[Catatan Akhir Tahun] Sejak pandemi Covid 19 bergulir di tahun 2020 ini, tidak pernah aku dan mungkin semua orang di muka bumi ini akan mengira bahwa ternyata Pandemi Covid 19 ini akan terjadi hingga akhir tahun 2020. Ya. Inilah catatan akhir tahun pertamaku, yaitu tentang Tahun 2020 adalah Tahun Pandemi Covid 19 Terjadi.
Suatu hari di pertengahan tahun 2020 ini, saudaraku menuliskan sebuah pesan di grup keluargaku. Isinya memberitahu bahwa komplek tempat dia tinggal di-lock down karena kedapatan satu keluarga ternyata positif terkena Covid 19.
Sejak pandemi Covid 19 melanda dunia, saking lamanya dia terjadi, aku sampai merasa antara percaya dan tidak percaya. Hal ini karena aku sering sekali melihat tentang bagaimana virus Covid 19 ini menulari orang-orang dan itu semua aku saksikan di televisi dan melihat di berita media sosial saja. Baik itu berupa broadcasting dari aneka grup komunitas atau lewat broadcasting di media sosial yang aku ikuti.
Tapi, alhamdulillah belum ada orang-orang yang ada di lingkaran terdekatku terkena Covid 19. Dan karena lingkaran terdekatku semua pada happy-happy saja, aku mulai terbiasa dengan semua berita tentang Pandemi Covid 19 dan lebih jauh mulai merasa bahwa dia "mungkin ada tapi di sono, bukan di mari.". Alias separuh tidak percaya.
Hingga akhirnya, tiba-tiba saja tetangga di belakang rumahku serumah terkena Virus Covid 19.
Di sebelah rumahku, ada sebuah gang kecil tempat orang lalu lalang keluar masuk gang. Karena tetangga di belakang rumahku terkena Covid 19 maka, gang di sebelah rumahku tiba-tiba dipalang dan dinyatakan tertutup untuk sementara. Atas kejadian inilah aku seperti diingatkan kembali bahwa Covid 19 itu nyata.
|
gang masuk sebelah rumahku yang tiba-tiba ditutup untuk umum pada pertengahan bulan Agustus 2020 karena ada keluarga yang 1 rumah terinfeksi virus Covid19. |
|
tetangga depan rumah adikku yang positif terpapar Covid 19 dan menyebabkan 1 komplek harus diisolasi mandiri pada tanggal 1 november 2020 |
Itu baru kondisi isolasi mandiri 1 komplek atau 1 gang, korban terpapar atau korban meinggal pun mulai berjatuhan dan itu berasal dari kalangan dekat suami atau kalangan temanku. Teman SMP ku, meninggal 2 orang selama tahun 2020 ini karena terkena Covid 19, sedangkan teman SMA ku 1 orang yang meninggal karena Covid 19. Belum lagi orang tua atau saudara mereka. Saudara keluarga besarku, ada 1 orang yang meninggal dunia karena Covid 19. Yaitu Wak Roni Allahuyarham.
Meninggal akibat Covid 19 itu, membuat keluarga yang sedang berduka tertimpa kesedihan beberapa kali. Pertama kesedihan karena ditinggal oleh orang yang mereka sayangi untuk selamanya; kedua kesedihan karena mereka tidak bisa mengantar orang yang meninggal dunia itu hingga ke tempat peristirahatan terakhirnya karena protokol pemakaman untuk korban Covid 19 memang ketat sekali. Jenazah harus dibungkus dengan plastik lalu ditaruh dalam peti kayu. Baru kemudian dikuburkan dalam pemakaman tersendiri dan tidak boleh ada satupun keluarga yang boleh mengantarnya karena cairan yang keluar dari jenazah masih membawa virus Covid 19. Terakhir, kesedihan karena keluarga yang ditinggalkan harus menjalani isolasi mandiri dan pemeriksaan bahwa mereka tidak tertular Covid 19.
|
kedua foto di atas aku ambil dari berita yahoo dot com, tentang Pemda DKI yang memperluas kavling khusus untuk pemakaman korban Covid 19 |
Kalian tahu tidak? Teman-temanku nih, karena kami semua sudah berusia 50 tahun semua, jadi jika sedang ngobrol dan akan berpisah dari obrolan, entah karena mengantuk atau lelah, kami berpamitan ssambil tidak lupa meminta maaf atas kesalahan dan kekhilafan.
