Liburanku: Bandara Kingsford Smith

Berbeda dengan bumi sebelah utara yang sedang merasakan musim panas alias Summer, maka negara tempatku menghabiskan liburan kali ini sedang mengalami musim dingin. Artinya, salah satu hal yang harus dipersiapkan dalam keberangkatan kali ini adalah baju-baju hangat.

Kebetulan, aku termasuk seorang yang punya riwayat alergi dengan dingin.
Dulu, selama 4 tahun lebih tinggal di Sydney, setiap winter datang, jika keluar dari rumah aku pasti mengenakan thermal pant dan juga thermal shirt. Yaitu, baju dalaman yang terbuat dari wool tipis dan halus. Meski helai bahannya terlihat amat tipis (layaknya sebuah stocking atau baju singlet atau celana legging tipis transparant) tapi karena terbuat dari pure wool maka dia bisa memberi kehangatan yang amat pas. Itu sebabnya kita tidak perlu lagi mengenakan pakaian berlapis-lapis guna mengusir rasa dingin yang menusuk.
50
Khusus untukku, dulu sih karena tinggal di Sydney bukan sebagai turis jadi kan tetap tuh harus melakukan pekerjaan rumah tangga yang berhubungan dengan air dan basah-basahan, maka bisa dipastikan ujung jari-jari kesepuluh jemariku akan membengkak, terkelupas lalu mengeluarkan darah. Aku alergi dingin derajat 3 memang kata hasil uji test alergi yang pernah aku lakukan dulu. Jadi, jika terkena hawa dingin dalam kurun waktu yang lama pasti deh kulitku akan merah-merah, lalu jika tidak segera ditangani akan bengkak dan tidak lama kemudian permukaan kulitnya akan merekah lalu pecah dan akhirnya berdarah. Itu sebabnya dahulu, aku selalu membalut kesepuluh jemari tanganku dengan plester yang diganti setiap hari selama musim dingin berjalan.

Nah... syukurlah ketika liburan kemarin, cuacanya cerah sekali. Suhu ketika kami datang hanya 23 derajat celcius. Alhamdulillah. Matahari bersinar terik tapi sepoi-sepoi angin terasa dingin.

Oh ya.... karena perhitungan Kurs Dollar Australia beberapa tahun belakangan ini mengalami peningkatan terus hingga bisa menyamai Dollar Amerika (bahkan kadang lebih bagus daripada Dollar Amerika) maka kami amat hati-hati dalam membelanjakan uang untuk keperluan membeli barang-barang keperluan musim dingin.

Patokannya adalah:
A$ 1 = Rp11.000
A$100 = Rp1.100.000

Jadi, kalau ada baju musim dingin yang dijual di Mall-Mall Jakarta yang harganya sampai jutaan alias di atas Rp1.100.000... itu berarti mahal. Karena, disana (Sydney) kita masih bisa nyari baju musim dingin dengan harga A$50 (tentu saja bukan nyari di butik bermerek ya... hehehehe).

Itu sebabnya sebelum berangkat, aku sudah melihat-lihat tempat-tempat yang menjual perlengkapan musim dingin yang lagi mengadakan diskon atau di warehouse-warehouse sekitar Jakarta. Alhamdulillahnya ketemu sih. Sudah harganya murah, dibayarnya dengan menggunakan Voucher MAP lagi. Yaitu ketika aku memenangkan voucher MAP di lomba museum nasional. Alhamdulillah, berkah ngeblog.

Setelah meletakkan koper-koper, cepat-cepat kami bersiap-siap untuk jalan-jalan.
Yup.
Waktu terus berjalan; kalau mau tidur dan santai ya gak usah liburan. Di rumah aja.
Itu prinsipku dan anak-anak. Makanya jangan heran jika di dalam bis atau kereta api aku dan anak-anak sering tertidur. hehhee.... itu strategi untuk mengumpulkan tenaga soalnya agar bisa puassss jalan-jalannya.

