Pinokio dan Kebohongannya

[Keluarga] Buat anakku.
Nak. Ketika ibu mengatakan kata Pinokio pada kalian, bisa jadi kalian yang merupakan generasi milenial sekaligus teman ibu nonton drama korea, tidak tahu bahwa Pinokio yang ada dalam ingatan ibu dan Pinokio yang ada dalam ingatan kalian berbeda.
Hehehe.



Dalam ingatan kalian, mungkin Pinokio itu adalah salah satu syndrom sulit untuk berbohong seperti yang kalian tonton di drama serial korea berjudul Pinnochio, seperti yang diperankan oleh Park Shin Hye sebagai penderita Syndrom Pinnochio, dan pemeran penunjang lainnya yaitu Lee Jong Suk. Dalam ingatan ibu, Pinokio itu adalah boneka kayu buatannya Gepeto yang oleh ibu peri diberi ruh hingga hidup. Kelemahannya, jika berbohong, si boneka kayu Pinokio ini hidungnya memanjang.




Dalam drama korea " Pinocchio " Shin Hye yang berperan sebagai seorang gadis yang akan mengalami cegukan setiap kali ia berbohong. Baik saat menelepon maupun cuma menuliskan pesan teks, si penderita akan langsung cegukan jika ia mengutarakan hal yang tidak benar. Cegukan itu baru akan terhenti bila ia mengutarakan hal yang sebenarnya.

Namun, apakah sindrom tersebut memang benar-benar ada? Istilah sindrom pinocchio memang nyatanya bukan ditujukan untuk kondisi seseorang yang cegukan ketika berbohong. Jadi ya nak, yang ada di film itu separuhnya fakta dan separuhnya lagi murni imajinasi khas film fiksi.

Yang mana yang fakta dan yang mana yang imajinasinya?
Imajinasinya, gejala cegukan ketika harus berbohong. Nah. Ini tuh imajinasi film. Tidak ada penyakit atau sindrom seperti ini.
Bagian faktanya, sindrom Pinokio ini memang benar ada di dunia ini.

Dari hasil penelusuran nih, ada beberapa sindrom pinokio yang dikenal di kalangan penggiat kesehatan.

Yang pertama, sindrom pinokio yang merujuk pada sebuah kondisi saat tubuh seseorang merasa kaku bak boneka kayu. Hal tersebut terjadi lantaran si penderita merasa ketakutan bila ditertawakan orang. Kondisi tersebut merupakan sebuah fobia yakni gelatophobia yang penderita akan merasa tidak nyaman dan ketakutan bila ditertawakan orang lain.

Fobia ini termasuk fobia sosial yang menarik perhatian para psikolog, sosiolog, dan psikiater sejak 2008. Seperti dikutip dari Wikipedia, Dr Michael Titze menemukan beberapa pasiennya mengalami fobia tersebut cenderung selalu menganalisis lingkungan yang akan mereka masuki. Apakah banyak orang yang humoris dan suka menertawakan orang lain. Bahkan, tidak sedikit yang malah merasa diri mereka merupakan pribadi yang bodoh.Saat mereka ketakukan itulah, tubuh mereka akan terasa kaku hingga terlihat seperti boneka kayu saat bergerak. Kondisi tubuh itulah yang dinamai sindrom pinocchio.


pernah nggak ngalamin tubuh kaku gara-gara nervous?



Nah, penelitian kesehatan lain menemukan hal lain nih tentang Pinokio Sindrom. Yaitu merujuk pada kondisi dimana dalam psikiatri dikenal dengan nama "kebohongan patologis" atau juga dengan nama "mythomania." Beberapa peneliti dari pikiran manusia menunjukkan bahwa patologi ini ditandai dengan paksaan untuk berbohong.

Ketika kita mengamati seseorang dalam usia dewasa yang mengisi hidup mereka dengan kebohongan dan kebohongan, maka kita mendapati diri kita menghadapi masalah serius.


