ini suasana dari atas jembatan penyeberangan yang aku telusuri setiap pagi |
Dalam sebuah pemeriksaan penyakit, dokter memberitahuku bahwa detak jantungku tidak terlalu menggembirakan bunyinya.
"Coba deh bu, cek ke dokter jantung."
Akhirnya, karena saran tersebut aku pun mendatangi dokter jantung untuk memeriksa kondisi jantungku. Di dokter jantung pertama, saran yang dia berikan padaku hanya satu:
"Minum ya. Rajin minum air putih. Pokoknya, harus banyak minum air putih."
Karena nasehat tersebut akhirnya pada berbagai kegiatan, kemana-mana aku selalu membawa serta sebotol air putih dalam tasku. Memang amat membantu mengurangi rasa tersengal-sengal yang aku alami terutama ketika sedang naik dan turun tangga yang cukup tinggi; atau ketika melalui jalan tanjakan. Selalu ada rasa segar yang hinggap ketika minum air putih itu.
minum air putih dulu yuk |
Tapi tetap sih, aku tetap memiliki rasa tersengal. Hanya saja tensinya berkurang setelah aku mengkonsumsi air putih. Aku penasaran. Ada apa dengan jantungku? Akhirnya, aku mencari second opinion dari dokter jantung yang lain, di rumah sakit yang lain.
Lewat serangkaian pemeriksaan dari awal lagi, dokter jantung baruku akhirnya menyarankanku untuk melakukan kateterisasi jantung. "Untuk memastikan saja, apakah benar ada penyumbatan atau tidak."
Hmm.
ini aneka minuman kemasan yang ada di rumahku. Berbagai macam merek memang. |
Kateterisasi jantung. Mendengarnya cukup seram. Tapi karena semua pemeriksaan ini dicover oleh pihak asuransi, jadi agak mengurangi ketegangan juga sih. hehehhe.
Jadi, aku pun memberanikan diri untuk menjalani pemeriksaan kateterisasi jantung.
Hasilnya adalah, jantungku alhamdulillah sehat.
"Ibu suka olah raga ya?"
"Gak juga dok. Tapi saya senang berjalan kaki kemana saja."
"Bagus bu. Jalan kaki itu adalah kebiasaan yang amat bagus. Bagus untuk kesehatan jantung, bagus juga untuk kebugaran. Lihat, pembuluh darah ibu bersih dan aliran darahnya lancar semua. Kebiasaan orang jaman dulu yang sering disepelekan oleh orang jaman sekarang itu ya jalan kaki memang. Itu sebabnya orang jaman dulu jarang terkena penyakit jantung dan pembuluh darah."
Alhamdulillah. Hasil pemeriksaan kateterisasi ini amat memuaskanku. Lalu, bagaimana dengan gejala tersengal-sengal yang sering datang sebelumnya? Kata dokter, pembuluh darahku bentuknya halus-halus ternyata. Itu yang membuat nafasku selalu tersengal-sengal.
"Jadi, bagaimana cara mengatasinya dok?"
"Cuma satu: minum air putih."
"Cuma air putih?"
"Ya, cuma air putih saja. Karena jika air berwarna lain, takutnya malah kekentalannya mengendap di pembuluh darah. Air putih itu paling baik. Paling murah, dan paling mudah didapat."
Dokter lalu menjelaskan bahwa air putih yang kita konsumsi itu banyak sekali kegunaannya bagi tubuh kita. Di antaranya adalah (kebetulan aku dapat artikel yang isinya sama dengan apa yang diberitahukan oleh dokterku berikut ini):
1. Melindungi jantung
Orang yang terbiasa minum air putih lebih dari lima gelas dalam sehari, kemungkinannya untuk meninggal akibat serangan jantung turun 41 persen dibandingkan mereka yang hanya minum kurang dari dua gelas air putih sehari, demikian menurut studi selama enam tahun yang diterbitkan di American Journal of Epidemiology. Selain itu, kebiasaan minum air putih dalam jumlah minimal lima gelas sehari juga akan mengurangi risiko kanker. Tubuh yang tak kekurangan cairan dapat mengurangi risiko kanker usus hingga 45 persen, kanker kandung kemih hingga 50 persen, dan kemungkinan juga mengurangi risiko kanker payudara.
