[Lifestyle] Nyaris 45 hari nih aku sebagai penduduk DKI Jakarta mematuhi aturan untuk berdiam di rumah dan melakukan berbagai macam kegiatan dari rumah saja. Aku dan keluargaku. Mulai dari berkegiatan dari rumah untuk pekerjaan kantor, kuliah atau sekolah. Termasuk juga kegiatan pengajuan, arisan dan rapat untuk koordinator kelas anakku. Bahkan termasuk belajar mengaji pun dilakukan secara online. Dan selama 45 hari itu, aku menyadari satu hal : "Ternyata meski sudah berumah tangga selama 26 tahun lebih, kemampuan memasakku tidak banyak bertambah. " hahahaha. Payah banget.
Lalu, aku pun merenung mengapa hal ini bisa terjadi. Dan jadi semangat untuk belajar memasak. Dan pilihannya adalah belajar memasak lewat Youtube.
Aku pernah nih, ngobrol secara online dengan teman-teman arisanku. Biasanya, kami jika sedang arisan tuh melakukan arisan sambil wisata kuliner. Tapi, karena himbauan untuk berdiam di rumah saja selama Pandemi COVID 19 ini sedang berlangsung, jadilah kami semua menyadari bahwa kami tidak pandai memasak.
Eh, maksud kami sebenarnya tidak semuanya sih. Tapi sebagian besar. Itu yang mendasari gagasan untuk melakukan arisan sambil wisata kuliner. Karena jika ketempatan pusing harus masak apa. Jika wisata kuliner sambil arisan kan cuma tinggal mikirin mau kumpul di restoran mana. Lalu tinggal milih lauk. Nah, ketika pandemi COVID 19 ini berlangsung, kami semua mulai bingung, mau masak apa di rumah biar yang dimasak tidak itu itu saja.
Lalu mulailah tukar-tukeran resep-resep praktis.
Ini beberapa resep hasil berbagi resep bersama teman-teman di grup arisan aku.
Tapi, meskipun bumbu dasarnya sudah diberikan tetap saja cara membuatnya bagaimana masih belum ada pencerahan buat orang seperti aku yang memang pada dasarnya tidak bisa memasak yang terlalu rumit.
Alhamdulillah ada you tube tempat kita bisa belajar aneka macam resep secara gratis. Tanpa harus memiliki kartu pra pekerja dan harus membayar biaya belajar kursus online yang harganya ratusan juta itu (eh.. ups), kita bisa menjelajah resep dan belajar masak dari para cheff you tuber.
Ini beberapa channel cheff you tuber yang aku sukai:
1. Endeus TV
2. Eddy Siswanto (si cheff abal-abal)
3. Nikmatul Rosidah
4. Fatimah Bahalwan
5. William Gozali
Dah. Itu tuh 5 cheff you tuber yang sering aku intip dapurnya buat belajar memasak di rumah.
Lalu, aku pun merenung mengapa hal ini bisa terjadi. Dan jadi semangat untuk belajar memasak. Dan pilihannya adalah belajar memasak lewat Youtube.
Aku pernah nih, ngobrol secara online dengan teman-teman arisanku. Biasanya, kami jika sedang arisan tuh melakukan arisan sambil wisata kuliner. Tapi, karena himbauan untuk berdiam di rumah saja selama Pandemi COVID 19 ini sedang berlangsung, jadilah kami semua menyadari bahwa kami tidak pandai memasak.
Eh, maksud kami sebenarnya tidak semuanya sih. Tapi sebagian besar. Itu yang mendasari gagasan untuk melakukan arisan sambil wisata kuliner. Karena jika ketempatan pusing harus masak apa. Jika wisata kuliner sambil arisan kan cuma tinggal mikirin mau kumpul di restoran mana. Lalu tinggal milih lauk. Nah, ketika pandemi COVID 19 ini berlangsung, kami semua mulai bingung, mau masak apa di rumah biar yang dimasak tidak itu itu saja.
Lalu mulailah tukar-tukeran resep-resep praktis.
Ini beberapa resep hasil berbagi resep bersama teman-teman di grup arisan aku.
Tapi, meskipun bumbu dasarnya sudah diberikan tetap saja cara membuatnya bagaimana masih belum ada pencerahan buat orang seperti aku yang memang pada dasarnya tidak bisa memasak yang terlalu rumit.
Alhamdulillah ada you tube tempat kita bisa belajar aneka macam resep secara gratis. Tanpa harus memiliki kartu pra pekerja dan harus membayar biaya belajar kursus online yang harganya ratusan juta itu (eh.. ups), kita bisa menjelajah resep dan belajar masak dari para cheff you tuber.
Ini beberapa channel cheff you tuber yang aku sukai:
1. Endeus TV
2. Eddy Siswanto (si cheff abal-abal)
3. Nikmatul Rosidah
4. Fatimah Bahalwan
5. William Gozali
Dah. Itu tuh 5 cheff you tuber yang sering aku intip dapurnya buat belajar memasak di rumah.
Tidak ada komentar