[Catatan Akhir Tahun] Assalamu'alaikum anak-anakku semua. Kalian tahu tidak bahwa saat ini, dunia yang kita tempati ini memiliki 195 Negara (berdaulat) dengan jumlah penduduk (populasi) sebanyak 7.405.107.650 jiwa (menurut CIA World Factbook untuk Tahun 2017). Dan dari sekian banyak jumlah manusia, Indonesia menempati urutan ke 4 sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia. Dengan luas wilayah 1.904/569 km2, jumlah penduduk Indonesia adalah sejumlah 260.580.739 jiwa. Atau bisa dibilang 3,5% dari jumlah penduduk dunia. Kepadatan penduduk Indonesia sendiri adalah sebesar rata-rata 137 jiwa per km2.
Banyak banget ya. Tidak perlu dibayangkan seperti apa banyaknya, nak. Yang pasti, penduduk sebanyak itu tentu saja harus dipenuhi kebutuhannya. Tapi, untuk bisa memenuhi kebutuhan semua penduduk, tentu saja sebelumnya harus ada yang wajib dikerjakan. Yaitu, kita harus berusaha terlebih dahulu. Berusaha dengan bekerja atau berusaha dengan belajar, serta tentu saja berusaha dengan berdoa. Menurut kalian, peringkat Indonesia sebagai negara ke 4 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia ini itu, sesuatu yang positif atau negatif, nak? Hehehe. Bingung kan. Sekarang, ibu mau cerita tentang apa yang ibu lihat dan dengar selama ini terkait dengan jumlah penduduk penduduk Indonesia yang banyak ini ya, nak. Ini hari ibu, sayang, jadi beri kesempatan ibu untuk bercerita pada kalian tentang Indonesia, yang insya Allah akan menjadi milik kalian. Anak-anak ibu yang ibu sayangi.
Apa itu Bonus Demografi dan Bencana Demografi?
Mari kita lanjut obrolan kita ya nak. Negara dengan jumlah penduduk yang banyak itu, nak. Di satu sisi bisa menjadi sebuah hal yang positif. Bayangkan, jika diatur dengan baik, kita bisa banget loh memenuhi kebutuhan negara kita sendiri. Misalnya nih. Ada sebagian orang yang menanam padi, sebagian menjual padi, sebagian mengolah padi menjadi beras, sebagian mengolah beras jadi nasi lalu menjualnya dalam bentuk makanan, sebagian lagi membelinya. Jika dibayangkan seperti ini, dengan kapastias jumlah penduduk yang banyak sekali ini, insya Allah bisa dikerjakan.
Tapi, ternyata masalahnya tidak sesederhana itu, sayang. Tidak semua orang punya kemampuan yang bisa diatur seperti demikian. Ada banyak sekali kendala yang menyebabkan kita tidak bisa semudah itu mengatur pembagian tugas tiap-tiap orang. Kendalanya seperti, di antara jumlah penduduk Indonesia yang banyak tersebut, ada usia anak-anaknya, ada usia tuanya, ada yang difabel, ada yang sakit. Bahkan ada yang belum tahu mau ngapain jadi belum bisa diharapkan untuk bisa ikut bekerja. Mereka ini adalah orang-orang yang tidak bisa dipaksa untuk bekerja. Kelompok ini disebut kelompok usia non produktif.
Sisanya, barulah disebut dengan usia produktif. Pada kelompok usia produktif inilah negara Indonesia berharap roda perekonomian, roda pembangunan, roda produktifitas, bisa terus berputar sehingga negara kita bisa tetap menyamakan langkah dengan 204 negara lain di seluruh dunia yang terus bergerak mengikuti perkembangan tuntutan zaman.
Usia produktif membantu usia non produktif. Semacam subsidi silang. Dengan catatan jika mereka juga orang-orang yang membayar pajak ya nak. Pajak itu penting karena inilah kontribusi kita sebagai warga negara untuk turut membantu negara melakukan pembangunan dan ikut menyokong negara agar bisa terus berdiri. Dan kalian nak, setelah berusia 16 tahun hingga kelak berusia 64 tahun, insya Allah akan masuk ke dalam kelompok usia produktif. Kalian termasuk dalam bagian 70% dari total penduduk Indonesia yang masuk kategori angkatan kerja. Tidak perlu merasa tidak adil karena adanya tuntutan untuk membantu kelompok yang tidak produktif. Karena, roda kehidupan memang akan selalu berputar. Mereka yang muda, kelak akan menjadi tua. Mereka yang semula butuh dibantu kelak akan menjadi sosok yang harus membantu. Mereka yang kanak-kanak, tidak selamanya akan menjadi usia kanak-kanak, mereka akan tumbuh menjadi dewasa. Dan ketika sudah dewasa, waktu yang terus berlari akan membawa orang dewasa yang gagah kelak menjadi manusia usia lanjut yang rapuh. Jadi, tidak perlu iri ketika berada di usia tertentu, dan tidak perlu kecil hati ketika sudah berada di posisi tertentu.