Dokter jantungku secara pribadi mengatakan bahwa pasokan air putih yang mengalir dalam darah bisa mencegaha terjadinya penyumbatan darah di pembuluh darah. Hal ini amat berguna untuk mencegah stroke dan serangan jantung mendadak. Itu sebabnya nasehatnya selalu : "Jangan lupa minum air putih ya. Jangan kurang minum air putih."
2. Mencegah sakit kepala
Siapa yang tahan jika migrain mulai menyerang? Namun sebelum Anda mengonsumsi obat-obatan pereda nyeri, coba atasi dengan minum air putih. Menurut para peneliti dari University of Masstricht, Belanda, minum air putih tujuh gelas dalam sehari bisa meredakan sakit kepala, dan meningkatkan kualitas hidup mereka yang selama ini menderita akibat migrain. Dalam uji coba, mereka yang minum 1,5 liter air sakit kepalanya berkurang 21 jam, demikian pula dengan intensitas rasa sakitnya.
3. Meningkatkan ketajaman otak
Menurut penelitian, tingkat dehidrasi sebesar satu persen saja dari berat badan Anda sudah bisa mengurangi fungsi-fungsi berpikir Anda. Otak memang membutuhkan banyak oksigen agar dapat berfungsi pada tingkat optimal. Dengan minum banyak air putih, Anda bisa memastikan bahwa otak telah terpenuhi kebutuhannya. Malahan, minum 8-10 cangkir air putih setiap hari bisa memperbaiki tingkat performa kognitif sebanyak 30 persen.
4. Membuat Anda tetap waspada
Dehidrasi adalah penyebab utama rasa lelah yang terjadi sepanjang hari. Jika rasa letih yang Anda rasakan lebih seperti dorongan kuat untuk tidur siang, coba minum segelas air. Minum cukup air putih akan membuat Anda bekerja lebih baik, paling tidak bisa mencegah Anda merasa sulit konsentrasi. Perlu Anda tahu, tingkat dehidrasi sebesar dua persen bisa memicu masalah memori jangka pendek. Anda juga akan mengalami kesulitan berfokus pada apa yang sedang Anda baca di layar komputer.
5. Membuat kulit bercahaya
Kurang cairan menyebabkan sel-sel kulit mengerut. Banyak mengonsumsi air akan membuat kulit terjaga elastisitasnya.
6. Mengeluarkan racun dari dalam tubuh (detoksifikasi).
Air berperan dalam penyaringan racun tubuh yang dibuang melalui urine. Kondisi yang parah juga akan mengakibatkan penyakit batu ginjal dan gagal ginjal.
Itu ceritaku bagaimana akhirnya sebotol air putih akhirnya menjadi salah satu benda yang wajib ada di dalam tasku. Bersanding dengan handphone dan dompet serta kartu ATM dan benda-benda lain. Bahkan, jika harus memilih 3 benda saja untuk dibawa pergi, maka yang aku bawa pasti hanyalah handphone, dompet dan botol air putih. Keberadaan minuman dalam isi tasku sudah menjadi sebuah kebutuhan yang harus tersedia.
*****
Kebutuhan manusia akan air memang amat tinggi. Manusia, mungkin bisa bertahan hidup berhari-hari tanpa harus makan sama sekali. Tapi, tidak ada manusia yang bisa bertahan hidup jika harus hidup tanpa air selama berhari-hari. Kebetulan, aku menemukan artikel menarik tentang air yang keberadaannya mendominasi cara kerja sistem tubuh manusia, judulnya "Air Mendominasi Tubuh Manusia."
Dari artikel tersebut, dr. Luciana B. Sutanto, MS, SpGK mengatakan bahwa komponen yang membentuk seluruh jaringan tubuh manusia, prosentase terbearnya diisi oleh air. Air membentuk lebih dari 70% tubuh manusia; mendiami 85% darah yang mengalir dalam tubuh manusia, dan mengisi 75% massa otot serta memenuhi 90% dari sel tubuh manusia.
