Aku sendiri, aku lebih suka melihat hal ini dari sudut pandang yang positif. Yaitu bahwa kenyamanan itu, memang harus diusahakan agar kita bisa lebih produktif dan kreatif lagi dalam berkarya dan meningkatkan kualitas hidup kita sendiri. Kan susah ya untuk berpikir dan berkarya jika kita merasa tidak nyaman karena cuaca yang terik dan gerah? Kesehatan juga bisa terganggu jika tidur kita tidak nyenyak karena temperatur udara yang ngungkep dan bikin kita bolak balik mengeluh karena kepanasan. Jadi, memiliki perangkat AC di rumah, khususnya rumah di kota besar seperti Jakarta tempatku tinggal saat ini, it's a must.
Bisa saja sih kita melakukan terobosan dengan mendesain rumah yang ramah lingkungan untuk di daerah tropis. Yaitu dengan membuat rangka jendela yang besar-besar dan diletakkan di banyak tempat agar bisa menangkap angin. Tapi sekali lagi, kota besar seperti Jakarta itu identik dengan pemukiman yang padat. Jarak antara satu rumah dengan rumah lain amat dekat.
jendela di kamarku yang bertemu dengan atap rumah orang lain, dan diapit rumah bertingkat di kiri dan kanan |
coba lihat itu, masa temperaturnya 37 derajat celsius. Pantas gerah banget |
Ditambah dengan debu yang berterbangan di jalanan, sehingga kita sering malas membuka jendela lebar-lebar. Lagian, tingkat kriminalitas juga rawan sih jika jendela dibuka lebar-lebar. Nanti kalau kemasukan maling atau pencoleng gimana? Duh, naudzubillah min dzaliik.
Solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah ketidak-nyamanan ini, pada akhirnya adalah, mau tidak mau, suka tidak suka, ya beli dan pasang AC di rumah.
Yang jadi pertanyaan selanjutnya ketika harus pasang AC di rumah adalah, AC seperti apa dan bagaimana?
DAIKIN, AC yang Nyaman dan Hemat Energi
Beruntungnya kita yang hidup di jaman sekarang adalah, kita punya banyak pilihan ketika akan memilih AC. Ada banyak sekali merek yang ditawarkan dan juga tentu banyak pilihan jenisnya. Sepertinya, jaman sekarang para produsen AC tahu, bahwa kendala terbesar dari pemasangan AC di rumah adalah resiko tagihan listrik yang akan membengkak akibat penggunaan AC.
Ya iyalah. Coba, berapa kapasitas listrik di rumah kalian? AC itu, memakan daya di atas 400 watt semua (itupun AC dengan PK yang kecil, yaitu 1/2 PK). Jika listrik di rumah kalian memakai total daya paling minimalis, yaitu 900 watt, maka bisa dipastikan, 50% tagihan listrik setiap bulan itu berasal dari penggunaan AC. Karena sekali dia dihidupkan, dia akan menyedot langsung minimal 400 watt sendiri. Akibatnya, tagihan listrik tertinggi tentu saja berasal dari pemakaian AC di rumah. 😟 Itu sebabnya, secara perlahan, AC dengan daya pemakaian watt listrik yang tinggi semakin ditinggalkan orang. Orang mulai berbondong-bondong memilih AC hemat energi.
Aku termasuk keluarga yang menggunakan AC low watt sejak pertama kali memilih AC. Waktu itu bahkan pemakai AC low watt belum banyak karena AC low watt sedikit lebih mahal dibanding AC split atau AC window lainnya. Alasannya, tentu saja agar tagihan listrik di rumah bisa dipangkas. Memang sih, harga AC low watt dibanding AC split yang biasa saja maka AC low watt sedikit lebih mahal. Tapi, pada prinsipnya, menurut keluargaku sih lebih baik mahal sedikit ketika membelinya tapi tiap bulan terbebas dari tagihan listrik yang mahal. Lagipula, sudah saatnya kita harus pro pada bumi. AC yang boros listrik itu tidak ramah pada bumi kita. Freonnya harus diisi terus menerus, konsumsi listrik untuknya bekerja tinggi (sehingga sumber air dan sumber daya bumi lain yang dipakai untuk menggerakkan listrik semakin banyak tersedot) dan manja juga. Manja dalam arti harus sering-sering dibersihkan agar bisa sejuk maksimal. Tapi setelah dibersihkan, suhu AC jadi sulit diatur. Kadang suka dingin banget hingga bikin penyakit asma kambuh. Hadeuh.
Tapi, bukan berarti masalah menjadi selesai setelah memasang AC tipe low watt (yaitu AC yang dianggap hanya memakan daya listrik yang amat minimal). Karena, AC tipe low watt ini, dinginnya lama. Jadi sempat harus kipas-kipas dulu, mandi air dingin dulu, ganti baju yang basah oleh keringat dulu, baru deh terasa sejuknya. Itupun sejuknya tidak bisa maksimal banget sih. Terutama jika pintu kamar sering bolak balik dibuka-tutup.
