TOP 15 Rumah Makan yang Saya Suka di Jakarta


[Lifestyle] Hehehe... ini bukan promosi, tapi saya pingin aja nulis ini. Nggak ada hubungannya dengan pesan sponsor atau iklan rumah makan. Just pingin.... no reason.

Ada beberapa kriteria yang saya pilih jika ingin memilih rumah makan dan akhirnya memutuskan untuk mampir lagi lain waktu jika ada rezeki dan kesempatan. Beberapa kriteria itu adalah:

1. Tidak boleh ada kucing yang berkeliaran di rumah makan itu.
Ini harus dan hukumnya wajib. Seenak apapun rasanya makanan yang dihidangkan, semurah apapun harganya, tapi kalau ada kucing yang berkeliaran dengan bebas dan penjual atau pemilik rumah makan tersebut juga cuek banget dengan mondar-mandirnya kucing tersebut di rumah makan miliknya... hmm... biasanya saya malas untuk datang dan mampir lagi disana. Bukan apa-apa, tapi karena saya geli, sebel, takut sama kucing. Walhasil, saya jarang banget deh makan di warteg atau tenda-tenda seafood di pinggir jalan atau tempat terbuka lainnya. Tapi bukan nggak pernah sama sekali sih. Kadang, kalau terpaksa ya makan juga.... tapi, jangan diketawain kalau kedua kaki saya naik ke atas kursi dan kepala ini celingak celinguk penuh kewaspadaan untuk mengintai.... "musuhku mendekat nggak ya?".... dan, yang nemenin saya makan, harus rela dan ikhlas membantu mengusir kucing-kucing yang datang mendekati saya.




2. Tidak boleh ada perbedaan gender dalam pemberian makanan.
hahahaha..... Iya deh ngaku; saya makannya banyak. hehehe.... Jadi paling sebel kalau tukang ngasih nasi di sebuah rumah makan melihat keperempuanan saya ketika menakar nasi. Mentang-mentang perempuan dikasi nasinya sedikit...
" ihhh.... emangnya aku cewek apaan?"
Akhirnya, untuk menyelesaikan masalah bias gender seperti ini, terpaksalah, suami saya yang maju duluan dan mengatakan kalimat ajaibnya, "Mas, nasinya satu." Nanti, kalau si mas tukang takar nasi dah masukin nasinya ke piring, barulah saya maju dan memilih lauk. Nggak peduli dengan kedua alis si tukang takar yang bertautan keheranan.

3. Rumah makan itu, harus punya kursi dengan sandaran belakang.
Bukan apa-apa, tapi ini lebih karena saya punya seorang balita yang banyak gerak. Jadi, kalau bangkunya tidak punya sandaran belakang, waaahh... bisa-bisa keasyikan makan terganggu karena sepanjang waktu saya harus memegang punggung anak balita saya agar tidak terjatuh ke belakang.
Solusi: Boleh aja nggak punya kursi dengan sandaran belakang, tapi, "mas, bagi kursi bayi dong."

4. Menyediakan teh manis. 
Mau es teh manis boleh, mau teh manis hangat boleh, teh botol atau teh kotak juga nggak nolak. Yang penting nyediain. Dulu, saya suka mampir ke Chow King, tapi sejak mereka menghilangkan menu teh botol dan teh kotaknya... Huff... terpaksa saya mencoret Chow King dari daftar rumah makan yang bisa disinggahi.

5. Kalau bisa sih, rumah makan itu nyediain masjid atau mushalla atau dekat dengan masjid atau mushalla. Maklum, pepatah mengatakan "lebih baik makan ingat shalat daripada shalat ingat makan."

Dan, inilah top 15 rumah makan yang saya suka:

1. Food Hall.  Baik yang ada di Grand Indonesia maupun yang di Senayan City. Tempatnya tepat di depan konter ikan segar. Jadi, kita pilih ikan segar yang mereka jual, lalu minta mereka untuk memasaknya. Ada beberapa pilihan, bisa digoreng, dibakar, goreng tepung, dll. Rasanya enak (karena asli fresh), nasinya banyak, tempatnya nggak sumpek dan nggak harus rebutan bangku atau tunggu-tungguan bangku karena emang nggak terlalu ramai, dan yang utama sih kita bisa milih sendiri bahan mentah yang mau minta tolong dimasakin. Jadi, otomatis kita nggak ragu itu bahan yang busuk atau rusak, kan kita yang milih sendiri.

