Rumah Masa Kecil #4: Sudut yang paling kusukai

Setiap orang pasti memiliki sudut tersendiri dalam rumahnya yang paling dia sukai. Ada yang suka ruang belajar, ada yang suka ruang makan, dan sebagainya. Bisa jadi, antara satu orang dengan orang yang lain berbeda sudut ruangan yang paling dia sukai. Bahkan, sepasang anak kembar sekalipun, bisa jadi memiliki sudut yang paling disukai secara berbeda. Nah, berikut ini adalah sudut ruangan dalam rumah masa kecilku yang paling aku sukai.


Aku, sejak dahulu paling suka dengan sudut yang satu ini. Yaitu, sudut paling depan ruang tamu rumahku. Disana, ada seperangkat kursi tamu tepat di sebelah pintu masuk. Ibu meletakkan sebuah lukisan besar beberapa burung merpati putih sebagai penghias ruangannya.

Nah, kursi tamu besar yang aku maksud bukan kursi yang ini. Ini rumahnya dalam rangka sudah mau dijual jadi daripada kosong maka kami meletakkan seperangkat kursi kayu untuk rumah minimalis kami disana. Sofa tamu yang asli sudah dibawa oleh adikkku untuk rumahnya dalam pembagian isi rumah sebelum rumah ini dijual.
Nah, kurang lebih , beginilah suasana yang tercipta jika aku sedang menerima tamu. 


Di ruang tamu itu, selain lukisan burung merpati besar, dulunya juga ada sebuah Aquarium besar. Jika sedang mau ujian, aku sering membawa buku-bukuku untuk duduk disana. Membaca sambil mendengarkan suara gemericik air dari filter aquarium itu mengasyikkan sekali. Selain itu, aku senang saja dengan ketenangan yang dihadirkan oleh ruangan ini. Karena, letakkanya yang paling depan, jadi jika pintunya ditutup maka tidak ada lagi orang yang lalu lalang di depan kita dan mengganggu konsentrasi membaca.

Waktu hamil anak pertama, suamiku belajar di Sydney Australia. Nah, karena sering merasa kepanasan (mungkin karena pengaruh hormon selama hamil), maka aku sering merebahkan diri tidur di kursi ruang tamunya. Adem sekali, juga tenang dan tidak silau.

Selain sudut ruang tamu, aku juga menyukai sudut yang satu ini, yaitu sudut di teras luar halaman dalam rumahku. Letaknya tepat di depan meja makan yang menghadap ke taman sebelah dalam.

Kurang lebih, inilah pemandangan yang aku dapatkan jika sedang duduk di kursi yang ada di teras halaman dalam. Dulu, rumputnya hijau, ada air mancur buatan yang keluar dari dindingnya, dan sepanjang dindingnya tumbuh pohon merambat yang rimbun. Juga, ada pohon yang tertata rapi di sana. Foto ini diambil ketika rumah sedang ingin dijual jadi tanamannya tidak ada lagi. 




Nah ini dia kursi teras halaman dalam yang aku maksud. Duduk-duduk disana itu asyik sekali. Kita akan mendapat view pemandangan yang serba hijau (dahulu)

Terakhir, sudut yang aku sukai adalah: teras di loteng. Aku suka duduk disana karena anginnya banyak, bisa memandang langit dan bisa mendapatkan ketenangan. INi dia teras lotengnya:

ssttt.... ini rahasia ya. Di rumahku itu ada... makhluk ghaibnya. Nah, suatu malam aku pernah melihat dia  berada di loteng ini sedang mengerjakan shalat, lengkap dengan mukenah dan sarung berwarna putihnya. Jadi, aku tidak pernah berani keluar ke teras ini jika malam hari. Gak percaya? Lihat saja sendiri.. hehehehe
-----------------------------
Penulis: Ade Anita

4 komentar

  1. hmmm aku sudah tidak bisa lagi masuk kerumah masa kecil mbak sejak ortu pindah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ketika rumah orang tuaku sudah ditawar orang, hal pertama yang aku lakukan adalah: mengabadikannya dalam gambar. Aku ambil foto beberapa bagian dari rumah itu karena aku pikir suatu hari nanti anakku bisa membaca ceritaku ini lewat gambar2. Alhamdulillah pembeli rumah yang sekarang memberi waktu bagi kami untuk satu bulan bernostalgia sejenak sambil ngosongin rumah.

      Hapus
  2. semua orang memiliki kenangan akan lokasi favorit dalam setiap rumahnya..dan itu memiliki sensasi tersendiri yang berbeda-beda bagi setiap orang..... kenangan akan rumah adalah kenangan akan kebahagiaan yang tak terlupakan...home sweet home :-)

    BalasHapus