[Lifestyle] Ada satu hal yang sepertinya pelajaran banget buat aku di bulan Ramadhan tahun ini. Kemarin, aku menulisnya di grup OTM (otang tua murid) kelas Hawna di tengah kegalauan dan keresahan kami menghadapi PPDB online yang sebentar lagi harus kami hadapi seiring dengan berakhirnya pendidikan sekolah anak.
Aku copas saja ya disini, biar kalian bisa membacanya. Sekalian ini buat kenang-kenangan aku juga sih, bahwa di masa yang lalu aku dan anakku pernah melalui masa-masa pandemi COVID 19 di bulan Ramadhan.
Isi whatsapp tanggal 8 Mei 2020, tengah malam (pukul 02.07)
Mam, saya juga minta maaf jika ada kata2 yg tidak berkenan ya 🙏🏼
Tapi ini serius sih jika preseden ini terus berlangsung maka anak2 jadi belajar bahwa tidak bergegas giat belajar itu ga salah. Krn pada akhirnya, yg dinilai bukan nilai pelajaran di sekolah tapi usia. Itu sih yg bikin dakuh sedih. Merasa nggak adil aja jika harus bersaing di usia padahal kita nge push anak buat belajar agar dapat nilai yg baik.
Aslinya, tadinya kami para korlas berencana untuk memberi bonus pada anak dengan perolehan NEM sempurna di kelas 9.6.
Rencananya, awal maret mau diumumin di kelas. Kurang lebih begini bunyi motivasinya:
"Anak2, selamat ujian ya. Kerjakan ujian dengan hati2 dan lakukan yang terbaik, karena jika ada yang mendapat nilai NEM sempurna, korlas akan memberi hadiah khusus."
Qadarullah ternyata datang pandemi corona covid 19 sehingga tgl 14 maret sekolah resmi diliburkan.
Qadarullah kemudian ujian nasional dihapus.
Qadarullah kemudian keluar aturan PPDB seperti ini.
Sekarang hanya bisa berdoa agar dapat yg terbaik saja.
Ngobrol sama Hawna dakuh, dia cerita bahwa dia berkhayal ngobrol sama teman2 kelasnya, jika masuk sekolah lagi, mau ngapain? Mereka sepakat pingin "kerkom di rumah inyong." 🤭🤭
Inyong itu aurel. Dan kerkom itu, berarti kumpul bareng sambil ngerjain tugas. Ngerjain tugasnya sampingan, yang utamanya sih ngumpul bareng. Ketawa ketiwi, ngobrol, bercanda, nyanyi2, main bola atau main sepeda. Abis itu pesen godood. 🤣🤣🤣
Kayak mimpi mungkin ya buat anak2 kita. Lagi merasakan hangatnya pertemanan eh disuruh di rumah aja, terus masuk2 dah ganti teman dan ganti suasana.
Tapi sekali lagi, kita semua harus belajar untuk menerima ketetapan dari Allah. Bismillah.
Aku dan Hawna belajar banyak nih di Ramadhan tahun ini. Belajar tentang menerima dengan lapang dada takdir Allah. Meski mengejutkan dan bikin cemas.
Mau kesal, lagi puasa.Mau sebel, lagi puasa. Mau sedih pun, harus ingat lagi puasa.
Sama kayak pandemi covid ini. Mau bosan di rumah, tetap harus #dirumahaja.Mau jalan2, ga boleh krn himbauan #dirumahaja.Mau ketemu teman atau saudara, tetep lebih baik #dirumahaja. Alhamdulillah jadi semakin bergantung pada doa pada Allah.
Suatu hari nanti, kita semua punya cerita bahwa kita semua pernah melalui masa ini, masa ketika pandemi covid 19 menyapa Indonesia dan mengubah banyak hal di antara kita. Dan insya Allah kita semua akan lebih kuat.
"Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Namun, keduanya tetap memiliki kebaikan. Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah, maka janganlah engkau katakan: "Seandainya aku lakukan demikian dan demikian." Akan tetapi hendaklah kau katakan: "Ini sudah jadi takdir Allah (Qodarullah wa maa-syaa-a fa'ala). Setiap apa yang telah Dia kehendaki pasti terjadi." Karena perkataan seandainya dapat membuka pintu syaitan." (HR Muslim).( curhat-ibunya-hawna-malam2 🤭✌🏼maafkan jika aku dan hawna ada salah ya mam selama ini )
Pekan lalu, pas pak Jumari ngasi tugas buat nonton video mapel agama islam, aku ngeluh dulu awalnya. Kenapa dah ujian masih juga dikasi tugas?
Tapi tetap berusaha dampingi hawna nonton videonya. Setelah selesai, aku langsung japri pak Djumari minta nomor hape bu agama, bu Maghfuroh. Lalu aku japri beliau cuma buat bilang ini (aku copas) :
[4/5, 13:47] Ade Anita: Assalamu'alaikum bu. Saya ibunya Hawna, kelas 9.6. Terima kasih banyak ya bu, karena video wudhu yang wajib tonton untuk anak2 dalam tugas ramadhannya, adalah video wudhu sesuai sunnah. Di antara banyak sekali video wudhu, dan bahkan materi pelajaran agama sejak saya kecil, ibu memilih tata cara wudhu yang sesuai sunnah. Jadi, saya mengucapkan banyak terima kasih buat ibu. Semoga apa yg ibu ajarkan pada anak2 jadi amal jariyah tersendiri dan diberi ganjaran pahala berlipat dari Allah SWT.
[4/5, 13:55] +62 812-9xxx-xxx: Semoga bermanfaat ya mam....
[4/5, 16:33] Ade Anita: insya Allah bermanfaat banget bu. Hawna anakku bungsu. Sebelumnya, kakak2nya selalu dapat tata cara wudhu atau shalat yang ... pada akhirnya, mengharuskan dia menghafal 2 cara: cara sesuai buku di sekolahnya dan cara yang kami ajarkan. 😊Untuk sampai pada kompromi ini, tentu saja melalui perdebatan yang sebenarnya ingin kami hindari. itu sebabnya ketika pagi ini saya mendampingi Hawna menyimak video yang dishare, saya tersenyum bahagia dan bersyukur. Saya tidak perlu lagi mengulangi kejadian perdebatan seperti halnya ketika mendampingi kakak2nya dahulu. Itu sebabnya saya mengkhususkan diri untuk mengucapkan terima kasih pada ibu. 🙏🙏 Barakallah bu... .
Ini juga salah satu yg bikin aku belajar lagi dari Ramadhan kali ini, bahwa selalu ada kebaikan dari sesuatu. Alhamdulillah
Itulah hal yang aku syukuri saat berpuasa di tengah pandemi kali ini.
Tidak ada komentar