Ini tempatnya yang ada di Senayan City:

http://www.streetdirectory.co.id/businessfinder/indonesia/jakarta/company_detail.php?companyid=7437&branchid=145379 

Sedikit catatan: jika kalian termasuk golongan orang yang memiliki perasaan yang halus, mungkin nggak usah dilihat adegan kekerasan terhadap ikan yang baru saja kalian pilih. Keponakan saya pernah menangis melihat ikan yang sedang asyik berenang dipilihnya lalu dibawa ke dapur dan... BRET....terjadi adegan kekerasan sebelum ikan itu berubah jadi makanan yang lezat.

2. Sate ayam yang ada di samping Santa Swalayan, di ll Wolter Monginsidi. 


Ini sate ayamnya selalu ramai. Hanya saja, perlu dicatat, dia emang nggak nyediain bangku sih buat kita duduk-duduk makan. Jadi, emang diperuntukkan untuk beli dan dibawa pulang. Amat berguna jika kita mau  kongkow-kongkow ama teman di suatu tempat, tinggal mesan, lalu ambil dan bawa ke tempat kongkow-kongkow itu. Saya sendiri lebih sering beli ini kalau lagi malas masak di rumah. hehehe.

Oke, apa perbedaannya dengan sate ayam di tempat lain yang ada banyak tersebar di Jakarta? Itu kan pertanyaan kalian? Well... bedanya, sate ayamnya itu daging semua. Jadi, dengan Rp15.000 per porsi, kita nggak bakalan rugi karena nggak bakalan ketemu ama yang namanya kulit ayam, atau lemak atau usus. Seluruh personil satenya daging utuh tanpa lemak dan... guede-guede buanget. Uhhh, muantap jeeehh. Impas deh dengan ngantrinya yang puanjang karena emang worthed banget untuk ditunggu. BUmbunya juga enak, nggak terlalu encer, tapi juga nggak terlalu kental. Nggak terlalu manis tapi pas banget. Kacangnya juga berasa. 


3. Solaria. Sebenarnya, makanan yang dijual dengan waralaba solaria ini termasuk makanan chinese food biasa sih. Kelebihannya satu dan ini buat saya pengaruh banget: Porsinya Banyak, harganya sedang, tempatnya cozy. Jadi, mantap deh. Apalagi kalau kita lagi jalan ke Mall yang hmm... banyak makanan meragukannya (karena saya muslim, maka saya suka bingung sendiri kalau jajan di malll yang banyak makanan yang mengandung babinya. Ya, setidaknya Solaria bisa dimaafkan deh meski sempat diterpa isyu-isyu tentang kepemilikannya yang katanya sih... eh... kok malah ngegosip?? hahahaha... Ini kan lagi ngomongin makanan ya?.. oke.. Tempat satu ini rekomendasi jika bingung mau makan apa padahal perut lagi lapar berat tapi juga nggak mau makan bareng para kuli yang makannya emang pada banyak). 

Berhubung banyak banget cabang Solaria, jadi saya sebutin satu aja ya disini, yaitu yang di Gandaria City.


http://www.streetdirectory.co.id/businessfinder/indonesia/jakarta/company_detail.php?companyid=7117&branchid=142023


4. Mang Engking. Adanya tepat di depan asrama mahasiswa UI Depok. Menu andalan mereka udang bakar madu. Tapi menu lain enak2 juga sih. Dan satu hal, meski tempatnya terbuka, kucing-kucing tidak berkeliaran dengan bebas di sini. YEEEESSS... UHUUYYY... Jadi, meski makan olahan ikan, tapi saya nggak perlu kewaspadaan tinggi.



