BLEB!
Listrik padam secara
mendadak.
Lalu semua aktifitas
yang terlaksana berkat listrik pun ikut
terhenti secara mendadak. Televisi yang sedang memutarkan sebuah acara, radio
yang sedang mengalunkan sebuah lagu, mesin cuci yang sedang berputar dengan busa
yang membumbungnya, dan bohlam lampu yang tiba-tiba padam. Segala sesuatu yang
bekerja berkat tenaga listrik: semua padam.
Rumah-rumah yang
ventilasinya dirancang untuk menjadi ruang tertutup karena mengandalkan AC,
mulai mengeluarkan suara keluhan dari penghuninya yang kegerahan. Dan ketika
senja mulai pergi dan malam mulai menyapa, keluhan pun bertambah karena
kegelapan. Meski demikian, tiap-tiap orang berusaha untuk memahami akibat yang
ditimbulkan dari padamnya listrik. Mereka berusaha untuk mencari jalan keluar
dari peristiwa padamnya listrik dengan mencari aktifitas pengganti yang bisa
dikerjakan secara manual alias dengan tangan mereka sendiri. Riuh rendah acara
televisi mulai digantikan dengan obrolan dan senda gurau untuk mengisi waktu
yang terasa sepi. Kipas-kipas mulai
digerakkan secara manual untuk mengusir hawa panas. Ada yang menggerakkan buku,
majalah, koran, potongan lembar kardus, hingga benar-benar menggerakkan kipas
tangan yang sesungguhnya. Cucian baju pun mulai dicuci dengan tangan alias
manual. Jendela-jendela yang semula selalu terkunci rapat, mulai dibuka untuk
mengalirkan udara yang pengab. Semua bisa dikerjakan untuk mencari penyelesaian
kecuali satu hal: ketersediaan air. Dan
sebuah teriakan yang bernada peringatan pun akan segera terdengar dimana-mana:
"Hemat air...
hemat air, gak ada listrik gak ada air nih."
AIR
SEBAGAI SUMBER KEHIDUPAN MANUSIA
Air, memegang kunci
utama sebagai sumber kehidupan manusia. Manusia bisa dikatakan tidak akan
pernah bisa hidup tanpa air. Bukan hanya karena 70% tubuh manusia terdiri dari
air, tapi karena air memang mengendalikan seluruh aktifitas manusia sehari-hari.
Dimulai dari berwudhu (Umat Islam melakukan wudhu untuk menjalankan shalatnya
terlebih dahulu), mandi, cuci, kakus, memasak, dan mengkonsumsinya. Seluruh
rangkaian aktivitas ini memerlukan air sebagai media utamanya. Dan jika ada
banyak aktivitas yang bisa dicarikan solusi pengerjaannya secara manual jika
listrik padam, maka keberadaan air tidak bisa digantikan sama sekali oleh
apapun (terkecuali wudhu mungkin, yang bisa digantikan dengan tayyamum). Tidak
mungkin rasanya mencuci jika tanpa menggunakan air. Memang ada kegiatan dry cleaning, yaitu mencuci dengan cara
menyemburkan udara ke hadapan pakaian yang akan dibersihkan. Tapi dry cleaning dalam hal ini tidak bisa
menghilangkan noda yang terlanjur menempel di dalam pakaian, dan terutama
sekali, dry cleaning tidak bisa
menghilangkan najis yang menempel di pakaian. Umat Islam memiliki aturan
tersendiri dalam menghilangkan najis (sesuatu yang tidak boleh dibawa serta
ketika sedang menjalankan shalat) dimana aturannya adalah membasuhnya dengan
air sebanyak tiga kali.
Begitu pentingnya
keberadaan air tersebut sehingga tidak heran pada kondisi tak terduga seperti
bencana alam, kebakaran, banjir, atau pemadaman listrik dalam kurun waktu yang
amat lama, maka krisis keberadaan air menjadi sesuatu yang paling penting untuk
dicarikan solusinya dengan segera, khususnya keberadaan air bersih.