Itu sebabnya waktu malam hari adalah waktu yang menyesakkan untuk terlibat obrolan dengan teman-temanku karena pada akhirnya obrolan akan berakhir dengan saling pamit seakan itu adalah perjumpaan terakhir kami.
Hiks.
Sedih.
Tapi Covid 19 itu benar nyata. Satu persatu orang-orang yang kami kenal terdengar kabar terkena Covid 19 itu rasanya bagaimana gitu. Dan itu terjadi sejak bulan April 2020 hingga jelang akhir tahun 2020 sepperti sekarang.
Karenanya, jangan anggap remeh terhadap keberadaan Covid 19 ini.
Tetap disiplin dengan melakukan: pakai Masker, cuci tangan, jaga jarak dengan orang lain, dan diam di rumah lebih baik.
Mungkin, bagi kalian yang seluruh teman-temannya sehat wal afiat, dan seluruh keluarganya juga sehat wal afiat serta tidak pernah kekurangan materi, tahun 2020 ini sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Bedanya hanya keberadaan kita di rumah lebih banyak ketimbang waktu sebelumnya. Tapi, di sisi lain, di tempat lain, ada orang-orang yang mengingat tahun 2020 ini sebagai tahun yang penuh dengan kesedihan, kegalauan kemarahan, kekecewaan. Bisa jadi tahun 2020 pada beberapa orang diingat sebagai tahun yang penuh dengan kehilangan dan ketidak pastian.
Ketika pandemi Covid 19 terjadi, gelombang PHK terjadi dimana-mana. Karyawan banyak yang dirumahkan untuk selamanya atau dirumahkan tanpa ada kepastian akan menerima gaji atau tidak. Bahkan ada yang terkatung-katung dengan rasa bimbang lebih baik pulang ke rumah dan berkumpul dengan keluarga atau bertahan di daerah tempatnya bekerja meski dengan kondisi yang serba pas-pasan karena banyaknya fasilitas kantor yang dikurangi guna mengurangi pengeluaran perusahaan yang lebih banyak. Perusahaan banyak yang gulung tikar karena tidak mampu bayar sewa padahal produksi barang terhenti dan pembelian menurun.
Pandemi Covid 19 telah merubah banyak sekali hal.
Banyak sekali.
Jalanan menjadi sepi.
Mall-mall sepi.
Tempat hiburan sepi.
Hunian hotel dan penginapan menurun.
Usaha banyak yang bangkrut.
Kematian terjadi di banyak tempat. Baik kematian akibat COVID 19 atau karena penyakit lain yang tiba-tiba menguat meski tidak terditeksi positif Covid 19. Seperti meninggal karena asma, penyakit lambung, jantung, diabetes, dan pneumonia.
Dan angka perkembangan penularan Covid 19 di Indonesia terus merangkak naik membuat ngeri semua orang. Kita bahkan sudah mengalahkan China, yang menjadi sumber pertama penularan Covid 19 di awal tahun 2020.
Covid 19 telah menulari nyaris semua orang tanpa pandang bulu. Baik yang tua maupun yang muda, baik yang miskin maupun yang kaya. Baik yang pintar maupun yang bodoh. Baik orang biasa atau selebritis dan politisi.
Huff.
Pada akhirnya, tahun 2020 ini , meski dikenang sebagai tahun pandemi Covid 19, juga merupakan tahun dimana kita semua semakin menghargai kehidupan dan kesehatan.
Jadi ingat tagline blogku yang satu lagi, yang selama tahun 2020 banyak diam dan berdebunya karena jarang kutulisi : todak I woke up, I am alive, i am healthy, Alhamdulillah.
Jaga kesehatan ya semuanya. Mohon maaf jika aku ada salah atau khilaf. Semoga kita semua senantiasa sehat
BalasHapusشركة مكافحة الفئران بالخرج
شركة مكافحة الصراصير بالخرج
شركة عزل اسطح بالخرج
Betul sekali kak, tahun 2020 adalah tahun pandemin covid 19, semoga cepat berlalu.
BalasHapus