5. Laksana. Dulu, awal-awal banget saya dibawa ke rumah makan sunda yang ada di daerah Melawai ini, saya nggak begitu suka karena bangkunya cuma papan panjang di atas empat kaki kayu. Belum lagi kucing masih suka bebas berkeliaran. Tapi, mereka terus bebenah dan sekarang, kursinya sudah bersandaran, kucing juga dilarang masuk... jadilah dia mantap. Karena, dasarnya emang rasa masakan sunda mereka belum bisa dikalahin sama rumah makan sunda lainnya menurut saya. Belum lagi porsinya yang hmm.. buanyak. Harganya juga nggak terlalu mahal.

Kalo mau ke sana, mungkin kita bisa ambil arah ke daerah Melawai, Blok M. Dia ada di jalan Tirtayasanya, di belakang gedung restoran Bakmi Gajah Mada Melawai.


6. Nasi Kebuli di daerah Condet. Ada dua tempat yang menjual nasi kebuli kambing di condet, yaitu Abu Salim dan Puas. Keduanya enak. Daging kambingnya banyak, empuk dan bumbunya ngeresep serta nggak alot, nasinya juga banyak (eh, sebenarnya banyakan yang porsi dua tahun yang lalu sih... sekarang sudah agak berkurang sedikit, mungkin karena penyesuaian akibat harga-harga yang meroket tapi, tetep lumayan lah).

Nah, dari petualanan saya yang emang hobi makan nasi kebuli, menurut saya nasi kebuli di dua tempat ini belum terkalahkan oleh tempat lain yang ada di Jakarta. Baik kombinasi daging kambingnya yang empuk, acarnya yang enak (nggak terlalu manis juga nggak terlalu asam, dan komposisi personil acarnya tidak didominasi oleh salah satu sayuran termurah seperti banyak yang terjadi pada nasib acar di tempat lain. Jadi, antara nanas, wortel, timun, bawang merah, cabenya tuh berimbang. Mantap deh.)



7.
 Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih. Untuk rasa, nasi goreng kambing Kebon Sirih belum ada yang menandingi. Itu menurut saya setelah mencoba di banyak nasi goreng kambing yang kebetulan dilewati. Bahkan, meski dia sudah buka gerai di Mall-mall sekalipun, nasi goreng kambing Kebon Sirih tetap belum ada yang mengalahkan. Nasinya byar... nggak lengket satu sama lain tapi juga nggak pera. Bumbunya tuh meresap, jadi, meski cuma dengan telur ceplok dan emping dan acar saja, nasi goreng ini tetep enak. Sluurrpp. Glek.

http://www.streetdirectory.co.id/businessfinder/indonesia/jakarta/company_detail.php?companyid=182703&branchid=160512




8. Rumah Makan Mak Pinah. Ini rumah makan yang menyediakan masakan khas sunda yang ada di jalan Kapt. Tendean. Nasi bakarnya belum ada yang bisa mengalahkannya. Ya, ini beneran. Cobain deh nasi bakar khas Mak Pinah. Dijamin nggak cukup kalau cuma makan sebungkus. Letaknya di sebelah Interstudy School of Design, Jl. Kapten Tendean, Jakarta Selatan.



9. Saung Galah. Lokasinya tepat di depan supermarket Santa. Tempatnya enak, tenang, teratur, kursinya empuk, ac-nya dingin, bumbunya pas. Tempatnya tepat di seberang Santa Swalayan. 

 




10. Nyai Kuring. Sebenarnya, untuk rasa, Nyai Kuring lebih enak daripada Saung Galah, tapi terpaksa saya meletakkan rumah makan yang terletak di daerah Buncit ini di bawah Saung Galah karena satu hal: suka nyetel musik dengan volume yang terlalu keras. Bayangkan, sebagai seorang ibu, saya terbiasa mengatakan ini kepada anak saya, "Arna nambah ya?" Nah.. karena volume musiknya disetel kekerasan terpaksa saya berteriak. "ARNA NAMBAAAAH!" 
waaaa.... kok jadi serasa interlokal dan rada-rada militer ngomongnya. Merusak citra seorang ibu yang seharusnya lemah lembut... (jiaaaaaaaaaaaaaaaa...hahahahahaha). Tapi, kalau ada acara yang rame-rame, tempat ini amat direkomendasikan karena parkirnya luas, rasanya lumayan dan dia punya ruangan khusus yang bisa disewa untuk rombongan yang lebih dari 100 orang dan yang utama adalah, harganya nggak terlalu mahal. Jadi, kalau 100 orang ini pada mau patungan, nggak terlalu banyak merogoh kocek. Mereka punya daftar menu paketan untuk hajatan banyak yang lumayan bervariasi dengan harga murah meriah. Dan, disediain juga perlengkapan sound system siapa tahu gitu ada yang mau nyanyi-nyanyi menghibur, juga ada perlengkapan organ tunggalnya. Nah, ini yang bikin saya mencantumkan rumah makan ini sebagai salah satu rekomendasi buat acara ngumpul keluarga besar atau reuni dengan teman-teman atau tempat ngumpul rame-rame.

