[Parenting] Kemarin,
anak bungsuku ikut pawai menyambut bulan Muharram. Tanggal 1 Muharram memang
menjadi tanggal dimulainya kalender islam yang baru, sehingga setiap tanggal 1
Muharram dikenal dengan dimulainya tahun baru Islam. Untuk menyambut tahun baru
Islam itulah maka sekolah-sekolah Islam dan juga beberapa kelompok masyarakat
menyambut kedatangan pergantian tahun baru ini dengan sebuah pawai.
Pawai
Muharram sendiri, sebenarnya bertujuan untuk memberitahu para Ummat Islam bahwa
tahun baru sudah dimulai dan itu artinya, sudah berkurang satu tahun lagi
kesempatan bagi Ummat untuk melakukan sesuatu yang berguna bagi dirinya sendiri
dan agamanya, yaitu Islam. Segala sesuatu yang sudah berlalu, tentu saja tidak
dapat diputar lagi dan ini berlaku pada satuan waktu. Tidak ada yang bisa
memutar ulang sang waktu. Tapi, bukan berarti karena kesempatan sudah berlalu
maka kita jadi tertutup kesempatan untuk melakukan perbaikan kesalahan dan
mengadakan kebaikan baik berikutnya. Kesempatan itu tetap tersedia, yaitu di
tahun yang baru.
Anak
bungsuku semangat sekali ketika mengikuti pawai Muharram tersebut. Dia membawa
sebuah spanduk yang dibuatnya sendiri (oke, dibantu sih dengan ibu dan kakaknya
heheh). Nah, aku ikut mengantar anakku pawai.
Dan salah
satu yang membuatku merasa terkesan dengan aneka macam spanduk yang bertebaran
di pawai Muharram kemarin adalah sebuah spanduk yang bertuliskan "Korupsi
adalah Teroris".
Wah.
Subhanallah. Pernyataan yang satu ini benar-benar luar biasa buatku.
Dalam kamus
besar bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan bahwa yang disebut dengan Teroris
adalah:
teroris /te·ro·ris/ /téroris/ n orang
yg menggunakan kekerasan untuk menimbulkan rasa takut, biasanya untuk tujuan
politik:
Nah. Sedangkan
yang dimaksud dengan koruptor adalah:
koruptor /ko·rup·tor/ n orang
yg melakukan korupsi; orang yg menyelewengkan (menggelapkan) uang negara
(perusahaan) tempat kerjanya
Bagaimana
spanduk itu bisa lantang menyuarakan pernyataan "KORUPSI ADALAH
TERORIS" , padahal jika dilihat dari defisini keduanya, maka jelas
keduanya memiliki arti yang jauh berbeda. Bisa jadi, hal ini pasti bukan
dilihat dari artinya jika demikian. Tapi dari esensi dari dua pekerjaan
tersebut. Meski pun bentuk pengerjaan Korupsi dan teroris juga jauh berbeda
(yang satu dilakukan diam-diam dan yang lain dilakukan justru dengan tujuan
agar diketahui oleh orang banyak) tapi keduanya ternyata melahirkan sebuah
akibat yang sama bagi masyarakat. Yaitu, keduanya menyebabkan kesengsaraan dan
penderitaan.
Ya. Akibat
dari Korupsi adalah, lenyapnya kesempatan orang lain untuk ikut merasakan
kebermanfaatan sebuah sumber daya karena dana yang tersedia ternyata dipakai
untuk kepentingan perseorangan saja. Nah, teroris pun demikian. Dia melenyapkan
kesempatan orang lain untuk ikut merasakan sumber daya dengan warna kekerasan
yang mereka tegakkan hanya karena sebuah asumsi yang bersifat subjektif saja
tentang kondisi yang ada di masyarakat.
Artinya,
keduanya sama-sama dengan berani sudah mengangkat dirinya sendiri menjadi
Tuhan. Yang satu menganggap dirinya Tuhan yang bisa mengatur rezeki orang lain
akan diapakan saja. Sedangkan yang lainnya menganggap dirinya Tuhan hingga bisa
memberikan hukuman bagi siapa saja yang dikehendakinya. Itu sebabnya keduanya
sama dan sebangun. Sama-sama berbahaya dan sama-sama bisa menggiring pelakunya
untuk bisa masuk ke neraka. Tapi, mereka percaya diri sekali. Mungkin, bagi orang tersebut diri mereka pasti tidak akan bisa disentuh oleh ancamanan neraka karena dunia sudah mampu mereka kendalikan.
Tapi...
sebentar. Memangnya, keduanya sebelumnya tidak tahu bahwa apa yang mereka
lakukan itu bisa menyebabkan diri mereka masuk neraka?
Hmm...
mungkin tidak ya. Karena sebenarnya, Syaithan sebelumnya sudah menutup hati dan
penglihatan mereka sehingga mereka memandang baik apa yang sedang mereka
kerjakan tersebut.
