[Lifetstyle] : Jadi ya, tulisan ini terinspirasi ketika aku melihat tulisan yang ditempel di atas wastafel toilet di Kuningan City. Tentu saja di toilet perempuan karena aku perempuan. Jadi aku tidak tahu di toilet laki-laki tips ini ada atau tidak.
Biasanya, toilet di kamar mandi atau hotel atau sebuah gedung deh, menyediakan 2 alat pengering tangan. Yaitu pengering yang mengirimkan angin hangat dan gulungan tissu.
Usahain deh kalau bisa setelah keluar dari Toilet Umum itu cuci tangan dulu lah sebentar dengan sabun. Karena, namanya juga toilet umum, biarpun terlihat amat bersih dan mengkilap sekalipun, tetap saja ada banyak sekali orang yang menggunakannya. Entah berapa banyak orang yang memegang handle untuk menjegrek bagian flush di WC tersebut. Lalu menyentuh keran airnya setelah melepas hajat mereka. Dan mau tidak mau, untuk membersihkan sisa hajat kita pun, kita harus menyentuh 2 alat tersebut. Keran air dan tuas untuk mem-flush WC.
Karenanya, mencuci tangan setelah melakukan kegiatan di dalam WC itu harus. KUDU. Wajib. Percayalah, ada ratusan atau mungkin ribuan mikro organisme yang siap sedia menyebarkan aneka macam kuman dan virus penyakit dari WC di toilet umum. Jika kita tidak mencuci tangan selepas dari dalam WC, maka tangan kita akan membawa serta kuman penyakit tersebut kemana saja kita pergi dan melekat serta tersebar lewat aktifitas yang dilakukan oleh tangan kita. Jadi, bukan hanya kita yang terkena sakit tapi juga orang lain yang tersentuh dengan tangan kita.
Hellosehat.com menuliskan bahwa ada sekitar 80% penyakit, menular lewat jabatan tangan.
Karenanya, cuci tanganlah selalu dengan air dan sabun.
Tapi tahukah kalian bahwa tangan yang basah itu ternyata lebih berpotensi menyebarkan kuman dan virus ketimbang tangan yang kering?
Jika mesin pengering tangannya model kotak tertutup, dimana tangan kita dimasukkan ke dalam kotak dengan pembuka di atasnya dan nanti ada angin hangat yang akan meniup hingga tangan pun kering; maka lebih baik pilih memakai tisu paper towel karena ini lebih sehat ketimbang mesin pengering tangan model tertutup.
Mengapa? Karena alat pengering tangan dengan model seperti ini justru malah berpotensi bisa menyebarkan kuman kemana-mana. Mereka bisa menempel di dinding alat dan ketika angin berhembus kuman dari tangan orang lain sebelum kita bisa pindah ke tangan kita.
Tisu paper towel bisa mengangkat kuman atau virus yang ada di tangan basah kita untuk kemudian dibuang ke tempat sampah.
Tapi kendalanya adalah, semua bantuan pengering tangan tersebut tidak ramah lingkungan.
Untuk membuat tisu paper towel saja, entah berapa banyak pohon yang harus ditebang untuk kemudian diolah menjadi tisu paper towel.
Sedangkan alat pengering tangan dengan angin hangat, menggunakan daya listrik yang cukup besar.
Nah, disinilah aku menemukan tips mengeringkan tangan yang lebih sehat dan ramah lingkungan. Yaitu dengan bertepuk tangan sebanyak 30 kali.
Tuh. Anakku sudah mempraktekkannya loh dan ternyata beneran kering setelah 30 kali.
Cobain deh. Ini tuh mudah banget, murah pula, dan ramah lingkungan serta otomatis sehat insya Allah karena gerakan tepuk tangan itu sendiri bagus untuk syaraf-syaraf yang ada di telapak tangan dan otot lengan kita.
Tips Mengeringkan tangan ramah lingkungan
Kalian jika sudah selesai dengan urusan di dalam toilet, pastinya cuci tangan kan ya? Baik memakai sabun ataupun tidak memakai sabun, tangan disiram air keran biasanya. Nah. Basah kan? Lalu mengeringkan tangannya menggunakan cara apa?Biasanya, toilet di kamar mandi atau hotel atau sebuah gedung deh, menyediakan 2 alat pengering tangan. Yaitu pengering yang mengirimkan angin hangat dan gulungan tissu.
