Perkenalkan Kids Coding Languages Sejak Dini

[Parenting] Ada yang memperhatikan tampilan Google Search hari inikah? Hari ini, Google merayakan 50 tahun bahasa pemrograman yang didesain untuk anak-anak atau dalam bahasa Inggrisnya "Google celebrated the 50th anniversary of Logo, the world’s first programming language designed for kids".

Di Amerika sana, tercatat bahasa pemrograman alias coding language sejak tahun 2017 sudah menjadi mata pelajaran wajib yang harus diajarkan sejak usia dini loh. Bandingkan dengan Indonesia yang malah  menghilangkan pelajaran TIK.
Jadi, sebenarnya penting nggak sih anak-anak itu berkenalan dengan program komputer sejak kecil?

Aku berkenalan dengan komputer itu, tahun 1992. Hehehe. Masih jadul banget memang. Masih komputer yang layarnya cembung dan kotak banget, serta tampilannya masih bermula dengan DOS.

Yang memperkenalkan aku pada komputer adalah teman sekaligus guruku sih, yang kemudian jadi suami, Mas Bandi.

Jadi, ceritanya nih, aku masih akrab dengan yang namanya mesin ketik. Eh... ada yang tahu yang kumaksud dengan mesik ketik?

(nih, karena ibu tahu salah satu pembaca adalah anak ibu, jadi ibu sisipin video tentang cara memakai mesin ketik manual ya)

Oh ya, aku dulu termasuk bisa mengetik cepat loh di atas mesin ketik. Karena sejak SMA kelas 1, mesin ketik ini sudah akrab banget dengan keseharianku sebagai pelajar. Hahaha. Jadi, karena tulisanku jelek, maka jika ada tugas untuk membuat makalah atau essay, maka aku lebih memilih untuk mengetiknya dengan mesin ketik.

Nih, seperti ini nih tampilan mengetik cepat di mesin ketik itu.


Kenapa aku bisa mengetik cepat? Karena, waktu kelas 1 SMA itu, aku kesulitan melihat huruf-huruf yang tertera di mesin ketik. Keliru-liru terus huruf yang ada di tangan kiri dan tangan kananku. Akhirnya, aku memilih untuk menghafal semua letak huruf-huruf tersebut. Yaitu dengan cara menutup semua hurufnya dengan isolasi warna hitam. Jadi, tidak terlihat lagi hurufnya. Nah, setelah itu aku menghafalnya. Cara menghafalnya seperti ini nih:

jadi kita sudah tahu bahwa jempol itu untuk memencet space bar, dan urutannya a-s-d-f j-k-l-; ... lalu uruta huruf yang ada di atasnya dan di bawahnya.
Ini namanya keyboard qwerty, karena susunan hurufnya berdasarkan huruf qwerty (lihat deh huruf di atas tombol a-s-d-f

Nah, jika sudah hafal letak huruf di tombol susunan huruf mesin ketik yang tersusun qwerty ini maka otomatis lebih mudah mengetik dengan cepatnya. Kita tinggal melihat ke layar lalu mendengar suara lalu memindahkan suara ke susunan huruf agar jadi laporan saja. Atau bisa juga kita tinggal melihat ke arah buku yang akan dipindahkan textnya ke laporan kita.

Tentu saja, kelemahan mesin ketik adalah, jika salah sedikit maka harus ganti kertas secara keseluruhan dan mengetiknya dari awal lagi.

Bisa jadi, karena melihat kerepotanku mengetik laporan dan catatan, jadi temanku yang baik hati ini kehilangan teman untuk diajak ngobrol sepertinya. Hahahaha.

"De, lagi ngapain? Minum es kelapa muda yuk?"
"Ahh.... nggak bisa. Gue banyak ketikan. Manah sering salah ketik lagi. Repot ah. Lain kali aja ngajak jalannya."

Itu salah satunya. Akhirnya, suatu hari temanku ini datang ke rumah sambil membawa sebuah notebook. Jaman dulu disebut Laptop sih. Laptopnya masih laptop gendut yang berat. Dan ketika dinyalakan layarnya masih berwarna hijau dengan kursor berkedip-kedip di pojokan menunggu perintah mau diapakan itu laptop setelah dinyalakan.

Nah... saat itulah aku untuk pertama kalinya berkenalan dengan yang namanya bahasa pemrograman komputer. Mau tidak mau: harus. Karena laptop jaman dulu masih pakai sistem DOS untuk operasional sistemnya. Jadi, kita harus memasukkan javascript untuk menjalankan aneka perintah yang akan dijalankan oleh komputer.

Seperti, jaman sekarang kalau mau menebalkan huruf tinggal pencet icon B tebal yang ada di bar perintah di atas layar word. Nah, jaman dulu kalau mau menebalkan huruf harus memencet < b > lalu kita menulis apa yang akan ditulis setelah selesai akhiri dengan java script < / b > . Baru deh kita mendapatkan huruf yang ditebalkan.