"Saya
berusaha maksimal untuk mencari nafkah bagi istri dan anak saya. Berbuat baik
pada istri dan anak itu bagian dari ibadah, jadi apa yang saya lakukan adalah
ibadah." (dan istri mereka terlihat begitu bahagia dikelilingi oleh harta yang berlimpah; dan anak-anak pun terlihat riang gembira karena diselimuti oleh kemewahan setiap hari; dan teman-teman tertunduk-tunduk senyum-senyum di sekeliling mereka dan memuja mereka dan terus meninggi-ninggikan pujian atas diri mereka. Nah, siapa yang sadar kalau sedang berbuat salah jika dikellingi dengan kondisi seperti itu?)
"Saya
berusaha maksimal untuk melindungi Umat dari hukuman yang akan dijatuhkan oleh
Tuhan karena membiarkan perilaku buruk terus berlansung. Karena itu, pelaku
perilaku buruk harus segera dimusnahkan. Yaitu dengan membasmi mereka. Insya
Allah ini semua dilakukan atas nama Jihad." (lalu mereka pun membayangkan pertemuan dengan bidadari surga yang bermata indah dan wangi serta tidak pernah mengeluarkan kotoran dari tubuh mereka. Lalu mereka mulai menilai betapa bobroknya orang lain yang seharusnya dapat hukuman dan hanya mereka sendirilah yang kelak akan menempati surga. Sementara orang-orang tidak ada yang berani membantah keyakinan ini karena tahu semua pendapat mereka akan bisa dikalahkan dengan permainan debat perihal hal-hal yang memang masuk wilayah abu-abu dalam agama. Pada akhirnya, sesuatu yang menjadi inti dari agama disingkirkan dan dianggap tidak penting sedangkan sesuatu yang sebenarnya merupakan sesuatu yang cabang saja, justru dianggap sebagai inti dari agama. Kebodohan telah membuat mereka tidak bisa lagi membedakan mana yang benar dan mana yang salah).
Nah...
kedua keyakinan dan pernyataan mereka inilah yang membuat pelaku Korupsi dan
Teroris menjadi gelap mata. Dan ternyata, lingkungan di sekitar mereka pun,
ternyata malah memanjakan pemahaman mereka yang sempit tersebut. Semua karena
sudah terlanjur merasakan bayangan surga dunia dan surga akherat kelak yang
mereka nikmati. Itu sebabnya pada
kelompok yang melakukan terorisme dan korupsi, biasanya mereka enggan bergaul
dengan banyak orang dan selalu memandang pergaulan dengan orang banyak
sebaiknya dilakukan super hati-hati sekali. Dan mereka umumnya amat menghindari
bergaul dengan orang-orang yang pintar dan beriman. Mungkin takut kali ya,
kalau-kalau orang-orang yang pintar dan beriman bisa mengendus kesalahan yang
sedang mereka lakukan. Bukankah orang-orang yang pintar dan beriman itu umumnya
adalah mereka yang kritis terhadap sebuah ketimpangan dan sensitif jika
mendengar atau melihat penyelewengan?
Jika sudah
demikian, penting bagi kita semua untuk selalu bergaul dengan orang yang lebih
pintar sekaligus beriman. Jangan pernah
membungkus diri kita terlalu lama dalam sebuah pemikiran yang sempit dan
terkotak-kotak atas segala sesuatunya.
Kecuali jika kita memang sudah amat berani untuk menceburkan diri kita
ke dalam neraka kelak. Aku sih takut. Jadi berusaha semampu mungkin untuk menghindarinya.
Kalau kalian, masuk neraka itu, takut nggak?
-------------------------
“Artikel ini diikutkan sebagai peserta Fiesta Tali Kasih Blogger 2013 BlogS Of Hariyanto – Masuk Neraka Siapa Takut!!!???
berbeda dari segi pengertian, namun dapat disamakan dalam makna
BalasHapusbermakna merusak :-)
salam dari pamekasan madura
salam juga pak
Hapusyang bikin miris,hari2 ini digencarkan dnegan isu koruptor tetep dapet gaji,fiuhhh
BalasHapusiyaaaaa,, benerrrrr... seharusnya dilakukan pemiskinan atas mereka ya.
HapusAlhamdulillah..terimakasih sdh berkenan berpartisipasi..dgn ini artikel resmi terdaftar sbagai peserta
BalasHapusBtw- tulisan original link dst di bawah banner di hapus saja ya.. salam santun dari makassar :-)
Memilliki makasa kesamaan, apalgai dalam hal memberikan pendidikan dari usia dini. Semoga sukses dalam GA nya.
BalasHapusSalam
Keknya sih bagi para koruptor, bayangan tentang neraka menjadi burem, atau lupa sama sekali. :(
BalasHapusSemoga kita tidak menjadi bagian dari penghuni neraka...
Ngedenger neraka aja orang muslim harusnya takut, nah ini malah mau nantangin hehheee...
BalasHapusharusnya para koruptor sadar bahwa makan uang rakyat itu dosa dan orang orang yang berdosa tempatnya di Neraka,,,
mungkin mereka pikir dengan uang korupsi, mereka bisa membeli fasilitas seperti yang mereka dapatkan di lembaga pemasyarakatan di dunia.
BalasHapusSemoga sukses GAnya, Mbak. Salam kenal