Baru Sadar Sekarang Ternyata, Selama Ini Ada Yang Lain
Yang Aku Lebih Suka Ketimbang Yang Itu
by Catatan
Ade Anita on Sunday, 9 September 2012 at 23:26 ·
Pernah nggak, setelah sekian lama menyatakan diri kepada
semua orang bahwa kita menyukai sesuatu tapi suatu hari, akhirnya tiba-tiba
kita menyadari satu hal yang cukup penting: bahwa ternyata kita lebih menyukai
yang lain. Lalu, tanpa peduli bahwa semua orang sudah terlanjur mengecap kita
sebagai pemilik sesuatu itu, kita malah jadi ingin memproklamirkan diri bahwa "kita
sudah tidak menyukai itu lagi, tapi ada yang baru, dan kita ingin orang lain
tahu bahwa inilah yang sebenarnya kita sukai, bukan lagi yang itu."
Hmm... seperti yang aku alami saat ini. Aku baru saja
menyadari sekarang bahwa ternyata, selama ini ternyata aku lebih menyukai yang
itu lebih daripada aku menyukai yang selama ini. Ih, jadi malu sendiri untuk
mengakuinya. Tapi... mau gimana lagi. Kan harus jujur terhadap kehendak hati
ya?
Ada beberapa hal sehingga aku terpaksa harus mengakui
mengapa aku harus jujur dengan kehendak hati dan memproklamirkan pada semua
orang kepada siapa sebenarnya hati ini berpaling. Alasannya adalah:
1. Mungkin, selama ini aku memang selalu berusaha untuk bisa
diterima oleh semua teman-teman dimana kekagumanku aku letakkan.
Jika kita mengagumi sesuatu, tentu tanpa sadar kita berusaha
untuk men-set diri kita agar orang lain tahu tentang kekaguman kita itu.
Caranya, dengan menunjukkan minat dan perhatian yang besar tentu saja. Dan itu
yang sudah aku lakukan selama ini.
2. Tapi, setelah lama berusaha untuk memahami dan menjaga
imaje, pada akhirnya, kita tidak bisa membohongi hati kita, pada siapa
kecenderungan hati ini sebenarnya. Kita bisa membohongi siapa saja, tapi akan
sangat sulit membohongi hati.
3. Ada dorongan untuk memberitahu kepada orang lain secara
lebih terbuka kalimat ini : "Hei, aku suka yang ini, bukan yang
itu."... dan lalu berharap orang lain memberi tanggapan positif, bukan
cibiran negatif. Well, sepertinya naluri untuk bernarsis ria dengan apa yang
kita sukai-miliki menjadi begtu penting dan dominan di zaman era serba show-up
seperti sekarang ini (hahahaha; eh, kenapa ketawanya harus di dalam
kurung segala, kalo emang mau narsis?)
Ya sudah, langsung saja pada pengakuan yang akan aku buat.
Hari ini, setelah membaca sekian banyak buku (sudah setahun
terakhir ini, aku lagi doyan-doyannya beli buku fiksi, berbagai genre, berbagai
penulis, dari berbagai rekomendasi), aku baru sadar beberapa hal. Yaitu,
(urutan nomor tidak menandakan sebuah urutan peringkat):
1.Ternyata aku lebih suka Novel metropop (bukan novel
sastra. Aduh, padahal selama ini aku selalu berusaha untuk menyukai novel
sastra.... aku selalu terkagum-kagum dengan rangkaian kalimat puitis a la
pujangga. Tapi, setelah membaca beberapa novel sastra belakangan ini, kok aku
malah puyeng ya? kagak ngarti eike.....)
2. Novel ringan, bukan novel yang menggurui (mungkin ini
karena akunya yang dodol bin dudul... hahahaha... aku pernah ketiduran pas baca
novel yang penuh dengan wejangan yang mungkin bagi orang lain akan dianggap
sebagai "pencerahan"... hmm, ini sekaligus menjawab pertanyaan kenapa
dulu di kelas aku suka ngantuk dan bahkan ketiduran di kelas. Mungkin emang
dari lahir nggak suka dapat wejangan yang terlalu menggurui).
