SGM Eksplore Sahabat Generasi Maju

[Lifestyle] Coba, siapa disini yang pernah mendapat pertanyaan dari anaknya: "Bu, kenapa sih aku harus sekolah?" Lalu apa jawaban kalian ketika mendapat pertanyaan anak seperti ini? Ada yang bingung karena anak jaman now itu kritis-kritis banget jika kita menjawab asal-asalan pertanyaan mereka. Mungkin, dengan membaca tulisanku ini, kalian bisa menemukan jawaban kira-kira apa yang harus dijawab untuk pertanyaan tersebut. Karena,  kemarin, Rabu, 18 April 2018, bertempat di Kaffeine Cafe, SCBD Jakarta Selatan, SGM, yang merupakan susu formula yang diperuntukkan untuk anak-anak (bukan bayi ya atau anak yang berusia kurang dari 1 tahun) mengadakan launching program SGM Eksplor Dukung Anak Indonesia Jadi Generasi Maju dia cara Konferensi Press SGM Eksplore Sahabat Generasi Maju. Aku datang menghadiri acara ini bersama dengan teman-teman blogger lainnya.



Iya, jawaban untuk pertanyaan yang diajukan tersebut adalah: "Agar dirimu, nak, kelak bisa menjadi generasi maju. Yaitu generasi yang sukses dan terampil." Semua orang tua, pasti ingin agar anaknya menjadi bagian dari generasi maju kan?




Adapun, narasumber yang hadir dalam acara launching program SGM Eksplore Dukung Anak Indonesia Jadi Generasi Maju adalah:
1. Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si - Psikolog Anak dan Keluarga
2. Dr. Capri Anjaya, S.Pd., M.Hum - Pengamat dan Praktisi Pendidikan
3. Zee Zee Shahab - Selebriti
4. Astrid Prasetyo - Marketing Manager SGM Eksplore

Ke 4 narasumber dan moderator (yang mengenakan topi Bali)


Kiprah SGM Dalam Mendukung Anak Indonesia Menjadi Generasi Maju

SGM, percaya bahwa setiap anak Indonesia berhak untuk maju dan memiliki masa depan yang cerah sehingga dapat meraih cita-citanya. Selama lebih dari 60 tahun, tepatnya 64 tahun karena sejak SGM sudah berkiprah di Indonesia sejak tahun 1954, SGM Eksplore telah mendukung orang tua Indonesia dengan melengkapi kebutuhan nutrisi si kecil dengan mendukungnya agar memiliki 5 Potensi Prestasi Anak Generasi Maju yang cerdas kreatif, tumbuh tinggi dan kuat, supel, mandiri, percaya diri.



"Aku anak SGM." Hehehe...ini susu yang sudah berproduksi selama lebih dari 60 tahun di Indonesia. Waktu aku SD dulu, generasiku jaman itu dianggap generasi kurang gizi karena Indonesia masih negara sedang berkembang. Itu sebabnya di sekolah-sekolah, dibagikan susu gratis segelas untuk tiap anak oleh pemerintah. Dan bagi mereka yang mendatangi rumah sakit untuk imunisasi, rumah sakit memberikan susu SGM sebagai tambahan obat demam efek dari imunisasi. Jadi, bisa dibilang, aku ANAK SGM. Karena SGM mendukung orang tuaku, orang tua Indonesia secara keseluruhan, mewujudkan generasi maju sejak dulu, kini dan bahkan insya Allah nanti. Alhamdulillah senangnya bisa hadir di acara "Media dan Blogger Ghatering Dukung Potensi Prestasi Generasi Maju Indonesia, 18 April 2018." #GenerasiMaju #MediaBoggerGathering @AkuAnakSGM
A post shared by Ade Anita (@adeanita4) on

Acara dibuka oleh sambutan dari bapak Danis Rahmat.

Pak Dannish Rahman


Menurut Pak Danis Rahmat, SGM Bahagia bisa merayakan 64 tahun kebersamaan dalam mendukung para orang tua Indonesia dalam mengentaskan generasi maju di Indonesia. SGM, yang membantu menyediakan nutrisi tambahan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak Indonesia, juga berupaya untuk terus mendukung program pemerintah dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Yaitu dalam bentuk pemberian beasiswa bagi anak yang berprestasi, dan juga memberikan layanan-layanan yang terkait dengan usaha untuk mencetak lalu mendukung program pencapaian generasi Maju di Indonesia.