Gambaran dari kondisi tersebut di atas, oleh dr Luci dideskripsikan sebagai berikut:
"Misalnya, orang dengan berat badan 70 kg dimana total air dalam tubuhnya adalah 60 sampai 70% maka setidaknya 42 liter di tubuhnya adalah air dengan perincian keberadaannya yang tersebar kurang lebih adalah, di dalam sel sebear 40%, di luar sel 30%, di dalam pembuluh darah 5% dan di antara jaringan lain sekitar 15%." (dikutip dari artikel air *1)
Dari penjelasan tentang keberadaan air dalam tubuh manusia tersebut, bisa dimaklumi jika nasehat yang aku dapat dari dua orang dokter jantung dari dua rumah sakit untuk mencegah masalah penyumbatan pembuluh darah sekaligus mencegah masalah yang terkait dengan penyakit jantung hanya satu nasehat "Jangan lupa minum air putih. Harus banyak minum air putih."
Secara kebetulan, kesehatan keluargaku sering terganggu karena masalah yang berhubungan dengan kebutuhan air bersih. Anak tengahku, ketika masih duduk di bangku sekolah dasar dan sekolah menengah pertama, beberapa kali terserang demam tinggi dan batuk. Ketika dibawa ke dokter, masalahnya adalah: "Ini kurang minum kayaknya."
Bahkan pernah dia sampai terserang sakit tenggorokan dan sariawan dan kembali dokter memberitahu bahwa "Kurang minum nih."
Dan hal serupa kembali terjadi pada anak bungsuku.
Huff.
Entah mengapa anak-anak perempuanku sering lupa minum jika sedang asyik dengan permainan dan kegiatannya. Itu sebabnya aku sering mengingatkan mereka, "Hayooo... sudah minum belum?" atau "Sudah berapa gelas minum air putih hari ini?"
Terkadang, malah aku sering mengantarkan mereka segelas air atau sebotol air kemasan agar mereka meminumnya. Agak dipaksa memang, karena sering menunggu kesadaran mereka untuk minum itu sulit. Apalagi jika mereka sedang amat asyik dengan apa yang mereka kerjakan.
Beberapa kali diingatkan, mereka pun bertanya padaku. "Sebenarnya, yang benar itu kita butuh berapa gelas air sih yang harus diminum? Kayaknya aku sudah minum 8 gelas deh hari ini. Tapi kenapa aku tetap ngerasa kering ya? Haus terus bawaannya." (ini pertanyaan yang paling aku ingat ketika anak bungsuku datang dengan wajah yang keringatan sepulang dari sekolah. Dia kubekali dua buah botol air putih kemasan 600 ML dan keduanya habis tandas tapi dia tetap merasa kehausan).
Dari pertanyaan ini, aku membawa anakku untuk mencari tahu tentang kebutuhan air bagi tubuh manusia. Ada banyak artikel dengan informasi tentang air yang tersebar di internet. Dan sebagai salah satu generasi Gadget, anakku bisa dengan mudah kubawa untuk mencari tahu tentang hal tersebut. Salah satunya adalah, arikel dengan judul "Berapa Banyak Seharusnya Anda Minum?"
Dan ketika liburan kemarin, di atas pesawat aku juga berjumpa dengan sebuah artikel ringan yang menjelaskan tentang pentingnya air bagi otak manusia. Sengaja aku foto artikel tersebut (ada di dalam Garuda magazine on board) dengan niat untuk membaginya dengan anakku (biasanya, anakku selalu bersemangat melakukan sesuatu jika mereka sudah tahu manfaat dari apa yang mereka lakukan. Ini termasuk cara agar anak-anakku tidak lupa minum air putih dalam keseharian aktifitas mereka).
Sekitar 75% otak berisi air. Itulah sebabnya mengapa komposisi air dalam tubuh penting, yaitu untuk kemampuan berpikir |
"Itu sebabnya, kalau kamu lagi pusing ngerjain PR, minum air putih aja segelas. Nanti terasa deh, kamu dapat kesegaran tersendiri terus bisa ngerjain PR lagi dengan kondisi yang lebih fresh. Tapi ingat ya, periksa dulu baik-baik, air di gelasmu itu bersih apa nggak. Oke?"
