[Parenting] Waktu aku kecil. Eh, nggak kecil-kecil banget sih, remaja lah. Aku punya tetangga yang berbeda budaya-negara-warna kulit-budaya. Suatu hari, mereka berkelahi suami istri. Tetangga cuma bisa menonton dari luar pagar sambil menahan gemas karena fatsoennya itu kan, tidak boleh mencampur adukkan urusan rumah tangga orang lain. Selesai ribut, mereka akur lagi. Nah, kebetulan mereka berdua tuh sudah dikaruniai anak setelah cukup lama berusaha untuk bisa hamil dan punya anak.
Saat itulah, ketika akhirnya si suami pulang ke negara asalnya dan si istri cuma ditinggal berdua dengan anaknya ini jadi hidup seperti seorang janda saja. Hikmahnya, setelah suami pergi si istri jadi bisa fokus mengasuh dan membesarkan anak. Saat itulah si ibu merasa heran. "Kenapa anak saya sudah berusia 3 tahun belum pernah terdengar suaranya ya, Dok?"
Akhirnya, tetanggaku membawa anaknya yang sudah berusia lebih dari 3 tahun itu ke dokter anak. Lalu dirujuk ke psikolog anak. Hasilnya, anaknya ternyata mengalami speech delay akibat tekanan mental sih. Ini anak bingung lihat kedua orang tuanya sering bertengkar jadi memutuskan untuk diam. Lalu keterusan diam.
Dan kami tetangganya juga nggak ngeh sih jika ini anak mengalami kondisi speech delay. Disangkain emang anaknya pendiam, dan tipe anak yang tidak langsung bisa berbaur dengan orang lain serta tipe anak penyendiri. Padahal ya, anaknya lucu loh. Nggak usah kita temani, anak ini bakalan cari kegiatan sendiri jika bertamu ke rumah. Memang diam saja, tapi jika ingin sesuatu dia akan berusaha cari perhatian sambil sibuk menunjuk nunjuk dan kita langsung mengerti apa maunya karena dia bisa menunjuk sekaligus memperagakan maunya apa hingga kita mengerti.
Terkadang orang tua sering kali menganggap sepele masalah keterlambatan berbicara pada anak usia dini. Beberapa ada yang percaya mitos bahwa perkembangan berbicara anak bisa saja terlambat karena perkembangan di bidang lain lebih cepat.
Menurut Psikiater Konsultan Anak & Remaja, dr. Anggia Hapsari, SpKJ (K) , perkembangan berbicara pada anak memiliki tolak ukur. Misal, lanjutnya, saat usia 12-13 bulan, anak seharusnya bisa memiliki satu kosa kata baru selain ‘mama’ dan ‘dada’.
Mereka yang mengalami speech delay akan memiliki risiko terkena gangguan jiwa juga ternyata, depresi, ansietas/kecemasan. Bagi mereka semua perasaan itu nggak nyaman, tapi apa? Mereka nggak bisa ngomong, sedihkah, marahkah, kecewakah, mereka nggak bisa ngomong gara-gara speech delay.
Jadi seperti anak tetanggaku itu. Lagi sedih, diam. Lagi marah, diam. Lagi senang, diam. Jadi orang tuanya bingung, anaknya kapan sedih kapan senang. Bahkan ketika diam, tiba-tiba jatuh pingsan. Dibawa ke UGD, ternyata dia sakit tapi bingung cara memberitahu orang tuanya bagaimana bahwa dia sedang sakit. Manalagi ibunya juga sedang mengalami kondisi rumah tangga yang riweh.
Ada banyak faktor penyebab speech delay, salah satunya faktor lingkungan yang deprivasi. Faktor ini dapat dilihat ketika orang-orang di lingkungan mengharapkan sangat banyak pada kemampuan anak.
“Contohnya, ada anak baru umur 3 tahun udah pakai 3 bahasa: Indonesia, Mandarin, Inggris. Kalau anak yang nggak ada gangguan itu nggak masalah, tapi anak dengan gangguan itu kacau balau,” jelasnya.
Kemampuan kognitif tiap anak berbeda. Terlalu memaksa anak mendapat nilai sempurna terkadang malah membuatnya menjadi sosok yang lain pencemas tinggi. Takut kalau nilainya turun akan dimarahi orang tua, takut tidak disayang lagi dan lain sebagainya. Sehingga kemudian interaksi sosial anak juga akan memburuk.
