Kisah Tentang Persahabatan Yang Terbawa Hingga Ajal Menjemput

[Lifestyle] Sudah menjadi fitrah bagi manusia untuk bersosialisasi dengan orang lain di luar dirinya sendiri. Kebutuhan untuk berkomunikasi, mendapatkan perhatian, kasih sayang, bahkan pembelajaran dalam menghadapi persoalan hidup, bisa diperoleh lewat pergaulan seseorang dengan orang lain. Dan di antara sekian banyak orang tersebut, maka selalu muncul sosok-sosok spesial yang kedudukannya lebih dari sekedar teman biasa. Dialah sahabat. 


Persahabatan bisa terjalin karena adanya kecocokan antara kita dan dia. Juga sebuah rasa nyaman dan aman ketika bersamanya. Begitu aman hingga kita pun berbagi rahasia dan ide. Tapi, bukan berarti itu berakhir menjadi satu ide dan selamanya sepakat. Karena selekat apapun bentuk persahabatan, tetap ada dua kepala yang saling berbeda pemikirannya. Sebuah persetujuan dan kesepahaman terjadi karena salah satu mengalahkan egonya dan memutuskan untuk memenangkan ide sahabatnya. Atau, salah satu memilih untuk diam dan tidak berusaha untuk memenangkan idenya demi kelangsungan hubungan persahabatan mereka. Jadi, bisa jadi dia sepakat lalu diam. Atau tidak sepakat tapi tetap diam. Atau memang belum ada pendapat saja. ehhhehehe. Karena kondisi ini, sering hal-hal ajaib lahir dalam sebuah persahabatan. Berikut ini, adalah kisah2 persahabatan yang berakhir tak terduga. 

1. Peristiwa tragis dimulai ketika siswi yang kehilangan kunci rumahnya merasa putus asa karena tidak bisa menemukan kunci itu. Sahabatnya bersumpah untuk selalu berada di sisinya dalam situasi sesulit apa pun. Ia berujar untuk bersama-sama menjemput kematian.
Mereka kemudian menulis surat dan menyembunyikannya di dalam lemari. Kemudian dua siswi itu melompat ke sebuah kolam dan menenggelamkan diri.
Surat yang ditulis Xiao Mei, nama salah satu siswi itu, menyebutkan bahwa ia lupa menyimpan remote control untuk membuka pintu otomatis di rumahnya. Mei juga takut dihukum orang tuanya karena telah menghilangkan remote itu.
Ia mengungkapkan keinginannya untuk kembali ke masa Dinasti Qing yang memerintah di Cina sejak 1644 hingga 1911.
Peristiwa ini menghidupkan kembali perdebatan sengit antara pemerintah Cina dengan stasiun TV yang menayangkan acara tentang penjelajah waktu. Pada salah satu episodenya diceritakan, seorang gadis yang tewas tertabrak mobil bisa pergi ke masa Dinasti Qing dan jatuh cinta dengan seorang pria dari masa itu.
Direktur Pusat Riset bagi Anak-anak di Cina, Sun Yunxiao, mengatakan anak-anak punya rasa ingin tahu yang tinggi, namun miskin pengetahuan. »Saya pernah mendapat laporan, seorang anak terjun dari gedung tinggi setelah melihat pertunjukan sulap,” ujarnya.

Ini adalah kasus yang serius terkait dengan perilaku berbahaya yang dilakukan anak-anak. Kita harus memberi peringatan, baik kepada stasiun TV, maupun kepada anak-anak,” kata Yunxiao (sumber: http://duniabaca.com/kisah-nyata-sahabat-sejati-yang-mengharukan.html).

2. Kisah persahabatan 4 sekawan yang tinggal di Karawang, Kojai dan 3 orang temannya bersahabat akrab karena mereka satu sekolah dan satu kompleks di Karawang. Selain Kojai dan 3 orang sahabatanya itu, ada satu lagi sahabat masa kecil Kojai, yaitu Tris. Tris usianya lebih tua dari Kojai tapi sudah dianggap layaknya kakak sekaligus sahabat oleh Kojai. Sayangnya, Tris bukanlah sahabat dan kakak yang baik. Dia memperkenalkan narkotika pada Kojai dan 3 sahabatnya ketika mereka semua masih duduk di bangku SMA. Karena merasa persahabatan antara mereka amat erat, tanpa ragu mereka berlima saling tukar-tukaran jarum suntik untuk memasukkan cairan narkotika ke dalam tubuh mereka. Hingga ketika Kojai duduk di bangku kuliah, satu persatu sahabatnya meninggal dunia karena terkena HIV/AIDS. Kojai meninggal dunia setelah sempat bertobat dan berusaha menjadi mahasiswa. Sedangkan Tris meninggal dunia terakhir setelah dia menikah dan sempat berobat. Bukan hanya Tris yang meninggal, istrinya pun meninggal juga karena terkena HIV/AIDS. Sungguh sebuah kisah persahabatan yang tragis. (sumber: http://www.karawanginfo.com/?p=1142)

Tapi, kisah persahabatan tidak melulu berakhir tragis. Karena semua yang terjalin di atas dunia memang kelak akan terpisahkan oleh kematian. Demikian juga dengan kisah-kisah persahabatan. Baik itu kisah persahabatan antara manusia dan hewan seperti yang ada dalam ksah Hachiko (huhuhu, aku nangis pas nonton film Hachiko versinya Richard Gere. Sedih banget, terharu dengan kesetiaan si anjing Hachiko; dan sedih pas Richard Gerenya meninggal dunia. #eh?).


