Karena kebutuhan akan kehadiran orang lainlah maka sebuah pertemanan pun dijalin dengan berbagai macam niat dan alasan.
Kehadiran seorang teman itu lebih berarti bahkan ketimbang harta yang berlimpah. Bersama teman, kita sebagai manusia bisa membagi beban hidup yang berupa beban pikiran.
Kehadiran disini, tidak mesti harus berupa wujud harus dalam sebuah pertemuan fisik bahkan (meski kehadiran fisik tentu selalu memberi nilai tambah yang positif). Dan ini adalah ceritaku tentang seorang teman yang hanya bisa aku jumpai dalam untaian sms ketika kami berkomunikasi karena ada jarak tempat yang memisahkan kami yang cukup jauh (sebelumnya, ini aku tulis jadi status facebook).
Seorang teman beberapa minggu lalu selalu mengirimiku sms yang berisi curhat kekesalannya karena kondisi kehidupannya yang memprihatinkan. SMS-nya panjang kali lebar kali tinggu hingga berubah menjadi volume yang amat besar. Banyak. Dan aku hanya membalasnya dengan satu kata saja: bersabarlah.
- Anakku sakit. Tapi aku tidak punya uang sepeserpun.
- Astaga. Uang di dompetku hanya cukup untuk membeli beras dan sepotong ikan saja hari ini, tapi di tengah jalan tadi ada orang yang merampokku dan memaksaku untuk menyerahkan uang tersebut. Padahal anakku masih sakit dan belum makan dari pagi. Aku ingin menangis saja rasanya kak. Teganya orang tersebut.
- Duh, hari ini ternyata ada bazar murah hingga tidak ada seorang pun pembeli yang mampir untuk membeli daganganku.
Lalu temanku itu terus mengirimiku sms dan sms dan sms yang isinya kurang lebih sama, keluhan dan kekesalan dan kekecewaan. Dan balasan smsku selalu sama, hanya satu kata : bersabarlah.Akhirnya, dia berhenti mengirimiku sms.
Hidup memang berisi persoalan dan persoalan yang tiada pernah berkeputusan. Ketika sebuah persoalan hidup yang satu selesai, maka muncul persoalan hidup yang lain. Pada beberapa orang, kemunculan persoalan hidup yang tidak berkesudahan itu tentu saja membuat hidupnya menjadi begitu sibuk. Dan pada akhirnya, membuat lelah. Aku tahu pasti, temanku itu pasti merasa lelah dengan persoalan hidupnya yang terasa tidak ada akhirnya. Dan aku tahu dia pasti kesal dengan nasehatku yang selalu sama. Tapi... memang itulah pilihan jawaban atas semua persoalan hidup yang dia hadapi saat ini menurutku.
Sabar itu, memang hanya sebuah kata. Tapi makna yang terkandung di dalamnya amat berat untuk diterapkan. Padahal, jika saja sabar itu sukses di terapkan, maka yang lahir kemudian di dalam hati seseorang adalah perasaan IKHLAS. Ikhlas menerima persoalan hidup yang datang menerpa sebagai bagian dari proses kehidupan itu sendiri. Ikhlaslah yang kelak akan melahirkan sebuah rasa bahwa di balik semua kesulitan selalu diiringi dengan kemudahan. Tidak pernah dan tidak akan pernah Allah SWT memberikan sebuah kesulitan pada makhluk ciptaan_Nya tanpa bekal kemudahan di balik kesulitan tersebut. Dan .... aku percaya bahwa temanku tersebut sedang dituntun untuk mendapatkan kemudahan untuk mengatasi persoalan hidupnya.
dan tiga malam lalu, (akhirnya) dia kembali menulis sms kepadaku:
"jujur nih, aku sebenarnya kesal karena balasan smsku selalu kakak balas dengan satu kata saja. Kenapa sih kakak tidak memberi balasan yang panjang? Kakak bosan ya dengan keluhanku? kakak tuh.... " (kembali mengomel dan marah2 dan curhat keluhan yang panjang).
Akhirnya, aku pun membalas semua smsnya tidak dengan satu kata lagi:
"Tidak. kakak tidak kesal. Hanya saja, jika kamu mengeluh dan kakak tanggapi, nanti kamu jadi senang hati dengan keluhanmu itu. Dan karena senang lalu keluhanmu akan semakin berkobar melebar. Pada akhirnya, karena mendapat dukungan, kakak takut kamu jadi menyalahkan Tuhan."
Lalu dia membalas: "Itu sebabnya aku benci kakak." Aku diamkan saja smsnya. Tidak membalas apa2. Dia berhenti mengirimiku sms.
Sepi.
Handphoneku tidak lagi bergetar oleh notif dari dia.
Dan aku pun tidak berusaha untuk menghubunginya.
Aku percaya pada apapun keputusan yang akan diambil oleh temanku itu. Jika dia merasa berteman dengan ku tidak membawa manfaat, maka aku tidak akan memaksanya untuk terus berteman denganku. Jika dia merasa bahwa kehadiranku mengganggunya, maka aku akan memaafkannya. Dan jika dia memutuskan untuk tidak akan menghubungiku lagi dengan sms-sms-nya.
well.
Apa boleh buat. Aku hanya bisa mendoakan agar dia baik-baik saja.
Tapi semalam dia kembali mengirimiku sms: "Aku benci kakak. Tapi aku kangen pingin curhat lagi sama kakak. Masih boleh kan kak aku curhat dan marah2 gaje ke kakak? Aku benci kakak, tapi setelah lama tidak menyapa kakak, aku jadi tahu bahwa aku sayang banget sama kakak. Aku sayang kakak karena Allah. Maafin aku ya kak."Akhirnya, aku jadi senyum sendiri dan tanpa terasa.. jadi terharu sendiri.
Lalu dia kembali mengirimiku sms dengan berbagai keluhan, curhat, kekesalan, kekecewaan dan balasan smsku padanya tidak banyak kata. Tapi kali ini ada tambahannya, yaitu aku menambahkan icon senyum di ujungnya.
Dan ini sms balasan dia yang terakhir:
bebn pikrn ku sdkt berkrng jk mencertkn nya dg kakak trmks kakak membc sms dn membc keluh kesah ku,walau smua mashh tak berkurng tp k lega aja
hehehehe.... Bantuanku bagi dia pasti tidak berguna dan tidak membantu apa-apa. Tapi, kehadiranku sebagai teman untuknyalah yang berguna.
Namanya juga makhluk sosial.
Iya gak?
gambar diambil dari sini |
iya sih pernah juga selalu jadi tempat curhat :D
BalasHapuspadahal kita sendiri juga sedang ada masalah.
bersabar dan terus bersabar, pasti akan jalan keluarnya :)
Temannya cerewet ya, Bu. Hahaha
BalasHapusSaling membutuhkan namanya. Tapi, ada baiknya kalau curhat tuh tau waktu, ya. Biar yg dicurhati gak misuh2.
tanpa teman sepi mbak
BalasHapusmakasih atas infonya, sangat bermanfaat
BalasHapus