Taman Pelangi, Buku Cerita Yang Menginspirasi

[Keluarga] Keluarga adalah gambaran dari masyarakat terkecil. Ayah dan ibu mewakili kelompok senior. Dan kakak adik mewakili teman sebaya. Lalu peraturan yang diterapkan dalam keluarga mewakili peraturan yang diterapkan dalam masyarakat.

Dan demikian karakter-karakter dalam keluarga, serta segala macam benda-benda dan berbagai atmosfere yang terjadi dalam sebuah keluarga, bisa membawa seorang anak untuk mengenal bagaimana kehidupan bermasyarakat kelak.

Dimulai dari yang amat sederhana, agar bisa bersiap-siap sebelum menghadapi yang lebih besar.
Dimulai dari yang paling sepele, agar bisa bersiap-siap sebelum menghadapi yang lebih rumit.
Dimulai dari yang terdekat, agar kita tetap bisa bertahan ketika harus hidup berjauhan.

Itulah fungsi sebuah keluarga bagi seorang anak. Dan juga fungsi sebuah keluarga bagi sebuah masyarakat, dan kelak bagi sebuah bangsa.
Dan fungsi-fungsi sebuah keluarga itu ternyata bisa kita sampaikan gambarannya dengan gamblang dan mudah pada anak-anak lewat sebuah buku berjudul "Taman Pelangi".


Sekilas tentang Buku Taman Pelangi



Judul Buku : Taman Pelangi (kumpulan cerita inspiratif)

Tema cerita : 25 Cerita Character Building

Nama Penulis: Laras Ayu
Ilustrator: Indra Bayu

Penerbit: PT Elex Media Komputindo. Kompas Gramedia

Tahun terbit: 2017
Tebal buku : 108 halaman
Keterangan lain : Buku cerita yang memadukan tulisan dan gambar ilustrator untuk mendukung cerita yang disampaikan.


Sinopsis:

Di sebuah komplek perumahan bernama Perumahan Taman Pelangi, terdapat beberapa keluarga yang mendiami rumah-rumah yang saling bersebelahan di dalam komplek perumahan tersebut. Masing-masing keluarga tentu saja memiliki berbagai macam karakter yang berbeda-beda. Karakter ini berimbas pada permasalahan yang berbeda pula yang dihadapi.

Ilustrasi kompleks perumahan Taman Pelangi


Ada keluarga yang hanya memiliki satu 1 saja (kisah Nayya, di cerita Si Mogi, halaman 17); ada keluarga yang memiliki 10 orang anggota keluarga (kisah Langit, di cerita Rumah Gaduh, halaman 12). Ada keluarga yang senang bergaul dengan orang lain (kisah Maliqo, di cerita Gara-gara Pisang Goreng, halaman 8), dan ada keluarga yang lebih suka di depan komputer saja (kisah Dika, di cerita Gara-gara Pisang Goreng, halaman 8). Ada keluarga yang ayahnya istimewa dibanding keluarga lain (kisah Dea, di cerita Masakan Ayah, halaman 104), dan ada keluarga yang anggota keluarganya memiliki keistimewaan yang amat langkah (kisah Saras, di cerita Left Handed, halaman 92).

Terbayang kan, bagaimana dinamika keluarga satu dengan keluarga lain saling berkontribusi satu sama lain. Urusan dalam keluarga sendiri saja belum tentu beres, tapi datang lagi tuntutan untuk bisa bersosialisasi dengan urusan dalam keluarga lain. Ya, inilah kehidupan bertetangga.

Seluruhnya, terdapat 25 cerita penuh inspiratif yang nyaman dibaca oleh anak-anak karena tertutur dengan gaya bahasa yang sederhana. Tapi bukan cuma anak-anak saja, orang dewasa pun bisa menemukan kedamaian tersendiri membaca buku cerita kumpulan kisah inspiratif ini.

daftar isi buku Taman Pelangi


Seperti halnya nama Kompleks Perumahan tersebut, maka kehidupan para penghuni kompleks Perumahan Taman Pelangi pun memiliki warna-warni yang amat beragam seperti halnya pelangi. Dan istimewanya Pelangi adalah, dia hanya muncul setelah hujan turun membasahi bumi dan langit berwarna biru cerah setelah sebelumnya berwarna kelabu yang muram.

Aku suka buku ini. Kenapa?

1. Karena gaya tutur bahasanya ringan sekali. Tidak membuat lelah dan tidak membuat berkerut. Dan gaya tutur yang sederhana ini bukan berarti cerita jadi membosankan. Sama sekali tidak. Malam sebaliknya, bikin penasaran apa kisah selanjutnya.