(gambar diambil dari
kompas citizen images: http://citizenimages.kompas.com/citizen/view/136271-Warga-Korban-Banjir-Jakarta-Butuh-Air-Bersih)
Ada banyak hal yang
bisa terjadi jika krisis keberadaan air terjadi. Penyakit yang mulai
bermunculan satu demi satu seperti penyakit kulit, gangguan pada pencernaan,
serta penyakit yang terkait dengan pernapasan.
Ya. Karena, kelangkaan
air bersih akan menyebabkan debu-debu mulai beterbangan ke sana ke mari.
Orang-orang yang sadar air adalah benda langka menjadi begitu berhemat sehingga
mereka cenderung untuk membiarkan tanah pekarangan dan jalanan di sekitar
mereka terpanggang matahari begitu saja. Akibatnya, debu-debu pun mulai
menumpuk tak terkendali, satu demi satu
pohon mati atau bertahan dalam kondisi yang amat merana yang menyebabkan tidak
dapat memberikan sumbangan oksigen bagi lingkungan. Udara pun kotor terpolusi,
zat Oksigen jauh berkurang dan inilah yang menyebabkan penyakit pernapasan
mulai berkembang di kalangan masyarakat.
Karena kelangkaan air
bersih pulalah maka kegiatan mandi, cuci dan kakus dikerjakan secara asal dan
sekedarnya. Yang penting hemat air. Akibatnya, kuman mulai berkembang di
permukaan kulit manusia, dan hinggap di makanan, minuman, dan masuk ke dalam
tubuh manusia. Itu sebabnya penyakit kulit dan penyakit gangguan pencernaan
sering menjadi penyakit yang pertama kali merebak dalam kondisi kelangkaan air
bersih.
Air benar-benar
merupakan sumber kehidupan yang utama bagi manusia. Pertanyaannya, jika
keberadaan air bersih begitu amat penting, mengapa kondisi kelangkaan air kerap
terjadi dewasa ini? Padahal, jika dipikir-pikir, 2/3 dari permukaan bumi secara
keseluruhan terisi oleh air. Bahkan pada pergantian musim setiap tahunnya, selalu
mendatangkan hujan di semua belahan bumi tanpa terkecuali secara bergantian.
AIR
YANG MENDOMINASI PLANET BUMI
Dari semua planet yang
terbentang di jagad raya, maka planet bumi adalah satu-satunya planet yang
permukaannya paling banyak terdapat air. Lebih kurang, 73% dari permukaan bumi diisi oleh air. Baik itu yang terdapat di
laut, sungai, danau, selat, dan sebagainya. Tapi, meski nyaris seluruh
permukaan bumi diisi oleh air, sesungguhnya yang bisa dikonsumsi oleh manusia
hanya sebesar 3 %-nya saja. Sedikit
sekali bukan? Mengapa? Karena, keberadaan air yang lain, adalah air asin yang
ada di laut.
(cara membaca gambar di atas:
Gambar di atas menunjukkan grafik pie mewakili pasokan
air bumi. Seperti yang bisa
dilihat di atas, sebagian besar air bumi
terkandung dalam samudra
dan laut, dan hanya 3% dari air bumi adalah
air tawar.
Sekarang melihat hanya
bagian air tawar (grafik pie tengah), sebagian besar dari itu (79%) yang
membeku dalam gletser dan es di Kutub Utara dan Selatan, bagian (20%) adalah air tanah,
dan hanya 1% adalah air tawar permukaan yang
dapat diakses (dikonsumsi).
