Ketika putri bungsuku itu dilahirkan dahulu, tubuhnya mungil sekali. Dan lebam-lebam biru sekujur tubuh. Beratnya hanya 1,9 KG. Putriku ini lahir di usia 29 minggu dalam kandungan. Itu sebabnya begitu lahir, aku tidak bisa langsung menyentuhnya. Karena, segera setelah lahir dia harus dimasukkan ke dalam inkubator. Bernafas harus dibantu dengan selang oksigen yang ukuran paling kecil karena paru-parunya belum berkembang dengan baik. Makan pun harus melalui selang infus karena dia belum bisa melakukan gerakan mengisap dan perutnya belum siap menerima asupan. Jadi, ketika bayiku ini baru lahir dulu, aku tidak bisa langsung menyusuinya seperti yang dialami oleh ibu-ibu yang baru melahirkan lain.
Ah... jangankan menyusuinya.
Menyentuh kulitnya saja aku tidak bisa.
Apa itu Bayi Premature?
Bayi lahir premature adalah bayi yang dilahirkan sebelum berusia 37 minggu. Artinya, semua bayi dalam perut ibunya itu seharusnya baru siap dilahirkan setelah dia berusia lebih dari 37 minggu. Bayi lahir normal adalah bayi yang dilahirkan setelah berusia 40 minggu dalam kandungan.WHO dalam hal ini memberikan batasan pengertian tentang apa yang dimaksud dengan bayi Premature.
Bayi lahir Premature menurut WHO adalah:
- Extremely Preterm ( <28 li="" minggu="">
- Very Preterm (28 to <32 li="" minggu="">
- Moderate to late Preterm (32 to ,37 minggu) 32> 28>
Berdasarkan batasan inilah maka WHO menghimbau pada seluruh rumah sakit agar layanan operasi Caesar sebaiknya tidak dilakukan pada usia kandungan yang masih kurang dari 39 minggu, kecuali jika memang ada kasus-kasus kesehatan tertentu.
Jadi, pernah kan ada musim-musim tanggal cantik untuk melahirkan. Seperti ketika tanggal 11 november 2011 (jadi nanti tinggal tulis tanggal lahir: 11 - 11 - 11); atau tanggal cantik 8 Agustus 2008 (agar bisa ditulis 8 - 8 - 8), sebaiknya rumah sakit atau dokter kandungan harus bisa tegas memberitahu para orang tua agar tidak memaksakan tanggal cantik untuk melahirkan anak mereka.
Eh? Memangnya kelahiran bisa di atur gitu tanggalnya?
Ya bisa banget. Tentu saja dengan layanan operasi Caesar.
Saudara saya, karena dari awal memang dokter sudah memberitahu dia bahwa dia tidak akan bisa melahiran normal karena bentuk panggulnya yang sempit; akhirnya "bersenang-senang" dengan leluasa memilih tanggal berapa anaknya akan dilahirkan.
"Dok... bisa nggak anak saya lahirnya tanggal 18 saja? Karena, tanggal 18 dua bulan kemudian, saya ada acara nih. Jadi biar bayi saya bisa dibawa ke acara itu tapi dalam kondisi nggak terlalu bayi banget."
"Dok, sekalian deh kalau bisa anak saya lahir tanggal 1 saja, jadi pas saya gajian gitu dong. Lagian enak saja, jadi nanti tiap ulang tahun dia saya dalam kondisi baru gajian."
Nah... buat para orang tua yang banyak maunya seperti ini nih, para dokter dan rumah sakit sebaiknya tegas menolak jika memang bayi dalam kandungan si ibu belum berusia lebih dari 37 minggu.
Mengapa Pilihan Bayi Dilahirkan Prematur Sebaiknya Dihindari?
Pilihan melahiran bayi dalam kondisi belum cukup usia untuk lahir alias prematur sebaiknya memang dihindari karena memang bayi yang lahir prematur itu punya banyak resiko terkait dengan kesehatan dan keselamatannya.
Bayi yang dilahirkan prematur memiliki resiko meninggal sebelum berusia 5 tahun lebih besar daripada mereka yang dilahirkan normal.
Mengapa? Karena, ketika bayi dilahirkan secara prematur, maka organ-organ tubuhnya sebenarnya belum siap dan belum tumbuh secara sempurna.
Paru-paru pada bayi prematur belum berkembang dengan baik. Itu sebabnya bayi prematur sering mengalami kesulitan dalam bernafas. Dia juga mudah kedinginan karena sistem peredaran darahnya belum berfungsi secara sempurna sehingga dia belum bisa mengembangkan kemampuan untuk mengatur suhu tubuh yang pas untuk dirinya sendiri.
Kondisi telinganya juga belum berkembang sempurna. Akibatnya, ketika lahir dia "DIPAKSA" untuk menerima bermacam-macam suara yang asing dan terlalu keras untuk telinganya. Akibatnya, bayi prematur sering terancam tidak bisa mendengar (tuna rungu).