Anakku mengangguk sambil tersenyum. Nasehatku ini ada ceritanya sebenarnya. Dua tahun lalu, ceritanya anakku kena demam tinggi yang disertai dengan muntah. Jika dia makan apa saja, tidak lama kemudian dia akan memuntahkannya. Tubuh mungilnya jadi makin kelihatan ringkih karena muntah-muntah yang dia alami. Akhirnya aku membawanya ke dokter. Ternyata setelah diperiksa, ada jamur berwarna putih di daerah belakang lidah. Dan dari pemeriksaaan lebih lanjut, penyebabnya diduga dari air putih yang dia minum yang sudah tercemar. Selama ini, setiap kali pergi ke sekolah anakku memang aku bekali air putih dari termos. Tidak pernah aku isi air berwarna untuk isi termosnya karena aku khawatir air berwarna tersebut akan basi seiring dengan waktu yang dia habiskan di luar rumah. Air putih dalam termosnya ini yang dia minum jika waktu istirahat tiba; dia minum ketika selesai makan cemilan atau makan siang. Tapi, karena masih anak-anak, sering dia minum dari termos dalam kondisi mulut yang masih berisi makanan. Akibatnya, terjadi pertukaran isi mulutnya dengan isi termos. Sudah bisa ditebak, air putih di termosnya jadi keruh. Tapi sekali lagi, karena anakku masih anak-anak (2 tahun lalu usianya baru 6 tahun), dia tidak pernah ambil pusing apakah airnya bersih atau tidak. Dengan cuek dia akan menghabiskan minuman di termosnya. Tiba di rumah, termos ini dicuci sekedarnya saja. Dan karena bentuknya dari plastik, tidak bisa disterilkan dengan uap air panas untuk membunuh bakteri. Inilah yang menyebabkan jamur berkembang dengan cepat di wadah termos plastik anakku dan akhirnya jamur tersebut masuk ke dalam tubuhnya ketika dia meminum air putih dari termosnya. Hasil penemuan sebab jamur di belakang lidahnya tersebut, dokter anak lalu memberikan sebuah nasehat.
"Saya bukannya tidak cinta lingkungan. Tapi, terus terang saja, saya lebih merekomendasikan agar anak-anak membawa botol minuman sekali pakai saja daripada botol isi ulang. Kecuali jika botol itu bisa disterilkan terlebih dahulu sebelum diisi ulang hingga semua bakteri dan jamur lenyap dari dinding botolnya."
Jika diingat-ingat, memang aku sering melihat sesuatu yang kecil melayang di dalam botol minuman si bungsu. Tapi, karena aku sebelumnya menganggap itu sesuatu yang menggelikan dari kelakuannya yang lucu jadi aku abaikan saja.Pengabaianku ini yang justru mendatangkan penyakit bagi putriku. Ugh. Ugh.
Sejak itu, aku tidak pernah lagi membekali termos minuman pada anak-anakku. Aku lebih senang membekali mereka botol air kemasan sekali pakai sambil tidak lupa mengajari mereka untuk merusak botol yang sudah kosong sebelum dibuang ke tempat sampah agar botol tersebut tidak disalah gunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Air putih yang bersih itu sebuah keharusan bagi kebutuhan keluargaku (jika ditanya kenapa bisa begitu? Karena, biaya berobat akibat mengabaikan penggunaan air putih yang bersih tersebut jauh lebih mahal daripada mengkonsumsi air putih yang bersih. Jadi, lebih baik mencegah deh daripada mengobati. Aku sudah membuktikannya sendiri kebenaran ungkapan tersebut).
Anakku, yang karena sering aku ajak berdiskusi tentang berbagai macam hal meski usianya masih kecil, pernah bertanya padaku setelah dia selesai menonton acara televisi yang menayangkan tentang kelangkaan air bersih di Afrika sana. Dimana anak-anak dengan tubuh yang amat kurus hingga tulang berbalut kulit saja, tampak tak berdaya bahkan untuk mengusir lalat yang hingga di atas tubuh mereka.