Dari grafik pie paling bawah, terlihat sejumlah
kecil air tawar yang bisa dikonsumsi, 53% ada di
sungai dan danau, dan 8% adalah air
yang ada di atmosfer. Jadi, air di danau air tawar
adalah sekitar 52% dari air yang dapat diakses 1%. Dengan
kata lain, hanya terdapat 3% saja total air tawar, atau sekitar 0,015% dari
total air di Bumi). Itu sebabnya, pada beberapa
kondisi sering terjadi kelangkaan air tawar di beberapa tempat meski planet
bumi itu sendiri sebagian besar permukaannya dipenuhi oleh air. (gambar
dan keterangan diambil dari Earth
Forum, Houston Museum of Natural Science, htt, p://earth.rice.edu/mtpe/hydro/hydrosphere/hot/freshwater/0water_chart.html)
Air
tawar yang bisa dikonsumsi ini sendiri, keberadaannya di atas muka bumi terjadi
karena sebuah siklus luar biasa. Dimana Allah SWT membuktikan bahwa segala
sesuatu yang ada di atas muka bumi ini sungguh diciptakan sepenuhnya untuk
kepentingan manusia dan lingkungannya. Merupakan bukti rasa kasih dan sayang
yang luar biasa dari Allah SWT bagi semua makhluk ciptaanNYA. Yaitu air dari
laut yang asin, mengalami proses penguapan berkat bantuan sinar matahari di
atasnya. Air yang menguap tersebut, berkumpul menjadi awan, yang kemudian
dibawa oleh aliran angin menuju ke daratan dan turun menjadi hujan. Hujan ini
adalah limpahan air yang sudah tidak asin lagi. Air hujan lalu mengisi danau,
sungai, empang, meresap ke dalam tanah dan menjadi air dalam tanah. Air inilah
yang memenuhi hajat hidup semua makhluk hidup.
(gambar diambil dari Siklus Air Wikipedia Bahasa Indonesia Ensiklopedia Bebas Ajilbab Com)
AIR SEBAGAI WARISAN BAGI ANAK CUCU KITA
Setelah
kita mengetahui bahwa air tawar yang kita miliki ternyata amat sangat sedikit
di atas muka bumi ini, adalah amat wajar jika sebagai salah makhluk ciptaan
Tuhan yang memiliki martabat dan rasa tanggung jawab, kita menjaga air tawar
sebagai harta pusaka yang paling berharga tersebut. Karena keberadaan air tawar
yang layak dikonsumsi inilah yang akan kita wariskan pada anak cucu kita. Sesungguhnya,
air tawar yang ada di lingkungan kita, adalah pinjaman dari generasi masa depan
bagi kita, umat manusia.
Ada
banyak hal yang bisa dilakukan untuk menjaga keberadaan air tawar tersebut:
1.
Mengembangkan perilaku bijaksana dalam memperlakukan keberadaaan kepemilikan
air.
Seperti tidak
boros dalam menggunakan air untuk berbagai keperluan. Ada banyak hal-hal
sederhana yang bisa dilakukan seperti matikan keran air ketika kita sedang
menggosok gigi, atau ketika sedang menyabuni tangan atau tubuh. Ambil
seperlunya, dan tidak menggunakannya secara berlebihan. Bahkan menggunakan
kembali handuk atau pakaian atau selimut yang kita kenakan, juga termasuk dalam
perilaku bijak penggunaan air. Dengan begitu, tidak perlu sekali pakai lalu
dicuci, dengan demikian otomatis pemakaian air untuk mencucinya juga lebih
hemat.
2.
Mengembangkan perilaku cerdas dalam penggunaan air.
Pernah
dengar istilah recycle? Air sesungguhnya bisa juga direcycle. Di desa Desa
Toglo Mas, Malang, sudah diterapkan recycle air limbah agar air buangan dari
limbah rumah tangga tidak mengotori air sungai Brantas. Sebelumnya, awal tahun
80-an, penduduk di desa tersebut banyak yang membuang kotoran dari kegiatan
buang air besar mereka di sungai, atau membuangnya dalam kantong plastik yang
kemudian dilempar ke sungai Brantas. Akibatnya, sungai pun menjadi tercemar,
belum lagi jika kotoran ini tersangkut di rumpun bambu yang terdapat banyak di
pinggir sungai. Akibatnya, bau tidak sedap merebak di desa tersebut.
Adalah
seorang Agus Gunarto yang kemudian berinisiatif untuk mengubah kebiasan
masyarakat tersebut. Dia mulai menerapkan sebuah sistem penjernihan limbah
rumah tangga tersebut agar kelak air yang mengalir dari limbah rumah tangga ke
sungai bukan lagi sebagai air limbah tapi air yang sudah dijernihkan sehingga
Sungai Brantas tidak terlalu kotor dan bisa dikonsumsi oleh masyarakat.
