Menuju Rumah Impian (1) : bongkar rumah

[Lifestyle] Aku dan suamiku mengunjungi rumah kami yang sedang direnovasi. Pingin lihat sudah seperti apa perubahannya.

Ternyata sudah lumayan banyak perubahannya. Dan mulai terlihat juga bahwa struktur rumah lama sudah banyak yang rusak. Bersyukur Allah masih melindungi kami sekeluarga sehingga rumah itu tidak roboh ketika kami masih menempati rumah itu dulu. Memang sih, di setahun terakhir kondisinya mulai parah memang. Setiap kali musim hujan tiba pasti listrik di rumah lama itu, yang displit jadi dua bagian, akan mati separuh rumah. Separuh rumah itu berarti bagian kamar utama, kamar putra sulungku, ruang tamu, teras depan. Itu sebabnya jika malam tiba bagian depan rumahku akan gelap sekali sepanjang musim hujan atau ketika musim hujan sudah berlalu tapi hujan turun dengan deras.


Pernah tetangga belakangku protes padaku suatu hari.
"Bu Ade, depan rumahnya dikasi lampu dong kalau malam. Rumah ibu jadi seram banget jika malam hari. Seperti tidak berpenghuni."

"Oh, maaf deh bu. Itu karena ada bagian dari listrik di rumah yang kayaknya korslet deh jadi setiap kali hujan pasti padam listriknya separuh rumah. Gak bisa diapa-apain."

"Bu Ade gak takut apa rumah kayak gitu? Kayak gak berpenghuni. Seram deh. Lagian, nanti kalau kebakaran gimana?"

"Insya Allah nggak takut bu. Itu kan rumah saya. Lagian takdir jika sudah dijatuhkan nggak bisa dihindari juga. Tapi insya Allah masih aman sih, kan dia sudah otomatis padam listriknya jadi insya Allah gak kebakaran."

Akhirnya, alhamdulillah setelah datang rezeki kami pun segera menghubungi kontraktor dan mulai membicarakan apa keinginan kami dan apa batasan yang kami miliki.

"Kita inventarisir dulu, kemauan bapak dan ibu apa." Itu yang diucapkan oleh kontraktor/calon arsitek yang akan kami sewa.

"Kami ingin punya ruang perpustakaan yang luas dan nyaman. Buku-buku koleksi ini sudah terlalu banyak. " Sambil melirik lemari buku yang mulai jebol kapasitasnya dan tumpukan buku dimana-mana. Rumahku memang tidak punya lemari pajangan untuk memperlihatkan pernak pernik hiasan rumah. Yang ada hanya lemari buku dan lemari buku.

"Aku pingin punya dapur dimana bisa dihuni oleh tiga orang sekaligus yang masak bersama tapi kalau bisa ada ventilasi yang cukup agar asap dapur tidak berbalik masuk ke dalam rumah." Aku langsung membayangkan diriku dan kedua putriku kutak-katik di dapur mengolah makanan.

"Ada tiga kamar untuk anak-anak."
"Iya bener, aku nggak mau tidur berdua Hawna. Aku maunya tidur sendiri ah."
"Ada gudang juga."
"Eh... buatkan aku kamar untuk menjahit mas. Aku sudah lama tidak pernah menjahit karena gak kebagian ruangan buat menjahit."
"Anak tangganya jangan terlalu tinggi undakannya, karena jika sudah tua sakit nanti kakinya jika undakan anak tangganya terlalu tinggi."
"Jangan lupa, ada taman di dalam rumah."
"Sama ini mas, ruang untuk menyetrika dan mencuci pakaian."
"oh iya, tempat wudhu. Buatkan saya tempat wudhu yang terpisah dari kamar mandi."
"Dan buatkan aku parafet untuk menaruh sapu, kain pel, karbol, botol2 cairan kimia yang terpisah dengan dapur."


Setelah semua keinginan dari semua orang diinventarisir, si arsitek pun pulang membuat rancangan rumah. Seminggu berikutnya dia datang lagi dengan rancangan yang memenuhi semua daftar keinginan. Tapi, ternyata harganya mahal pembuatan rumahnya. Dinego nggak bisa turun, kami pun ganti arsitek lain.

Lalu mulai membuat daftar keinginan lagi tapi kali ini dengan batasan harga renovasi rumah yang kami sanggup. heheheh, belajar dari kegagalan negosiasi dengan arsitek pertama.
Eh, ternyata arsitek kedua ini cocok.
Dia bisa membuat rancangan rumah dengan kisaran harga yang reasonable dan rancangannya juga cocok dengan keinginan kami.
Jadi, deal dong.
Lanjut cari kontrakan karena rencananya seluruh bangunan rumah lama akan dirobohkan. Lanjut pindahan dan setelah itu pembangunan mulai dilakukan.

Ah. Semoga lancar dan dimudahkan.
Aamiin.




7 komentar

  1. amiiiiiin... seneng bacanya mbak

    BalasHapus
  2. amiiiiiin... seneng bacanya mbak

    BalasHapus
  3. aamiinn.....wah rombak total ya mak,semoga lancar :)

    BalasHapus
  4. asik mbak Ade. Semoga lancar jaya ngebangunnya. Cerita-ceriti ya kalau udah beres. btw, kapan ya aku punya rumah sendiri? hihihi malah curcol ini mah

    BalasHapus
  5. difoto seperti kena longsor hehe
    semoga lancar

    BalasHapus
  6. Alhamdulillah sudah bisa renovasi ya mbak, kalau fenny malah baru berjuang beli rumah

    BalasHapus
  7. woowwww.... keren bangat artikelnya. thanks ya.!!!!

    BalasHapus