Selama tiga tahun aku ikut pengajian online. Tentu saja pengajian online sih mengingat tahun lalu masih tahun pandemi covid 19. Nah, mungkin enaknya pengajian online itu adalah, kita bisa mengulang menit ketika kita tertinggal percakapan. Meski sedikit sulit karena sulit mengatur cursor waktu di pengajian live. Tapi tetap bisa diusahakan.
Nah. keuntungan bisa mengatur cursor waktu ini, yaitu mundur beberapa menit ke belakang agar bisa mendengar dengan seksama materi yang tertinggal atau butuh dicerna lebih dalam adalah, kita bisa lebih mencerna isi materi kajian lebih seksama.
Dan inilah memang kelebihan pengajian online. Yaitu kita bisa mengulang materi yang ingin didengar agar materi tersebut lebih mudah dipahami, dicerna perlahan hingga kita bisa benar-benar mengerti dan tidak salah paham.
Tapi kekurangan dari pengajian online adalah, ini murni pendapat pribadiku alias mungkin hanya aku yang merasa demikian, kita kehilangan pembakar semangat untuk "belajar islam dan lebih mencintai kegiatan mencari ilmu".
Aku kehilangan ghirah yang hadir setiap kali menghadiri pengajian offline. Menyapa teman yang kita tahu semangatnya selalu tinggi untuk belajar dan beribadah dan ini berportensi menulari kita untuk juga memiliki semangat tinggi untuk belajar dan beribadah. Duduk bersama teman yang punya semangat tinggi untuk belajar dan beribadah inilah ghirah yang aku maksud. Nah. Pengajian online menghilangkan hal ini. Yang ada adalah diri kita sendiri di depan monitor komputer kita.
Itu sebabnya, tahun ini aku gembira banget Masya Allah tabarakallah ketika bisa kembali ikut pengajian offline.
Durasi pemberian materinya tidak berubah. Hanya satu setengah jam. Sama saja dengan durasi jika ikut pengajian online. Tapi, aku menikmati kegiatan bersiap untuk datang ke pengajian. Sambil bebersihan badan, tumbuh semangat untuk belajar. Lalu ketika mempersiapkan diri dan di dalam kendaraan menuju ke lokasi, lantunan asma Allah hadir tanpa terasa karean semangat untuk belajar yang tumbuh secara perlahan mulai semakin subur tumbuhnya di dalam dada. Lalu bertemu dengan teman-teman pengajian yang mungkin sebagian besar tidak aku kenal. Meski demikian kami saling mengucapkan salam, bersalaman dan saling sambut satu sama lain. Ini yang semakin membangikitkan semangat untuk belajar.
Lalu duduk menunggu ustad yang akan memberi materi kajian.
Lalu ustad datang dan memulai memberikan kajian. Kami menyimak dan mencatat. Beberapa diberi highlight jika menemukan sesuatu yang belum mengerti agar bisa ditanyakan. Ini tuh kemewahan banget darri pengajian offline. Di Pengajian online kesempatan untuk ini sulit didapat.
Jika kalian, mana yang lebih disukai pengajian online atau offline?
Tidak ada komentar