Negara kita nak, Indonesia, amat berharap bahwa sebagai salah satu negara berpopulasi tinggi di dunia dengan jumlah penduduk usia produktif (15 hingga 64 tahun) yang sangat besar bisa membawa bonus demografi tersendiri. Dengan adanya bonus demografi ini, Indonesia diuntungkan dan memiliki peluang untuk dapat menggenjot pertumbuhan produktifitas masyarakatnya. Bonus demografi diartikan secara sederhana adalah peluang (window of opportunity) yang dinikmati suatu negara sebagai akibat dari besarnya proporsi penduduk produktif. Tapi, kondisi ini bisa berbalik arah kapan saja. Yang semula bisa dianggap bonus demografi, jika tenyata salah urus bisa menjadi bencana demografi.
Anak-anak ibu yang ibu sayangi, kalian kan anak yang dilahirkan setelah tahun 1995 semua. Kalianlah yang dibicarakan akan menjadi bagian dari bonus demografi di Indonesia di rentang tahun 2025 hingga 2030 nanti. Masya Allah, Indonesia amat berharap pada sumbangih kalian semua bagi Indonesia. Dalam hal ini, Indonesia sebagai sebuah negara punya kewajiban untuk memfasilitasi kebutuhan kalian untuk berkontribusi, tapi kita, kalian, juga punya kewajiban untuk memberikan kontribusi. Saling sinergi satu sama lain. Karena, kita semua tidak ingin Indonesia kelak akan mengalami kondisi bencana demografi. Duh. Naudzubillah min dzaliik.
Ingin Jadi Pemain atau Penonton?
Baiklah nak, sekarang ibu mau bertanya pada kalian. Ketika tiba saatnya kalian berada di posisi sebagai bagian dari kelompok usia produktif, kalian ingin berada dimana? Ingin menjadi pemain atau penonton?Kebetulan nak, ibu baca sebuah artikel yang bagus yang ditulis oleh Dr Gamal Albinsaid yang berjudul bonus demografi vs bencana demografi. Di sana, Dr Gamal melihat bahwa apa yang terjadi di Indonesia saat ini mirip dengan apa yang terjadi di negara Jepang di tahun 1950.
"Diantara tahun 2020 hingga 2030 kita akan mengalami pergeseran dependency ratio menjadi 44% dimana perbandingan usia produktif dan non produktif akan menjadi 180 juta berbanding 85 juta. Tentu ini menjadi perubahan yang positif jika dibandingkan dengan dependency ratio kita pada tahun 2010 sebesar 51,31%.
Jika kita melihat grafik tren rasio ketergantungan atau dependency ratio, penduduk Indonesia selalu menunjukkan penurunan rasio ketergantungan dari tahun 1971 hingga 2016. Bonus demografi diperkirakan oleh BPS akan mencapai puncaknya pada tahun 2025 sampai dengan 2030 dimana dependency ratio berada pada angka 70%. Jika kita bandingkan dengan tahun 1971 dimana dependency ratio adalah 86,8%." (Dr Gamal Albisaid)
Ini ibu copas infografis yang ada di artikel tersebut ya nak.
credit foto: http://rumahmillennials.com/2018/03/12/bonus-demografi-vs-bencana-demografi/#.Xf8xo_wxU2w |
Dalam artikel lain yang ibu baca juga, ibu dapat informasi serupa dengan yang ditulis oleh Dr Gamal di atas. Dikatakan bahwa The United Nations Population Fund (UNFPA) mendefinisikan bonus demografi sebagai potensi pertumbuhan ekonomi yang dapat dihasilkan dari perubahan dalam struktur usia populasi, terutama ketika bagian populasi usia kerja (15-64 tahun) lebih besar dari bagian populasi yang tidak bekerja (14 tahun ke bawah, 65 tahun ke atas). Struktur penduduk yang didominasi kelompok usia produktif akan menjadikan angka beban tanggungan penduduk usia produktif (dependency ratio) menurun, sehingga muncul apa yang disebut windows of opportunity, yang berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Periode bonus demografi di Indonesia
sebenarnya sudah dimulai sejak 2012, yaitu saat dependency ratio (angka beban
tanggungan) sudah berada di bawah 50, yang artinya untuk setiap 100
penduduk usia produktif harus menanggung sebanyak kurang dari 50
penduduk usia tidak produktif. Bila melihat data proyeksi jumlah
penduduk yang diterbitkan oleh BPS dan PBB, bonus demografi diperkirakan
akan dinikmati selama kurang lebih dua dekade, yaitu sejak 2015 hingga
2035.