"Bu... padahal, di bumi ini kan air tuh banyak banget ya. Kalau aku liat globe, pasti deh yang paling banyak itu bagian yang berwarna biru , yaitu bagian airnya daripada warna coklat atau hijau, bagian daratannya. Terus, hujan juga sering turun. Tapi kenapa sih kok ada tempat dimana air bersihnya langka? Padahal ibu pernah bilang ke aku bahwa jumlah air yang ada di bumi kita ini jumlahnya tetap?"
Pertanyaan anakku ini membuatku berpikir dan belajar lagi. Aku dan anakku kembali belajar bersama untuk mencari tahu hal ini. Karena, jika dipikir-pikir memang betul sih pertanyaan anakku itu. Memang pantas mengundang sebuah pertanyaan.
Dari berbagai website yang kami telusuri bersama, aku dan anakku menemukan fakta sebagai berikut: ternyata dari semua planet yang terbentang di jagad raya, maka planet bumi adalah satu-satunya planet yang permukaannya paling banyak terdapat air. Lebih kurang, 73% dari permukaan bumi diisi oleh air. Baik itu yang terdapat di laut, sungai, danau, selat dan sebagainya. Tapi, meski nyaris seluruh permukaan bumi diisi oleh air, sesungguhnya yang bisa dikonsumsi oleh manusia hanya sebesar 3% saja.
Mengapa? Karena, keberadaan air yang lain adalah air asin yang ada di laut.
bagan pembagian air yang ada di muka bumi dimana sebagian besar ternyata diisi oleh air laut yang tidak bisa dikonsumsi |
"Makanya nak, ibu sama ayah selalu kan ngingetin kamu untuk hemat air, hemat air. Ya karena itu tadi, air tawar yang bisa kita konsumsi itu cuma sedikit jumlahnya di atas muka bumi ini. Dan yang lebih sedikit lagi jumlahnya itu adalah ketersediaan air bersih."
"Memangnya air tawar sama air bersih beda bu?"
"Ya iyalah beda. Air tawar itu kayak air sungai, air danau, air hujan. Memangnya, mereka semua bisa kita minum begitu saja? Kayak air sungai yang mengalir di Ciliwung itu, kalau ibu ciduk segelas terus ibu kasih ke kamu, kamu mau nggak minumnya?"
"Nggak disaring dulu? Nggak dimasak juga? Euhhhh.... nggak!"
"Nah... itu bedanya air tawar sama air bersih. Air bersih tuh air yang belum terkontaminasi berbagai macam limbah manusia atau pabrik. Dan lebih bagus lagi jika air itu sudah melalui proses penyaringan terlebih dahulu. Soalnya, bahaya sih nak, jika kita minum air sembarangan. Bisa kena diare, difteri, atau gangguan pencernaan lain. Malah, kalau misalnya air yang tidak bersih itu kita gunakan untuk mencuci dan mandi, kita juga bisa terkena penyakit kulit seperti panu, kadas, kurap dan penyakit alergi lainnya. Serem deh pokoknya."
Ada
banyak hal yang bisa dilakukan untuk menjaga keberadaan air tawar:
1.
Mengembangkan perilaku bijaksana dalam memperlakukan keberadaaan kepemilikan
air.
Seperti tidak
boros dalam menggunakan air untuk berbagai keperluan. Ada banyak hal-hal
sederhana yang bisa dilakukan seperti matikan keran air ketika kita sedang
menggosok gigi, atau ketika sedang menyabuni tangan atau tubuh. Ambil
seperlunya, dan tidak menggunakannya secara berlebihan. Bahkan bijak dalam memperlakukan handuk atau pakaian atau selimut yang kita kenakan, juga termasuk dalam
perilaku bijak penggunaan air. Dengan begitu, tidak perlu sekali pakai lalu
dicuci, dengan demikian otomatis pemakaian air untuk mencucinya juga lebih
hemat. Artis Rachel Hunt, bahkan karena kesadaran akan pentingnya menghemat pemakaian air tawar, mengganti bath tubnya yang mewah dan besar dengan shower. Dengan begitu, ketika sedang memakai sabun dan shampoo, air shower bisa dimatikan.
2.