Usahain deh kalau bisa setelah keluar dari Toilet Umum itu cuci tangan dulu lah sebentar dengan sabun. Karena, namanya juga toilet umum, biarpun terlihat amat bersih dan mengkilap sekalipun, tetap saja ada banyak sekali orang yang menggunakannya. Entah berapa banyak orang yang memegang handle untuk menjegrek bagian flush di WC tersebut. Lalu menyentuh keran airnya setelah melepas hajat mereka. Dan mau tidak mau, untuk membersihkan sisa hajat kita pun, kita harus menyentuh 2 alat tersebut. Keran air dan tuas untuk mem-flush WC.
Karenanya, mencuci tangan setelah melakukan kegiatan di dalam WC itu harus. KUDU. Wajib. Percayalah, ada ratusan atau mungkin ribuan mikro organisme yang siap sedia menyebarkan aneka macam kuman dan virus penyakit dari WC di toilet umum. Jika kita tidak mencuci tangan selepas dari dalam WC, maka tangan kita akan membawa serta kuman penyakit tersebut kemana saja kita pergi dan melekat serta tersebar lewat aktifitas yang dilakukan oleh tangan kita. Jadi, bukan hanya kita yang terkena sakit tapi juga orang lain yang tersentuh dengan tangan kita.
Hellosehat.com menuliskan bahwa ada sekitar 80% penyakit, menular lewat jabatan tangan.
Karenanya, cuci tanganlah selalu dengan air dan sabun.
Tapi tahukah kalian bahwa tangan yang basah itu ternyata lebih berpotensi menyebarkan kuman dan virus ketimbang tangan yang kering?
Well ponder no more as biomedical scientist at Queensland University of Technology, Cunrui Huang, gives us answers in his paper "The Hygienic Efficacy of Different Hand-Drying Methods: A Review of the Evidence."
For the basis of his findings, Huang included 12 studies from PubMed, Scopus, and Web of Science that focused on the effectiveness of various hand-drying methods. Hand-drying efficiency was defined by the speed of drying, degree of dryness, effective removal of bacteria, and prevention of cross-contamination.
Keeping your hands free of bacteria is the best way to prevent the spread of disease and infection. Prior research has shown that most forms of bacteria are more communicable on wet skin compared to dry skin.
Jadi, jika ada opsi paper towel (tisu) atau mesin pengering tangan, lihat dulu ya mesin pengering tangannya yang model apa. Out of the three hand-drying options Huang analyzed, paper towels were considered the most preferable method. Not only does drying your hands with a paper towel stop the spread of bacteria, but data also showed that 90 percent dryness was achieved after 10 seconds of towel drying and 99 percent after 15 seconds.
Huang went as far to say, "Hand hygiene adherence would possibly decrease if paper towels are not available in washrooms."
The second option, hot-air dryers, could take up to 30 seconds longer than a paper towel to achieve maximum dryness.
"Rubbing hands while under hot-air dryers leads to greater bacterial numbers and airborne dissemination," Huang added. "It might be that rubbing hands causes bacteria to migrate from hair follicles to the skin surface."
The final option, jet-air dryers, successfully dried hands quicker than a hot-air dryer; however, the movement of air only led to bacteria being spread further, similar to heat dryers.(Dikutip dari https://www.medicaldaily.com/paper-towels-vs-hand-dryer-are-you-making-right-choice-246583)
Jika mesin pengering tangannya model kotak tertutup, dimana tangan kita dimasukkan ke dalam kotak dengan pembuka di atasnya dan nanti ada angin hangat yang akan meniup hingga tangan pun kering; maka lebih baik pilih memakai tisu paper towel karena ini lebih sehat ketimbang mesin pengering tangan model tertutup.
Mengapa? Karena alat pengering tangan dengan model seperti ini justru malah berpotensi bisa menyebarkan kuman kemana-mana. Mereka bisa menempel di dinding alat dan ketika angin berhembus kuman dari tangan orang lain sebelum kita bisa pindah ke tangan kita.
Tisu paper towel bisa mengangkat kuman atau virus yang ada di tangan basah kita untuk kemudian dibuang ke tempat sampah.
Tapi kendalanya adalah, semua bantuan pengering tangan tersebut tidak ramah lingkungan.
Untuk membuat tisu paper towel saja, entah berapa banyak pohon yang harus ditebang untuk kemudian diolah menjadi tisu paper towel.
Sedangkan alat pengering tangan dengan angin hangat, menggunakan daya listrik yang cukup besar.
