannya lengkap dan mencontohkan apa itu mass market, bagaimana kegiatan sehari-hari mbak ade yang sangat terbantu dengan adanya mass market tersebut dan bagaimana agar mass market dapat berkembang ke depannya. Sukses selalu ya, Mbak Ade
BalasHapusSaya merasakan banget bantuan BTPN utk usaha saya, sukses dgn lombanya ya mak
BalasHapusMasya Allah mbak, ide sampeyan tentang menabung sungguh luar biasa. Bahkan saya tercengang sendiri melihat Tulisan yang sangat inspirasi banget dan jelas banget..
BalasHapusTerimakasih mbak, sampeyan emang keren dan memberikan saya inspirasi untuk masa depan.
semoga melalui BTPM banyak UKM@ yang lebih maju & berkembang lagi
BalasHapusgood luck buat lombanya yah :)
BalasHapus