(gambar
adalah koleksi pribadi. Keterangan: ini adalah tangki tempat menampung semua
kotoran manusia dari kakus rumah tangga. Inilah penampungan pertama tangki AG).
(gambar
diambil dari koleksi pribadi. Keterangan gambar: ini adalah gambar dari endapan
lumpur bekas kotoran manusia yang berasal dari tangki AG di atas).
(gambar diambil dari
koleksi pribadi. Keterangan gambar: ini adalah penampungan air selanjutnya yang
kemudian disaring dengan bantuan tanaman eceng gondok yang akan menyerap
kotoran dan bakteri e. coli yang terdapat dari air limbah yang dikeluarkan oleh
tangki pertama).
(untuk keterangan lebih
lanjut sistem pengolahan limbah tersebut silahkan mampir di http://digilib-ampl.net/file/pdf/tlogomas.pdf).
Kita pun bisa melakukan
recycle air secara sederhana di rumah (saya melihat sistem saringan sederhana
ini diterapkan di rumah saudara saya di Palembang, yang memang sering kesulitan
air tawar di musim kemarau). Yaitu, dengan menampung air yang sudah selesai
kita pakai untuk keperluan mandi dan cuci dalam sebuah bak penampungan yang
diberi batu-batu kerikil, ijuk, dan potongan batu bata sebagai saringannya,
lalu air yang sudah selesai disaring bisa digunakan untuk menyiram
tanaman.Tentu saja ini saringan yang amat sederhana. Untuk saringan air yang
kelak airnya bisa diminum, tentu ada lagi jenjangnya dan di rumah saudara saya
itu yang ditampung adalah air hujan, bukan air limbah dan tentu saja airnya harus dimasak sebelum diminum.
3. Mengembangkan perilaku
ramah pada alam sekitar.
Air hujan yang turun
dari langit, adalah rezeki yang diberikan oleh Allah SWT bagi ummat manusia. Jangan
pernah sia-siakan air hujan tersebut dengan cara jangan tutupi halaman rumah
kalian seluruhnya dengan semen. Sisakan hamparan tanah karena sesungguhnya, air
hujan yang turun dari langit itu ketika bertemu dengan tanah akan segera berusaha untuk masuk ke dalam tanah. Lapisan
semen atau beton atau aspal yang menutupi permukaan tanah akan menghalangi
meresapnya air hujan masuk ke dalam tanah. Padahal, air hujan yang masuk ke
dalam tanah inilah yang akan mengisi persediaan air tanah kita.
Selain itu, jangan
gunduli hutan dan lereng bukit atau gunung yang tersedia. Karena hutan yang
gundul dan lereng yang tidak memiliki pohon akan menyebabkan laju air hujan
yang turun di daerah gunung turun begitu cepat tanpa punya kesempatan meresap
ke dalam tanah. Akibat laju air yang cepat di lereng tersebut, justru bisa
menyebabkan longsor dan banjir.
Termasuk perilaku ramah
pada alam sekitar adalah tidak mengotori sungai dan kali dengan sampah atau
mendirikan bangunan di pinggiran sungai. Sampah yang berserak di atas sungai dan
bangunan yang tersebar di pinggiran sungai, akan membuat kapasitas sungai untuk
menampung air menjadi berkurang dan itu bisa menyebabkan air sungai meluap dan
terjadilah banjir.
4. Mari mengembangkan
perilaku Menabung air bagi masa depan.
Ada dua hal yang bisa
dilakukan untuk keperluan tersebut: yaitu membuat sumur biopori dan sumur
resapan di pekarangan dan lingkungan sekitar rumah. Di daerah sekitar rumah
saya, ketika musim hujan turun tiga tahun yang lalu, genangan air hujan di
gang-gang dekat rumah sering lama sekali menyerapnya karena murni mengandalkan
pada sinar matahari yang akan membuatnya menguap atau tersapu oleh berbagai
macam gerakan menyapu air itu untuk pergi (seperti lewat motor yang melintas,
atau sengaja digiring dengan sapu lidi). Akhirnya, Pihak Kelurahan mulai
menerapkan pembuatan lubang biopori setiap jarak satu meter di sepanjang gang.
