Sebuah Awal dari Seorang Anak Dara

Sebuah Awal Untuk Seorang Anak Dara
by Ade Anita on Tuesday, 16 November 2010 at 22:29
Wajah memelas itu memandangku dengan tatapan ragu. Gamang dengan kemampuan sendiri. Ragu dengan kebisaan yang tersembunyi dalam dirinya.

"Tanggung jawabnya berat bu."

Keraguan di wajah itu sudah amat sangat jelas. Mungkin terkontaminasi juga dengan rasa tidak percaya diri yang kental. Entahlah. Tapi aku menaruh rasa percayaku pada pundaknya dengan amat yakin. Seyakin batu karang yang berdiri paling depan menghadapi ombak. Yakin bahwa ombak tidak akan menghancurkannya.

"Bisa, kamu bisa. Sudah, ayo kerjakan."

Aku mencoba untuk meyakinkannya. Semua hal besar memang harus dimulai dari sebuah langkah awal. Dan sebuah awal memang akan terasa berat bagi mereka yang belum pernah melakukan sebelumnya. Kemungkinan untuk gagal memiliki nilai 50%. Karena kemungkinan inilah maka banyak yang takut untuk melakukan sebuah langkah awal. Lebih memilih untuk cari sesuatu yang aman; yaitu terus berkutat dengan sebuah kebiasaan lama yang sudah terbaca jelas gerakannya dan sudah bisa diramalkan hasil akhirnya. Rasa aman karena terhindar dari kemungkinan melakukan salah ada dalam genggaman.

Semua orang memang menyukai sesuatu yang memberi kepastian sebuah hasil yang menguntungkannya, memudahkannya, menyenangkannya.

Jika bisa ditempuh jalan yang mudah, kenapa harus mencari yang sulit?
Jika bisa ditempuh tanpa harus berpeluh, kenapa harus menempuh jalan berliku?

Tapi jika ingin maju tetap harus meniti anak tangga baru.
Buang dulu segala ragu, demi menyongsong hari baru.

"Ibu... Aku nggak bisa."
"Sudahlah Arna, ibu cuma minta tolong pegangin telor. Mangku doang. Begitu saja kok ragu sih, kan sudah kelas enam sekarang. Sebentar lagi jadi gadis remaja, masa megang telor satu kilo saja takut. Atau kamu mau mangku Hawna? Dia tidur, beratnya sama seperti karung beras. Bagaimana?"

---------
Penulis: Ade Anita
Ketika notes ini aku perlihatkan pada Arna, dia hanya menggeleng. "ck..ck..ck. Nggak penting deh ibu."
"Iya, saat ini emang nggak penting. Tapi 10 atau 15 tahun lagi, kita berdua akan mentertawakan kejadian ini bersama. Atau, jika ternyata ibu sudah meninggal dunia, ini jadi salah satu kenangan ibu yang menyenangkan bersama kamu. I love You."

Notes ini aku buat karena lucu aja dengan semua penolakan arna untuk bawa telor. Gaya bahasa dia rada hiperbola, yg bilang tanggung jawabnya besarlah, aku nggak sanggup nanggung resikonya. Hahaha , gaya bahasa bisa membuat sebuah hal remeh terdengar berat, tapi kadang bisa bikin hal berat menjadi asyik terdengar. Asyik untuk digoda.
Like · Comment · Share · Delete
Dwi Klik Santosa, Nur Rahma Hanifah, Aquilla Genny and 9 others like this.
Ragil Papa Aira Kadang sesuatu yg sepele memang di rindukan di waktu yg akan datang ya bu..
15 November at 19:54 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Ade Anita hehehe iya...
15 November at 20:24 via Facebook Mobile · Like
Arfianti Dwi Kusuma Setuju...belajar tgg jwb dr hal2 yg kecil...
15 November at 20:26 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Ade Anita he eh..makasih ya dah baca notes nggak pentingku..
15 November at 20:46 via Facebook Mobile · Like
Aisyah Dian kata siapa nggak penting mbak ade, note's ini sarat dengan nasehat kehidupan.