Padahal pondasi besar dari kemampuan verbal anak ialah interaksi sosialnya. Dari anak yang kerap bercengkrama dengan kedua orang tuanya ataupun terbiasa bergaul dengan teman sebayanya, menjadikan anak jadi terasah kemampuan berbahasanya. Dari lingkungan terkecil yakni keluarga, anak jadi mengenal kata baru dan maknanya. Itulah sebabnya yang wajib diberikan orang tua ialah kebersamaan dalam bermain, bukannya mainan yang banyak dan mahal harganya.
Bagi anak, bermain adalah salah satu cara untuk belajar. Orang tua yang menemani kegiatan menyenangkannya ini bisa membantu anak dalam mengarahkan mana hal-hal baik, termasuk kosa kata dan perbuatan, yang kemudian dicontohnya. Dengan adanya interaksi dua arah bisa membantu berkembangnya kemampuan emosionalnya.
Nah, jadi buibuk dan pakbapak paham kan betapa pentingnya memberikan stimulasi kemampuan bicara pada anak. Selain sering mengajak anak ngobrol dan bermain bersama, salah satu solusi yang bisa dipilih orang tua untuk melakukan stimulasi dan intervensi dalam tumbuh kembang anak yaitu Dini.id.
Dini.id adalah startup yang khusus dirancang untuk memberikan program stimulasi dan intervensi dalam tumbuh kembang anak dengan memadukan antara teknologi, ilmu psikologi, orang tua, dan tim ahli.
1.Sistem assessment online gratis di website www.dini.id yang dapat mengidentifikasi keterlambatan dan potensi dalam perkembangan anak.
2.Kelas stimulasi dan intervensi sambil bermain yang dilakukan di playground-playground mitra yang dirancang untuk mengaktifkan neuron dalam otak sehingga meningkatkan perkembangan kognitif dan menjadi dasar perkembangan tahap selanjutnya terutama untuk belajar.
3.Program assesment, observasi dan investigasi berkala yang disupervisi oleh psikiater dan psikolog klinis untuk mengoptimalkan perkembangan anak yang berbeda-beda dan unik.
Dengan stimulasi dan intervensi dalam tumbuh kembang anak, diharapkan speech delay yang terjadi pada anak akan menghilang.
Semoga dengan stimulasi dan intervensi dalam tumbuh kembang anak, speech delay dapat teratasi dan anak jadi lebih lancar bicara.
Oiya ini ada video tentang Mengatasi Speech Delay pada Anak Usia Dini yang sudah saya tonton. Isinya benar-benar 'bergizi' dan semoga bisa memberikan banyak pengetahuan baru untuk kita semua. Semoga pula dengan ini, kita jadi lebih mengerti bahwa stimulasi dan intervensi dalam tumbuh kembang anak adalah sangat penting dan diharapkan speech delay yang terjadi pada anak akan menghilang.
Semoga bermanfaat.
Saat itulah, ketika akhirnya si suami pulang ke negara asalnya dan si istri cuma ditinggal berdua dengan anaknya ini jadi hidup seperti seorang janda saja. Hikmahnya, setelah suami pergi si istri jadi bisa fokus mengasuh dan membesarkan anak. Saat itulah si ibu merasa heran. "Kenapa anak saya sudah berusia 3 tahun belum pernah terdengar suaranya ya, Dok?"
Akhirnya, tetanggaku membawa anaknya yang sudah berusia lebih dari 3 tahun itu ke dokter anak. Lalu dirujuk ke psikolog anak. Hasilnya, anaknya ternyata mengalami speech delay akibat tekanan mental sih. Ini anak bingung lihat kedua orang tuanya sering bertengkar jadi memutuskan untuk diam. Lalu keterusan diam.
credit foto: Pixabay.com |
Dan kami tetangganya juga nggak ngeh sih jika ini anak mengalami kondisi speech delay. Disangkain emang anaknya pendiam, dan tipe anak yang tidak langsung bisa berbaur dengan orang lain serta tipe anak penyendiri. Padahal ya, anaknya lucu loh. Nggak usah kita temani, anak ini bakalan cari kegiatan sendiri jika bertamu ke rumah. Memang diam saja, tapi jika ingin sesuatu dia akan berusaha cari perhatian sambil sibuk menunjuk nunjuk dan kita langsung mengerti apa maunya karena dia bisa menunjuk sekaligus memperagakan maunya apa hingga kita mengerti.