Dalam kurun waktu tersebut angka beban tanggungan akan terus menurun hingga puncak bonus demografi terjadi pada 2025 hingga 2035. Saat itu, angka beban tanggungan sekitar 47. Periode ini merupakan window of opportunity yang harus dimanfaatkan dengan baik untuk memfasilitasi pertumbuhan ekonomi. Setelah periode tersebut, Indonesia akan memasuki periode utang demografi (demographic debt) yang disebabkan karena penuaan penduduk (aging).
Jika kita mau belajar dari apa yang terjadi di Jepang seperti yang kalian lihat di infografis di atas ya nak, Masya Allah. Potensi Sumber Daya Manusia yang ada saat ini, insya Allah bisa menjadi bonus demografi bagi Indonesia di tahun 2025-2035. Dan ini semua ada di masa kalian dengan usia produktif yang kalian miliki saat itu.Keberadaan kalian, anak-anakku, merupakan komponen terpenting bagi negara Indonesia karena kalian adalah investasi yang berharga. Itu sebabnya kalian diletakkan sebagai sumber daya manusia (SDM).
Dalam kurun waktu tersebut angka beban tanggungan akan terus menurun hingga puncak bonus demografi terjadi pada 2025 hingga 2035. Saat itu, angka beban tanggungan sekitar 47. Periode ini merupakan window of opportunity yang harus dimanfaatkan dengan baik untuk memfasilitasi pertumbuhan ekonomi. Setelah periode tersebut, Indonesia akan memasuki periode utang demografi (demographic debt) yang disebabkan karena penuaan penduduk (aging).
Jika kita mau belajar dari apa yang terjadi di Jepang seperti yang kalian lihat di infografis di atas ya nak, Masya Allah. Potensi Sumber Daya Manusia yang ada saat ini, insya Allah bisa menjadi bonus demografi bagi Indonesia di tahun 2025-2035. Dan ini semua ada di masa kalian dengan usia produktif yang kalian miliki saat itu.Keberadaan kalian, anak-anakku, merupakan komponen terpenting bagi negara Indonesia karena kalian adalah investasi yang berharga. Itu sebabnya kalian diletakkan sebagai sumber daya manusia (SDM).
Saat ini, Bank Dunia mengatakan bahwa indeks sumber daya manusia (Human Capital Index/HCI) Indonesia adalah sebesar 0,53 atau peringkat ke-87 dari 157 negara (berdasarkan ranking Human Capital Index (HCI) 2018 yang dirilis World Bank pada saat gelaran Annual Meeting IMF-World Bank 2018 di Nusa Dua, Bali pada 8-14 Oktober).
Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim mengatakan bahwa, pengetahuan, keterampilan, dan kesehatan yang dimiliki individu selama hidup mereka merupakan faktor kunci di balik pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan tingkat pengurangan kemiskinan di banyak negara pada abad ke-20, utamanya di kawasan Asia Timur.Dalam hal ini, negara memang punya kewajiban untuk menciptakan iklim yang mendukung agar SDM yang tersedia bisa menjadi SDM unggul. Tapi, kalian bisa membantu negara dengan mengembangkan potensi yang kalian miliki saat ini. Tantangan bagi Indonesia dalam hal ini adalah bagaimana agar kita semua, bangsa Indonesia, bisa menata SDM yang merupakan aset paling berharga dan mempersenjatainya dengan talenta, keterampilan, struktur, teknologi, dan budaya yang pas.
"Namun, investasi dalam kesehatan dan pendidikan belum mendapatkan perhatian yang layak. Indeks ini menghubungkan langsung perbaikan hasil di bidang kesehatan dan pendidikan, produktivitas, dan pertumbuhan ekonomi. Saya berharap ini mendorong negara-negara untuk mengambil tindakan segera dan berinvestasi lebih banyak, lebih efektif pada masyarakat mereka,"(sumber: https://nasional.kontan.co.id/news/bank-dunia-indeks-sdm-indonesia-peringkat-ke-87/)
Kalian tidak mau hanya menjadi penonton saja kan nak atas terjadinya perubahan ke arah yang positif dalam masyarakat kita? Jangan, nak. Jangan hanya jadi penonton saja. Tapi, aktiflah menjadi pemain juga. Karena aktif berusaha melakukan perubahan ke arah yang lebih baik itu, dalam agama kita, Islam, amat besar sekali pahala ibadahnya jika dilakukan dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan.
