Keluargaku, adalah keluarga yang alhamdulillah punya penyakit keturunan: asma. Asma ini sendiri sebenarnya akan kambuh bila pemicunya muncul. Jadi, jika pemicu tidak muncul maka penyakit asma biasanya tidak muncul.
Itu sebabnya nyaris semua orang yang mengidap penyakit asma memiliki riwayat penyakit alergi. Alerginya bisa macam-macam, dan salah satunya adalah alergi karena faktor udara yang dingin, atau tubuh yang kedinginan, atau minum air dingin. Dalam hal ini kehujanan termasuk bisa menjadi pemicu untuk munculnya penyakit asma karena jika kita kehujanan bisa membuat tubuh menjadi kedinginan.
Itu sebabnya, selain payung, biasanya anak-anakku punya juga baju hangat. Tapi terutama sih payung. Kami punya aneka model payung.
Ada payung yang tanpa gagang, alias ditaruh saja di atas kepala karena mereka memiliki karet yang akan melingkari kepala kita. Ini asli lucu banget. Sayangnya, kurang lebar. Jadi memang yang terlindungi hanya bagian kepala dan pundak saja. Padahal hujan di daerah tropis seperti di negara kita ini kan hujannya benar-benar deras ya. Sering disertai juga dengan angin dan petir.
Nah... berikut ini aku mau berbagi tips untuk memilih payung.
TIPS MEMILIH PAYUNG
1. Jika kalian adalah seseorang yang kemana-mana sering membawa tas besar dan beberapa barang lain yang dibawa dengan cara dipeluk atau ditenteng, maka pilihlah payung lipat.Kenapa?
Karena, payung lipat bisa ditaruh di dalam tas besar kalian. Praktis.
2. Jika tidak membawa apa-apa dalam tangan kalian (tidak ada yang ditenteng atau dipeluk), pilih payung tongkat.
3. Pilih payung yang kuat. Jujur saja nih. Sejak aku SMP, ayahku mengajarkan aku self defense menggunakan payung sebagai senjata untuk mempertahankan diri agar tidak diganggu. Itu sebabnya kemana-mana aku terbiasa membawa payung.
Gara-garanya sih, waktu pulang sekolah (dulu SMP pulangnya sore), jembatan penyeberangan yang aku lewati gelap karena senja memang sudah lewat. Sepi, lengang dan sendirian.
Ketika aku sedang melewati jembatan penyeberangan itu sendirian, tiba-tiba ada seorang lelaki yang menghadang. Dia setengan mabuk, bertubuh besar dan... menyeramkan. Dari mulutnya keluar kata-kata kotor yang intinya mengajak aku untuk memenuhi hasrat seksualnya.
Wah. Takut dong. Apalagi jalan ke kiri dihadang, jalan ke kanan dihadang. Mau teriak, ishh.. siapa yang mau dengar sebab jembatan penyeberangan itu asli sepi dan gelap. Ketika lelaki itu nyaris ingin menangkap tubuhku, aku bisa berkelit setelah menendang "anunya" kuat-kuat, dan memukulnya dengan tas sekolahku yang berat isinya. Ayah pernah menasehati kami anak-anak perempuannya untuk menendang "anunya lelaki" jika ada lelaki jahat yang ingin mengganggu karena disitulah letak kelemahan yang bisa melemahkan syarat mereka.
Lelaki itu langsung tersungkur mengaduh dan aku serta merta berlari kencang. Sesampai di rumah, sambil menangis aku mengadu pada ayahku. Oleh ayah, aku diajarkan sedikit nasehat cara self defense sederhana tapi cukup efektif siapa tahu kejadian seperti itu berulang (naudzubillah min dzaliik). Sejak itu, di dalam tasku selalu ada payung yang siap diambil jika terjadi sesuatu.
Payung lipat itu selalu ada meski sedang musim panas alias musim kemarau. Jadi, tidak harus membawa payung di musim hujan saja. Oh ya, ini video tentang self defense menggunakan payung. Penting diajarkan pada anak-anak kalian. Khususnya, ajarkan anak perempuanmu self defense.
Ada Kelemahan dan Kelebihan antara payung lipat dan payung tongkat.
1. Payung lipat praktis memang. Payung tongkat sedikit merepotkan karena bentuknya yang panjang dan harus berada di dalam genggaman.Tapi, payung lipat punya kelemahan. Yaitu, jika naik kendaraan umum, maka payung lipat sedikit lebih sulit ketika harus dibuka begitu kita harus keluar dari kendaraan umum.
Jika akan keluar dari kendaraaan umum, memakai payung tongkat lebih enak dibukanya karena cepat terbuka lebar. Mudah ditutup mudah juga dibuka. Ini penting mengingat kendaraan umum tidak mau menunggu kita sempurna membuka atau menutup payung.
2. Payung lipat, tetesan airnya lebih banyak ketika dilipat. Karena semua lembaran payungnya masih ada yang tertekuk dan menyimpan air. Ini sering dikeluhkan oleh orang yang duduk di sebelah kita jika kita membawa payung ini bersama kita.
Payung tongkat airnya cepat menetes habis sehingga tidak terlalu banyak air yang menetes ketika kita membawanya serta sehingga kenyamanan orang lain yang ada di dekat kita tidak terlalu terganggu.