3. Novel yang tidak lebay dalam menceritakan kondisi di
sekitar tokohnya (aku pernah baca novel yang menceritakan tentang kehidupan
remaja anak orang kaya di perkotaan. Astaga, aku kesel dan marah-marah sendiri
baca ini novel. Semua terasa terlalu mengada-ada... coba bayangkan, emang ada
anak orang kaya (taruh misal dia anak dari big 5 orang terkaya di Indonesia,
yang ketika sahabatnya yang baru pindah ke kota dan belum punya kendaraan
hingga harus wara wiri pake angkot dan bis, maka ketika sahabatnya itu ulang
tahun diajak ke show room mobil dan disuruh milih mau minta dibelikan hadiah
mobil jaguar atau mobil rolls royce untuk hadiah ulang tahunnya. BAH!!... Ini
pasti penulisnya "tidak pernah merasakan jadi kaya beneran!"...
hahahaha.. khayalannya kelewatan!!.. Emang ada gitu kartu kredit yang no limit
sehingga bisa seenak udelnya ngasi kado mobil super mewah ke teman yang ulang
tahun?? Emang ada orang tua gila yang begitu saja ngasi kartu kredit tanpa
limit ke anaknya yang masih SMA agar bisa digunakan dengan tidak
bijaksana seperti ini??... walhasil, novel itu aku robek-robek sebelum aku
selesai membacanya.. kesal sekali... merasa rugi sudah membelinya.. tahu gitu
mending beli bajakannya deh.. atau fotocopy bolak balik yang murahan sekalian..
.. beberapa bulan kemudian, aku nyesel sendiri kenapa keburu nafsu merobek dan
memusnahkan novel itu.... hehehe, soalnya aku baru saja berencana membuat
catatan tentang "novel yang tidak aku rekomendasikan untuk dibeli dan
dibaca, kecuali kalau emang nekad"... )
4. Novel yang jalan ceritanya tidak menyimpang dari norma.
Jujur, aku tidak suka banget baca novel yang isinya tentang homoseksual
dan pedofilia.
5. Aku suka novel horor dan suka nulis cerita horor...
tapi.. ternyata aku nggak suka novel horor yang "tokoh menyeramkannya
adalah manusia". Jadi, aku nggak suka novel horor pembunuhan, atau horor
sadisme, atau horor kekejaman lain yang dilakukan oleh manusia. Uuuhh..
HUEEEKKK... Nggak suka banget.
Jadi inget.. di dusun tempat orang tuaku berasal, yaitu di
dusun Bumi Ayu, Palembang, Sumatra Selatan sana, jika orang-orang ditanya mana
yang lebih mereka hindari untuk bertemu di malam hari yang mencekam, "hantu
atau orang", maka orang-orang dengan lantang akan menjawab:
"orang". Alasannya sederhana sekali, karena jika bertemu hantu, kita
tinggal baca serentetan doa maka hantu itu akan lari atau menghilang. Tapi jika
bertemu dengan orang, yang ada adalah orang itu akan menghabisi harta dan
bahkan nyawa kita. Jadi, kesimpulannya orang itu jauh lebih menyeramkan
daripada hantu. Nah.. ini yang aku temui di cerita-cerita horor pembunuhan atau
horor sadisme. Uuhh, manusia itu jauh lebih meyeramkan ketimbanga hantu.
6. Aku suka novel yang romantis (hehehehe, jadi malu). Tapi
aku nggak suka kalau romantisnya berjalan terlalu mulus begitu saja tanpa
konflik. Biar bagaimanapun, sesuatu yang manis itu akan lebih terasa manis
setelah bertemu sesuatu yang pahit. Rindu akan terasa jika sudah melewati
sebuah jeda perpisahan, dan pertemuan akan menjadi sesuatu yang memang amat
diharapkan. Jadi, kalau dari awal romantis terus tanpa ada konflik atau tanpa
saat-saat mendebarkan ketika cinta kembali ditumbuhkan lagi, iihhh, nggak
seru ah.