Bisa jadi, saat usia kalian masih muda saat ini, kalian bisa memulainya dengan belajar bersungguh-sungguh dan terus mengasah keterampilan dan keahlian yang kalian minati. Berpengetahuanlah. Karena dengan berpengetahuan, kalian bisa memiliki gagasan dan tahu bagaimana cara mewujudkan gagasan tersebut agar bisa memperoleh hasil yang diharapkan. Sambil tentu saja tetap tawakal pada Allah; pemilik semua kejadian di muka bumi.
Tantangan Yang Dihadapi oleh SDM Indonesia
Ibu tahu, nak. Tantangan yang harus kalian hadapi untuk membangun Indonesia agar bisa lebih baik di masa depan itu tidak mudah. Ada banyak sekali yang kalian harus kalian hadapi saat ini dan juga di masa yang akan datang, yang merupakan konsekuensi globalisasi.Globalisasi yang terjadi di seluruh dunia telah membawa konsekuensi ekonomi yang tidak lagi berbatas, demikian juga dengan teknologi yang semakin maju dan tidak berbatas.
Saat ini, mungkin ibu termasuk yang menjadi saksi sejarah atas cepatnya perubahan yang terjadi di dunia saat ini. Contoh yang mudah, sebut saja merek handphone Blackberry dan Nokia. Subhanallah ya nak, pada jamannya kedua merek ini amat sangat berjaya di Indonesia. Begitu berjayanya hingga rasanya orang jadi naik gengsinya jika sudah punya handphone dengan merek Blackberry atau Nokia. Tapi, lihat sekarang (saat ini) bagaimana nasib kedua merek handphone tersebut?
Eh. Kalian ingat nggak waktu tahun lalu kita datang ke salah satu mall dimana terjadi pemandangan sale besar-besaran karena gerainya ingin ditutup akibat tidak bisa lagi bersaing dengan bisnis ritel online yang kian tahun memang kian banyak dipakai orang.
Sedih sebenarnya ibu dan ayah lihat banyak gerai toko di mall yang tutup satu persatu. Ibu dan ayah ngebayangin berapa banyak orang yang terpaksa dirumahkan karena hal ini. Nggak cuma PHK yang terjadi di tempat bekerja itu saja masalah yang terlihat, nak. Tapi, ada rentetan dampak lainnya juga. Seperti rumah makan yang kehilangan orang yang membeli makanan di tempat mereka berjualan karena pegawai yang biasa membeli sudah tidak ada. Angkot yang mendadak sepi penumpang. Dan pengangguran yang bertambah. Banyak pengangguran itu rawan terjadinya tindak kejahatan, nak. Karena kita semua harus tetap dituntut untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Nah, bagaimana caranya jika tidak ada yang bisa dikerjakan? Pada orang yang putus asa, mereka jadi terlintas pikiran untuk melakukan jalan pintas mencari kekayaan di jalan yang tidak halal. Masalah lain, ekonomi Indonesia bisa memburuk jika daya beli masyarakat terus menurun akibat tidak punya pendapatan yang bisa dipakai untuk berbelanja. Duh. naudzubillah min dzaliik.
Tapi, mau bagaimana lagi? Karena perubahan ekonomi yang cepat memang terjadi di Indonesia sebagai konsekuensi ekonomi dari globalisasi.
Kurang lebih nih nak, tantangan yang harus dihadapi oleh SDM Indonesia saat ini adalah:
1. Kekuatan artificial intelligence
2. Pekerja dari negara lain dengan keahlian khusus mereka.
3. Perkembangan teknologi yang tidak berbatas.
4. Pergerakan ekonomi global yang fluktuatif.
Tapi jangan khawatir, nak, dengan tantangan yang kalian hadapi ini. Karena kita insya Allah punya solusinya. Yaitu solusi agar bisa menghasilkan SDM yang unggul. Karena, dengan SDM yang unggullah Indonesia bisa produktif.