Oh ya. Mungkin ada yang mau tahu, habis banyak gak sih aku liburan ke Sydney ini? Nah.... total harganya sih relatif ya. Tapi, jika dibandingkann dengan jika kalian ikut paket-paket tour maka biaya yang kami keluarkan itu jauh lebih murah.

Keuntungan ikut Paket Tour:
1. Bisa mendatangi banyak tempat.
2. Bisa dikerjakan dalam waktu yang singkat.

Kerugian ikut Paket Tour:
1. Emang sih bisa datang ke banyak tempat tapi itu semua dilakukan dengan waktu yang sebentar-sebentar banget.
2. Semua Paket Tour itu mengejar target lokasi yang harus dicapai, Akibatnya, semua dikerjakan buru-buru.
Contoh:
"Ya. Kita akan mampir di Mc'Donald untuk makan siang. Kalian semua hanya diberikan waktu 30 menit untuk pergi ke Toilet yang ada di dalam gerai Mc'Donald, antri memesan makanan dan menghabiskan makanan kalian."

Jadi... jangan harap bisa ngobrol dan bercanda sambil makan.

Karena itulah aku sekeluarga tidak ikut Paket Tour dalam liburan kali ini.
Susah  gak tuh gak pake Paket Tour secara itu di negara orang?
Gampang. Karena, yang kita datangi itu adalah negara yang tidak bisa dibilang negara terbelakang. Jadi, yang namanya GPS, Google MAP, rute dan jadwal keberangkatan bis dan kereta api, transaksi online, tiket online bisa dipelajari dan dilakukan sejak kalian belum berangkat ke negara tersebut.

Suamiku sudah memesan hotel, dan tiket untuk pergi ke tempat-tempat yang ingin dituju sejak dari Jakarta. Suamiku juga sudah mendownload MAP jalan-jalan di Sydney dan tempat-tempat yang akan dikunjunginya. How to get there and how to be there sudah dipersiapkan dengan matang. Itu sebabnya sebelum berangkat suamiku sudah menyebarkan Itilineary pada semua anak-anaknya di group whats app keluarga yang kami miliki. Sekaligus meminta agar semua anggota keluarga mendownload aplikasi LINE selain WHATS APP karena ternyata di Sydney banyak pihak-pihak yang ingin dihubungi menggunakan aplikasi LINE.

Jadi... bisa dikatakan pemanasan membicarakan bagaimana kota Sydney, apa yang ada di sana dan apa yang rencananya akan kami kerjakan disana sudah berlangsung jauh sebelum keberangkatan kami untuk berlibur (semakin dibicarakan otomatis jadi semakin giat menabungnya karena terkompori oleh rasa penasaran).

Tapi, meski sudah lihat video tentang Sydney dan suasana yang ada di sana, lihat foto-fotonya yang tersebar di internet... begitu tiba di sana.... waaaah. Beda dengan yang ada di foto. Suasana melihat langsung itu jauh lebih menyenangkan.

Begitu kita keluar dari bagian imigrasi, maka siap-siap bertemu dengan anjing pelacak yang akan mengendus-endus koper dan tas kita. Jika kalian takut dengan anjing, katakan pada petugasnya ya. Karena anjing akan semakin curiga jika kita gelisah atau ketakutan hingga menjerit-jerit.
"Ada apa nih orang lebay banget? Jangan-jangan bawa sesuatu yang berbahaya?"
Begitu kurang lebih dalam hati si anjing. hehehhe

Australia memang menerapkan peraturan yang amat ketat untuk para turis dan pendatang yang mendatangi negara mereka. Sistem kesehatan yang berkembang dengan amat baik di Australia menyebabkan negara sudah menyatakan diri bebas dari beberapa jenis penyakit. Nah, untuk mempertahankan prestasi ini, maka mereka pun menerapkan aturan yang ketat apa saja yang boleh masuk ke negara mereka.

