Pertumbuhan emas sang buah hati

[ParentingSemua orang tentu mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan ini dimulai sejak masih dalam kandungan bahkan. Itu sebabnya pengalaman yang kita alami ketika masih kecil dahulu, biasanya juga akan dilalui dan dialami oleh anak kita sekarang. Karena memang tugas perkembangan dan tahap-tahap pertumbuhan setiap anak rata-rata sama pada tiap-tiap individu. Yang membedakan mungkin adalah pengalaman dan faktor-faktor eksternal maupun internal yang harus dilalui dan terjadi pada setiap anak. 


Ingatan yang melekat pada kita sekarang, sesungguhnya adalah ingatan yang dipelajari ketika kita masih kecil. Seperti hafalan doa, perhitungan kali-kalian, perhitungan matematika sederhana,  rumus-rumus bentuk bangunan, dan mungkin beberapa nama pahlawan dan nama binatang.  Semua hafalan itu masih tersimpan di memori hingga kita besar dan kita bisa dengan mudah mengingatnya kembali. 

Misalnya, hapalan surat-surat Juz Amma yang dipelajari waktu jaman TPA, atau not piano dari lagu-lagu wajib maupun daerah, hingga film-film jaman kecil dulu. Semua itu seakan masih terhapal di dalam otak, dan rasanya mudah banget untuk cepat menghapal itu semua di waktu kecil dulu. Kalau dibayangin, hebat juga ya kita waktu masih kecil dulu. Semua hafalan itu banyak banget loh.

Hal inilah yang kemudian aku sadari, ternyata istilah usia emas pada anak memang benar adanya. Pada usia 0-6 tahun atau yang sering disebut sebagai usia keemasan, otak anak sedang mengalami tumbuh dan kembang yang begitu pesat sehingga mudah bagi anak untuk menerima ilmu pengetahuan dan informasi.

So, kanapa nggak dimanfaatkan saja usia emas anak ini untuk memajukan tumbuh dan kembang Sang Buah Hati?
Untuk mendukung tumbuh kembangnya, kita bisa lho menggali potensi dan bakat anak dari sekarang.

Nah, berikut ini adalah tips yang aku punya untuk menggali potensi dan bakat anak di usia emasnya:

1. Berikan stimulasi

Dengan kondisi otak yang mudah untuk menyerap pengetahuan dan informasi, berikan Si Kecil rangsangan sensorik, motorik, emosi dan kognitif yang positif. Misalnya, berikan mainan edukatif untuk melatih motoriknya.

Pertumbuhan emas sang buah hati_Berikan stimulasi. Credit by greatgrandmasandy

2. Pahami kecerdasan dan cara belajar anak

Ada 8 kecerdasan majemuk diantaranya, kecerdasan bahasa, logika, musikal, visual, kinestetik, naturalis, interpersonal, dan intrapersonal.  Selain itu, ada juga 3 cara belajar anak yaitu, visual, auditory dan kinestetik. Nah, cari tahu mana keunggulan yang ada pada anak dan pahami cara belajarnya juga untuk memudahkan proses pengembangan bakat anak.




3. Identifikasi lalu dukung minat, potensi dan bakat

Teliti dengan cermat, pada bidang mana anak kita memiliki suatu minat atau bakat. Setelah itu pilih 2 bakatnya, lalu berikan fasilitas dan sarana untuk mengembangkan bakatnya itu.

Pertumbuhan emas sang buah hati_Identifikasi lalu dukung minat. credit foto by greatgrandmashandy.jpg

4. Tetap penuhi nutrisi

Dukungan juga bukan dari luar saja, tapi juga perlu dari dalam. Berikan anak makanan yang bergizi, serta nutrisi yang dapat mendukung perkembangan otak dan tumbuh kembangnya yang optimal, seperti Nutrilon Royal yang memiliki kandungan nutrisi AA / DHA, FOS dan GOS, serta prebiotik, yang baik untuk kecerdasan maupun kesehatan anak.

Pertumbuhan emas sang buah hati tetap penuhi nutrisi. Ibu bersama Nutrilon, memberikan langkah awal untuk kesuksesan anak di masa depan. 

Demikianlah, informasi yang bisa aku bagikan. Untuk menjadikan anak-anak kita menjadi One Step Ahead Kids di masa mendatang, sepertinya kita sebagai ibu memang harus fokus untuk memberi perhatian pada pertumbuhan emas buah hati kita ya. Setuju kan?  

6 komentar

  1. Sebagai orangtua kita kudu jeli mengenali bakat dan potensi anak ya Mba.. Bakat yang bagus kudu kita backup untuk dikembangkan..

    BalasHapus
  2. Beda anak beda kecerdasan ya Mbak Ade. Anakku dua saja karena tipe kecerdasannya beda gaya belajarnya juga beda-beda. JAdi betul kata mBak Ade. Kita harus mengetahui tipe kecerdasan si kecil

    BalasHapus
  3. dulu aku sering banyak cerita sama anakku waktu balita. Walau kaayknay mereka gak ngerti ternyata mereka merekam apa yang aku ceritakan, Jadi memang sepantasnya usia balita kita banyak menstimulasi anak agar cerdas

    BalasHapus
  4. Naah aku masih belum bisa menemukan dengan pasti nih mbak bakat dan minat masing2 anakku...ada yg sdh mulai tampak sih arahnya si Kakak tp blom fokus ke satu bakat gt...berproses kali yaa menemukannya

    BalasHapus
  5. Setuju mbak. Itu salah satu tugas dan kewajiban kita

    BalasHapus
  6. periode meas si bayi benar - benar harus dimanfaatin oleh sang bunda ya :)

    BalasHapus