SDM Unggul Indonesia Produktif Milik Kalian
Anak-anakku. Mari kita belajar dari sejarah. Sejarah mengajarkan pada kita bahwa kekuatan bangsa itu selalu terikat pada kualitas dan sifat penduduknya. Kerajaan Yunani purba berkembang maju disebabkan kekuatan dan kemahiran tentara Sparta dan budaya serta semangat orang Athena. Tapi, sekarang, Yunani bahkan pernah dinyatakan sebagai negara bangkrut juga karena mereka lupa mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas yang bisa meneruskan dan mengisi pembangunan berkelanjutan di negara tersebut.Negara perindustrian seperti Jepang, Swiss dan Korea Selatan, bisa bangkit dan menjadi negara maju yang diperhitungkan secara positif dalam percaturan dunia. Coba deh dipikirkan, negara-negara ini tuh tidak punya pertambangan seperti minyak bumi atau batu bara dan sebagainya. Pertanian pun terbatas kemampuannya karena kondisi alam yang negara ini mereka. Tapi, negara-negara ini telah mencapai pertumbuhan ekonomi yang luar biasa dikarenakan punya sumber daya manusia yang berkualitas dan kuat. Sedangkan negara lain, termasuk negara Indonesia, yang memiliki sumber hasil bumi melimpah, malah mengalami kesulitan untuk menggerakkan pertumbuhan ekonominya yang cepat. Kita terpaksa harus merayap agar pendulum arah pertumbuhan ekonomi kita tidak hanya bergerak berkisar antara status sebagai negara maju dan negara tidak maju, atau dengan istilah negara berkembang.
Demikianlah betapa pentingnya kepemilikan SDM yang unggul. SDM unggul sebuah negara bisa menggerakkan negara tersebut untuk mencapai tujuan yang luas atau spesifik. Bagi Indonesia, pembangunan Sumber daya manusia (SDM) diharapkan bisa mendorong Indonesia lebih produktif, berdaya saing, dan fleksibilitas dalam menghadapi tantangan global yang dinamis dan penuh risiko.
SDM unggul itu adalah :
- SDM yang punya karakter pembelajar.
- SDM yang siap hidup dalam ekonomi yang berbasis pengetahuan dan didorong oleh perkembangan tehnologi (technologically driven and knowlede based).
- SDM yang siap dan cepat menyesuaikan diri dengan teknologi.
- SDM yang tetap bisa menjaga keutuhan aspek-aspek humanisme, seperti kreativitas, tata krama, moralitas, akal sehat dan etika.
Dalam hal ini, SDM unggul itu adalah SDM yang tidak hanya berharap bisa mengisi lowongan pekerjaan sebagai PNS saja, tapi SDM yang bisa ikut membantu permasalahan ketenaga kerjaan di Indonesia. SDM yang bisa tidak hanya bisa mencari celah untuk bisa mengisi lowongan pekerjaan yang tersedia saja. Tapi juga SDM yang bisa menciptakan lapangan pekerjaan tidak hanya bagi diri sendiri tapi juga lapangan pekerjaan bagi orang lain. SDM yang ikut membantu perkembangan perekonomian di Indonesia. Mungkin bisa dengan cara menjadi enterpreneur (wirausaha) misalnya. Atau masuk di wilayah-wilayah usaha swasta lainnya. Ada banyak sekali wilayah usaha di luar usaha yang dibangun oleh pemerintah yang bisa dimasuki. Untuk tahu tentang hal ini, kalian harus mencari tahu keberadaan dan ketersediaannya dengan membangun jejaring kerja di tengah masyarakat. Manfaatkan teknologi dan pengetahuan dan keahlian yang kalian miliki. Dan disinilah KADIN (Kamar Dagang dan Industri) Indonesia hadir menjembatani antara kebijakan dan keinginan pemerintah versus ketersediaan dan kemampuan dunia usaha.KADIN Indonesia menjembatani kerjasama strategis antara swasta dan BUMN dalam mendukung agar arah kebijakan yang telah digariskan oleh Pemerintah bisa terwujud.
Ketua Umum Kadin Indonesia, Rosan P. Roeslani dalam acara penutupan
Rapimnas Kadin di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali (29/11/2019), mengatakan :
“Dunia usaha akan mengupayakan pertumbuhan ekonomi yang
berkualitas yaitu pertumbuhan ekonomi yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan
yang layak, mengurangi tingkat kemiskinan dan tingkat ketimpangan ekonomi
sehingga tercipta pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan,”
Ibu senang ketika kalian bercerita bahwa prestasi kalian cukup lumayan di sekolah. Tapi ibu diam-diam terharu ketika melihat kalian antusias memikirkan bagaimana caranya membantu lingkungan sekitar yang lebih membutuhkan sumbangan kalian. Membantu mengajarkan anak difable, kerja sosial membantu masyarakat yang kekurangan, gotong royong mencari solusi bagi permasalah rakyat sekitar. Ibu juga bahagia melihat kalian tidak sombong, tidak mudah putus asa, tidak mudah menyalahkan orang lain ketika kalian menemukan kendala tertentu, dan tidak pernah lupa shalat, tetap menjaga aurat, tetap ingat untuk berbuat kebaikan atas dasar ibadah. Kami senang mendengar cerita kalian yang berhasil mendapat teman yang baik, berkumpul dengan orang-orang yang baik, berkumpul dengan orang-orang yang sholeh. Kami senang melihat kalian tumbuh menjadi pribadi yang menguasai tehnologi, melek finansial, terbuka akan perkembangan ilmu pengetahuan, tapi tidak lupa fitrah asal kalian yang merupakan pribadi yang baik dan hangat di tengah masyarakat.