Mengembangkan perilaku cerdas dalam penggunaan air.
Pernah
dengar istilah recycle? Air sesungguhnya bisa juga direcycle. Di desa Desa
Toglo Mas, Malang, sudah diterapkan recycle air limbah agar air buangan dari
limbah rumah tangga tidak mengotori air sungai Brantas. Sebelumnya, awal tahun
80-an, penduduk di desa tersebut banyak yang membuang kotoran dari kegiatan
buang air besar mereka di sungai, atau membuangnya dalam kantong plastik yang
kemudian dilempar ke sungai Brantas. Akibatnya, sungai pun menjadi tercemar,
belum lagi jika kotoran ini tersangkut di rumpun bambu yang terdapat banyak di
pinggir sungai. Akibatnya, bau tidak sedap merebak di desa tersebut.
Adalah
seorang Agus Gunarto yang kemudian berinisiatif untuk mengubah kebiasan
masyarakat tersebut. Dia mulai menerapkan sebuah sistem penjernihan limbah
rumah tangga tersebut agar kelak air yang mengalir dari limbah rumah tangga ke
sungai bukan lagi sebagai air limbah tapi air yang sudah dijernihkan sehingga
Sungai Brantas tidak terlalu kotor dan bisa dikonsumsi oleh masyarakat.
Kebetulan, suami saya mendapat kesempatan untuk menyaksikan cara Agus Gunarto melakukan recycle air di kota Malang, Jawa Timur dan ini oleh-oleh yang suami saya jelaskan pada anak dan istrinya di rumah segera setelah dia pulang.
(gambar
adalah koleksi pribadi. Keterangan: ini adalah tangki tempat menampung semua
kotoran manusia dari kakus rumah tangga. Inilah penampungan pertama tangki AG).
(gambar diambil dari koleksi pribadi. Keterangan gambar: ini adalah gambar dari endapan lumpur bekas kotoran manusia yang berasal dari tangki AG di atas)
(gambar diambil dari
koleksi pribadi. Keterangan gambar: ini adalah penampungan air selanjutnya yang
kemudian disaring dengan bantuan tanaman eceng gondok yang akan menyerap
kotoran dan bakteri e. coli yang terdapat dari air limbah yang dikeluarkan oleh
tangki pertama).
(untuk keterangan lebih
lanjut sistem pengolahan limbah tersebut silahkan mampir di http://digilib-ampl.net/file/pdf/tlogomas.pdf).
Kita pun bisa melakukan
recycle air secara sederhana di rumah (aku melihat sistem saringan sederhana
ini diterapkan di rumah saudaraku di Palembang, yang memang sering kesulitan
air tawar di musim kemarau. Sungai Musi yang membentang kota Palembang, ternyata kadar asamnya amat tinggi sehingga dari hasil penelitian terlihat bahwa kadar asam di sungai terbesar di Sumatra selatan itu mampu membuat karat sebuah potongan baja dalam waktu yang tidak lama setelah direndam di dalam air sungainya. Kondisi inilah yang membuat air sungai Musi tidak bisa lagi dikonsumsi).
Bagaimana caranya melakukan proses recycle sederhana yang dilakukan oleh saudaraku itu? Dalam hal ini, dia memiliki drum-drum dalam jumlah banyak untuk menampung air hujan yang turun di musim hujan. Juga sebuah bak penampungan air yang amat besar di samping rumah. Nyaris seluas garasi mobil orang Jakarta. Agar tidak berkembang nyamuk di dalam kolam penampungan air hujan tersebut, dipeliharalah beberapa ekor ikan. Nah, air dari bak penampungan ini, disalurkan ke dalam keran-keran kecil yang akan mengisi sebuah bak penampungan yang jauh lebih kecil. Bak penampungan ini diisi dengan batu-batu kerikil, ijuk dan potongan batu bata serta batu tawas sebagai saringannya. Lalu, selanjutnya, air yang sudah melalui penyaringan ini akan kembali disalurkan ke keran-keran lagi guna dilimpahkan ke ember-ember plastik siap angkut.Air yang keluar sudah lebih bersih dan bening. Bisa dipakai untuk mencuci, menyiram tanaman, membersihkan rumah dan kendaraan, serta untuk mandi. Untuk dipakai guna keperluan memasak, ada lagi alat saringan berikutnya.Ide recycle air ini menurutku luar biasa untuk daerah dimana kelangkaan air memang kerap terjadi.