2. 25 kisah yang diceritakan dalam buku ini adalah 25 kisah yang dipisahkan dalam bab terpisah sendiri-sendiri, tapi bukan masing-masing cerita berdiri sendiri-sendiri. Tapi, ternyata tiap-tiap kisah memiliki benang merah antara satu cerita yang satu dengan cerita yang lain. Dan disitulah keasyikannya.

3. Gaya menulisnya menarik.
Jadi nih, begitu kita baca sebuah cerita di 1 bab, lalu hanyut dengan cerita tersebut, di penghujung cerita ada sebuah pengantar yang amat tersamar yang akan membawa kita menuju ke bab selanjutnya. Nah. Disini asyiknya. Kenapa asyik? Karena ketika kita membaca bab berikutnya, di paragraf awal, kita langsung teringat sesuatu yang seperti de ja vu. "Eh, kayaknya aku pernah baca nih di cerita sebelumnya?".
Lalu baca lagi cerita sebelumnya untuk membenarkan dugaan kita. Dan ternyata benar; petunjuk yang disisipkan secara amat sangat samar di bab sebelumnya, menjadi mendadak terlihat mendadak terang benderang karena kita baca ulang, gara-gara kita membaca paragraf awal di bab selanjutnya.

Hehehe. Aku suka dengan gaya penulisan seperti ini.

4. Ilustrasinya sederhana, tidak mendominasi, tapi menguatkan isi cerita yang disampaikan.
Entahlah. Aku kadang terganggu jika ilustrasinya mendominasi dan membuat imajinasi tandingan pada sebuah buku cerita yang aku baca.
Aku suka buku cerita yang antara ilustrasi dan cerita memiliki imajinasi yang saling mendukung satu sama lain.

Menurutku, anak-anak yang sudah tidak lagi anak-anak, menjadi menyukai buku cerita komik karena mereka senang melihat ilustrasi dan cerita yang memiliki imajinasi yang saling mendukung satu sama lain. Itu sebabnya tidak semua buku cerita yang ditujukan untuk anak-anak yang bukan lagi anak Balita, menjadi incaran untuk dipilih oleh anak-anak di toko buku  ketika mereka dibebaskan untuk memilih sendiri buku cerita yang ingin mereka beli.

Nah, di buku cerita ini, antara cerita dan ilustrasi saling mendukung dan tidak ada yang saling mendominasi atau berjalan sendiri-sendiri.

5. Dan yang utama nih, sisipan moral ceritanya disampaikan halus sekali dan tidak membuat pembaca sedang digurui.
Ini juga yang aku suka dari buku ini.

Jadi, awalnya nih, aku membaca dulu buku ini sendiri sambil menemani anakku makan malam. Lalu anakku mengintip di sebelahku ketika dia sedang makan. Dari yang mulai mengintip baca sekilas karena jarak bangku dia dan bangku berjarak sekitar 50 cm, anakku lalu menggeser bangkunya mendekatiku.

Aku tahu anakku sedang "nebeng" membaca. Jadi, buku cerita ini aku dekatkan ke arahnya. Bangku anakku lalu bergeser lagi. Kini sudah benar-benar rapat bersebelahan. Akhirnya, tanpa disadari, buku cerita itu sudah berpindah tangan. Anakku yang membacanya dengan asyik.

Artinya, untuk anak-anak buku ini menarik karena tidak terasa unsur mengguruinya, tidak juga dirasakan unsur pemaparan hikmah yang ada pada setiap kejadian yang muncul dalam sebuah cerita. Meski judulnya cukup berat untuk ukuran segmentasi buku cerita anak-anak : "kumpulan cerita inspiratif".

asyik membaca buku Taman Pelangi

4 komentar

  1. Saya juga sudah baca Taman Pelangi Mbak, asyik dibaca dan yang saya suka moral ceritanya gak berat untuk ditanamkan, karena semua itu ada di kehidupan sehari hari y

    BalasHapus
  2. Wah ini cocok dibacakan saat anak2 mau tidur nih Mbak Ade. Apalagi ada ilustrasi gambarnya bisa membuat merwka kaya akan imajinasi. Cerita2 nya juga sarat manfaat

    BalasHapus
  3. ilustrasi sederhana, cerita menarik, dan gambar warna warni buat anak demen pengen becerita. anak saya yang belum bisa baca pun begitu. senang banyak dibacain cerita

    BalasHapus
  4. cerita2nya mudah dimengerti banget ini bukunya. aku suka :)))

    BalasHapus