Saat ini, bisa jadi dirimu merasa berat untuk belajar dan terus belajar menimba ilmu. Tapi, percayalah nak, semua itu akan berguna bagi kehidupanmu nanti. Dinikmati saja proses belajar ini dengan ikhlas. Tidak perlu merasa terbebani. Jangan lupa juga untuk berteman, bermasyarakat, dan beribadah, sesibuk apapun dirimu.
Yang kami inginkan darimu, nak. Bukan hanya cerdas saja, dan juga bukan agar kalian bisa meraih posisi tertinggi saja. Yang kami inginkan darimu, nak. Adalah kalian bisa tumbuh menjadi generasi Indonesia yang cerdas, sekaligus punya karakter beradab sopan santun dan ber akhlak mulia. Insya Allah, ya nak. Insya Allah Indonesia akan sangat bersyukur punya generasi seperti kalian.
========
=============
tulisan ini diikut sertakan dalam kadin.id/blogcompetition.
Bahan Bacaan:
- https://m.bisnis.com/amp/read/20191209/9/1179251/bni-bisnis-indonesia-business-challenges-2020-mengintip-ekonomi-2020
- https://www.woke.id/indeks-modal-manusia-indonesia-peringkat-87-dari-187-negara/
- https://www.goodnewsfromindonesia.id/2017/09/14/world-economic-forum-lansir-peringkat-kualitas-sdm-dunia-ini-peringkat-indonesia
- https://nasional.kontan.co.id/news/bank-dunia-indeks-sdm-indonesia-peringkat-ke-87/
- https://www.msn.com/id-id/berita/dunia/peringkat-negara-terbaik-di-dunia/ss-AADkHSG
- https://aceh.tribunnews.com/2019/03/26/agar-bonus-demografi-tak-jadi-bencana-demografi
- https://tanotofoundation.org/id/news/sdm-unggul-indonesia-maju/
- https://karier.kompas.id/baca/sdm-unggul/
- http://rumahmillennials.com/2018/03/12/bonus-demografi-vs-bencana-demografi/#.Xf-ymPwxU2x
- https://www.goodnewsfromindonesia.id/2017/09/14/world-economic-forum-lansir-peringkat-kualitas-sdm-dunia-ini-peringkat-indonesia
- Dr. Muhammad Al Areefi, "Enjoy Your Life (the art of interaction with people), 2nd Edition, Desember 2012, Maktaba Darus Salam, King Fahd National Library.
Semoga pada tahun terjadinya bonus demografi Indonesia sudah siap dengan SDM nya. Luar biasa tulisannya mba, sangat detail.
BalasHapussudah dimulai sejak tahun 2015 kondisi bonus demografi ini, yaitu berupa hadirnya kelompok generasi milineial yang bawa banyak perubahan bagi Indonesia. Salah satunya ya menjamurnya online shop itu
HapusBener kak SDM Unggul dn punya Skill bisa bnget menantang Dan maju melawan bonus demografi untuk maku dn berkembang y
BalasHapusnah, kekhawatiran justru terjadi saat ini dimana SDM kita ternyata tidak semua siap menghadapi globalisasi. Berharap banget SDM yang unggul bisa menularkan kemampuannya untuk bawa indonesia lebih maju
HapusMasya Allah.. Tulisan yang cukup berat untuk para generasi penerus bangsa ini. Tapi insya Allah bisa terlaksana ta. PR besar juga ini bagi saya. Seorang ibu yang harus menyiapkan anak saya memasuki era baru di 5-10 tahun mendatang. Saya pernah juga menyimak Pak Mardigu yang meramalkan tentang banyaknya profesi akan hilang di masa depan. Akan ada profesi-profesi baru yang diciptakan oleh generasi anak2 saya. Saya lupa istilahnya, ada generasi x, y, milenial, apa lagi tuh. Semoga kita siap untuk menyambut bonus demografi ini. Semangat untuk jadi ibu produktif agar anak2 saya juga bisa produktif.
BalasHapusinsya Allah siap nggak siap harus siap. Tapi anak2 sebagai generasi harapan harus dipersiapkan untuk bisa cepat menyesuaikan diri sambil terus menggali potensi mereka secara maksimal
HapusKita harus optimis indonesia unggul di tahun-tahun mendatang. Cirinya sudah bisa kita rasakan, salahsatunya pemimpin-pemimpin muda telah lahir.
