[Pernikahan] Bulan Januari di tahun 2019 ini, ada sebuah hashtag yang lumayan ngetop di dunia maya, tepatnya di kalangan Netizen. Yaitu, hashtag #10yearschallenge. Dan tahukah kalian bahwa di tahun 2019 ini juga, usia pernikahanku alhamdulillah sudah mencapai usia 25 tahun. Yap. Tanggal 9 Januari 2019 aku dan suami merayakan ulang tahun pernikahan yang ke 25 tahun. Inilah #25yearschallenge kami. Dan yang aku lakukan ketika baru bangun tidur di tanggal 9 Januari 2019 itu adalah, mengabadikan gambar aku dan suamiku di atas tempat tidur kami. CEKREK. Lalu mulai menggambarnya agar menjelma jadi sketch (hehehe, aslinya mah, ya seperti orang normal, aku tidur nggak pakai jilbab).
Dan inilah postinganku di hari ulang tahun pernikahan perak kemarin yang jatuh di tanggal 9 januari 2019. Sebuah pencapaian yang luar biasa alhamdulillah. #25yearschallenge
Jadi ya, drama yang terjadi selama 25 tahun pernikahan itu sudah pastilah banyak banget. Bisa jadi hal ini terjadi karena aku dan suami termasuk pasangan yang menghindari seminimal mungkin sebuah kondisi LDR atau LDM.Dan inilah postinganku di hari ulang tahun pernikahan perak kemarin yang jatuh di tanggal 9 januari 2019. Sebuah pencapaian yang luar biasa alhamdulillah. #25yearschallenge
Setelah menikah, lebih tepatnya 5 bulan setelah menikah, suamiku harus berangkat ke Australia, yaitu ke kota Sydney untuk meneruskan pendidikan S3 nya disana selama 5 tahun. Waktu itu, karena ada ketentuan di kontrak beasiswanya bahwa dalam 1 tahun pertama tidak boleh ada kegiatan melahirkan yang terjadi. Jadi, jika ada kegiatan melahirkan anak, maka biaya melahirkannya harus tanggung sendiri. Padahal, saat suami berangkat aku sedang hamil 5 bulan. Jadilah aku terpaksa harus tinggal di Jakarta dan suami terbang ke Sydney.
Bulan Oktober, aku melahirkan anak pertama. Masalahnya, aku saat itu masih kuliah juga. Dan belum bisa cuti. Sengaja sih belum cuti karena strategi kami waktu itu adalah, lebih baik berangkat dalam kondisi sudah punya draft skripsi yang sudah di acc untuk dikerjakan. Jadi nanti jatah cuti 2 semester dipakai semua selain untuk menemani suami di Sydney juga sekalian menyelesaikan skripsiku.
Rindunya jangan ditanya deh selama masa-masa LDM ini. Setelah mendapat cuti pun tidak bisa langsung berangkat karena harus menunggu usia anakku 3 bulan dulu. Hal ini karena anakku lahir dengan cara divakum, jadi bagian atas kepalanya sedikit menipis. Terlihat ada cekukan yang cukup dalam di dahi bagian atasnya yang selalu berdenyut. Rada-rada ngeri dengan tekanan udara yang terjadi di dalam pesawat terbang jika dipaksakan terbang. Tunggu cekukan di kepalanya sedikit mengecil dulu.
Lalu, setelah bertemu kembali, eh..... karena lama LDM jadi rada-rada canggung gitu... hahahaha. Jadi berasa kayak pengantin baru lagi. Penyesuaian lagi. Seru deh pokoknya.
Tahun ke 7 aku dan suami sepakat untuk saling menyapa aku dan kamu setelah bertahun-tahun saling menyapa elo-gue saja. Pokoknya, no more elo-gue lah sejak itu.
Lalu tahun-tahun bertambah dan cerita terus mengalir. Cerita perjalanan cinta kami. Mulai dari jaman masih chat pakai MIRC hingga akhirnya chat pakai Facebook. Dari mulai keranjingan internetan hingga tagihan telepon (karena pakai dial 008 dulu) mencapai 1,8 juta rupiah (ini di tahun 2001. Nilai 1,8 juta itu luar biasa loh di tahun itu... kami aja sampai terkejut yang benar-benar terkezut); lalu merasakan ber ineternet dengan menggunakan kartu D-LInk (jadi di kartu langganan itu ada nomor user dan password yang harus dimasukkan sebelum berienternetan; jadi sudah ada jatah kuotanya. Ini tahun 2002) hingga sekarang merasakan free wifi unlimited.
Dari mulai say I love You via surat yang dikirim lewat pos Indonesia, hingga akhirnya sekarang bisa mengirim pesan I love You lewat sms, dan sekarang beralih ke pesan di whats app jadi bisa ngirim sekalian foto dan video.
Seruuuuu. 25 tahun perjalanan cinta yang alhamdulillah seru banget.
Aduh, seru banget baca kisah singkat perjalanan 25 tahun pernikahannya. Semoga langgeng terus ya dan saya juga bisa menemukan pasangan yg tepat :)
BalasHapus