3. Mengembangkan perilaku ramah pada alam sekitar.
Air hujan yang turun
dari langit, adalah rezeki yang diberikan oleh Allah SWT bagi ummat manusia. Jangan
pernah sia-siakan air hujan tersebut dengan cara jangan tutupi halaman rumah
kalian seluruhnya dengan semen. Sisakan hamparan tanah karena sesungguhnya, air
hujan yang turun dari langit itu ketika bertemu dengan tanah akan segera berusaha untuk masuk ke dalam tanah. Lapisan
semen atau beton atau aspal yang menutupi permukaan tanah akan menghalangi
meresapnya air hujan masuk ke dalam tanah. Padahal, air hujan yang masuk ke
dalam tanah inilah yang akan mengisi persediaan air tanah kita.
Selain itu, jangan
gunduli hutan dan lereng bukit atau gunung yang tersedia. Karena hutan yang
gundul dan lereng yang tidak memiliki pohon akan menyebabkan laju air hujan
yang turun di daerah gunung turun begitu cepat tanpa punya kesempatan meresap
ke dalam tanah. Akibat laju air yang cepat di lereng tersebut, justru bisa
menyebabkan longsor dan banjir.
Termasuk perilaku ramah
pada alam sekitar adalah tidak mengotori sungai dan kali dengan sampah atau
mendirikan bangunan di pinggiran sungai. Sampah yang berserak di atas sungai dan
bangunan yang tersebar di pinggiran sungai, akan membuat kapasitas sungai untuk
menampung air menjadi berkurang dan itu bisa menyebabkan air sungai meluap dan
terjadilah banjir.
Kebetulan, sekolah dasar putri keduaku, berada di daerah rawan banjir. Mungkin karena letaknya yang ada di daerah yang lebih rendah dari perumahan yang ada di sekitarnya. Akhirnya, pihak sekolah berinisiatif untuk membuat 4 (empat) buah sumur resapan di halaman sekolahnya. Ternyata, inisiatif membuat sumur resapan (seperti gambar di bawah ini) cukup efektif. Memang tidak bisa mencegah sekolah agar tidak terendam banjir. Banjir tetap menghampiri sekolah tersebut. Tapi, dibanding dengan kondisi rumah-rumah di sekitarnya, maka sekolahan anakku banjirnya lebih cepat surut sehingga pihak sekolah tidak pernah meliburkan murid-muridnya terlalu lama.
(gambar diambil dari poster pencanangan sumur resapan yang dikeluarkan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Keterangan gambar: ini adalah gambar sumur resapan yang sebaiknya ada di tiap-tiap rumah tangga. Sumur resapan ini bisa menampung limpahan banjir yang terjadi di jalan raya yang ada di depan rumah di daerah banjir) |
Termasuk dalam perilaku ramah pada lingkungan yang terkait dengan ketersediaan air bersih adalah: tidak buang sampah sembarangan dan tidak membuang sampah ke aliran sungai; juga tidak membiarkan terjadinya pembiaran tindakan mengotori sumber mata air atau aliran air. Karena, air yang tercemar pasti akan merusak kesehatan dan keberlangsungan ekosistem di sekitar keberadaan air itu sendiri.