Jadi semua serba manual banget. Repot sih awalnya. Akibatnya, di sekeliling laptopku tertempel semacam sticky notes (bikin sendiri sih sticky notesnya, bermodalkan kertas dan isolasi) yang berisi contekan aneka macam perintah pemrograman.  Karena mau nggak mau kita harus menghafal aneka macam kode-kode tapi kan susah ya. Tapi setelah terbiasa malah asyik-asyik saja sih. Terutama karena ada tombol delete dan undo. Itu yang bikin komputer lebih juara ketimbang mesin ketik.

Setelah uji coba memperkenalkan laptop padaku berhasil, laptop pinjaman temanku ini ditarik lagi sih ama temanku ini (nanti dia jadi suami). Lalu sebagai gantinya, dia membawa ke rumah monitor komputer, CPU dan keyboard. Awalnya dipinjamkan katanya. Tapi karena orang tuaku melihat aku lebih bahagia menggunakan komputer ketimbang menggunakan mesin ketik yang bisa berisik sampai tengah malam lewat, akhirnya perangkat komputer ini dibeli oleh orang tuaku dan dipakai ramai-ramai di rumahku sejak saat itu.



Perkenalkan Kids Coding Languages Sejak Dini

Berdasarkan pengalaman melewati perpindahan era dari mesin ketik manual ke komputer, ada beberapa hal yang membuatku merasa bahwa tidak ada salahnya loh memperkenalkan pada anak-anak bahasa permrograman.

Jaman sekarang dan jaman yang akan datang itu, dunia sepertinya akan dikuasai oleh komputer digital dan internet (internet pun ada coding languages juga di belakangnya). Jadi, tidak ada salahnya mulai memperkenalkan pada anak-anak sejak mereka masih kecil bagaimana memperlakukan perangkat komputer dan gadget selain hanya untuk bermain game saja. 

Ada banyak hal yang bisa dihasilkan dari pengenalan anak terhadap Kids Coding Languages ini. 

1. Anak terbiasa tidak menerima sesuatu yang serba instan saja.
2. Anak jadi terbiasa untuk berpikirkan bukan hanya satu langkah ke depan tapi juga empat atau lima langkah ke depan ketika ingin mengambil sebuah keputusan.
3. Anak terbentuk memiliki karakter Kreator bukan User.


Bagaimana caranya memperkenalkan Kids Coding Languages sejak kecil?

1. Pilih permainan yang membuat anak menyusun strategi ketika akan memainkannya. Seperti minescraft misalnya. 


2. Ajak anak untuk mengelola sebuah blog pribadi.
Jika khawatir ada pengunjung tidak dikenal, nanti diseting bukan untuk publik saja blognya.
Kenapa ngeblog? Karena dengan ngeblog, kita jadi terlatih untuk mengetik di atas keyboard komputer; lalu terlatih untuk mulai berkenalan dengan beberapa code html dan cara memasang kode html di  blog. Meski itu yang paling sederhana sekalipun.

3. Pada usia yang lebih kecil lagi, mungkin bisa diperkenalkan game strategi sederhana yang membuat anak berpikir sebelum memutuskan langkah selanjutnya.

Seperti yang diperlihatkan oleh Google doodle dalam game Carrot nya yang dipajang di google search berikut ini:



Nah. Jadi, mau tidak mau, kita sebagai orang tua memang harus membimbing anak kita ya untuk mulai memilih dan mendownload game-game apa saja yang sekiranya cocok bagi mereka. Jangan asal "kasih gadget saja biar anaknya anteng."

Btw, anak sulungku dulu di usia 8 tahun sudah hafal loh bendera dari negara seluruh dunia karena sering main game komputer. Dan anak keduaku belajar bahasa Korea dan Jepang secara otodidak juga dari komputer. Hal ini, sebagai bukti bahwa jika diterapkan secara bijak, game-game di gadget dan pemakaian komputer pada anak sejak mereka masih kecil itu, bisa memberikan banyak manfaat terhadap perkembangan pengetahuan dan pembentukan karakter anak insya Allah.

Jadi, mari kita lebih kreatif dalam memberikan pengetahuan pada anak-anak kita. 

4 komentar

  1. wah betul juga ya , untuk ibu2 jaman now harsu nih memperkenalkannya.

    BalasHapus
  2. Kereeen banget!
    Awalnya mikir, tahu bahasa pemrograman biar keren. Ih, ternyata ada hal yang lebih penting lagi, 'Anak terbiasa tidak menerima sesuatu yang serba instan saja.' :) ini sangat mengena.

    Bolehlah nanti diaplikasikan kalau sudah punya anak xD

    BalasHapus
  3. Anak saya gak pake gawai sih, mbak. Cuma emaknya juga gagap soal perdonlodan, jadi mereka taunya yutub, itupun diawasin dan berbatas waktu.
    Thx infonya.

    BalasHapus