Hasilnya, ketika musim hujan tahun berikutnya, air hujan cukup lumayan cepat
terserapnya dan genangan air pun tidak lagi tinggi dan lama di gang-gang atau
halaman rumah. Pembuatan lubang biopori sendiri lebih sederhana untuk
diterapkan oleh banyak orang. Cukup membuat lubang dengan diameter 10 cm (ada
alat untuk membuat lubang biopori yang sekarang dijual di toko perkakas kebun)
dengan kedalaman 1 meter ke dalam tanah. Lalu, isi lubang tersebut dengan
sampah organik atau kompos yang berfungsi untuk menggemburkan tanah karena
otomatis akan menjadi tempat yang nyaman bagi para cacing tanah. Lalu tutup
lubang tersebut dengan tutup saringan yang biasa ada di pembuangan air di kamar
mandi. Mudah kan?
(gambar diambil dari : http://parokistyoseptbk.blogspot.com/2012/06/serba-serbi_18.html)
(gambar diambil dari
poster pencanangan sumur resapan yang dikeluarkan oleh Kementerian Negara
Lingkungan Hidup. Keterangan gambar: ini adalah gambar sumur resapan yang
sebaiknya ada di tiap-tiap rumah tangga).
Mari bersama kita selamatkan
bumi dengan cara menyelamatkan air.
-----------------------
Tulisan ini diikut sertakan dalam Lomba Penulisan Anugerah-Jurnalistik-Aqua-2012.
Baca ini jadi malu. Pernah dengar sih ttg biopori. Sudah pernah cerita ke suami tapi kami belum ngecek dengan benar2 ttg ini, baru melihat sekilas webnya. Nanti saya cek lagi deh. Makasih mbak Ade :)
BalasHapusIya, lubang biopori itu amat bermanfaat di dekat rumahku... Genangan air jadi cepat habisnya... Bikinnya juga gampang..pake linggis juga bisa
HapusBagus juga tuh lubang biopori kalo diterapkan di msg2 rumah ya. Di perumahanku soale kalo hujan air suka tergenang walau ga sampe banjir. Makasi sharingnya mba ade
BalasHapusSama2 windi... Lubang biopori ini selain berguna untuk menangkap air, juga berguna untuk menyuburkan tanah... Air y ang ditangkap berkolaborasi dengan sampah organik atau kompos di dalamnya itu bikin cacing tanah jadi nyaman dan banyak.. Akhirnya tanah jadi gembur lalu subur... Dan terutama persediaan air tanah jadi bertambah... Insya Allah kalo air tanah banyak di musim kemarau kemungkinsn sumur kering bisa dicegah
HapusIh, keren tulisannya.... klo menang, bagis2 yah hadiahnya :D
BalasHapusthank youuuuu leyla...*kedip-kedip
HapusBanner BaW belum dipasang ya? Ayo, pasaaaaang
BalasHapussegera..siap.
Hapuslengkap mbaaak, punyaku sederhana saja :)
BalasHapushttp://braveandbehave.blogspot.com/2013/01/air-dalam-kehidupan-kawan-dan-lawan.html?showComment=1359617052080#c3449006884644069029
aku sudah mampir dwi... tulisanmu juga baguss.. hangat karena menggambarkan hubungan ibu dan anak
HapusHello Am Mrs , Debra Morgan Am Legitimate and reliable loan lender give out loans
BalasHapuson a clear and understandable terms and conditions at 2% interest rate. From
$12000 to $7000000 USD, Euro And Pounds Only. I give out Business Loans,
Personal Loans, Student Loans,Car Loans And Loans To Pay Off Bills. If you
need a loan what you have to do is for you to contact me directly
at: morgandebra816l@gmail.com
God Bless You.
Regards,
Mrs Debra morgan
Email: morgandebra816@gmail.com
Note: All reply must be send to: MORGANDEBRA816@GMAIL.COM