BalasHapusIndonesia akan menuju kemajuan salah satunya karena mengalami bonus demografis
Hapusinsya Allah Indonesia bisa.. generasi indonesia adalah kumpulan orang2 hebat dan keren insya Allah
HapusKemajuan suatu negara emang ditentukan oleh Keunggulan Sumber Daya Manusia-nya, ya?
BalasHapusSemoga anak-anak kita bukan hanay penonton akan tetapi menjadi bagian dari kemajuan peradapan dunia.
Aaminn aamiiin ya robbal alamiiin
HapusSemoga ALLAH mudahkan usaha kita semua ya Mak.
aamiin aamiin Allahumma Aamiin
HapusKalo baca artikel ini, insyaAllah bisa jadi bahan bakar motivasi untuk generasi millenials dan anak2 kita semua ya Mba
BalasHapusBismillah, semoga generasi Indonesia BISAAAA!
iya, insya Allah
Hapuslebih kreatif, lebih produktif dan pantang menyerah insyaallah. karena mewujudkan SDM unggul itu tak mudah. Mudah mudahan banyak yang membaca artikel mba ini, sehingga membantu penerus bangsa
BalasHapusaamiin.. aku amat berharap artikel ini dibaca banyak orang.
HapusAnak2 muda zaman now atau sering disebut kaum milenial inilah yang nanti mengemban tugas negara demi kemajuan bangsa Indonesia. Sumber Daya Manusia yang berakhlak dan budi pekerti luhur itu yang utama :) Ditambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang luar biasa. IQ dan EQ serta faktor lain turut menunjangnya. Semoga kalian bisa memenuhi panggilan jiwa demi negara kita tercinta aamiin :)
BalasHapusAku selalu tekankan pada murid-muridku yang kini sebagai generasi Z untuk mempersiapkan diri dengan baik agar saat nanti Indonesia berada pada periode emas mereka bisa bersaing dan membangun Indonesia dengan lebih baik
BalasHapusKalau ditanya mau jadi pemain atau penonton aku akan jawab jadi oemainy dong. Ayo kita siapkan diri dr sekarang. Thanks sharingnya mba 🤗
BalasHapusSemoga bonus demografi bisa disikapi dgn tepat ya
BalasHapus.dgn mencetak sebanyak2nya sdm unggul, mandiri, produktif dan bertaqwa
Optimis. Kita anak dan masyarakat indonesia bisa 💪
BalasHapusKeren banget, Mbak Ade. Bergizi banget tulisannya.
BalasHapusYa, tantangan dan ancaman akan negara kita hadapi. Anak-anak kita akan menjadi penggerak pada saat bonus demografi itu terjadi.
Semoga anak-anak kita menjadi SDM yang unggul saat masa itu tiba.
Salah satu kualitas yang juga harus dimiliki oleh SDM mendatang adalah kemampuan adaptasi yang tinggi menurut saya. Dengan perubahan yang tak terkendali baik dari segi positif maupun negatif, memaksa kita untuk bertahan dengan perubahan-perubahan tersebut. Tugas kita sebagai generasi yang mempersiapkan generasi mendatang cukup menantang ya Bun... Semoga anak-anak kita kelak menjadi SDM berkualitas yang bisa membawa manfaat bagi diri dan masyarakat.
BalasHapusTulisan yang menarik dan penting dibaca bagi anak-anak. Isinya bermanfaat sekali, Bunda.
BalasHapusJgn sampai jadi penonton di negara sendiri dong..
BalasHapusPastikan jadi pemain, makanya harus meningkatkan kualitas sdm ya
Semoga anak-anak muda Indonesia mendapat kesempatan mengembangkan bangsanya. Seringnya yang sepuh-sepuh engga mau mengalah sih. Apalagi Indonesia merupakan negara ke-4 dengan populasi terbanyak. Semangaaat...
BalasHapusIkut prihatin di yg bagian toko2 di mal pada tutup. saya termasuk yg ngalemin lohh mbak. sewa toko di mal makin naik tp omset terjun bebas. akhirnya tutup toko deh, huhuu... semoga ke depannya SDM Indonesia unggul dan bonus demografi menjadi berkah buat kita smua yaa. aamiin
BalasHapusAnak-anak sekarang banyak yang memiliki tujuan hidup jauh ke depan. Seperti mereka itu ngerti gimana caranya agar bisa mandiri secara finansial. Terus punya pilihan terbuka mengelola dana dalam bentuk Reksadana dan sejenisnya. Bahkan ada banyak teman anakku yang mulai merintis usaha. Semoga mereka tidak hanya sukses dalam usahanya tapi juga memiliki akhlak yang baik
BalasHapusMom yang sangat bijak
BalasHapusMenasehati dengan tulisan dan dari banyak sumber
Semoga ananda jadi anak soleh yang sukses dunia akhirat
MasyaAllah, ini tulisannya sangat berisi. Materinya cukup berat untuk dipahami anak-anak dan remaja, tapi sangat bisa menggambarkan kondisi negeri kita ini kepada remaja yang sebentar lagi akan mencapai usia produktif. Betapa peran mereka sangat dinantikan dalam mendukung kemajuan bangsa ini ke depan.