Kondisi kedua belah matanya pun demikian. Kedua syarat bola matanya belum berkembang secara sempurna. Dan dia dipaksa untuk menerima beraneka macam warna dan cahaya (yang memang menjadi elemen yang mengantarkan gambar pada syarat bola mata). Ketidak siapan syaraf bola mata ini bisa menyebabkan kebutaan.
Ah. Pokoknya, aku sering menangis jika mengenang masa-masa ketika bayiku harus dilahirkan secara prematur.
Ketika itu, sebenarnya aku baru saja mengecek kandunganku di PUSKESMAS cabang tebet yang merupakan puskesmas pembina. Puskesmas pembina itu artinya, selain klinik berobat, mereka juga menyediakan bangsal-bangsal bagi pasien yang memang harus dirawat.
Di Puskesmas ini aku sempat bertemu dengan temanku ketika masih SMA dulu. Dia juga sedang cek kandungan di bidan yang sama di Puskesmas tersebut. Ketika tiba giliranku, bidan tidak menemukan detak jantung bayi dalam kandunganku. Bidannya sudah tua. Jadi, dia pun lalu memanggil rekannya sesama bidan yang juga bertugas hari itu. Bidan rekannya ini lebih senior lagi usianya. Dia meraba perutku, untuk mengetahui dimana bayiku berada. Setelah itu, barulah dia menempelkan alat deteksi jantung di bayi yang teraba oleh tangannya.
"Ini bayinya ngumpet bu. Emang suka gitu. Jadi nggak kedengeran deh detak jantungnya."
Sesampai di rumah, aku cerita dong dengan suamiku pengalamanku ini. Suamiku akhirnya mengajak aku untuk cek ke rumah sakit besoknya. Yaitu di RS Tebet. Kebetulan, aku memang ada dokter kandungan perempuan disana. Tapi, jadwal cek rutin itu setiap bulan. Tapi jadwalnya malam selalu. Kebetulan siang sebelum aku ke Puskesmas aku memang merasa tidak enak badan. Jadi, daripada menunggu jadwal praktek dokter yang baru besok malam, jadi aku ke puskesmas.
Akhirnya, aku pun pergi cek kandungan besok malamnya ke RS Tebet. Setelah mendengar ceritaku, dokter kandunganku langsung memutuskan untuk melakukan USG.
Nah. Ketika USG itulah baru ketahuan, bahwa ternyata bayiku terlilit tali pusar leher, dada dan kepalanya. Detak jantungnya mulai melemah. Jadi:
"Bu... kita siap-siap caesar ya besok. Detak jantung bayinya sudah lemah sekali soalnya."
Subhanallah. Langsung aku dan suami mempersiapkan diri. Aku tinggal bermalam di rumah sakit dan suamiku mempersiapkan baju dan semua perlengkapan melahirkan di rumah (padahal aku belum bersiap apa-apa dalam arti belum beli apa-apa tuh waktu itu. Pokoknya, percaya saja deh pada apa yang dibawa dan dipersiapkan suami).
Besoknya, aku langsung masuk kamar operasi pagi-pagi.
Akhirnya, siangnya bayi kami lahir. Tapi.... dia tidak langsung menangis. Aku yang masih terpengaruh obat bius mulai khawatir tapi sekaligus mengantuk. Beberapa saat setelah bayi ditepuk punggungnya tidak menangis, lalu suster membersihkan bayiku. Setelah itu diselimuti handuk, dan kembali ditepuk punggungnya, barulah bayiku menangis.
Lalu aku tertidur.
Ketika bangun, dokter anak memberitahu bahwa bayiku belum cukup umur alias prematur. Seluruh tubuhnya biru-biru lebam. Mungkin karena terlilit tali pusar itu. Dan, usia bayiku ternyata baru 29 minggu. Jadi, paru-parunya belum berkembang dengan baik, lambungnya masih amat sensitif sehingga dia tidak bisa menerima asupan apapun termasuk ASI, dan nyaris seluruh organ tubuhnya belum berfungsi dengan baik.
"Pak, bu. Kondisi bayinya mengkhawatirkan nih. Gimana jika bayinya dikirim ke rumah sakit lain yang memiliki ruang perawatan NICU bagi bayi prematur alias ruang perinantologi."
Hah?
Wah.
Lalu, kerepotan pun dimulai. Bayiku dikirim dengan ambulance ke RS Hermina Jatinegara sementara aku masih di rawat di RS Tebet.
putriku sejak berusia 3 hari |
Rasanya mau nangissss. Apalagi ketika dadaku bengkak hingga menyebabkan aku demam, tapi harus dipompa asinya karena sudah basi di dalam dada karena bayiku belum bisa mengkonsumsi asi. Makanannya masih dibantu dengan infus saja.
Aku baru tidak bisa memegang bayiku. Wajahnya masih ditutup dengan perban karena melindungi kedua bola matanya yang belum berkembang dengan baik. Kelebihan cahaya bisa menyebabkan kebutaan. Tubuhnya dikelilingi selang.
Bernafas dengan selang.
