Pentingnya apa? Yaitu, selain untuk memperkaya sajian tulisan kita di blog, memanjakan pembaca dengan info yang menghibur sekaligus informatif, sebuah infografis juga berguna untuk memperkaya isi akun media sosial kita yang lain, dimana akun sosial tersebut memang utamanya adalah menampilkan gambar. Seperti Pinterets, Pablo, Instagram, You Tube, dll.
Jadi, seorang blogger yang ingin menjadikan blognya sebagai sumber mata pencaharian lain baginya, menjadi penting untuk bisa memperkaya sajian tulisannya di blog. Nilai tawar ketika seorang blogger sedang melakukan proses tawar-menawar dengan agent yang ingin menitipkan iklan bagi perusahaan mereka, menjadi lebih tinggi jika blogger tersebut menyodorkan keaktifannya di beberapa akun media sosial lain.
Contoh:
"Dear Mbak Ade Anita. Berapa rate card untuk sebuah review di blog http://www.adeanita.com?"
Jawab:
"Rate card saya, untuk satu buah review adalah sebesar Rpxxx. Kelak, tulisan di blog tersebut tidak hanya saya share di facebook saya (http://www.facebook.com/ade.anita.5) atau twitter (@adeanita4) saja; tapi infografis yang saya buat tersemat di dalam tulisan saya, bisa saya bagikan juga di akun media sosial saya yang lain seperti Pinterest, Instagram dan Pablo. Dengan begitu, insya Allah backlink yang saya berikan padamu bisa lebih tersebar di beberapa media sosial.
Untuk diketahui, saat ini jumlah followers saya di beberapa akun media sosial tersebut di atas adalah sebagai berikut: bla bla bla."
Jadilah sejak bulan Desember aku punya semangat baru: belajar menggambar dan membuat infografis.
Ya, ada dramanya sih. Ini terkait karena pada dasarnya, aku tuh gaptek. Gaptek yang pingin tetap up to date. hahahaha
Imposible banget ya?
"Nak, ajarin ibu bikin infograafis dong. Teman-teman ibu infografisnya keren-keren banget deh."
(aku datang pada putra sulungku. Dia sudah bekerja dan saat ini berusia 22 tahun)
"Ibu mau bikin pake apa?"
"Nggak tahu. Pake apa kek asal jangan pake aplikasi corel draw atau photoshop. Ibu nggak ngerti."
"Ibu tuh banyak maunya tapi nggak mau belajar buat sesuatu yang diciptakan untuk memudahkan."
"'Iya... ibu maunya sesuatu yang diciptakan untuk memudahkan tanpa kita harus belajar untuk menggunakannya agar nantinya kita dapat kemudahan karena menggunakan itu. Tuh.. ribet kan?"
"Ibu banyak maunya!"
Tuh.
Itu percakapanku dengan putra sulungku yang akhirnya pusing sendiri dengan keinginanku.
Beberapa hari tidak ada kabar dan aku pun resah. Sambil iseng menunggu aplikasi apa yang sekiranya bisa memenuhi keinginanku yang imposible itu, aku pun menggambar.
Yap: menggambar.
Aku suka menggambar. Kebetulan handphone yang aku miliki saat ini memang sebuah handphone yang memiliki stylus (pulpen elektronik yang bisa digunakan untuk layar sentuh di gadget). Samsung Note 4 Edge.
Ini handphoneku:
Dan ini hasil gambarku selama masa-masa galau bin resahku:
Gambarnya masih kayak anak TK memang. Aku belum bisa menggambar orang yang matanya indah blink-blink atau yang wajahnya tampan atau cantik.
Apa aplikasi gambar yang aku gunakan dalam hal ini?
Aku menggunakan aplikasi menggambar yang dimiliki oleh Samsung Galaxy (bisa didownload di playstore):
Menggunakan aplikasi sketchbook for Galaxy |
"Nak.... pakai apa dong buat belajar bikin infografis?"