BalasHapusAku jadi ingat pernah membaca salah satu artikel bahwa kelompok usia produktif saat ini sangat besar dan benar-benar harus dimanfaatkan. Beberapa tahun setelahnya, kelompok usia produktif akan menua dan saat itu beban yang dimilik oleh kelompok produktif baru akan lebih besar karena jumlah mereka lebih sedikit.
Aku betul-betul suka sama tulisan ini.
Sewa toko di mall memang sangat mahal harganya tidak sesuai omzet yg didapat sehingga banyak toko yg mengalami kebangkrutan. Semoga SDM di Indonesia lebih ditingkatkan agar lebih maju lagi ya. .
BalasHapusPR para ortu jaman now, harus mampu membimbing dan mendampingi anak-anak bertumbuh. Semoga SDM di Indonesia semakin baik dan terus lebih baik untuk Indonesia yg lebih baik. Aamiin
BalasHapusBonus demografi akan tak berati jika anak2 kita hanya jadi penonton, ya mbak.
BalasHapusMksh sdh diingatkan.
Pengetahuan membuat kita tinggi beberapa derajat, elwat pengetahuan kita gak terlihat bodoh2 amat ya hehehe. Anak-anak jaman sekarang harus lebih unggul SDMnya
BalasHapusMbak aku terenyuh melihat tulisan ini. Saatnya generasi muda bangkit dan memajukan. Salah satu yang saya lakukan adalah menulis untuk memberikan informasi tentang pendidikan di salah satu komunitas mbk. Upaya agar generasi muda melek menulis artikel pendidikan. Agar tidak susah mencari informasi terkait pendidikan di dunia dan Indonesia.
BalasHapusMemang harus mulai dari SDM nya ya mba dimana harus lebih kreatif, pantang menyerah dan sebagainya karena persaingan dunia makin ketat. Semoga generasi milenials mampu bergerak cepat ya.
BalasHapusSekarang arah perkembangan dunia mulai melaju ke arah digital ya mbak Ade. Harus dipersiapkan nih SDMnya .
BalasHapusIbu manapun pasti pengen anaknya menjadi generasi yang berguna saat dewasa nnti.
BalasHapusJadi generasi yang punya skill disamping generasi pemegang ijazah semata ya kak.. Aminn. I hope so
Sedih kalau pengangguran banyak. Bener banget jadi rawan kejahatan kalau udah gitu. Mudah mudahan indonesia bisa lebih mandiri rakyatnya untuk membuka usaha dan berikhtiar utk kehidupan sehari2. InsyaAllah
BalasHapusBonus demografi yang dimiliki Indonesia ini sebisa mungkin dimaksimalkan untuk meningkatkan kemampuan bersaing di kancah internasional. Pasti bisa lah, apalagi ada Kadin yang mendukung banget tentang hal ini
BalasHapusAku sukaaa dengan infografiiisnya mba Ade.. dan mwmang urusan penibgkatan SDM harus menjadi prioritas
BalasHapusiyas semangat
BalasHapuskita ada di masa2 generasi unggul dan produktif
maka harus aktif berkontribusi membangun bangsa
supaya tercapai cita2 Indonesia Emas 2045
Zaman sudah semakin berubah, semoga para generasi muda kita bisa berhasil menjadi bibit unggul dengan kemampuan unik mereka masing2 yah mbak. Amin
BalasHapusArtikelnya luar biasa, Kembangkan skill tentang dunia kreatif, robot tidak akan pernah bisa menggantikan apa itu rasa.
BalasHapusTugas anak-anak kita berat ya Mbak, saatnya kita orangtua pun juga tetap harus memberi semangat dan arahan yg baik kepada anak-anak untuk mengemban tugas mereka nanti ya.
BalasHapusSemoga saja SDM Indonesia terus lebih baik.
SDM unggul memang dibutuhkan banget...Karena persaingan dengan negara lain udah gak bisa dibawa santuy yak..
BalasHapusWah, bahasannya detil sekali mbak. Semoga dengan adanya perubahan sistem terutama di sektor pendidikan, dapat menunjang bonus demografi kita.
BalasHapusibu peemenang lomba kadin ya??
BalasHapus