7. Aku suka novel yang pemeran utama cowoknya digambarkan
sebagai sosok yang lembut pada perempuan tapi tegas pada lelaki, pintar dan
bukan tipe seperti-kerbau-dicucuk-hidungnya, suka melucu tapi tidak ganjen,
macho tapi tidak suka mengasari perempuan. Dan akan kesengsem sendiri jika si
tokoh ini pake kacamata dan punya bulu-bulu halus di sekitar dagunya...
aaaahhhhh (ups..).
8. Aku nggak suka novel yang di dalamnya bertaburan
bahasa-bahasa Al4y... hmm, Alay disini maksudnya bukan hanya peletakan
huruf-huruf yang bikin kening berkerut, tapi, pemilihan diksi yang .... hmm...
apa ya istilahnya... kamsepay... hahahaha. Bingung kan? Ah... aku juga bingung
ngejelasinnya, tapi beberapa novel teenlit aku temui begitulah isinya. Si cowok
terlalu cengeng ketika mencintai ceweknya, si cewek terlalu lebay dalam
memberikan sinyal cintanya, atau si si cowok terlalu sering memaki-maki dengan
menggunakan bahasa yang kasar dan "kampungan", sementara si cewek
terlalu berlebihan sikapnya ketika mendeskripsikan perilaku pacarannya.
Apa iya anak SMP sudah tahu tentang "hubungan
intim"?.. maksudku, ini novel dari penulis Indonesia tentang situasi
hubungan cewek cowok di indonesia loh. Kalau novel dari penulis bule yang
menggambarkan tentang situasi di bule sana, aku bisa mengerti. Aku pernah
ngobrol sama teman buleku dan ketika sampai pada obrolan yang lebih pribadi, si
bule mengakui bahwa dia melepas keperjakaannya itu di usia 12 tahun. Jadi,
wajar aja kalau novel atau film mereka seperti itu... itu memang budaya mereka
dari sononya. Tapi budaya kita?? Eh.... atau.. jangan-jangan emang budaya
Indonesia sudah tidak ada lagi ya sekarang??
hhmmm... budaya Indonesia apa ya?? Lain kali kita ngobrol
soal ini lagi deh, dengan tema yang spesifik bagian ini.
9. Aku suka novel dimana tokoh utama perempuannya adalah
seorang perempuan yang ceria, smart, dan baik hati. Nggak apa-apa dia sedikit
bloon (hei! katanya suka yang smart? kenapa sekarang sedikit bloon??
kontradiktif dong?.. hmm, maksudku, sedikit bloon tuh mungkin lugu dan polos
kali ya) yang penting dia tidak tergoda untuk berbuat sesuatu yang
menyimpang, dan yang utama pada akhirnya dia bisa mendapatkan yang lebih baik
(waaahh, ini mah impian semua perempuan).
10. Ternyata, menjadi seorang penulis yang tidak pernah
berteman dengan teman sesama penulis itu jauh lebih bahagia ketimbang menjadi
penulis yang berteman dengan teman sesama penulis... hehehehe..... Sebagai
penulis pemula, inilah yang aku alami saat ini. Karena sudah kenal dengan
banyak teman sesama penulis, aku jadi sungkan mau menyampaikan kritik kepada
mereka tentang buku mereka. Akhirnya, kalau nulis resensi buku, isinya jadi
yang bagus-bagus saja, nggak enak kalau mau menyampaikan kritik (siapa gue
sih? Kagak tahu diri banget);
kalau mau nulis status yang isinya "rasa kecewa karena
buku yang aku baca" terpaksa nggak bisa aku lakukan karena aku tahu
penulisnya ada di list teman-temanku, biar bagaimana pun "sesama penulis
dilarang saling menjatuhkan".
yup. Itulah pengakuan yang aku buat malam ini. Setelah
membaca sekian banyak novel selama satu tahun terakhir ini.
maaf ya jika ada yang tersinggung.