Makan dengan selang.
Buang air pun dengan selang.
Dan semua gerakan organ tubuhnya terpantau oleh mesin monitor.
Dan beratnya.. rendah sekali.
Ketika lahir, beratnya 2 KG, tapi langsung menurun drastis menjadi 1,8KG.
Dan ketika kita ingin menyentuh tangannya, tangan kita harus dimasukkan dalam selang belalai gajah yang ada di sisi inkubator terlebih dahulu.
Barulah ketika dia berusia 14 hari, untuk pertama kalinya aku baru bisa menyentuhnya secara langsung.
Ini, adalah hari terindah ketika tubuh mungilnya dikeluarkan dari inkubator dan diberikan ke pelukanku. Bahagia sekali rasanya bisa menyusui tubuh mungil tersebut.
Tapi, itu bukan berarti lega. Karena, dokter anak masih mengkhawatirkan kondisi kedua mata dan telinganya. Putriku ini baru boleh pulang setelah dokter mata dan dokter THT memeriksa lengkap dan mengatakan bahwa kedua organ tubuh ini sempurna. Alhamdulillah.
Akhirnya, di usia 3 minggu, alias 21 hari, barulah Hawna diperbolehkan untuk dibawa pulang. Jangan tanya deh berapa tagihan rumah sakit yang harus kami bayar.
Buanyuak.
B_A_N_Y_A_K.
Cukup untuk DP membeli mobil baru deh pokoknya.
Hawna di usia 14 hari. Hari pertama ketika akhirnya bisa dipeluk lalu disusui ASI Beratnya sudah 2 KG lebih. Yeeeaa... Alhamdulillah. |
Hawna ketika berusia 3 tahun... kenes, iseng, cubby dan sholehah. Tetap sehat dan sholehan ya nak. Aamiin. |
Karenanya setiap kali melihat Hawna kecil yang sekarang mulai beranjak tumbuh sempurna, rasa syukurku selalu terpanjat.
Alhamdulillah, alhamdulillah.
(dan aku mengerti jika ada orang tua yang kelimpungan karena anaknya lahir prematur dan harus dikirim ke rumah sakit yang memiliki NICU Perinantologi. Itu memang sulit dan fiuh.... duitnya itu bikin sport jantung asli).
Jadi, para ibu yang sedang hamil. Jaga kandungan baik-baik ya. Agar bayi dalam kandungan kalian tidak perlu harus dilahirkan secara prematur. Karena aku adalah ibu dari bayi prematur. I am a parent of a preemie.
Masya Allah, haru bacanya, semoga Hawna makin sholehah ya, amin.
BalasHapusHarunya baca.
BalasHapusSemangad nih jadi Ibu untuk anak kita yang betul2 pakai perjuangan segala lini
Sekarang si kecil mungil tumbuh jadi anak yang cantik solehah.....sehat2 terus ya dek...
BalasHapuswaktu hamil anak pertama hampir aja lahir prematur. Alhamdulillah gak jadi dan bisa lahir diwaktu yg tepat
BalasHapusHm...itulah sebabnya ya ibu hamil harus benar-benar menjaga kondisinya dari segala hal, apapun itu. Baik makan, kondisi psikologis dan lainnya.
BalasHapusDi awal postingan aku ketawa, pas minta ke dokter dua bulan lagi mau pergi..laaah jadi mellow ketika membaca hawna pas lahir....hai Nak, sehat selalu y
Salam kenal mbak. putri kembar saya dl jg prematur lahir di usia 35 mgg dg berat 2.4 dan 2.2 kg. itu aja udh ringkih banget.apalagi di bawah 2 kg ya
BalasHapusAnak sulung saya juga dulu sempat masuk NiCU, seminggu, dan betul tagihannya bikin sedih. Tapi alhamdulillah sekarang sehat :)
BalasHapusTernyata Hawna lahir prematur ya mbak Ade. Syukurlah sudah tumbuh sehat sampai gede sekarang ini, semoga terus sehat ya Hawna.
BalasHapusBaca dari awal hingga akhir... duh bingung mau komentar apa...
BalasHapustapi syukurlah bayi Mbak ade sekarang uda menjadi gadis kecil yang cantik.
Hawna semoga jadi anak solehan dan membanggakan orangtua ya sayang :D
serius tuh ada hari prematur? baru tau saya :)
BalasHapusPerjuangan ya mbak..
BalasHapusSemoga Hawna sehat selalu ya.. AMin
Ya Allah, Hawnaaaa...
BalasHapusYang sehat terus ya, Sayang.
Berkaca-kaca baca ini. Emang ya, Mak. Perjuangan banget saat-saat melahirkan. Demam paska lahiran karena pembentukan asi itu rasanyaaaa...
Duh...
Mba, aku jadi berkaca2 baca ini. Hawna, perjuanganmu dan orang tuamu memang luar biasa.
BalasHapushiks kita punay pengalaman bayi masuk perinanicu ya mbak. Allhamdulillah skr sehat ya Hawna
BalasHapus