Obat-obatan terlarang itu sudah jelas deh. Hal-hal lain yang harus melalui karantina itu adalah:
semua benda yang dibuat dari kulit hewan (termasuk dompet kulit, tas kulit atau benda kerajinan dari kulit); juga semua benda yang terbuat dari pepohonan (termasuk taplak meja akar wangi, rempah-rempat yang merupakan ingredient obat herbal, tanaman hias, hiasan rumah dan perhiasan yang kita kenakan seperti gelang bahar misalnya). Nah... jika ada benda-benda itu dalam barang bawaan kalian, maka benda-benda ini sebaiknya dideclare-kan di imigrasi. Jika mereka curiga benda-benda itu tidak hiegienis maka akan masuk karantina dulu selama satu bulan.

Oh ya, Australia tidak  menyukai semua jenis masakan yang tidak dikemas dengan rapat dan bersegel rapi untuk masuk ke negaranya. Dulu, temanku ada yang membawa donat dari J.Co. Jadi, ceritanya dari Jakarta dia kan berangkat malam. Lapar dong jadi belilah dia donat J.Co di bandara Soekarno Hatta. Tapi, karna ternyata di atas pesawat diberi makanan dua kali (karena perjalanan memakan waktu 7 jam) maka donat yang dikantunginya di dalam tas tidak termakan.
Begitu dia sampai di imigrasi dan bau donat itu terendus oleh anjing pelacak, maka donat J.Co itu dibuang oleh petugas imigrasi dan.... teman saya itu didenda A$100.... lumayan banget kan tuh. Sudah gak bisa dimakan makanannya, didenda pula dengan denda yang mahal.
Jadi.... habiskan makanan kalian di pesawat atau tinggalkan di pesawat atau buang ke tempat sampah segera setelah kalian keluar dari pesawat terbang.

 Tapi , kalau makanan dalam kemasan yang rapi dan bersegel boleh kok masuk. Seperti indomie, terasi ABC (yang sudah dibungkus rapat dalam sachet, bukan yang dalam kemasan daun dan berbau), bumbu instan indofood, susu formula untuk bayi, itu boleh kok dibawa masuk asal jangan lupa: DECLARE MEREKA.


Nah.... setelah keluar dari  bandara Kingford Smith maka kita akan mulai merasakan hawa udaranya kota Sydney yang sesungguhnya. Horeeeee.

Ini dia suasana di luar bandara KIngford Smith. Rapi, teratur dan budaya antrinya bekerja dengan amat sangat baik. Enak sekali menunggu atau mencari taksi begitu kita keluar dari bandara ini.

Ini foto yang aku ambil dari dalam taksi. Taksi disini jalannya santai dan tidak slanang slonong seperti yang pernah aku rasakan di Indonesia-Singapura atau Malaysia. Dan peraturan memakai SEAT BELT itu sudah menjadi kewajiban yang bersifat Fardhu Ain alias harus dikerjakan. Dendanya lumayan tinggi jika tidak mengenakan sabuk pengaman.

Next: bersambung ya oleh-oleh cerita liburanku. Jangan bosan.





5 komentar

  1. Huaaa. nggak ngajak ngajak nih liburannya

    BalasHapus
  2. Duh kapan ya saya bisa liburan ke sana :)

    BalasHapus
  3. Liburan yang sudah pasti menyenangkan :D

    BalasHapus
  4. ya ampun dendanya mahal banget... makasih infonya mak *kpn jg bisa ksananya :p*
    ga sabar nunggu lanjutan ceritanya :)

    BalasHapus
  5. beugh, itu dendanya gede banget, ya. Gak sebanding sama harga J.Conya hihi

    Saya dan suami juga paling gak mau jalan-jalan pake paket tour. Kayaknya gak asik aja kalau serba diatur. Trus dari satu tempat ke tempat lain cuma sebentar ^_^

    BalasHapus