Beberapa orang berbohong secara sadar untuk mendapatkan manfaat, tetapi pembohong yang patologis berbohong tanpa tahu sebabnya. Kebohongan mereka spontan dan tidak terencana. Begitu mereka melangkah ke dalam dinamika kekeliruan dan penipuan ini, mereka sepertinya tidak bisa berhenti. Mereka bahkan dapat menjaga kebohongan mereka selama bertahun-tahun pada suatu waktu. Pembohong yang patologis tahu bahwa mereka berbohong, tetapi mereka tidak dapat menahan diri untuk tidak melakukannya. Mereka akhirnya percaya dongeng mereka sendiri.

Kisah Cerita Pinokio Karya Carlo Collodi

 Jadi ya anak-anakku, cerita Pinokio yang ada di ingatan ibu, berasal dari cerita dongeng anak-anak sedunia. Ini adalah cerita yang dikarang oleh Carlo Collodi di tahun 1883, dengan judul asli "The Adventures of Pinnocchio". 

ini dia Carlo Callodi pengarang Pinokio


Ceritanya, jaman dahulu ada seorang pengrajin kayu yang hidup sebatang kara. Namanya Gebetto. Tinggal di Tuscan Village, Italia. Dia sudah tua, pekerjaannya sehari-hari adalah membuat barang-barang ukiran kayu. Sepeninggalan istrinya, Gebetto semakin merasa kesepian. Biasanya ada istri yang diajak bercakap-cakap, sekarang istrinya sudah tidak ada. Akhirnya, untuk menghibur diri sendiri, Gebetto mengukir sebuah boneka Marionette dari kayu.

Boneka Marionette adalah boneka dari kayu yang setiap engsel tulangnya diberi sambungan dari kawat dan ada tali yang dapat digunakan untuk menggerakkan boneka tersebut dengan tangan. Sehingga boneka Marionette bisa dikhayalkan sedang berjalan, berlari, duduk, tidur, dan aneka macam gerakan lain. Mungkin mirip wayang ya, tapi bedanya kalau wayang digerakkan dari bawah, nah boneka Marionette ini digerakkan dari atas. 


ini dia bentuk Marionette Pinokio
Setiap malam, Gebetto jadi terhibur karena dia bisa berkeluh kesah dengan boneka kayu Pinokio ini. Layaknya anak kecil yang mengajak main bonekanya seakan boneka tersebut hidup, begitulah Gebetto. Karena sudah curhat dan merasa punya teman ngobrol lagi, siangnya Gebetto jadi ceria lagi, semangat lagi dan otomatis rajin lagi. Dan sebagaimana orang yang bahagia, maka kebahagiaannya ini bisa ditularkan ke orang lain lewat aneka bantuan ikhlas sehingga banyak orang yang merasa terbantu dan mendoakan agar Gebetto bahagia terus. 

Rupanya doa banyak orang ini menggerakkan Ibu Peri untuk datang pada Gebetto. Ibu Peri memberitahu Gebetto bahwa karena kebaikan Gebetto pada banyak orang, Gebetto boleh mengajukan 1 permintaan yang akan dikabulkan saat itu juga. Gebetto bingung, minta apa ya? Lalu dia ingat dengan bonekanya, Pinokio. Gebetto akhirnya minta agar boneka kayu Pinokio hidup saja. Ibu peri setuju, tapi dengan satu kondisi, yaitu jika boneka kayu itu dihidupkan, Gebetto harus mau mendidiknya sebagaimana mendidik manusia. 

Karena selama ini belum pernah ngerasain punya anak, Gebetto bingung, mendidik manusia itu seperti apa? Akhirnya dibantu oleh Ibu Peri, terserah mendidiknya seperti apa, tapi agar mudah, ada asisten yang akan membantu Gebetto, yaitu Jimmy Jangkrik. Dia yang akan membantu mengawasi dan mengingatkan Pinokio jika Pinokio salah langkah. Dan Gebetto sendiri diberi hak untuk menghukum atau membebaskan dari hukuman pada Pinokio sebanyak 3 kali.

Lalu... hupla. Hidup deh si boneka kayu ini jadi manusia kayu. Jadi, bentuknya tetap dari kayu tapi sudah tidak memerlukan tali-tali lagi untuk bergerak. Bisa bergerak, bisa berbicara, bisa tidur, bisa nangis, bisa tertawa. 