4. Mari mengembangkan perilaku Menabung air bagi masa depan.
Ada dua hal yang bisa dilakukan untuk keperluan tersebut: yaitu membuat sumur biopori dan sumur resapan di pekarangan dan lingkungan sekitar rumah. Di daerah sekitar rumahku, ketika musim hujan turun tiga tahun yang lalu, genangan air hujan di gang-gang dekat rumah sering lama sekali menyerapnya karena murni mengandalkan pada sinar matahari yang akan membuatnya menguap atau tersapu oleh berbagai macam gerakan menyapu air itu untuk pergi (seperti lewat motor yang melintas, atau sengaja digiring dengan sapu lidi). Akhirnya, Pihak Kelurahan mulai menerapkan pembuatan lubang biopori setiap jarak satu meter di sepanjang gang. Hasilnya, ketika musim hujan tahun berikutnya, air hujan cukup lumayan cepat terserapnya dan genangan air pun tidak lagi tinggi dan lama di gang-gang atau halaman rumah. Pembuatan lubang biopori sendiri lebih sederhana untuk diterapkan oleh banyak orang. Cukup membuat lubang dengan diameter 10 cm (ada alat untuk membuat lubang biopori yang sekarang dijual di toko perkakas kebun) dengan kedalaman 1 meter ke dalam tanah. Lalu, isi lubang tersebut dengan sampah organik atau kompos yang berfungsi untuk menggemburkan tanah karena otomatis akan menjadi tempat yang nyaman bagi para cacing tanah. Lalu tutup lubang tersebut dengan tutup saringan yang biasa ada di pembuangan air di kamar mandi. Mudah kan?
Jadi, jangan semen atau tutupi semua permukaan halaman rumah kita. Selalu beri jalan untuk air yang tergenang agar bisa menelusup masuk kembali ke dalam tanah. Termasuk disini juga, menanami tanah dengan tanaman atau rumput. Mereka berdua bisa menahan dan menampung air hujan lebih efektif.
Jika perilaku bijaksana dalam penggunaan dan perlakuan terhadap air tawar tersebut bisa diterapkan oleh seluruh orang Indonesia, maka aku sih yakin ya, Indonesia bisa terhindar dari krisis air bersih seperti yang dialami oleh beberapa negara di Afrika sana.
Mencegah itu jauh lebih murah daripada memperbaiki atau mengobati. Itu benar sekali. Dan bijaksana dalam penggunaan dan perlakuan terhadap air, insya Allah juga akan membawa Indonesia pada kondisi yang jauh lebih sehat.
Semoga.
Semoga.
===============================================
.bahan bacaan:
- Air mendominasi tubuh manusia (menshealt.co.id) http://www.menshealth.co.id/kesehatan/waras/air.mendominasi.tubuh.manusia/004/003/27
- Berapa banyak sebaiknya anda minum? (meetdoctor.com)
- Fungsi dan peran air bagi kehidupan manusia (artikellingkunganhidup.com)
- Manfaat air putih bagi kesehatan jantung (blogspotsehat.com)
- Gambaran umum krisis air bersih di Indonesia (forum hijau Indonesia)
- Memaksimalkan 1% air yang bisa dipakai di muka bumi
- Air sebagai sumber kehidupan (tulisan sendiri)
- Where is the water on earth?
- 6 Manfaat air putih bagi kesehatan tubuh (artikel di facebook)
artikel ini diikut sertakan dalam lomba blog dengan tema Air dan Kehidupan untuk Indonesia yang lebih baik |
wiiih mak lengkap bin komplit.......bisa nambah pengetahuan....semoga menang lombanya ya...TFS
BalasHapussekarang banyak yang milih naik motor daripada jalan kaki, malah ngetawain yang jalan kaki kayak anak pramuka -_- semoga menang mbak :D
BalasHapustutup muka, aku anter anak2 naik motor :). air di butuhkan banget ya, asal bukan air banjir
BalasHapusSyukurlah, jantungnya sehat.
BalasHapusMakasih sharingnya, Bu. Besok tak tambahin mlaku2nya ah. . .
Aku juga suka jalan kaki mbak, tapi disini jalanan tuh nggak ramah bagi pejalan... Trotoar nggak banyak cuma beberapa jalan besar aja, itupun dipenuhi pedagang.
BalasHapusJadi pingin minum air putih banyak-banyak :D
Good Luck mbak Ade.
Lengkap dan panjang Mak.. :) thanks for sharing.. :)
BalasHapusMak Ade nggak dtg di ngaBLOGburit aja postingannya luar biasa... Tengkiu ya mak, sangat bermanfaat. Semoga kita semua diberi kesehatan oleh Allah. Aamiiin
BalasHapusinfo bagus ini!!
BalasHapuskeren bangat infonya!!!
BalasHapusnice info thanks
BalasHapus