Membantu Orang Tua mengatasi Speech Delay pada Anak Bersama DINI.ID
credit foto: pixabay.com |
"Santai saja. Biasa ini sih, nanti juga dia ngomong sendiri. Nggak usah dibawa stress. Kan dia yang penting pinter mau ngerjain apa saja tanpa membantah. Itu hebat banget loh punya anak yang penurut gitu. Nggak nyusahin."
"Oh, biasa kok ini. Yang penting kan dia bisa dengar, jadi insya Allah tidak tuli. Kalau tidak tulis cepat atau lambat pasti bisa ngomonglah. Sering diajak ngomong aja, nanti juga ngikutin."
"Anaknya belum bisa ngomong juga bu? Coba ini deh. Lidahnya dikerok pakai duit logam. Anak saya dulu juga begitu, sampai usia 3 tahun belum ada tanda-tanda bisa bicara jadi atas saran teman, saya kerok lidahnya pakai koin duit logam. Sambil dibacain shalawat aja. Insya Allah nanti bisa ngomong deh. Sekarang lihat sendiri kan, cerewetnya minta ampun."
Gimana? Familiar nggak dengan deretan kalimat-kalimat di atas? Kalau aku sih, sering banget dengar kalimat senada dengan kalimat-kalimat di atas dalam pergaulan sehari-hari dengan banyak ibu-ibu dari berbagai kalangan.
Menurut Psikiater Konsultan Anak & Remaja, dr. Anggia Hapsari, SpKJ (K) , perkembangan berbicara pada anak memiliki tolak ukur. Misal, lanjutnya, saat usia 12-13 bulan, anak seharusnya bisa memiliki satu kosa kata baru selain ‘mama’ dan ‘dada’.
“Tolak ukur perkembangan bicara dan bahasa itu merupakan tolak ukur perkembangan kognitif dan intelektual mereka. Jadi menentukan perkembangan pada tahap-tahap selanjutnya,”
Mereka yang mengalami speech delay akan memiliki risiko terkena gangguan jiwa juga ternyata, depresi, ansietas/kecemasan. Bagi mereka semua perasaan itu nggak nyaman, tapi apa? Mereka nggak bisa ngomong, sedihkah, marahkah, kecewakah, mereka nggak bisa ngomong gara-gara speech delay.
Jadi seperti anak tetanggaku itu. Lagi sedih, diam. Lagi marah, diam. Lagi senang, diam. Jadi orang tuanya bingung, anaknya kapan sedih kapan senang. Bahkan ketika diam, tiba-tiba jatuh pingsan. Dibawa ke UGD, ternyata dia sakit tapi bingung cara memberitahu orang tuanya bagaimana bahwa dia sedang sakit. Manalagi ibunya juga sedang mengalami kondisi rumah tangga yang riweh.
utu si lucu kutu buku... hiasan hapeku nih yang aku suka banget dulu tapi lalu hilang karena terlepas dari hape... hiks, cedih |
Ada banyak faktor penyebab speech delay, salah satunya faktor lingkungan yang deprivasi. Faktor ini dapat dilihat ketika orang-orang di lingkungan mengharapkan sangat banyak pada kemampuan anak.
“Contohnya, ada anak baru umur 3 tahun udah pakai 3 bahasa: Indonesia, Mandarin, Inggris. Kalau anak yang nggak ada gangguan itu nggak masalah, tapi anak dengan gangguan itu kacau balau,” jelasnya.
Kemampuan kognitif tiap anak berbeda. Terlalu memaksa anak mendapat nilai sempurna terkadang malah membuatnya menjadi sosok yang lain pencemas tinggi. Takut kalau nilainya turun akan dimarahi orang tua, takut tidak disayang lagi dan lain sebagainya. Sehingga kemudian interaksi sosial anak juga akan memburuk.
Padahal pondasi besar dari kemampuan verbal anak ialah interaksi sosialnya. Dari anak yang kerap bercengkrama dengan kedua orang tuanya ataupun terbiasa bergaul dengan teman sebayanya, menjadikan anak jadi terasah kemampuan berbahasanya. Dari lingkungan terkecil yakni keluarga, anak jadi mengenal kata baru dan maknanya. Itulah sebabnya yang wajib diberikan orang tua ialah kebersamaan dalam bermain, bukannya mainan yang banyak dan mahal harganya.