Nah, disinilah aku menemukan tips mengeringkan tangan yang lebih sehat dan ramah lingkungan. Yaitu dengan bertepuk tangan sebanyak 30 kali.
Tuh. Anakku sudah mempraktekkannya loh dan ternyata beneran kering setelah 30 kali.
tepuk tangan 30 kali setelah cuci tangan |
meski saya jarang pakai toilet umum, bisa dicoba di rumah juga :D
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusWah bisa diajarkan lagi kepada anak anak di rumah nih. Terimakasih sudah berbagi cara mengeringkan tangan basah dengan bertepuk tangan, hehehe...
BalasHapusAnak anak pasti suka dan bahagia deh menjalankannya
Mantuuull mba Ade Mantap betuuull :D
BalasHapusKita memang kudu menjaga kesehatan sekaligus menjaga kelestarian lingkungan yaaaa
--bukanbocahbiasa(dot)com--
Wah bisa dicoba nih... 30x tak berapa lama y mba..hanya klo nepuknya rame2 jadi meriah ya toiletnya hehe..
BalasHapusWah iya ya, ngurangin pemakaian kertas dengan clap your hands. Sekalian senam dan aktifitas fisik tuh ya 😍
BalasHapusMashaAllah baru tahu aku mbak, sering banget aku pakai mesin pengering ketika di toilet mall, duh justru kuman penyebar kemana-mana ya hiks.. bismillah semoga bisa mengeringkan tangan dengan cara yang natural ya.. jadi bisa mengurangi penggunaan tisu juga
BalasHapusAku juga suka ngeringin gak pakai apa2 �� gak tepuk2 sih, tapi di kibas2 gitu lho. Asal jangan sambil jalan, nanti ngenain orang/kena benda keras. Hahaha
BalasHapusWah baru tahu, ternyata memang ada wwf membuat how to nya ya dengan bertepuk tangan. Saya tanpa sengaja sudah melakukannya mbak, dan memang kering.
BalasHapusWah bermanfaat sekali nih mbak tips cuci tangan yang sehat dan alami cukup tepuk tangan 30x. Selain ramah lingkungan juga bebas kuman ya mbak. TFS bisa dipraktekkan saat makan diluar rumah atau sedang di toilet umum ya mbak.....
BalasHapusIya juga sih ya kalau tial cuxi tangan pakai tisu boros tisu juga dan bagus nih solusi menghemat tisu dengan tepuk tangan 30 kali.
BalasHapustipsnya masuk akal banget untuk mengurangi pemakaian listrik dan tissue ya Mbak. Kalau mau lebih praktis dan cepat ya membawa handuk kecil sendiri atau sapu tangan, hehehee. Nanti kusurh anakku praktekan , soalnya Fira kok seneng banget menggunakan pengering listrik gitu ya,
BalasHapusBaru kemarin aku ikut seminar di salah satu hotel di Semarang, Mbak. Keluar dari WC, mau cuci tangan, lah nggak ada sabun, nggak ada pengeringnya pula, adanya cuma tisu gulung. Ya sudah, pakai tisu doang, tetap agak basah sih. Sekarang, tahu tulisan Mbak Ade ini, makasiiiiih banget. Aku bakal ikutin cara ini untuk menyelamatkan hutan kita.
BalasHapusAda anjurannnya juga ya, bolehlah ini.
BalasHapusMemulai untuk mengurangi penggunaan tissue kan ya
Wah mau coba nih ke Salfa
BalasHapusSoalnya dia paling heboh kalau ke toilet dan keluar toilet tapi tangannya masih basah
Malah lebih ramah lingkungan ya mba. Cukup menggunakan tangan kita sendiri pulak, tidak menimbulkan beban lingkungan seperti tisu.
BalasHapusBenar, penyebaran kuman penyakit banyaknya memang melalui tangan, makanya penting buat rajin cuci tangan ya, Mba. Kalau di toilet umum, saya pun menghindari menggunakan mesin pengering yang berbentuk kotak, suka kepikir aja, itu mesin sering dibersihkan atau tidak. Sementara untuk penggunaan tisu masih sesekali sih. Sekarang udah tahu tips mengeringkan tanpa tisu nih, next mau langsung coba ah.
BalasHapusWaahh iya Mak, tanpa dua alat bantu itu, tangan kita juga bisa kering ya. Aq jarang pake pengering, klo msh ada tisu. Tp skrg jd tau, tepuk tangan aja. Tp jd kecipratan ke org2 gak Mak? Heehe
BalasHapus