10 Rencana Investasi Politik Yang Akan Saya Lakukan JIka Saya Menjadi Pemerintah Negara Laos

Alhamdulillah, tidak terasa hari ini memasuki hari ke 6 Lomba #10DaysForAsean. Dan hari ini, pertanyaannya adalah:
  • Visi ASEAN 2015 adalah menjadi ASEAN komunitas tunggal, baik di bidang ekonomi mau pun politik. Laos, atau Republik Demokratik Laos, meski sudah bergabung dengan ASEAN sejak tahun 1997, namun baru membuka diri seluas-luasnya dengan negara lain pada tahun 2004, dan melakukan kerjasama di berbagai bidang. Peran Republik Demokratik Laos di ASEAN, bisa dikatakan belum banyak berkontribusi, tenggelam di bawah bayang-bayang negara ASEAN lainnya yang semakin maju. Dengan adanya Komunitas ASEAN, diharapkan Laos menjalin kemitraan yang baik dengan  negara ASEAN lainnya.
  • Jika posisi Anda adalah negara Laos, investasi diplomatik apa yang diharapkan dengan kemitraan yang terjalin dengan dunia internasional, khususnya negara-negara ASEAN.  Tuliskan pendapatmu di blog tentang hal tersebut. Fokus pada peran Laos sebagai anggota Komunitas ASEAN.



Hmm, berhubung ini malam minggu, jadi agak-agak rempong karena setiap malam minggu tiba ada kebutuhan lain bagi orang-orang tercinta di rumahku untuk mendapatkan refreshing ke luar rumah. Dan anugrah hidup di jaman serba digital itu alhamdulillah berguna sekali bagiku. Sambil menemani keluargaku jalan-jalan dan mendapatkan lunch dan dinner, aku bisa membaca sambil membuat coretan kecil khayalanku jika posisiku sebagai negara Laos. Hasilnya adalah seperti ini:



Sebelum mengurai panjang lebar penjabaran dari draft di atas, aku mau curhat dulu ah. Jujur nih, memasuki hari ke 6 ini, aku mulai menikmati tantangan menulis blog ini. Sekarang, yang terlibat dalam mengembangkan tulisan bukan hanya aku seorang. Tapi juga suami dan anak-anakku. Terutama anak-anak perempuanku. Aku beritahu mereka kekuranganku dan mereka dengan suka cita membantuku mencari ide untuk menutupi kekuranganku. Kekuranganku dalam hal ini adalah bahasa Inggrisku yang parah banget. Jika cuma mengucapkan I Love You saja, aku lancarnya luar biasa. Tapi ketika harus browsing dan membaca teks bahasa Inggris yang buanyak, mulailah aku merasa keteteran. Tapi, tantangan menulis 10 hari ngeblog untuk ASEAN ini bikin aku tidak ada pilihan.

"Tulis saja tentang upaya diplomatik dalam meningkatkan perekonomian negara." (suami kasi saran)
"Duh, itu terlalu serius bahasannya. Aku lemah memahami teks bahasa inggris dan membaca data. Jika menulis terlampau serius, maka kita harus bisa mempertanggung jawabkan data yang akurat dan itu artinya, aku harus berkutat dengan data dan fakta yang valid. Cari yang tidak serius aja ah bahasannya." (aku mencoba untuk berkelit)
"Jadi ibu maunya bahas apa? Nanti biar aku bantu cariin di internet." (putriku yang nomor dua langsung datang dengan hapenya. Tidak mau kalah, adiknya, putri bungsuku datang dan langsung memijat pundakku. hehehe... putri bungsuku ini selalu punya seribu satu cara menghibur dengan segala kekurangan dan kelebihan yang dia sadari sepenuhnya. Jadi, karena tidak mungkin baginya membantu browsing data, maka dia pun kerap menawarkan bantuan memijat pundak atau sekedar memberikan pelukan sayang).
"Terserah. Pokoknya sesuatu yang tidak penting. Sesuatu yang sederhana." (jangan heran ya dengan dialogku dengan putriku ini. Kami memang sering seperti teman saja layaknya. Terbuka dan akrab)

Lalu kami mulai browsing dan membaca. Dan tetap.. mau tidak mau..benar-benar tidak ada pilihan lagi... aku harus berhadapan dengan kekurangan yang selama ini aku hindari: membaca teks dan data dalam bahasa Inggris. Rupanya, untuk bisa maju itu, mau tidak mau kita harus belajar ya dan tidak bisa selamanya lari dari ketakutan akan kekurangan yang kita miliki. Dan demikianlah aku berimajinasi untuk menyelesaikan tugas hari ke 6 ini. Yaitu, dengan mencari lebih dahulu apa saja kekurangan yang dimiliki oleh Laos barulah kemudian berpikir untuk melakukan pembenahan. Karena, bukankah tujuan kita  membuka diri terhadap pihak luar, lalu masuk ke dalam komunitas yang ada di luar wilayah negara kita semua dalam rangka ingin melakukan pembenahan agar negara kita bisa lebih maju lagi.

