Ujian Harus Berbuat Adil yang Sudah Hadir pada Usia Anak-anak

Pagi ini, di facebook aku ikutan lomba menulis status satu paragraf dengan tema ketika ayah dan bunda marah. Menulis satu paragraf, duh, rasanya nanggung. Jadi, aku panjangin aja deh di sini.. hehehehe, setidaknya bisa jadi nasehat untuk diriku sendiri. dan ini isi satusku itu: 


Bohong jika saya bilang kedua orang tua saya tidak pernah bertengkar. Sebuah pertengkaran itu adalah sesuatu yang wajar, sebagai bagian dari proses penyesuaian sikap. Hanya saja, terkadang anak menjadi bingung menentukan sikap. Terlebih bagi saya yang punya kecenderungan untuk lebih sayang pada ayah. Secara naluri saya ingin berpihak padanya tapi di sisi lain, meski masih kanak-kanak, saya tahu bahwa keberpihakan pada salah satu justru akan membuat keduanya kian memliki hubungan yang renggang. Akhirnya, kala itu saya hanya mampu berdiam diri. Menyaksikan pertengkaran mereka seperti menyaksikan wayang. Ketika pertunjukan usai, tontonanpun bubar, dan saya masuk kamar. Lalu diam-diam berdoa agar badai segera reda sambil mengusir kecenderungan berat sebelah karena mengkhawatirkan salah satu dari mereka, bukan keduanya. Sesungguhnya, bagi seorang anak, ujian untuk berbuat adil itu sudah dimulai justru ketika dia dihadapkan pada pilihan dengan siapa dia harus berpihak dan kapan dia bisa bersekutu. 







Islam sendiri amat menekankan bagi ummatnya untuk mampu berbuat adil pada apapun, dan pada siapapun.



:عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللَّهُ تعالى عنهما قَالَ

:قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

،إِنَّ الْمُقْسِطِينَ عِنْدَ اللَّهِ عَلَى مَنَابِرَ مِنْ نُورٍ، عَنْ يَمِينِ الرَّحْمَنِ عَزَّ وَجَلَّ وَكِلْتَا يَدَيْهِ

.الَّذِينَ يَعْدِلُونَ فِى حُكْمِهِمْ وَأَهْلِيهِمْ وَمَا وَلُوا

Dari ‘Abdillah bin ‘Amr bin ‘Ash Radhiyallahu Ta’ala ‘anhu berkata: Bersabda Rasulullah Shalallahu‘alaihi wassalamSesungguhnya mereka-mereka yang berbuat adil di sisi Allah Ta’ala, kelak mereka akan berada di atas mimbar dari cahaya, dari tangan kanan Allah ArRahman ‘Azza wa Jalla. Dan kedua tangan Allah Ta’ala adalah kanan. Mereka adalah orang-orang yang adil dalam menghukumi sesuatu bahkan terhadap keluarga mereka sendiri, juga terhadap orang-orang yang mereka pimpin. (Dikeluarkan oleh Imam Muslim Rahimahullahu) (dicopas dari http://alkarawanjy.blogspot.com/2009/11/hadits-2-mereka-yang-berbuat-adil-di.html)


Mungkin, perbedaan antara anak-anak dan orang dewasa hanya satu: pada kemampuan untuk menyembuhkan rasa kecewa dan kebingungan mereka.

Anak-anak mampu menyembunyikan rapat-rapat rasa kecewa mereka karena rasa sayang mereka yang amat besar pada kedua orang tua mereka, bahkan meski rasa sayang itu sebenarnya sedikit penyok sebelah sekalipun.
"Oke, kalau nggak dapat yang ini, nggak papah deh, yang penting aku masih bisa bersama dengan mereka."

Mungkin kurang lebih itulah yang mereka coba tanamkan di dalam hati mereka. Itu sebabnya, seorang anak yang tidak mendapatkan sesuatu yang dia inginkan, dengan sedikit penghiburan dari sebuah perhatian yang diberikan oleh kedua orang tuanya, segera bisa tersenyum dan ikhlas karena tidak mendapatkan sesuatu itu. Jadi, anak-anak selalu punya kemampuan untuk menghadirkan rasa syukur yang berlimpah untuk mengobati rasa kecewa dan kebingungan mereka.
Dengan catatan: hal ini berlaku pada pola keluarga yang sehat.

Tidak ada komentar