-------------
penulis: Ade Anita
- Adhy Rical, Muhammad PhunsukhWangdu Bin ArnoldSchwarzenegger, Echa Rahayu Gunawan and 7 others like this.
- 1 share
Cepi Sabre ibu
saya baik hatinya. ketika sakit, satu-satunya obat sangat pahit, sehingga saya
pasti muntah setiap minum obat itu. ibu saya tidak tega. ayah saya tidak
peduli. cenderung jahat ...See More
Cepi Sabre eh,
ini untuk nomor 10 itu ya...
Afin Yulia part
novel nyastra itu sama, ketiduran dlm waktu lima menit saja. Praktis si novel
jadi bantal tidur
Catatan
Ade Anita Cepi Sabre:
tetep.... nggak berani ngasi obat pahit.. belum punya madu buat penetralisir
soalnya, hehehe (pada kenyataannya, tidak semua penulis siap untuk menerima
kritik, terbaca...See More
Catatan
Ade Anita Afin Yulia:
iya afin bener.. kalau tulisannya pendek berupa puisi atau cerpen, masih bisa
aku nikmati.. tapi begitu dah jadi novel, aduuhh... kian lama kian berat untuk
mengerti.....See More
Catatan
Ade Anita @ricky dan @andri husein: makasih ya dah like
Riawani
Elyta Kira2 nvlku masuk list fav mbk ade gk ya ? #ngarep , gpp mbk
ade kritik aja nvlku aq lmyn bebal koq hehe, aq mlh trkesan ama paragraph
prtama , kirk2 kalo aq gk ngefans dia lg hrskah kung umumkan jg byk y, qiqi :-)
Ade Anita Riawani Elyta: hehehe...
kasih tahu nggak ya?...
Ade Anita aku
baru baca satu novelmu sih Riawani
Elyta, yang hati memilih itu.. isinya lumayan.. meski kurang mendebarkan
menurutku (karena aku suka novel romantis yang mendebarkan).. lembut...See More
Riawani
Elyta mmm tp kalo sungkan gk usah deh , hihi
Ade Anita hehehe...
alhamdulillah, pengertian juga
Riawani
Elyta Krn pembaca jg ingin dimengerti :-) mau nulis jg skrg rada
business minded , kira 2 pmbaca bakal suka gk y, pembaca jd prioritas dh , hehe
Ade Anita iya
sih, sekarang kalo mo nulis banyak pertimbangannya juga aku.. mikir dulu
"ini tanggapannya gimana ya?", nanti kalo dah liat tanggapannya baru
deh bikin lanjutan tuisan berikutnya..
Riawani
Elyta bwt prbandingan dgn persona or tarapucino aja x y yg lain
genre, nt lht stok dl y kalo ada sisa kukrm dh , tp 1 aja y, hihi
Ade Anita boleh..boleh..
Aida Maslamah
A duhh baca note mba ade, jadi senyam senyum sendiri akuh...berasa
sama mba...kalo bilang ga suka, atau bilang ga bagus rasanya ndak enak, lha
diri sendiri nulis juga begitu2 aja...t...See More
Catatan
Ade Anita Hehehehe cari jalan aman yak Aida?.. Iya sih, aku lebih
gape melempar kritik daripada nulis sepertinya..hahahaha
Gusti
Ronia Mbak Ade....aku ngefans deh sama note2nya Mbak:)
Gusti
Ronia Sama komen2nya jg :D
Ade Anita Gusti Ronia: aaaiihhh.. kamu
bikin aku melayang... makasih ya say..