Bagi anak, bermain adalah salah satu cara untuk belajar. Orang tua yang menemani kegiatan menyenangkannya ini bisa membantu anak dalam mengarahkan mana hal-hal baik, termasuk kosa kata dan perbuatan, yang kemudian dicontohnya. Dengan adanya interaksi dua arah bisa membantu berkembangnya kemampuan emosionalnya.
Nah, jadi buibuk dan pakbapak paham kan betapa pentingnya memberikan stimulasi kemampuan bicara pada anak. Selain sering mengajak anak ngobrol dan bermain bersama, salah satu solusi yang bisa dipilih orang tua untuk melakukan stimulasi dan intervensi dalam tumbuh kembang anak yaitu Dini.id.
DINI.ID Sebagai Startup Parenting Tumbuh Kembang Anak
Dini.id adalah startup yang khusus dirancang untuk memberikan program stimulasi dan intervensi dalam tumbuh kembang anak dengan memadukan antara teknologi, ilmu psikologi, orang tua, dan tim ahli.
Beberapa program Dini.id adalah :
1.Sistem assessment online gratis di website www.dini.id yang dapat mengidentifikasi keterlambatan dan potensi dalam perkembangan anak.
2.Kelas stimulasi dan intervensi sambil bermain yang dilakukan di playground-playground mitra yang dirancang untuk mengaktifkan neuron dalam otak sehingga meningkatkan perkembangan kognitif dan menjadi dasar perkembangan tahap selanjutnya terutama untuk belajar.
3.Program assesment, observasi dan investigasi berkala yang disupervisi oleh psikiater dan psikolog klinis untuk mengoptimalkan perkembangan anak yang berbeda-beda dan unik.
Dengan stimulasi dan intervensi dalam tumbuh kembang anak, diharapkan speech delay yang terjadi pada anak akan menghilang.
Semoga dengan stimulasi dan intervensi dalam tumbuh kembang anak, speech delay dapat teratasi dan anak jadi lebih lancar bicara.
Oiya ini ada video tentang Mengatasi Speech Delay pada Anak Usia Dini yang sudah saya tonton. Isinya benar-benar 'bergizi' dan semoga bisa memberikan banyak pengetahuan baru untuk kita semua. Semoga pula dengan ini, kita jadi lebih mengerti bahwa stimulasi dan intervensi dalam tumbuh kembang anak adalah sangat penting dan diharapkan speech delay yang terjadi pada anak akan menghilang.
Semoga bermanfaat.
Duh, bacanya maknyes deh, ya. Sedih banget kalau ada anak yang mengalami keterlambatan tumbuh kembang karena faktor lingkungan.
BalasHapusInsya Allah speech delay bisa diatasi dgn stimulasi yg tepat ya mbak
BalasHapusAsik lho Mba, kalo ada start up yg concern dgn speech delay seperti dini.id ini.
BalasHapusbisa ngebantu banget untuk tumbuh kembang anak, ye kaann
--bukanbocahbiasa(dot)com--
Keren banget aplikasi dini.id ini aku sempat agak khawatir sama anak ke dua aku dulu cuma ya maju mundur untuk konsul karena agak susah cari dokter nya sekarang malah enak bisa deteksi via aplikasi. Wow
BalasHapusAku dulu sempat khawatir juga anak keduaku mengalami speech delay karena usia 1.5 th masih belum bisa bicara banyak. Kok beda ya dengan kakaknya yg belum 1 th sudah bisa bicara lebih banyak. Syukurlah akhirnya lancar juga bicaranya.
BalasHapusDengan adanya DINI.ID ini tentunya sangat berguna sekali menangani speech delay anak.
Sedih ya mba Ade karena lihat ortunya tengkar akibatnya dia diam :( berujung speech delay untunglah ibunya sigap langsung bawa ke dokter juga..Dini.id emang mantap nih layanannya bantu banget yah atasi speech delay
BalasHapusAlhamdulillah ya sekarang ada "teman" untuk berbagi dan curhat seandainya anak memiliki keterlambatan. Saat saya mengalami masalah ketika anak saya terlambat jalan, saya hanya bisa berpikir sendiri saja. Paling curhat sama Yang Di Atas.
BalasHapusSaya ngilu sendiri ngebayangun dikeprok uang logam. Kan kebersihan uangnya gak dijamin, ya hehehe.