"Bu... ibu kan bisa gambar, meski gambarnya aneh, tapi yang penting bisa gambar deh. Ya sudah, pakai canva. com saja deh."
"Tapi... kok teman-teman ibu pada keren-keren banget ya infografisnya. Perasaan kalau ibu pakai canva seperti selama ini, infografis ibu nggak sekeren mereka."
"Bu... ini masalah taste.... T-A-S-T-E. Jika ibu melihat orang lain keren-keren infografisnya berarti satu hal yang mereka miliki saat ini, yaitu mereka punya taste yang bagus. Buat milih bentuk huruf, model tayangannya, warnanya, semuanya. Coba... aku mau lihata... mana teman-teman ibu yang ibu bilang bagus-bagus infografisnya?"
Dengan penuh semangat aku pun menyebut beberapa nama blogger yang aku sukai. Lalu putraku mulai datang ke blog mereka satu persatu. Hasilnya:
"Ibu... ini mereka semua pakai canva ya. Cuma mereka telaten untuk nyusun informasi yang mau ditampilin. Mereka juga telaten buat nyusun gambar yang mau ditampilin. Sekali lagi... taste mereka bagus."
"Ibu pingin kayak gitu."
"Ya makanya... ibu jangan lagi kagum sama hasil kerja teman-teman ibu yang alay. Mulai deh sering-sering mampir ke blog yang keren-keren dan pelajari gimana cara mereka memilih warna, huruf, gambar. Taste itu sebenarnya bisa dibentuk lagi, yaitu dengan cara pergaulan. Kalau kita gaul dengan anak-anak yang alay, maka taste kita nggak bakal jauh dari selera alay."
Aku hanya misah-misuh tidak terima dibilang memiliki taste yang masih kurang.
"Lagian ibu tuh sudah make handphone yang canggih loh. Ini banyak banget kegunaan handphonenya. Jadi mau nggak mau ya ibu memang harus eksplore sih apa saja kemampuan lebih dari handphone ibu."
catatan dari percakapan ibu dan anak:
Dalam Islam, faktor memilih kawan amat dititik-beratkan. Hubungan persahabatan adalah hubungan yang sangat mulia, kerana kawan atau sahabat berperanan dalam membentuk personaliti individu. Ada kawan yang sanggup bersusah-payah dan berkongsi duka bersama kita, dan tidak kurang juga kawan yang nampak muka semasa senang dan hanya sanggup berkongsi kegembiraan sahaja.
Terdapat ayat yang mengisyaratkan mengenai peranan dan pengaruh kawan, antaranya firman-Nya yang bermaksud:
“Wahai orang yang beriman! Bertakwalah dan hendaklah kamu bersama-sama orang yang bersifat benar.” (Surah at-Taubah, ayat 119)
Pendek kata sahabat boleh menentukan corak hidup kita. Justeru, jika salah pilih sahabat kita akan merana dan menerima padahnya. Selari dengan hadis Rasululah SAW yang bermaksud,
“Seseorang itu adalah mengikut agama temannya, oleh itu hendaklah seseorang itu meneliti siapa yang menjadi temannya.” (Hadis riwayat Abu Daud).
Hadis al-Bukhari dari Abu Musa al-Asy'ari, bermaksud:
“Diumpamakan rakan yang soleh dan rakan yang jahat ialah seperti (berkawan) dengan penjual minyak wangi dan tukang besi. Penjual minyak wangi tidak akan mensia-siakan anda, sama ada anda membelinya atau hanya mendapat bau harumannya. Tukang besi pula boleh menyebabkan rumah anda atau baju anda terbakar, atau mendapat bau busuk.”
HIGHLIGHT TULISAN PARENTING KALI INI
How To Upgrade Your Taste? Bagaimana cara meningkatkan selera/citarasa/taste kita dalam berkarya?