Gusti
Ronia Siplah, Jujur n apa adanya. Suka :)
Amalia
Dewi F hihihi, aku kok baru baca yang ini ya ? Sesama penulis
dilarang saling menjatuhkan, tapi kalau jatuh hati gimana dong ? Eh, emang ada
seperti itu ? Jadinya penulis kawin sama penulis ....hihihi
Ade Anita hahahaa.. Amalia Dewi F... itu bener
tuh.. sesama penulis harus saling mendukung.. saling support dan dilarang keras
saling menjatuhkan.. hehehe... kan sama2 nyari sesuap berlian dan seraup rupiah
dari tulisan...*peace
Eonnie Aty
Yunarty Bidam aduhhh...aku pernah tuh mba baca novel tak kira
bagus metropop gitu...rupax ujung2x homoseksual...aduhhhhhh...
Amalia
Dewi F gubrak, sesuap berlian dan seraup rupiah .... gak tahaaaan
Catatan
Ade Anita hehehehe
Catatan
Ade Anita Eonnie Aty
Yunarty Bidam: waaah... kalo buku yang itu aku juga ogaaaahhh... bukan yang
itu, tapi yang ringan, dan unyuk-unyuk
Eonnie Aty
Yunarty Bidam awal2x bagus smkn dbaca kok jdx aneh...mkx klo ad yg
mw minjem koleksi novelku tak larang minjem yg i2...skrg khan lg musim novel yg
lucu2 gt...
Muhammad
PhunsukhWangdu Bin ArnoldSchwarzeneggerwahahahahaha, baru membaca ini
dan terkesima. beberapa hal saya alami seperti mbak Ade Anita.
ttg buku jelek, kala ada YANG PUNYA BUKU JELEK sebaiknya jangad dirobek, tapi kirimka...See More
ttg buku jelek, kala ada YANG PUNYA BUKU JELEK sebaiknya jangad dirobek, tapi kirimka...See More
Ade Anita nah..
itulah Muhammad
PhunsukhWangdu Bin ArnoldSchwarzenegger, aku juga nyesel dah ngerobek itu
buku.. jadi nggak bisa aku rekomendasiin buat buku2 yang sebaiknya
dihindari...mmm... harus diubah mindsetnya.. harus diwaspadai untuk
mengembangkan diri...hahaha..brilian
Adhy Rical nah
ini baru mencerahkan. tapi maaf, agak tersinggung yang nomor 7 wkwkwk
Nina
Karmila Meski bukan penulis de, aku gak suka baca novel alay,
novel romantis, novel cerita orang kaya, tp ga masuk akal.
Aku demennya novel kaya Sidney Sheldon.
Ada beberapa penulis no...See More
Aku demennya novel kaya Sidney Sheldon.
Ada beberapa penulis no...See More
Muhammad
PhunsukhWangdu Bin ArnoldSchwarzeneggermbak Nina pernah baca White
Tiger? yg memenangkan Manbooker kemarin.
Nina
Karmila Mas Muhammad Phunsukh... Dst ( duhhhh susah amat nulis
namanya ), belum tuh, novelnya ttg apa ya?
Catatan
Ade Anita Waaahhh... Nina...aku juga doyan tuh nulis yg model
begitu..tapi masalahnya, penerbit lebih kesengsem sama novel romantis, chiclit
or teenlit..malah sekarang mereka doyan novel komedi... Makanya aku banyak
belajar dari baca novel2 romantis.
Catatan
Ade Anita Btw, novel penulis asia yg bikin kamu nangis
berember-ember itu apa judulnya??
Nina
Karmila Ade : lupa judulnya de, novelnya tinggal di rumah Medan,
ga semua kebawa di Ranto ini. Ada juga bbrp penulis wanita di Chinese, juga
scerita ttg kehidupan wanita di negerinya, ttg jd isteri ke 2/ ke 3, persoalan
dg mertua perempuan ... Itu juga buat nangis Bombay
Tidak ada komentar