Mensosialisasikan Kondom atau Mensosialisasikan seks bebas?

[Lifestyle] Agak-agak kaget juga aku pagi ini ketika melihat gambar bis yang penuh ditempeli iklan PEKAN KONDOM NASIONAL.  Wah... seronok banget, apalagi ada gambar duta kondom disana yaitu Julia Perez dengan pakaian yang seksi abis dan nampilin kesan pelacur murahan yang menanti pelanggan.

gambar diambil dari facebook



Kapan sih Pekan Kondom Nasional? Katanya sih mulai tanggal 1 desember s. d 7 desember 2013.
Terus apa saja kegiatannya, tentu saja sosialisasi pentingnya penggunaan kondom pada masyarakat lewat seminar, diskusi, dan... ini nih yang agak-agak mengagetkan: bagi-bagi kondom gratis.
Nah, Pekan KOndom Nasional ini sendiri sebenarnya sudah berlangsung selama 7 tahun sejak dicanangkan oleh Kementrian Kesehatan dengan mengontark LSM tertentu, dalam rangka untuk "Pencegahan HIV/AIDS dan Merencanakan Keluarga Berencana".

Dulu, waktu aku SMP, sekolahku juga pernah didatangi oleh LSM yang membawa misi pentingnya pendidikan seks bagi remaja. Nah, salah satunya itu aku diajarin bahwa penyakit seksual itu bisa menular lewat hubungan seksual. Itu sebabnya akan lebih baik jika melakukan hubungan seksual itu dengan cara menggunakan kondom. Dan aku menggaris bawahi bagian yang aku ingat banget waktu itu:

"Itu sebabnya, jika seorang suami pergi ke luar kota, selain bekali dia dengan nasehat agar hati-hati, bekali juga dia dengan kondom. Dengan begitu suami akan terhindar dari tertularnya penyakit seksual."

Aku bengong.
Secara aku masih SMP, belum punya pacaran, belum mikirin mau punya pacar atau nggak, baru juga dapat menstruasi, payudara juga baru tumbuh, dan benar-benar blank apa itu sebenarnya penyakit seksual dan hubungan seksual.
Lah... sampai dengan aku kuliah alias duduk di bangku perguruan tinggi, aku baru tahu bahwa ternyata tindakan perkosaan itu adalah hubungan seksual yang dilakukan dengan cara memaksa dan menyakit. Sebelumnya, setiap kali aku tanya ayahku, ayah hanya menjawab:

"Perkosaan itu.. laki-laki yang memukul, menedang dan menyakiti perempuan dengan amat kejam."

Jadi, setiap kali liat adegan pemukulan yang dilakukan laki-laki terhadap perempuan aku pikir dia lagi merkosa tuh perempuan. Hahaha.. nah, jadi kebayang kan hebohnya aku pas baru tahu bahwa pemerkosaan itu ternyata bukan hanya sesederhana yang diajarin ayahku itu.

Oke.. Back on topic (hadeuh si ade, malah ngomongin yang lain)
Nah.. Kalau pekan kondom nasional memang jadi dilaksanakan, aku jadi rada bingung juga. Berarti siapa saja bisa melihat pekan sosialisasi tersebut dong? Baik mereka yang sudah mengerti maupun mereka yang belum mengerti apa-apa seperti anak-anak misalnya.

Terus.. sebenarnya apa yang ingin didapatkan dari pekan kondom nasional itu sebenarnya?
 Bahwa hubungan seksual itu lebih aman dengan menggunakan kondom? Lah.. iya kalau yang memahami itu pasangan yang sudah menikah. Kalau yang belum? BUkannya itu malah memicu keinginan untuk melakukan seks bebas ya? Jadi:

"Kita ngelakuin hubungan seks yuk. Gak bakal hamil kok, kan pake kondom."
"Kita ngelakuin hubungan seks yuk. Gak bakal tertular penyakit kok, kan pake kondom."
"Kita ngelakuin hubungan seks yuk. Gak bakal kena aids kok meski aku sering melakuukan cinta satu malah dengan banyak orang. Kan aku pake kondom."
"Kita melakukan hubungan seks yuk. Gak usah takut dosa, toh kita ngelakuinnya dengan ikhlas suka sama suka. Yang penting save seks. Pake kondom ya."
gambar diambil dari http://kolomkita.viva.co.id/baca/artikel/3/2157/pemberantasan_korupsi__aids_sekedar_wacana


Waaaaa...
Aku kira ini ide yang benar-benar gila deh.
Memang sih sekarang tuh zaman udah gila dimana perilaku seksual seseorang juga sudah banyak yang gila-gila. Tapi... masa iya sih kita harus kembali semakin melonggarkan rasa permisif kita terhadap pelanggaran norma dan etika agama dan budaya kita. Sehat itu menurutku bukan hanya sehat jasmani saja, tapi juga sehat rohani dan sehat juga pemikiran dan pemahaman akan norma-norma yang seharusnya tetap dijaga untuk ideal.

Jika bukan kita yang memelihara norma-norma yang patut dalam masyarakat, lalu siapa lagi?
-----

6 komentar

  1. beginilah kalo program pemerintah dibuat dan dilakukan tanpa menggunakan agama sebagai tuntunannya, hanya mengandalkan kepintaran duniawi manusia yang terbatas, akhirnya output programnya bisa terlihat mulai dari iklannya yang seronok dan vulgar, (entah apa hubungannya julia peres) dengan kondom), bukankah yang menggunakan kondom itu kaum lelaki, kenapa malah julia peres yg ditampilkan...
    belum lagi penyampaian yg blak2-an....
    kalo begini sich bukannya mengurangi prilaku seks bebas...ini malahan menambah keingintahuan serta rasa penasaran untuk mencoba apa yg dimaksud dengan seks bebas, Naudzubillahimindzalik.......salam ;-)

    BalasHapus
  2. whaaaa,,kok ada gni yaaa,,aduuuhh,,bisa tambah parah nih,,gambarnya itu jg,,ngga mencerminkan program pemerintah smsekali,,

    BalasHapus
  3. Saya sepemikiran dengan mbak anita, akan tetapi gambarnya itu loh jangan diikutkan karena secara tidak langsung ikut mensosialisasikan kondom dan sex bebas (menurut saya)
    Salam kenal dari Tangerang

    BalasHapus
  4. aku lebih suka jika penanaman pendidikan seks itu sejak dini. bukannya malah bagi-bagi kondom. jika mindset tentang seks itu sudah 'lurus', maka seterusnya akan lurus kok perilaku kita :)

    BalasHapus
  5. bagus Mb tulisannya...suka kalimat terakhir. betul banget tuh. kalau masing2 kita nggak peduli, bagaimana masa depan moral negeri ini?

    BalasHapus
  6. Astagfirulah, dunia indonesia wis uedannn tenan....banyak PR Ɣªήğ mesti kita lakuin buat mencegah supaya hal ini gak akan jadi warisan buat generasi selanjutnya. Yuks, join di acara bagi2 CD parenting dan stiker Ayah Edi secara GRATIS di monas dan HI, tgl 29 Desember 2013 jam 8-11. Let's Make Indonesian Strong From Home...

    BalasHapus