Salah satu bentuk dari program SGM Eksplore dalam hal ini adalah dengan program SAHABAT GENERASI MAJU.



Sahabat generasi maju itu terwakili dalam pemberian edukasi tentang nutrisi pada para ibu, pemberian edukasi tentang cara merawat dan mengasuh anak, serta memberikan dukungan pada pendidikan anak pra sekolah lewat PAUD, dan juga pemberian nutrisi pada anak-anak lewat susu SGM.



Pentingnya Perkembangan Tumbuh Kembang Anak untuk Mengembangkannya Agar Anak Tumbuh menjadi Generasi Maju

Materi tentang pentingnya perkembangan tumbuh kembang anak untuk mengembangkannya agar anak tumbuh menjadi generasi maju ini dibawakan oleh Psikolog Anna Surti Ariani.

psikolog Anna Surti Ariani, dari psikologi UI

Menurut Anna Surti Ariani, yang disebut dengan anak generasi maju adalah: anak-anak yang mempunyai berbagai potensi, yaitu anak-anak yang tumbuh tinggi dan kuat, memiliki rasa percaya diri, cerdas dan kreatif, mandiri, serta supel.

infografik apa yang dimaksud dengan anak generasi maju
Tumbuh tinggi dan kuat seorang anak itu tidak berarti sama pada tiap-tiap anak. Karena tiap-tiap anak memiliki kebutuhan yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi lingkungannya, usianya, dan kondisi  fisiknya. Hanya saja satu hal yang disepakati bahwa untuk mendukung agar anak bisa tumbuh tinggi dan kuat maka pemberian nutrisi pada anak tersebut haruslah tepat dan seimbang. Jika anak nutrisinya saja kurang, maka bagaimana dia bisa memenuhi tugasnya untuk tumbuh tinggi dan kuat?

Dalam diskusi lebih lanjut dengan ibu Astrid Prasetyo, Marketing Manager SGM Eksplore, beliau juga sepakat dengan apa yang dikatakan oleh Ibu Anna Surti Ariani ini. Dan disinilah SGM Eksplore masuk untuk membantu para orang tua agar bisa memenuhi kebutuhan nutrisi anak mereka.


Menurut Ibu Astrid Prasetyo, kondisi gizi dan pendidikan anak di Indonesia dari perangkingan yang dilakukan oleh WHO, dinyatakan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke 5 dengan anak yang mengalami kondisi stunting di negaranya.Yaitu terdapat sekitar 37% Balita di Indonesia yang mengalami stunting.

Apa itu stunting? 

Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama, umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun.

Menurut UNICEF, stunting didefinisikan sebagai persentase anak-anak usia 0 sampai 59 bulan, dengan tinggi di bawah minus (stunting sedang dan berat) dan minus tiga (stunting kronis) diukur dari standar pertumbuhan anak keluaran WHO.

Selain pertumbuhan terhambat, stunting juga dikaitkan dengan perkembangan otak yang tidak maksimal, yang menyebabkan kemampuan mental dan belajar yang kurang, serta prestasi sekolah yang buruk.

Selain itu, juga diperoleh fakta lain, yaitu bahwa 1 dari 4 anak yang berusia kurang dari 6 tahun, ternyata masih belum mendapat akses untuk mendapat pendidikan usia dini.

Disinilah SGM Eksplore yang menempatkan diri sebagai sahabat generasi maju masuk untuk membantu para orang tua, khususnya terhadap 2 kasus ini.

SGM Eksplore dalam hal ini mengerti bahwa semua orang tua, khususnya para ibu menginginkan untuk bisa memberikan yang terbaik bagi anak mereka.



Kita kembali ke Psikolog kita, ibu Arini lagi ya.
Menurut ibu Arini, untuk mendukung seorang anak agar bisa tumbuh kembang dengan baik, maka ada aspek fundamental yang harus terpenuhi. Yaitu aspek sosial, fisik, kognitif, bahasa dan emosinya. Pemenuhan ke 5 aspek ini harus disesuaikan dengan usia anak.