Pinokio awalnya anaknya lucu. Dia menemani Gebetto bekerja dan beraktifitas di rumah. Tapi, setelah beberapa lama, Pinokio mulai main keluar rumah dan bertemu dengan teman-temannya. Llau ikut sekolah bersama teman-temannya. Lalu mulai belajar berbohong sedikit sedikit karena Pinokio belajar bahwa ternyata ada banyak kebohongan yang bisa membuat dia mendapat keuntungan. Seperti berbohong agar tidak dimarahi, berbohong agar bisa dapat uang tambahan, berbohong agar terbebas dari tugas, dan sebagainya. Makin lama, bohongnya makin sering sehingga Gebetto sedih. Akhirnya, Gebetto menggunakan hak menghukumnya. Dia menghukum Pinokio, yaitu jika dia berbohong maka hidungnya akan memanjang. Dan hidung panjangnya ini akan memendek lagi jika dia berkata benar atau jujur.

Awalnya, hukuman ini ternyata efektif untuk membuat Pinokio jera dan tidak lagi berbohong. Tapi, oleh seseorang yang bekerja di sirkus, Pinokio malah ditipu dan diculik untuk meramaikan sirkusnya. Kan kalo di sirkus tuh selalu ada wahana yang menampilkan orang-orang aneh di dunia. Seperti kembar siam, atau yang punya kelainan tertentu atau yang punya keahlian yang aneh. Nah, bisa berubahnya hidung Pinokio ini dianggap bisa mendatangkan uang oleh pemilik sirkus makanya Pinokio diculik dan disuruh kerja paksa di sirkus. Awalnya Pinokio senang karena bisa dapat uang. Gebetto makin kesal karena ternyata hukuman yang dia berikan tidak mempan untuk menyadarkan Pinokio. Jadi, Gebetto memberi hukuman kedua,yaitu Pinokio akan berubah sesuai dengan teman akrabnya saat itu.

Kebetulan, di sirkus, Pinokio ditempatkan di tengah-tengah keledai yang bisa berbicara seperti manusia. Tapi, meski bisa berbicara seperti manusia, tetap saja otaknya otak keledai, yaitu malas, suka menggerutu, suka mencibir dan suka ngegosip. Akhirnya, Pinokio benar-benar jadi aneh, fisiknya manusia kayu, tapi punya kuping dan hidung serta buntut seperti keledai karene Pinokio akrab dengan para keledai ini. Termasuk sifat-sifat manusia keledai ini juga ditiru oleh Pinokio. Nah. Semakin aneh Pinokio, oleh pemilik sirkus dia semakin dipaksa untuk bekerja mencari uang siang malam. Benar-benar diperah hingga Pinokio lelah sendiri akhirnya dan mulai sadar bahwa dia diperah tapi nggak dapat keuntungan apa-apa. Mulai deh menyesal dan merindukan jika saja berada bersama Gebetto lagi, dia tidak akan berbohong dan tidak akan berperilaku seperti pada manusia keledai lagi.

Gebetto yang kasihan melihat Pinokio sudah tidak berbohong lagi tapi malah terjebak di sirkus dan dipaksa untuk berbohong agar keanehannya muncul, lalu menggunakan hak hukuman atau membebaskan hukumannya sekali lagi. Gebetto pikir, mungkin makanya Pinokio dianggap aneh karena dia terbuat dari kayu seluruh badannya. Maka, Gebetto memberi hadiah pada Pinokio agar tubuhnya tidak lagi dari kayu, tapi normal seperti anak manusia biasa. Nah, berubahlah si Pinokio. Karena jadi anak biasa, kan sudah tidak menarik lagi. Jadi diapun dibuang oleh pemilik sirkus. Lalu, pulanglah Pinokio bersama Gebetto dan Jimmy ke rumah. Tapi karena perjalanan sirkus sudah membuat mereka jauh dari rumah, maka mereka bertiga pulang ke rumah naik perahu. Di tengah jalan, perahunya malah ditelan oleh ikan paus.

Di dalam tubuh ikan paus, Pinokio dengan sabar merawat Gebetto yang jadi sakit karena tua dan lelah. Pinokio sudah sadar nih, bahwa semua kesulitan hidup yang dihadapi karena kesalahan dia yang mudah sekali berbohong. Tapi terlambat, mereka bertiga nggak bisa keluar dari perut ikan paus. Gebetto sendiri sudah kehabisan hak untuk memberi hukuman atau hadiahnya. Sudah terpakai semua ke 3 hak tersebut.