suka bangets dengan penggalan kalimat-kalimat mbak ade ;)
15 November at 23:07 · Unlike · 1 person
Indria Auliani Emang ada hubungannya ya mbk, antara jd anak gadis n bisa mangku telor hehehehe
16 November at 04:23 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita hehehe ..kan I told you before ini notes nggak penting.
makasih ya aul. maaf ya.
16 November at 16:42 via Facebook Mobile · Like
Ilham Q Moehiddin ‎@Ade..
Asiknya membaca jika kau bercerita mba Ade. ^_^ Mengalir, tanpa halangan, dialog bertautan, terbayang di benak melihat ibu dan anak bercakap-cakap seru ^_^

--------
"Tanggung jawabnya berat bu."
...See more
16 November at 17:06 · Unlike · 1 person
Ade Anita ‎@aisy: makasih ya aisy..untuk apresiasimu yg selalu membuat melayang
16 November at 17:08 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita ‎@ilham: mungkin karena di rumah kami suka ngobrol dan saling bercerita (kadang kesal dengan batasan waktu). Pokoknya semua harus dibawa happy agar ikhlas mudah diraih.
16 November at 17:11 via Facebook Mobile · Like · 1 person
Nazla Luthfiah hahaha, tapi memang berat megang telur mba :D

oooh, gaya bahasa anak ini yang bikin hidup jadi berwarna! sejak kecil gaya bahasa di rumah saya selalu penting, thx to my dad
16 November at 17:57 · Unlike · 1 person
Ade Anita ‎@lulu: iya sih. Dulu pernah satu kilo kan isinya 18 butir, nah, begitu sampai rumah ternyata ada tiga yang pecah. Jadi sejak itu jadi pada keberatan kalo disuruh bawa telor.
16 November at 22:21 · Like
Astrid Septyanti Fuyuharuaki bhsa berat?nurun dr ibunya tu mbak :)
kdg memang hrs keluar dr zona nyaman utk sesuatu yg lbh baik,meski mmg tdk mdh
16 November at 22:38 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Tyas Amalia Yahya hmmm jangan2 mba Ade marah2 ya waktu telornya pecah 3? jadinya pada takut tuh. hehe.
aku pas masih kecil pernah disuruh bawa telor, terus aku bawanya diayun2 sambil lari2 kecil. alhasil pecah semua. *jangan ditiru*
sampe rumah cengarcengir aj...See more
16 November at 22:51 · Unlike · 1 person
Cepi Sabre ini ceritanya si ibu membalas 'nggodain' anaknya setelah beberapa hari digodain arna karena salah tanggal itu ya? hehehe...
16 November at 23:09 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Dewayanie Prasetio kesannya lebay ya? tp begitulah, sebenarnya dia sungguh khawatir... Bagaimana kalau telornya pecah lagi, blm lg ibu marah2 dan aku menanggung bau telor ... hehehehhe
17 November at 07:02 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Nur Azizah asli aku bengong pas baca akhirnya mbak :))
depannya kyknya serius bgt, pas endingnya bikin cengo'! :D :D