Eh... bukan cuma itu sih. Ada satu lagi kendala yang dimiliki oleh AC low watt. Yaitu, mesin outdoornya berisik. Jadi kalau belum terbiasa suka mengira sedang ada orang yang manasin mobil di depan rumah. Pas diintip, nggak tahunya bunyi mesin outdoor AC low watt. Anakku, malah mengeluh yang lebih horor lagi ketika masih memakai AC low watt.
"Bu... masa ya, semalam aku mendengar suara seperti orang sedang mendengkur di kamarku. Halus sih dengkurnya tapi terdengar di telinga. Aku sampai tengok ke kiri kanan tapi nggak ada siapa-siapa. Akhirnya aku tutupan selimut seluruh tubuh sampai pagi. Penasaran, paginya aku periksa semua tempat di kamarku. Ternyata, bunyinya berasal dari AC indoor di kamarku. Duh, horor banget bu." 😁😌
Jadi, kalau diinventarisir nih, AC apa yang aku inginkan? Mungkin seperti ini ilustrasinya:
Jadi, ceritanya karena AC low watt, seiring dengan perkembangan waktu sudah "kurang bisa memenuhi kebutuhan kami" lagi, putraku pun mengusulkan untuk mengganti AC di rumah yang seluruhnya adalah AC low watt dengan AC inverter. Putraku ini mulai browsing internet untuk mencari AC Hemat Energi yang paling nyaman untuk di perumahan itu sebaiknya AC apa. Lalu, dia menshare hasil penelusuran browsing internetnya pada kami lewat group whats app keluarga (fyi: kalian bisa mengikuti hasil diskusi tentang pencarian ini dengan memasukkan clue: ac inverter terbaik; hasilnya, ada banyak sekali diskusi di internet yang menunjuk bahwa AC Daikin-lah yang terbaik untuk kategori AC inverter. Kalau nggak percaya, silahkan deh browsing sendiri. Minta mereka merekomendasikan AC hemat energi, jawabannya pasti deh "kalau AC ya Daikin").
Sedangkan AC inverter itu, awalnya memang agak lebih tinggi, misalnya memakan daya sebesar 700 watt, tapi dia akan bekerja maksimal untuk menyejukkan ruangan dengan cepat. Jadi, 30 menit kemudian temperatur di ruangan tersebut sudah sejuk sesuai dengan yang diinginkan (misalnya 23 derajat celcius). Nah, setelah mencapai suhu yang diinginkan (yaitu 23 derajat celcius itu), pemakaian listriknya akan menurun. Yaitu menjadi minimalis, bisa sebesar 300 watt saja selama berjam-jam kemudian. Dengan begitu, tentu saja pemakaian KWH daya listrik di rumah menjadi lebih hemat lagi.
Tuh. Itu informasi yang putraku dan kami peroleh dari browsing di internet. Jadi, meski harganya sedikit lebih mahal, tapi selanjutnya, insya Allah tetap bisa tersenyum jika tagihan listrik datang tiap bulannya. Dan tidak ada lagi juga keluhan macam-macam terkait dengan kendala AC tipe non inverter. Dan yang pasti rekomendasi dari semua informasi yang kami peroleh adalah: kalau AC ya daikin. Alasannya sih sederhana. Kata mereka nih, hanya Daikin pilihannya untuk AC yang nyaman dan hemat energi.
Akhirnya, setelah membulatkan tekad, hari yang ditunggu pun tiba. Penggantian AC low watt di rumah dengan AC inverter merek Daikin.
Wah. Alhamdulillah. Ternyata benar seperti yang direkomendasikan oleh banyak orang dalam berbagai komunitas dan kelompok diskusi, bahwa Hanya Daikin pilihannya untuk AC nyaman dan Hemat Energi. Sekarang, di kamar tuh nyaman banget. Sejuknya stabil, tidak berisik, dan bikin betah. Asli home sweet home banget jadinya. Pas tagihan listrik datang bulan berikutnya, alhamdulillah tidak ada kenaikan yang drastis. 😁
==============
tulisan ini diikut sertakan dalam lomba blog :
Wah, baru tahu nih. Pantesan aja kompresor AC-ku kenceng banget suaranya ya. Mana ada tiga pula kalo nyala semuanya. Hahaha.
BalasHapusKudu ganti Daikin juga kayaknya, deh. Makasih Mbak Ade sharing-nya! :)))
Iya ... semakin berisik berarti makin nyedot listrik biasanya
Hapusrasanya nyaman di hati dan pikiran ya mba kalo pake AC hemat energi. gak kepikiran lagi bayar listrik yg mahal hehe
BalasHapusBener bangetttt
HapusDaikin hemat energy ya. Duh hawa lagi panas-panasnya nih sekarang, jadi pengin pasang AC di rumah :D
BalasHapusIya Lianny.. panasnya lagi kencang meski tiba2 hujan sekarang ini
HapusBaru beberapa hari lalu liat obrolan tentang AC Daikin ini di TV. Waktu itu aku dan suami langsung tertarik dengan pemakaian listriknya yang hemat. Sekarang baca tulisan mba Ade jadi tambah mantap nih untuk pilih Daikin :)
BalasHapusKalau di Jakarta, AC jadi barang yang sangat penting, ya? Kalau di Malang sini dingin sih. Malah nggak tawar kena AC, kecuali kalau kepepet. :'D
BalasHapus