1. Jika hasil orang lain terlihat lebih keren dari hasil kita, itu bukan karena mereka menggunakan perlengkapan yang lebih lengkap atau lebih mahal. Belum tentu. Tapi itu karena kemahiran mereka memang lebih tinggi daripada kemahiran kita. Jadi kita harus: belajar.
Ini nasehat anakku padaku: belajar bu, belajar.
2. Jika orang lain terlihat lebih baik dari kita, bukan berarti apa yang dia miliki lebih baik dari kita. Ini masalah selera. Taste. Untuk meningkatkan selera yang kita miliki alias jika ada pertanyaan how to upgrade your taste, maka jawabannya adalah dengan memperluas pergaulan kita. Jangan asyik dengan satu kelompok saja dan puas karena kita paling baik di kelompok itu. Karena bisa jadi, ternyata di kelompok lain posisi terbaik kita ternyata tidak ada apa-apanya dalam kelompok lain.
Jadi, menyebarlah dalam mencari ilmu dan jangan cepat berpuas diri dalam belajar.
3. Jika kita kalah dan orang lain menang, berarti itu menandakan satu hal: dia berusaha lebih keras dari kita.
Jadi, jangan iri. Tapi introspeksi.
4. Sebagai orang tua, kita memang sudah banyak mengenal kehidupan ini. Sudah banyak memakan asam garam kehidupan. Tapi, itu bukan berarti bahwa kita lebih pandai dan lebih pintar dari anak kita. Karena, bisa jadi anak kita sudah kenal makan cheese cake dan pizza lebih dulu dari kita. Artinya, memang anak kita lahir belakangan, tapi dia besar di jamannya dimana muncul hal-hal yang belum muncul di jaman kita beranjak tua. Seperti kecanggihan tool-tool di gadget, aplikasi internet, dan segala macam kemudahan teknologi yang hadir di jaman anak kita. Mau tidak mau kita harus bertanya dan memang tidak boleh malu bertanya pada anak.
Jadi, tidak ada salahnya belajar dari anak. Harus malah, karena tidak selamanya orang tua lebih pandai dari anaknya.
===========
Noted banget nih Mb Ade, intinya jangan merasa risih untuk mengakui kekurangan kita dan belajar dari siapapun meski dari anak kita. Aku jadi tambah semangat untuk mengupgrade taste dan kemampuan diri, nih.
BalasHapusIya ya mak, memang yang namanya masukan itu kan tidak harus dari senior ke junior gitu ya, bisa jadi malah yang junior bisa memberi masukan dengan cara yang baik. Ah, saya bener2 harus belajar banyak nih dari mak Ade :)
BalasHapusbener banget mbak :)
BalasHapussalam kenal
Duh, aku masih belum mulai-mulai nih belajar nggambar :(
BalasHapusihh jago banget gambarnya mba ade :)
BalasHapusanaknya juga keren yah hehehe..
aku pun sama, infografisnya masih sebatas pakai power point.. duuuh :(
belajar yuuuk mba ade.. semangat :)
kadang kita juga belajar dari anak, ya, Mbak :)
BalasHapuswah ini perlu dicatat benar. Aku juag sering nanya anakku yg sdh bekerja tpi jadi kendala krn jauh.
BalasHapusbeneeer banget mba...tiada hentinya belajaaar supaya bisa terus maju dan updated :)
BalasHapusSepakat banget Mba menjadikan blog ini sebagai profesi yang menghasilkan.. Tetapi kelemahanku gak bisa bikin grafis.. Padahal penting banget grafis agar tulisan kita menjadi menarik saat dibaca kalo ada tampilan grafisnya.. Kudu banyak belajar lagi deh tentang grafis..
BalasHapusbelajar nggak kenal usia.....
BalasHapusMak Ade galau tp gambarnya bagusss
Hiks. aku ga bisa gambar..
BalasHapusudah pinter bikin gambar nih mbak ade
BalasHapusinspiratif :)
BalasHapuswoowww sangat bermanfaat dan terinspiratif thanks mbak :)
BalasHapus