Tapi tentu saja kelebihan yang dimiliki tidak boleh juga dilupakan. Dalam hal ini, kelebihan dari negara Laos adalah: Laos terpilih sebagai tujuan turis terbaik di dunia 2013 versi Dewan Pariwisata dan Perdagangan Eropa (ECTT) juga versi harian New York Times. Pertimbangannya, karena Laos berhasil menyediakan fasilitas dan menjamin akses dan investasi terhadap tempat-tempat yang menjadi tujuan wisata. Juga karena inisiatif Laos dalam melestarikan kebudayaan dan sejarahnya dimana dalam hal ini warisan budaya Laos masuk dalam UNESCO.

ini salah satu pemandangan kuil di Luang Prabang. gambar diambil dari sini



sleeping Budha yang masuuk dalam warisan budaya UNESCO. gambar diambil dari  
http://travel.kompas.com/read/2013/08/06/0942215/Buddha.Park.Simbol.Kebersamaan.Hindu.dan.Buddha.di.Laos
Tapi. keberhasilan pariwisata ini, meski akhirnya menjadi sumber pendapatan terbesar nomor dua bagi Laos, tidak serta merta menjadi prioritas utama. Karena, sepertinya prioritas utama harus diberikan pada sesuatu yang benar-benar harus dibenahi. Dan prioritas itu adalah: perhatian terhadap Sanitasi di seantero Laos.

Untuk negara-negara yang menjadi anggota ASEAN, Laos bisa dikatakan menempati posisi terendah dalam hal sanitasi. Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), negara-negara di Asia Timur secara keseluruhan telah mencapai target The Millennium Development Goals (MDGs) bidang sanitasi. Proyeksi target MDG 68 persen akan terlewati hingga 8 persen tahun 2015 nanti. Masalahnya, Laos, masih termasuk yang tertinggal dalam hal ini. Padahal, masalah sanitasi yang buruk menyebabkan kematian akibat diare dan kasus-kasus penyakit lain menjadi tidak terselesaikan. Itu sebabnya, perbaikan masalah sanitasi aku letakkan di peringkat pertama sebagai sesuatu yang urgent untuk dilakukan. Hal-hal yang akan dilakukan adalah perbaikan sistem sanitasi di sekolah-sekolah dan fasilitas-fasilitas umum. Serta menggalakkan upaya untuk menyediakan air bersih.

Prioritas selanjutnya adalah perbaikan fasilitas transportasi. Laos, wilayah negaranya mayoritas terdiri dari hutan dan gunung-gunung dengan tebing yang curam. Dan karena kondisi politik jaman dahulu, maka belum ada alat transportasi kereta api di sana. Tentu saja hal ini membuat beberapa daerah menjadi tidak dapat berkembang untuk usaha perdagangan dan kemajuan lainnya. Pembangunan pesat hanya terjadi di daerah perkotaan saja sedangkan pembangunan di daerah tetap tertinggal. Satu-satunya jalur kereta api yang ada di Laos hanyalah jembatan kereta api yang dibangun dalam rangka menjalin persahabatan dengan negara tetangga, Thailand. Inilah satu-satunya jalur kereta api yang menghubungi ibukota Laos, Vietiane dengan kota Nong Khai di Thailand. Seandainya saja jalur kereta api ini bisa diperpanjang bisa jadi kota-kota yang dilalui oleh jalur kereta api akan menggeliat maju juga.

gambar diambil dari  https://negaranegara.wordpress.com/2012/10/23/jembatan-persahabatan-thailand-laos/#more-302
Prioritas berikutnya adalah menggiatkan hubungan dagang dengan negara-negara ASEAN.  Karena baru membuka diri terhadap dunia luar maka belum banyak bidang-bidang pekerjaan di Laos. Padahal, pemuda Laos banyak yang memiliki potensi karena berhasil mengenyam pendidikan tinggi. Akibatnya, pemuda Laos banyak yang pindah bekerja di negara lain. Ini tentu saja harus dihentikan. Untuk itu, harus diupayakan dibukanya lapangan pekerjaan baru di seantero negeri. Caranya, tentu saja dengan memberikan kesempatan dan kemudahan bagi negara-negara asing yang ingin berinvestasi di Laos. Entah itu dalam bidang manufaktur (dibukanya pabrik-pabrik industri), atau di bidang pertambangan dan pertanian. Sehingga tercapai win-win solution. Dimana negara asing bisa menanamkan investasi dan Laos mendapatkan keuntungan dengan tersedianya lapangan pekerjaan yang banyak bagi rakyatnya. Prioritas kerjasama perdagangan akan diberikan kepada negara-negara yang tergabung di ASEAN (Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Myanmar, Vietnam, Thailand, Filiphina, Singapura, Kamboja) serta negara-negara yang tergabung di ASEAN plus Three (ditambah dengan China, Jepang dan Korea Selatan). Juga, dengan negara Amerika.