Makin lama sakitnya Gebetto makin parah. Dan Pinokio yang menyesal benar-benar sedih. Dia semakin merawat Gebetto dengan penuh kasih sayang sampai tidak peduli dengan kondisinya sendiri. Karena keikhlasan Pinokio merawat Gebetto inilah maka ibu peri turun lagi mendatangi mereka. Lalu memberi hadiah membebaskan mereka dari perut ikan paus. Setelah keluar dari perut ikan paus, Pinokio jadi anak manusia beneran tapi jadi anak manusia yang baik sekarang. Lalu hidup bahagia selamanya  bersama dengan ayahnya, Gebetto. Selesai deh ceritanya.


sumber foto: wikipedia
Oh ya, dari cerita novel anak-anak karya Carlo Collodi ini, lalu cerita Pinokio diadaptasi ke berbagai negara, nak. Ada yang dimodifikasi, ada yang dikembangkan, ada juga yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat. Disney sendiri, sudah memfilmkannya. Indonesia juga pernah memfilmkannya dulu, diperankan oleh artis cilik jaman ibu masih kecil dahulu, yaitu Lisa Tansil dan Ateng dan Iskak. Yang jadi Pinokionya Ateng. Dia ini pelawak yang punya tubuh pendek gemuk. Pelawak Iskak, jadi Gebetto dan artis cilik Lisa Tansil jadi Jimmy Jangkrik.


 



Nah, ibu juga pernah nulis cerita parodi tentang Pinokio seandainya saja dia tumbuh dewasa dan jadi seorang suami.

Judulnya, Pinokio Yang Suka Berbohong. (klik aja link judul ini jika ingin membaca cerita parodi ibu). Cerita parodi Pinokio yang ibu tulis ini, terinspirasi karena waktu kita ke Pacific Place Mall, dari lantai 3, pas ibu kebetulan lagi lihat ke lantai satu. ibu menemukan pemandangan yang menarik. Jadi, ceritanya ibu lihat ada sepasang cewek dan cowok. Mereka berdua seperti layaknya orang lagi berkasih-kasihan gitu pria dan wanita dewasa. Saling genggam jemari, rapat, dan sesekali si perempuan mencium pipi si laki-laki lalu dibalas si laki-laki mencium rambut si perempuan. Ibu nyaris berkesimpulan bahwa mereka adalah pasangan pengantin baru. Sampai tiba-tiba mereka berdiri kaku dan jaga jarak. Tidak lama dari kejauhan datang perempuan lain ke arah mereka berdua. Lalu si perempuan ini langsung menghambur ke tubuh si laki-laki, memeluknya di pinggang. Tidak lama, datang juga laki-laki lain dan menghampiri perempuan yang satunya lagi. Jadi totalnya ada 2 pasang pria dan wanita yang berpasangan.
Loh?
Terus?
Gimana?
Nah. Anehnya, pria dan wanita yang ibu sangka pasangan pengantin baru ini, malah terlihat kaku dan seperti tidak akrab. Mereka bersalaman selayaknya orang yang baru kenal karena diminta untuk bersalaman oleh pasangan mereka.
Asyeeemm. Penipu banget nggak sih. Berarti mereka berselingkuh dong sebelumnya?

Yah. Begitulah. Cerita Pinokio dan kebohongannya berkembang. Intinya adalah, jangan bohong. Sehebat apapun berbohong, nanti bakalan ketahuan. Dan jika sudah ketahuan, yang susah bukan cuma kita saja tapi juga orang yang kita sayangi karena dia ada di dekat kita.

Btw, tulisan Pinokio ini aku tulis karena kebetulan, google trending di Indonesia  hari ini adalah tentang Pinokio.Bisa jadi karena kebetulan Tempo di edisi 16 september 2019 membuat cover yang menarik dimana ada bayangan Pinokio di dinding.



1 komentar

  1. legen bgt kisah pinokio, saya sampai sekarang masih ingat ceritanya

    BalasHapus