Putri bungsuku datang padaku dengan wajah berseri siang itu. Matahari bersinar cerah, dan langit berawan sebagian saja. Aku sedang duduk di bawah tenda yang dibentang di tengah lapangan sekolah. Hari ini memang sedang ada acara pelepasan dan wisuda kelas VI.
Hari ini spesial. Karena putriku akan mempersembahkan drama Jaka Tarub di atas panggung. Sejak kemarin, dia sudah berlatih bersama teman-temannya. Dan semalam, kami sibuk mencari selendang yang matching dengan pakaian muslim yang dia kenakan.
Begitu bersemangatnya putriku, hingga dia (sepertinya) melupakan rasa laparnya. Itu sebabnya ketika tadi aku membawakannya cemilan, dia langsung meraih seluruh cemilan yang aku bawakan dan melahapnya dengan cepat. Lalu sebagai penutup dia memilih crackers AHA Chese.
AHA Chese itu, isinya ada 6 stick keju. Dia sudah menghabiskan 5. Dan karena dia melihat aku sendirian menunggu penampilannya di atas panggung, putriku ini mendatangiku.
"Ibu... ibu mau ini? Ini... aku sisakan untuk ibu. Ibu suka keju kan?"
Ah.... anakku ini memang paling pandai mengambil hatiku. Membuatnya termehek-mehek oleh rasa haru yang menyerbu. Aku tersenyum.
Sekolah memang sudah masuk libur menyambut Ramadhan. Jadi, hanya anak kelas enam, para orang tua mereka, dan anak-anak kelas lain yang mengisi acara pelepasan dan wisuda kelas enam saja yang datang ke sekolah. Itu sebabnya aku duduk sendirian di tengah bangku-bangku.
Sebenarnya, aku bisa saja bergabung dengan ibu-ibu para orang tua murid kelas enam. Tapi, aku lihat sejak awal mereka sedang terbawa suasana sentimentil menjelang perpisahan. Aku tidak mau jadi kambing congek di tengah mereka. Jadi, setelah bertegur sapa beberapa saat, diam-diam aku memisahkan diri tadi. Putriku baru ingin naik kelas lima.
"Aku taro di sini ya bu. Aku ke kelas lagi, latihan terakhir." Aku mengangguk dan putriku segera melesat pergi.
Sementara pertunjukan di atas panggung cukup menarik. Ada anak yang suaranya bagus sekali. Juga ada pertunjukkan tari khas Banyuwangi yang enerjik. Aku belum menyentuh makanan yang disisakan oleh anakku tersebut ketika anakku itu datang lagi padaku.
"Loh? Kok nggak dimakan? Nggak suka? Tumben ibu nggak suka. Ya sudah, daripada mubazir... aku makan saja deh."
HAP.
Putriku yang pemurah hati dan penuh perhatian beberapa menit yang lalu itu sudah melahap cemilan yang tadi dia berikan padaku.
Bahkan dia tidak memberi kesempatan padaku untuk bersuara... huaaaaaaaaaaaaaaa.
Oke.
Aku nggak jadi terharu deh.
Keharuannya dibatalkan!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Pengen ngakak bacanya. Tapi waktu aku masih kecil aku suka gitu sama ibuku :D
BalasHapusdikira kalau gak dimakan2 itu gak mau terus dimakan sendiri, haha
eyaaaa, ibu suka ddooong, biar aku minta..hehee
BalasHapusPutrinya sangat praktikal mbak. Nggak suka yo wes, kelamaan hahahaa....
BalasHapusHehehe.. like mother like daughter deeh :P
BalasHapusibunya belum jawab apa2udah keduluan hap :-D
BalasHapusjarinya mbak ade lentik banget, hehehe gagal fokus ya aku
BalasHapuseeeaaaa Hawnaaa... tante suka gayamu ;)
BalasHapusJarang loh mba ada anak yg nyisain makanan buat ditawarin ke ibu'a :)
BalasHapushihihi mungkin rasa laparnya mengalahkan segalanya mba :P
BalasHapussalam kenal mba :)
baik bener mba anaknya :)
BalasHapusAhaahahahaha...
BalasHapusDia lapar setelah latihan, Mak :D
hahaha ikutan gak jadi terharu, deh :D
BalasHapusanak yang baik
BalasHapusbacanya juga jadi ikut nggak jadi terharu deh.
BalasHapusHahaha...
BalasHapusMakannya langsung dimakan, Bu. :D
Seru juga baca dialog ibu dan anak ini, tetapi emang diakui namanya anak-anak itu full enerjik, cepat sekali gerak jadi lemot beberapa detik udah tentu disikat habis. Hap hap bikin emak mewek skaligus terharu #kayakpengalamandiriku jua nih bunda :)
BalasHapussaya bingung hrs sedih atau ketawa mak bacanya, hihihi...
BalasHapushehe,mbak sih gak langsung makan pemberian anaknya,di sangkanyakan gak doyan jadi di santap lagi dah makanan pemberiannya :))
BalasHapusHihihiiiii.... batal deh nyobain crakers rasa keju *_*
BalasHapusWihihihihihi.... aku sering begitu. Jadinya gigit jari :D
BalasHapus