Terkait dengan hal di atas, tentu saja Laos tidak boleh menjadi begitu saja terlena pada pengaruh asing yang berinvestasi di dalam negeri. Wah... kalau terlena dan keenakan, bisa-bisa terjadi lagi penjajahan model modern oleh negara asing. Untuk itu, maka penyediaan tenaga-tenaga ahli yang merupakan anak bangsa sendiri harus terus diupayakan. Caranya dengan mengirimkan mereka ke luar negeri untuk magang. Bisa lewat pertukaran pelajar atau mahasiswa atau pegawai negara dengan negara-negara ASEAN lain, atau dengan negara-negara ASEAN plus tiga.

 Ini gambar ketika diadakan pertukaran pelajar dalam kerjasama dengan negara Amerika.
.gambar diambil dari http://www.la.undp.org/content/lao_pdr/en/home/presscenter/pressreleases/2013/07/11/american-students-learn-about-uxo-in-laos/

Karena sudah dibukanya kerjasama perdagangan dengan negara lain, maka itu artinya satu: harus menggenjot produksi dalam negeri. Selain pertanian dan pertambangan, maka hal lain yang juga bisa dijual sepertinya adalah produk kerajinan rakyat. Sulaman khas Laos cukup memikat banyak orang dan tekstil Laos pun kualitasnya amat bagus. Dan kerajinan ukiran mereka pun juga lumayan.





gambar ini kumpulan foto yang diambil dari http://www.hilltribeart.com/textiles.html

Dan, megikuti jejak Vietnam, maka mungkin Laos juga akan menjajaki kerjasama dengan Indonesia dalam bidang pengadaan pesawat terbang. Mengingat Laos tidak punya lautan maka transportasi udara haruslah diperkuat. Untuk itu bisa memulainya dengan membeli pesawat di IPTN yang ada di Indonesia. Pembayarannya dengan cara barter dengan komoditas yang dibutuhkan oleh Indonesia, seperti dengan beras misalnya.

Terakhir, tentu saja memperkuat pertahanan negara. Mungkin saya akan menggiatkan kerjasama latihan militer dengan negara-negara tetangga terdekat seperti dengan Vietnam, Thailan dan Burma. Dengan begitu, angkatan perang dalam negeri bisa berlatih di negara-negara tersebut sekaligus memperkuat persahabatan antar negara. Dan mengiingat situasi perpolitikan global yang belum bisa ditentukan arahnya, maka latihan kerja sama militer dengan negara China dan Korea Selatan juga harus diupayakan. Kedua negara ini adalah negara-negara maju yang sekaligus menjadi negara terangga terdekat dengan Laos. Belajar militer dengan negara maju itu memungkinkan angkatan bersenjata negara kita belajar tentang penggunaan senjata-senjata yang paling mutakhir, sekaligus untuk menghadapi ancaman teroris yang tidak terduga dan banyak ragamnya saat ini.  Termasuk disini adalah kerjasama dalam bidang industri pertahanan dan patroli bersama di daerah perbatasan dengan negara-negara anggota ASEAN lainnya.  Dengan demikian, insya Allah pengetahuan dan pengalaman militer ini berguna bagi pertahanan dan ketahanan negara.

Demikianlah berandai-andainya saya jika menjadi negara Laos.

gambar diambil dari sini
------------------
bahan bacaan:
-Laos Raih Predikat Destinasi Wisata Terbaik Dunia 2013 (http://www.bisnis.com/m/laos-raih-predikat-destinasi-wisata-terbaik-dunia-2013)
- Masalah Sanitasi, Asia Timur Belum Tuntas (http://health.kompas.com/read/2012/09/08/09032369/Masalah.Sanitasi.Asia.Timur.Belum.Tuntas)
- Negara-negara ASEAN (http://id.wikipedia.org/wiki/Negara_anggota_ASEAN)
- American Students Learn About UXO in Laos (http://www.la.undp.org/content/lao_pdr/en/home/presscenter/pressreleases/2013/07/11/american-students-learn-about-uxo-in-laos/)

5 komentar

  1. Berasa baca Garis-Garis Besar Haluan Negara Laos qiqiqi... Hebat Mbak di luaran masih bisa nulis seajib ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe.... udah jangan dibesar-besarkan, takutnya ditawari posisi menteri lagi di Laos sana.. hahaha

      Hapus
  2. kompaknya mba ade sekeluarga :D
    hasilnya juga luar biasa :)

    BalasHapus
  3. terima kasih atas informasinya..
    semoga bermanfaat bagi kita semua velg mobil

    sukses selalu

    BalasHapus