5 aspek tumbuh kembang anak

Contohnya, jika ada anak usia 2 tahun yang bertanya, kenapa kita harus makan dengan tangan kanan misalnya. Maka, di usia 2 tahun itu, kita bisa memberikan jawaban, karena tangan kanan itu adalah tangan yang baik (aspek fisik).  Nanti, di waktu-waktu selanjutnya anak 2 tahun ini akan terus bertanya hal yang sama berulang-ulang. Nah. Ini adalah bagian dari proses pikir anak tersebut (aspek kognitif). Sebagai orang tua, hendaknya kita tidak lantas mengatakan padanya, "Hush sudah. Nanya terus, bosan deh ibu." Karena nanti anak akan belajar hal lain malahan (aspek emosinya terganggu). Yaitu bahwa ibunya tidak suka jika dia bertanya. Akhirnya, anak memilih untuk diam saja meski dia punya rasa ingin tahu. Atau si anak malah mencari sumber jawaban dari orang lain yang malahan bisa jadi tidak bisa dipertanggung-jawabkan (aspek sosialnya jadi tidak terkendali). Jadi, kita tetap harus menjawab pertanyaan anak meski pertanyaan itu berulang. Jika anak terus mengulang-ulang pertanyaan yang sama, sebagai orang tua kita harus mulai memperhatikan. Jangan-jangan, anak kita ini kebutuhan belajarnya menuntut lebih dari jawaban sederhana yang kita berikan. Untuk itu, maka kita bisa mengembangkan jawaban kita menjadi sebuah pertanyaan tingkat lanjut. Misalnya, "Ayo, menurut kamu, kenapa kita harus makan pakai tangan kanan, selain karena tangan kanan itu tangan yang baik?" Ini terkait dengan aspek bahasa. Biarkan anak mengemukakan pendapatnya yang berasal dari pemahaman dia sebelumnya. Dengan begitu, kita bisa menentukan apakah akan menambah pengetahuan yang dia miliki atau bagaimana. Dan demikianlah ke 5 aspek saling bersinergi dalam tumbuh kembang seorang anak.

2 hal yang penting agar anak bisa tumbuh tinggi dan kuat

Selanjutnya adalah bagaimana agar si kecil bisa jadi sosok yang cerdas dan kreatif. Ada tips-tipsnya nih. Seperti beri anak kesempatan untuk mengenal hal-hal baru. Jadi, jangan cuma dilayani terus dan dipenuhi saja kebutuhannya. Anak juga harus diajarkan cara untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Justru jika anak tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, maka proses kreatif dia tidak akan bisa berkembang dengan baik. Jadi, jangan lupa untuk mengajak anak berkreasi; beri jawaban untuk pertanyaan si kecil dengan jawaban yang membuat dia berpikir lebih kritis lagi, atau membuat dia berpikir lebih kreatif lagi. Bisa dengan cara ajak bercakap-cakap dengan kalimat singkat namun lengkap dan buat celah agar rasa ingin tahunya terus muncul.


tips cara agar anak menjadi cerdas kreatif
Lalu, bagaimana agar si kecil percaya diri? Ibu Arini mengatakan bahwa caranya ada 4 cara.
1. Tumbuhkan attachment (yaitu perhatian), dan jadikan diri kita sebagai sosok bunda sensitif dan responsif. Jadi, kita harus tahu kapan harus memberikan respon pada anak kita dengan respon yang tepat.
2. Atur ruangan agar ramah anak. Ruangan ramah anak misalnya, letak colokan listrik tidak berada di bawah atau di tempat yang mudah dijangkau oleh anak. Karena, anak balita itu punya rasa ingin tahu yang besar. Nanti dia melihat ada lubang kecil di dinding, lalu dia masukkan tangannya ke sana. Duh. naudzubillah min dzaliik.
3. Beri kesempatan si kecil untuk mencoba. Dan setelah dia mencoba dan ternyata bisa, jangan lupa untuk memberikan pujian. Jika pun ternyata dia gagal maka kita harus menghibur dia agar dia mau berusaha lagi.
4. Beri kesempatan lebih luas pada anak. Jadi, jika dia gagal sekali melakukannya, beri kesempatan lagi. Gagal lagi, beri kesempatan lagi, terus hingga akhirnya anak bisa melakukannya sendiri.

tips agar anak percaya diri
 Sedangkan untuk membuat agar si kecil mandiri, Psikolog Arini mengatakan bahwa inipun ada tips-tipsnya. Yaitu:
1. Ortu menebak dan memberikan respon yang benar (terkait dengan menjadi sosok bunda yang sensitif dan responsif).
2. Beri kesempatan anak untuk melayani dirinya sendiri.
3. Beri kesempatan anak untuk menjelajah lingkungannya sendiri.
4. Beri kesempatan anak untuk merawat diri sendiri (belajar mandi sendiri, belajar memakai baju sendiri, dan sebagainya).


