Obrolan ibu dan anak: Liptint dan Lipstik

[Keluarga] Alat make up yang baru-baru ini sering aku tambah dengan cepat koleksinya di meja riasku adalah: Lipstik.

Aku suka pakai lipstik. Lebih karena alasan, warna asli bibirku adalah pink pucat. Sementara warna kulitku warna putih oriental yang sedikit pucat. Dengan warna alis yang kecoklatan tipis, juga terpadu pucat dengan warna kulit dan bibir. Jadi, jika tidak memakai lipstik dan pinsil alis, aku akan terlihat pucat. Itu sebabnya jika bepergian, tanpa dandan sama sekali, ketika bertemu orang yang mereka tanyakan adalah: "Mbak Ade lagi sakit ya?"

Hehehee. Jadi, mengenakan lipstik dan pinsil alis itu akhirnya menjadi sebuah kebutuhan.

Nah, berhubung aku memiliki anak perempuan. Dan saat ini anak perempuanku sudah semakin bertambah usianya.

Aku memang punya 2 anak perempuan. Yang satu sudah beranjak remaja. Usianya sudah 16  tahun lewat beberapa bulan; tahun depan insya Allah dia akan ulang tahun yang ke "Sweet Seventeen" (17 tahun). Jadi,  wajar jika dia mulai sering melongok isi meja riasku.

"Ini warna apa bu?" Dicomotnya satu buah lipstik. Dan aku, karena merasa bahwa dandan itu adalah sebauh "permainan" yang tidak pernah mati rasa keseruannya, biasanya akan segera melompat mendekati meja riasku sendiri juga.

"Coba aja." Kataku dengan antusias. Tidak lama, pasti adiknya yaitu anak perempuanku yang lain, yang masih SD, juga akan mendekat.

"Kita main dandan-dandanan yuk."

Nah... ya sudah.
Jika sudah tercetus ide ini, maka please jangan bertamu mendadak ke rumahku. Hahahaha.. karena pasti tuan rumah dan anak-anaknya sedang menor dan cemong sana sini. 



Liptint dan Lipstik


 Anak remajaku bercerita. 
"Bu... tahu nggak. Pewarna makanan itu, jaman dulu sering digunakan oleh perempuan untuk mewarnai bibir mereka."

"Gimana caranya?"
"Iya. Jadi, ada banyak pewarna makanan alami yang mereka gunakan memang untuk memberi warna bagi penampilan mereka. Seperti kelopak mawar misalnya. Atau kelompak bunga-bunga berwarna mencolok lainnya. Atau buah-buahan tertentu yang dikeringkan lalu ditumbuk halus. Nah, nanti setelah halus, pewarna makanan tersebut dibalurkan ke bibir mereka. Jadi, sebenarnya teknologi lipstik itu sudah dikenal oleh orang jaman dulu jauh sebelum teknologi lipstik ditemukan. Hanya saja, yang mengenakan lipstik itu umumnya adalah orang-orang kaya atau kaum bangsawan saja sih. Jadi, inang-inang pengasuh yang memborehkan pewarna makanan tersebut ke tubuh majikannya. Karena, tangan memang jadi kotor sih ketika memegang pewarna makanan tersebut."

"Iya, ibu sepertinya pernah membacanya sih. Termasuk itu tuh.... pewarna pipi, blush on. Ibu pernah baca, jadi awal mulanya kalau nggak salah pas jamuan makan di kerajaan Mesir kuno. Salah seorang perempuan tersiram cairan anggur merah ke pipinya. Nah, tapi gara-gara kena anggur itu, pipi perempuan ini malah jadi terlihat merah merona dan itu bikin orang-orang pada terkesima melihat kecantikannya yang tidak lagi pucat. Jadi, mulailah orang-orang Mesir membuat ramuan untuk membuat blush on yang bisa dikenakan di pipi perempuan."

"Oh, aku baru tahu kalau yang itu."

Itu salah satu obrolanku dengan anak-anak perempuanku ketika kami main dandan-dandanan.
Sambil mencoba alat rias apa saja yang kami miliki.

Kebetulan, teman bloggerku, Indah Nuria Savitri, saat ini bermukim di New York untuk bekerja disana sebagai diplomat RI. Kami akrab karena tergabung dalam sebuah group nge-rumpi bernama group Embak Ceria. Satu kesamaan antara aku dan Indah adalah, kami sama-sama senang mendengar berita tentang "sale dan diskon". 

Indah rajin memberitahu jika ada toko yang sedang sale di dekat apartemen tempatnya tinggal atau dekat kantornya berada. Salah satunya adalah ketika lipstik yang menurutnya bagus dan keren sedang mengadakan sale.


Berhubung aku seorang penggemar warna pink sementara Indah sendiri seorang penggemar warna merah tua, maka ketika dia memberitahu bahwa dia naksir dengan lipstik dari trio Limecrime ini, aku langsung gegap gempita menyambut beritanya. 

Hasilnya, aku mendapat 2 warna pinknya dan Indah mendapat 1 warna tuanya.

Setelah barangnya sampai di rumah, aku dan anakku main dandan-dandanan lagi.


MY Limecrime. Love their colours. #lipstick #limecrime #pink #pinky

A photo posted by Ade Anita (@adeanita4) on


"Ibu punya warna baru ya?"
"Iya, tapi ibu kurang bisa memakainya sebenarnya karena dia pake kuas gitu."
"Ih ibu. Ini justru gampang. Sini aku ajarin."