Karena manisnya sebuah persahabatan sejati, maka ada banyak kisah yang ditulis yang bertemakan kisah persahabatan yang akhirnya terpisah oleh sebuah kematian. Dan salah satunya adalah yang ada dalam novel yang ditulis oleh Ella Sofa berikut ini, yang berjudul:


Berikut sinopsisnya:
Malik, si anak manja dan mantan preman itu telah insaf. Bahkan ia sempat menikmati kehidupan dalam pesantren selama beberapa tahun. Ia bertemu dengan Yudho, seorang pemuda miskin yang memberikan energi baik padanya. Mereka menjadi sahabat layaknya saudara.
Saat mereka begitu akrab, Malik menghadapi situasi berat dalam hidupnya. Ia harus rela melepas hubungan cintanya dengan Hesti, yang memilih meneruskan hafalan AlQur’annya dengan mengorbankan cintanya pada Malik. Pada saat yang sama, Malik juga sedang mempersiapkan diri menjadi calon petinggi (kepala desa) di desanya. Yudho, sahabatnya, begitu khawatir dengan keputusan Malik yang tiba-tiba bertolak ke Surabaya. Dan kekhawatiran itu terjawab dengan pulangnya Malik dalam keadaan sebagai jenazah.
Waktu berjalan, kehidupan bergulir.Yudho yang berjanji menjaga ayah ibu Malik sebagai orang tua sendiri bertemu dengan takdir yang membuatnya harus berpikir keras. Ia harus menerima amanat warga untuk meneruskan pencalonan petinggi yang dulu akan diberikan pada Malik. Walau kehidupan ekonomi dan usia mudanya seakan tak mendukung pencalonan itu, namun dengan dukungan para sesepuh desa ia memutuskan menghadapi tantangan itu demi perubahan nasib warga. Beberapa kesulitan ia temui dari pihak lawan yang tak lain adalah petinggi yang sedang menjabat, Pak Thamrin. Pak Thamrin yang tidak fair, main dukun, main ancaman kekerasan, justru menjadikan Yudho kian menunjukkan kedewasaannya serta makin dekat dengan Allah.
Takdir membuat cerita bahwaYudho pernah sekali bertemu dengan Hesti, gadis yang pernah dipuja sahabatnya itu. Dari pertemuan itu Yudho makin paham mengapa Malik begitu terpesona pada sosok Hesti yang memang berbeda dengan gadis kebanyakan seusianya.
Lalu bagaimana kelanjutan sepak terjang Yudho? Mampukan ia memenangkan pemilihan petinggi itu? Mampukan ia menguak tabir kematian Malik? Mampukah Hesti mengatasi rasa bersalah yang melandanya? Apakah ada kelanjutan kisah indah antara Yudho dengan Hesti?
Jawabannya ada di novel saya, “Temui Aku di Surga”

Dan ini ada puisi cantik yang terdapat di dalam novel itu:

Biarlah kebenaran kali ini diam
walau satu sisi hati ingin mengucap!
kenanganmu kusimpan erat
rahasia kan kututup rapat

biarkanlah kebenaran kali ini diam
tak mengusik seribu kedamaian
membiarkan roda kehidupan tetap melanggang
tanpa sempat menengok ke belakang

biarkanlah kebenaran kali ini diam
di saat kebenaran yang lain singgah ke permukaan
karena... kebenaran tak selalu sama
tak selalu bermakna sama
tak selalu membuat bahagia...


@Penggalan kata hati yudho dalam novel "Temui Aku di Surga"
cari di deretan Buku islami di gramedia or toko buku lain ya...

Judul Novel : Temui Aku di Surga
Penulis : Ella Sofa
Penerbit : Quanta, Imprint dari Elex Media Komputindo (Grup Kompas Gramedia)
Tebal buku : 228 hal.


------------------------
Penulis: Ade Anita
Tulisan ini diikut sertakan dalam Give Away-nya Ella Sofa di Blognya Pelangi Cita Ella http://www.ellasofa.com/. 

4 komentar

  1. Balasan
    1. insya Allah bagus karena tentang persahabatan sejati

      Hapus
  2. Hmmm... sudah lama tak mengenal sahabat sejak terpisah ego

    BalasHapus
  3. Film Hachiko membuat saya menangis Mak *gagal fokus

    BalasHapus