3. Payung tongkat mudah ditempatkan karena nyaris ada banyak tempat penyimpanan payung. Sedangkan payung lipat lebih sulit ditempatkannya.
4. Payung tongkat bisa lebih lebar bentangannya daripada payung lipat. Ukuran bentangan ini penting terutama bagi ibu-ibu yang kemana-mana membawa anak. Seperti aku nih, aku nggak bisa jika harus membawa payung yang bentanganya kecil. Kecuali jika mau pergi sendirian.
Eh.. tapi kemarin aku ketemu payung lipat yang bentanganya lebar sih di Tokopedia. Langsung dong aku membelinya.
5. Baik payung tongkat dan payung lipat, keduanya bisa menjadi senjata selain menjadi alat untuk melindungi diri dari hujan dan sinar mentari. Untuk itu, pilihlah payung yang ringan tapi kuat. Jangan membawa payung yang cepat penyot, atau yang terlalu berat. Bayangkan jika harus menggunakan payung itu sebagai senjata. Jika terlalu berat, maka ayunan yang kita kerahkan akan menjadi kurang efektif. Hingga kita mudah dilumpuhkan malah.
Demikian tulisan parentingku kali ini yang membahas tentang pentingnya mengajarkan self defense dengan menggunakan barang sederhana yang biasa dibawa oleh anak kita. Semoga berguna.
Payung yang di Instagramnya lucu bangeet mbak Ade. Jadi ingat musti beli payung. Tiap musim hujan banyak payung, musim kemarau pada ngilang jarang dipakai. Giliran musim hujan lagi jadi kelabakan nyari payung.
BalasHapusMbak Ade, berarti ke mana-mana tasnya cukup berat ya, karena bawa payung?
BalasHapusTapi benar sih kata Mbak Ade. Padahal saya orang yang menghindari membawa payung kalo keluar kecuali kalo hujan. Boleh dipikir2 lagi nih setelah membaca ini.
iya bener.. tasku selalu berat emang karena ada banyak barang di dalamnya termasuk payung. pernah ditimbang.. selalu di atas 5 kg biasanya... heheheh
HapusDulu aku juga begitu. Ga pernah ketinggalan payung, Mak. Bisa buat senjata juga kalau ada yg macem2.
BalasHapusEh, di tokopedia ada yah?
Siip dah
Ah, payung2ku kok pada raib entah ke mana ya. Kayaknya udah waktunya beli lagi niihh :v
BalasHapusPayungku entah kemana...skg mulai musim hujan sudah hrs prepare payung di rumah atau di mobil nih
BalasHapusUdah jarang pake payung, soalnya naik motor. Tapi payung tersedia di mobil, kalo sewaktu2 dibutuhkan.
BalasHapusSangat penting pengetahuan bela diri untuk siapa pun, tidak hanya laki-laki. Anak perempuan lebih rawan jadi objek kejahatan orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Kalau tidak memasukannya ke kelas bela diri, alternatf ini saya acungi jempol. Salam sukses selalu.
BalasHapusPenting banget neh mak infonya ;)
BalasHapusduh jadi keingetan aku belum punya payung lipet nih mbak
BalasHapusaku belum punya payung lipat
BalasHapusJadi ingat waktu sekolah dulu kemana-mana bawa payung, bisa buat senjata emang mbak. Dan udah pernah makan korban, waktu bude ngajakin saya belanja ke pasar Johar, trus ada yang kurang ajar pada kami berdua. Ya udah aku ayunkan tangkai payung itu dan bikin orang tsb lari, hihiiii
BalasHapusTernyata payung juga bisa ya...jadi alat pertahanan diri...jadi kepikiran ngajarin anak2ku bela diri...
BalasHapusOhhh bisa, ya? Patut dicoba nih ke mana-mana bawa payung. Hehehe
BalasHapusAku baru beli payung
BalasHapusLebih praktis payung lipat jelas, tp agak cepet rusak ya mbak biasanya..
BalasHapusBiasanya ada payung di tasku, mba. Nah hari ini malah nggak bawa payung. Padahal hujan deras di kantor :(
BalasHapusJadi inget klo payungku sudah rusak :D
BalasHapusboleh jg nih idenya mak ade, bwt self defense...
BalasHapussipsip
kirain self defense apa mba, bela drii gitu..ternyta payung. iya sih perlu banget saat hujan dan panas dan saya suka lupa!!
BalasHapusAnakkku dah seorang taekwondoin mbak, niatku dulu buat self defense tp anaknya suka smp ikut kompetisi. Aku kurang setuju, tp ya sudahlah.
BalasHapusMemang sebaiknya anak perempuan diberikan kesempatan untuk mendapatkan self defense untuk memayungi dirinya dari kejahatan lelaki hidung apa tahu. Saya salah satunya yang tidak bisa, tapi membaca tips Mbak Ade, bekal payung bisa untuk mempertahankan diri dan menyerang, cukup mudah untuk dilakukan. Sedia payung meskipun tidak hujan. Miris juga mendengar ada pemerkosaan yang terjadi di LB di JPO.
BalasHapusmbak..kalau payung tongkat misal buat mukul orang iseng paling mantab rasanya mbak....hihihihihi
BalasHapusHadeuh payungku pada hilang saat musim hujan tahun lalu. Entah ketinggalan di mana deh. Sekarang tinggal satu biji.
BalasHapus