Hmm, memang ternyata lebih mahir anak remajaku ini daripada aku ketika mengenakan lipstik bertangkai. Dia rajin mencoba alat-alat make upku, sementara aku lebih nyaman dengan cara dandanku selama ini: mengenakan pelembab wajah, lalu pinsil alis dan lipstik saja. Sudah. Selesai. 

"Bu, jika memakai lipstik cair seperti ini, biarkan dia kering sendiri di bibir. Jangan sekali-kali ibu mengeringkannya dengan tissu seperti yang selalu kita lakukan jika mengenakan lipstik batangan."
"Kenapa?"
"Karena nanti warnanya malah jadi cepat terhapus."
"Tapi kayaknya nggak rata deh kalau dioles gitu aja."
"Ih ibu nih. Bukan dioles lagi. Tapi dicocol-cocol makenya di bibir kita. Jadi dia nanti lebih meresap deh."

Aku mencoba sesuai sarannya dan memang hasilnya ternyata lebih bagus.

"Ibu tahu nggak, aku sama teman-teman kan waktu itu bikin percobaan. Jadi, kita bikin pewarna bibir dari pewarna makanan yang sudah jadi. Serbuk pewarnanya kami cairkan tapi jangan terlalu encer. Pekat dan kental sekali deh pokoknya jadi masih terasa serbuk-serbuknya. Terus dicocol-cocol di bibir dan hasilnya mirip kayak lipstik banget. Lebih menyatu pula. Cuma ya dia langsung larut sih ketika tersiram air."

"Oh soal itu. Ibu pernah nonton di discovery Channel. Waktu itu kalau nggak salah lagi menayangkan perjalanan yang punya the body shop dalam perjalanannya keliling dunia untuk mencari bahan alami yang digunakan oleh masyarakat tradisional di dunia ini untuk menambah kecantikan seorang perempuan. Dia melakukan perjalanan ke Afrika, Asia, dan Amerika. Iya, dia menemukan pengetahuan tradisional seperti penggunaan bahan pewarna alami untuk perlengkapan make up itu. Nah, waktu pembuatan lipstik itu, dia menggunakan tambahan lilin. Karena sifat lilin kan memang tahan air. Jadi, bukan cuma serbuk pewarna makanan sebagai liptink aja yang digunakan untuk mewarnai lipstik. Tapi juga dikasi tambahan lilin yang aman untuk tubuh. Terus dalam perkembangannya dikasih lagi perasa. Kayak rasa strawberry, cherry, jeruk, dan sebagainya."

hehehehe.
Obrolanku dengan anak-anak perempuanku tentang main dandan-dandanan ini memang tidak ada habisnya. Terlebih karena aku dan anak-anak perempuanku memang senang ngobrol dan bertukar informasi.

Jika kalian... apakah seperti ini juga dengan anak-anak perempuan kalian? Seru ya? 



13 komentar

  1. Hihihi, seru ya kalau anak perempuan udah gede, bisa diajak seseruan kayak teman.
    Aku juga naksir yang cupid tuh... Tsantiik mba.

    BalasHapus
  2. Wah aku dulu juga sering banget nyoba2 lipstik ibu. Hihihi. Serunyaaaa

    BalasHapus
  3. Putrinya seumuran sama anak keduaku. Asik ya kalo punya anak perempuan, bisa seseruan milih lipstick dan uji coba. Btw, aku suka warna yg cupid

    BalasHapus
  4. Nice Information
    http://obatginjalbocorterampuh.blogspot.com

    BalasHapus
  5. kalo anak perempuanku yang besar (14 th) malah nggak begitu tertarik sama kosmetik, tapi anak perempuanku yang kecil (3,5 th) malah tertarik banget. Kalo lagi dandan, pasti dia juga pengennya di dandanin..hehe

    BalasHapus
  6. asyik ya punya anak cewe. Ntar aku sama Aisyah dandan2 jg gk yah, haha

    BalasHapus
  7. Kebayang kayanya beberapa tahun ke dpn seru2an ky gini sama vinka,btw anaknya pinter yaa

    BalasHapus
  8. Sulungku jauh lebih feminin dibandingin aku, Mba, tapi dia ga suka sentuh2 alat make up ku. Jadi kami belum pernah main dandan2an gini.

    BalasHapus
  9. aaahhh...aku dari dulu cinta mati sama lipstik warna pink. sampai-sampai di panggil si pinky oleh teman-teman sma dan kuliahan. kalo foto selfieku muncul tanpa warna pink semua pada nanya.Dan,
    aaaahhh...aku juga suka having fun dengan ponakan kecilku yang suka dengan meja rias dan pouch kosmetikku. dialah obat kangenku yang gak punya anak perempuan ini. Nice sharing mba Ade.

    BalasHapus
  10. Wah, anak Mbk Ade cantik-cantik. Kalau pewarna alami dulu buat bahan belajar keterampilan hehehe mewarnai dari bahan alami :)

    BalasHapus
  11. Anak cewe kalau menurut saya harus mendapat perhatian lebih deh kayanya mbak karenakan anak cewe paling kepo apabila dibandingkan dengan anak cowo.

    BalasHapus
  12. waaah mba..anak-anakmu udah padaaa pinter dandan dan tau beda liptint and lipstik yaaa. Canggih! Aku juga boros banget ama lipstik..soalnya memang dipake teruuus :). Thanks for the post mbaaa

    BalasHapus