BalasHapusMemang baiknya tanya ke ahlinya kalau dirasa ada yang terlambat di tumbuh kembang anak. Termasuk kalau anak mengalami speech delay
Keren nih ada startup tumbuh kembang yang pasti sangat dibutuhkan oleh para ibu. Orangtua memang sebaiknya memikirkan dampak dari apa yg dilihat anak2. Keluarga yg tidak harmonis akan mengorbankan anak2.
BalasHapusyang penting anak kuat, ibunya kuat dan sabar juga ya mbk
BalasHapuspernah denger byk tetangga yang suka ngatain nggak enak anak org lain krena speech delay,, miris bgt, kenapa harus dikatain :(
Speech delay memang menjadi masalah yang banyak dihadapi orang tua sekarang.. untung banyak yg membantu seperti start up ini
BalasHapusTerkadang orang tua gak sadar kalau ada anak yang speech delay diakibatkan karena perilaku orang tuanya sendiri. Akibat menggunakan bahasa berbeda yang terlalu banyak juga bisa membuat anak bingung dan akhirnya terlambat berbicara.
BalasHapusBanyak faktor yang menyebabkan anak menjadi speech delay dan beruntungnya sekarang ada start up ini yang melayani dan membantu para orang tua. Semoga semakin maju terus sampai ke pelosok negeri.
BalasHapusDengan stimulasi yang tepat pasti anak-anak yang mengalami speech delay bisa terbantu ya mbak.
BalasHapusCoba deh tengok Dini.id ini, mana tahu bisa bantuin anaknya tetanggaku yang ngalami speech delay
Speech delay ini sepintas seperti sepele ya. Tapi buat orang tua yang punya anak speech delay, ini mungkin bikin khawatir. Temenku ada yang begini. Ditambah orang-orang di sekitarnya yang ngomong 'gak bener', jadinya temenku makin khawatir. Dini.id ini bisa jadi salah satu yang bisa membantu kayaknya. Aku rekomendasikan ke temenku ah...
BalasHapuskudu ku kasih tau nih sodaraku, anakmyua iudah 3 ytahun tapi belum banyak kosakata yang diicakan. mungkin emang sudah kena speech delay case ya mna
BalasHapusJadi inget anak teman aku speech delay, setelah cari tahu apa yang menjadi penyebabnya ternyata anaknya dirumah sering terpapar video atau tayangan dalam bahasa inggris, jadi anaknya ngga paham bahasa indonesia, makanya tidak merespon saat diajak bicara bahasa indonesia.. dan akhirnya ikut terapi.. Alhamdulillah 3 bulan sudah bisa bicara
BalasHapusNoted banget nih buat orang tua baru seperti saya yang kudu rajin menstimulasi bicara anak. Karena berbahaya juga ya Mbak kalau anak sampai mengalami speech delay kayak anak tetangganya Mbak ini.
BalasHapusMembayangkan lidah dikerok pakai uang logam itu bikin merinding. Coba kita aja yang orang dewasa pastilah tak ingin ya, masa hal itu dilakukan ke anak. Kehadiran dini.id ini semoga bisa membantu banyak orangtua yang anaknya mengalami speech delay dan tak perlu lagi melakukan mitos-mitos yang hasilnya juga belum tentu terbukti
BalasHapusStart up yang bagus banget nih dan benar2 membantu orang tua yang mengalami speech delay, semoga aja ya makin banyak yang tau start up ini.
BalasHapusInteraksi lingkungan dan gimana aktifnya orang tua ngajak ngobrol anaknya. Wah wah ilmu nih buat bekal nanti hihi.. betewe itu stigma masyrakatnya sampe kerok lidah ngilu juga ngebayanginnya 😂
BalasHapusAnak saya yang kedua sempat mengalami speech delay juga. Umur 3 tahun, kosakatanya baru sedikit, dan pengucapannya juga ngga jelas. Sempat cari-cari tau gimana cara mengatasinya, soalnya belum ada Dini.id waktu itu. Trus pas googling, ketemunya aneh-aneh, termasuk dikerok pakai uang logam itu. Ada yang bilang, digunting bagian bawah lidahnya juga. Aih, serem.
BalasHapusTapi alhamdulillah, anakku makin lancar ngomongnya setelah pakai terapi huruf hijaiyah. Ngga sengaja nemu cara ini, karena awalnya cuma pengen memenuhi rasa penasarannya sama buku iqro. Soalnya dia suka ikut nimbrung kalau saya dan kakaknya ngaji.
Sekarang umurnya udah hampir 5 tahun, udah cerewet sekali.