mbak ade berhasil menipuku. eh apa arna ya? hihihi
17 November at 07:08 · Unlike · 1 person
Ade Anita ‎@mbak yani: h iya..ya itu gaya bahasa hiperbola ..jadi lucu aja..
17 November at 09:04 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita ‎@nur azizah: ya itu tadi... komentar arna dengan gaya bahasanya itu yang menginspirasiku... aku aja langsung mendelik dan ngakak denger gaya penolakan dia...
"Ah ibu, berat nih tanggung jawabnya... aku nggak bisa."...
"Kamu mau megang telor...See more
17 November at 10:32 · Like · 1 person
Ade Anita ‎@cepi: waduh.. masih inget yang kasus salah tanggal itu? hahahaha... nggak.. ini emang kejadian asli.. gaya bahasanya anakku itu lucu banget waktu mau nolak.
17 November at 10:33 · Like
Ade Anita ‎@tyas: hehehe, kebetulan, aku termasuk ibu yang jarang marah tapi doyan bercanda sepertinya... nggak sih, nggak marah waktu tempo hari pecah. Karena emang salah aku juga yang godain dia selama jalan.. cuma dengan bilang.."hati-hati nak.. hati-hati..." terus menerus.. tahu sendiri kan, kalimat hati2 yang diulang terus terusan malah bikin orang deg degan.. hahaha.. aku senang aja godain dia...
17 November at 10:35 · Like
Ade Anita ‎@astrid: iya betullllllllll... kan mau naik tingkat kemampuan ceritanya.. jadi emang harus keluar dari comfort zone..
17 November at 10:35 · Like
Nur Rahma Hanifah Hihihihihihiihiiii, ngebayangin apa yang pernah dilakukan tyas itu!

Trus... Trus.... Mbak adeeee, this'is one of your greatest note that I ever read :D kocak, lucu. Hihihihhiiiii. Tauu gak mbak, aku tuh udah mau terbawa suasana melankolisnya...See more
17 November at 11:36 via Facebook Mobile · Like · 1 person
Nur Rahma Hanifah ‎*lihai maksudnya mbak. Lihai memetik dan menyampaikan suatu pelajaran berharga dari hal2 yg sederhana dirasa :)
17 November at 11:40 via Facebook Mobile · Like
Nur Azizah hahahaa.a...aduuh...duh...menyenangkan sekali keluarga mba ade ya
*iri.com :P

itu ketularan bhs sastra ibunya ato bahasa berat ayahnya? hehe
17 November at 13:33 · Like
Elisa Trisnawati hahahahhaha Ade hebat deh, kejadian sederhana bisa menjadi sesuatu yg indah dan bermakna dlm penuh pelajaran. Aku udah baca serius2 kupikir ini serius.......ternyata dimintain pegang telor....hehehhe
17 November at 15:40 · Like
Dwi Klik Santosa sesuatu yang hebat bisa muncul dari keyakinan : aku bisa! ..
17 November at 18:13 · Like

14 komentar

  1. anak yang baik tumbuh dari didikan yang baik, semoga semakin baik ya mba ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Paling tidak kita orang tua mengarahkan ke yang lebih baik, biar besarnya jadi kebanggaan orang tuang.

      Hapus
  2. bacanya aku jd kangen ibuku..... artikel yg sangat menarik mba makasih ya

    BalasHapus
  3. memang note's ini sarat dengan nasehat kehidupan

    BalasHapus
  4. saat masa pertumbuhan anak memang harus kita perhatikan sangat penuh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali, masa remaja pemikiran masih labil.

      Hapus
  5. Mantep Juga Mbak Ade Ternya Anda Sangat Berinspirasi Untuk Menjadi Penulis Yang Baik.... Sukses Selalu

    BalasHapus
  6. Asala yang mendidik baik dan di kasih makanan yang halal pasti akan tumbuh baik ke anak tersebut sampai dewasa...

    BalasHapus
  7. Jika bisa ditempuh jalan yang mudah, kenapa harus mencari yang sulit?
    Jika bisa ditempuh tanpa harus berpeluh, kenapa harus menempuh jalan berliku?

    Tapi jika ingin maju tetap harus meniti anak tangga baru.
    Buang dulu segala ragu, demi menyongsong hari baru.


    Kalimat diatas sangat luar biasa dan menginspirasi, sukses dan sehat terus ya mbak

    BalasHapus
  8. Yang penting kita sebagai orang tua tetap memberikan perhatian terhadap anak anak terlebih pada usia masa remaja

    BalasHapus
  9. Masa remaja sangat dibutuhkan pengawasan orang tua.

    BalasHapus