tips agar anak menjadi anak yang mandiri

Pentingnya Pendidikan dan Lingkungan Usia Dini Untuk Menjadikan Anak Menjadi Generasi Maju


Pembicara selanjutnya adalah, Dr. Capri Anjaya, S.Pd., M.Hum - Pengamat dan Praktisi Pendidikan. Dr Capri mengatakan bahwa sesungguhnya, di balik sosok keberhasilan seseorang itu, ada sosok yang amat berjasa dalam kehidupan seorang anak. Mereka adalah, orang tua, guru, dan lingkungan yang mendukung untuk keberhasilan kita. Yang terakhir ini bisa berasal dari pasangan hidup, teman, sahabat, atau hal-hal lain.
materi yang akan diberikan oleh Dr Capri dalam talkshow ini

Nah, pendidikan dan lingkungan inilah yang sebenarnya memberi sungbangsih terbesar terhadap kemajuan seseorang. Inilah yang oleh Dr Capri disebut sebagai pendidikan karakter.

Saat ini, pendidikan karakter menjadi salah satu hal yang dicanangkan oleh pemerintah kita.

Dr Capri 
Pendidikan karakter pada seorang anak itu sendiri merupakan sinergi antara pengetahuan, keterampilan dan sikap.


Sinergi antara pengetahuan, keterampilan dan sikap ini, tidak bisa dipisah-pisahkan. Dan jika salah satunya terganggu, maka yang terjadi justru anak akan bisa mengalami gangguan dalam proses tumbuh kembangnya.

Zee Zee Shahab, yang menjadi selebritis yang mewakili kelompok ibu rumah tangga, sepertinya setuju dengan apa yang dikatakan oleh Dr Capri.

zee zee shahab yang duduk bersebelahan dengan ibu Astrid Prasetyo

Zee Zee Shahab bercerita bahwa dia kebetulan memiliki seorang anak yang mengalami spech delay di usianya yang ke 3 tahun. Ternyata, usut punya usut hal ini diakibatkan karena dia dan suami terus berusaha mengajarkan anaknya untuk bisa berbicara dalam bahasa Inggris sejak anak masih batita. Padahal di lingkungan si anak, yaitu tetangga, saudara, dan bahkan sekolahnya di Play Group, ternyata banyak orang yang menggunakan bahasa Indonesia. Sepertinya, anaknya mengalami kebingungan dalam berbahasa yang berakibat anaknya pun mengalami speech delay.

Dr Capri memberi tanggapan pada Zee Zee Shahab ini. Katanya, bersyukur masalah dalam berkomunikasi yang dialami oleh anaknya Zee Zee ini terjadi di usia anaknya masih dini untuk berkomunikasi (meski memang bisa disebut sebagai speech delay karena belum bisa berbicara di usia 3 tahun). Karena, jaman sekarang, ternyata masalah komunikasi ini dialami oleh banyak orang di luar sana di usia mereka yang justru sudah dewasa malahan. Itu sebabnya jaman sekarang, makin banyak orang dewasa yang mengalami miss communication ketika mereka mengalami lompatan budaya dimana sekarang budaya komunikasi via internet semakin berkembang amat pesat.



Untuk menghasilkan generasi yang cerdas dan kreatif dalam berkomunikasi, memang seharusnya para orang tua memperhatikan apa yang disebut oleh Dr Capri sebagai 4 C.

4 C yang harus dimiliki (diajarkan pada anak) sebagai generasi abad 21:
- Communication
- Creativity
- Collaboration
- Critial Thinking

Apabila ke 4 C ini sudah bisa terpenuhi dalam perkembangan seseorang, maka dia bisa dikatakan sebagai generasi maju.
4 C yang harus dimiliki untuk bisa disebut sebagai generasi maju
Tentu saja, untuk menciptakan 4 C tersebut, dibutuhkan peran serta dari berbagai pihak. Nutrisinya harus terjamin, begitu juga dengan pendidikan dan pembentukan karakternya.







Jadi... kembali pada pertanyaan di awal tulisan ini. Jika anak bertanya buat apa mereka bersekolah? Maka jawabannya adalah:



Demikian itulah hasil dari peluncuran program SGM Eksplore Sahabat Generasi Maju.

Oh iya, selain dari acara bincang-bincang ini, SGM Eksplore juga mengadakan lomba foto loh buat si kecil. Ikutan yuk.




Tidak ada komentar