http://www.streetdirectory.co.id/businessfinder/indonesia/jakarta/company_detail.php?companyid=183177&branchid=170651

Lebih lengkapnya ini petanya kalau emang mau kesana. 
Restoran Nyai Kuring
Jalan Buncit Raya No. 135 Jakarta Selatan 12760
Telepon (021) 799 6886
Fax (021) 798 0338
Buka setiap hari mulai 10:30 Wib hingga 21:30 Wib
Harga kisaran Rp. 50.000,- hingga Rp. 150.000,-

http://www.streetdirectory.co.id/businessfinder/indonesia/jakarta/company_detail.php?companyid=183177&branchid=170651


10.Sushi Ya. Ahay... saya penggemar makanan Jepang, dan ini salah satu restorant Jepang kegemaran saya. Harganya reasonable alias masuk aka, cocok untuk yang pingin makan sushi tapi isi dompet pas-pasan (mengingat biasanya harga sushi mahal-mahal). Rasanya enak, dan porsinya juga nggak kecil-kecil amat.  Enak deh kalau untuk nyemil sambil ngobrol-ngobrol. 

http://www.streetdirectory.co.id/sushi-ya/

Sushi-Ya





11. Chicken Rice Shop. Nasi hainamnya enak, begitu juga olahan berbagai macam ayamnya. Sayurnya juga enak. Enak-enak semua deh. Oh ya, ini adalah masakan china tapi a la china Singapura. Jadi, perpaduan antara cita rasa melayu dan chinese food. Itu sebabnya terasa lebih pas di lidah.

http://www.streetdirectory.co.id/businessfinder/indonesia/jakarta/company_detail.php?companyid=1006&branchid=146032 



Chicken Rice


12. Mie tarik. Kadang, proses pembuatan mie yang bisa kita saksikan langsung itu yang membuat makanan ini terasa nikmat. Rela nungguin si abang narik-narik buat manjangain mie. Kenyalnya mie mereka beda dengan mie rumah makan lain.

http://www.streetdirectory.co.id/businessfinder/indonesia/jakarta/company_detail.php?companyid=182413&branchid=159784 

Biasanya, Mie Tarik leiker itu ada di hampir semua mall. Kelebihannya adalah mienya beda dengan mie yang biasanya dijual di rumah makan yang menyediakan panganan dengan bahan dasar mie. Yaitu tadi, mungkin karena mienya lebih fresh dan bukan mie simpanan yang dibeli sudah jadi dan ditaruh di kulkas. Mie Mie Tarik ini lebih kenyal, juga besar-besar, panjang-panjang, dan fresh aja. 

Ini salah satu gerai Mie Tarik Leiker yang sering saya kunjungi di Grand Indonesia, Jakarta.



13. Rumah Makan Padang Sederhana, Cabang manapun, rumah makan ini sama enaknya. Saya suka dengan gulainya yang tidak terlalu kental, pedasnya juga pas, tidak terlalu pedas bahkan banyak yang tidak pedas jadi aman buat anak-anak saya yang kebetulan tidak doyan pedas. Hmm, hampir semua menu yang ada di resto ini saya suka. 

Ayah saya, dua hari sebelum beliau meninggal dunia, sebelum masuk kamar operasi untuk pengangkatan kanker di usus besarnya, sempat tidak mau mau makan karena merasa tidak enak makan apa saja. Nah, ketika saya membelikan beliau gulai kepala kakap dari Restoran Sederhana Bintaro ini, beliau akhirnya alhamdulilah mau makan meski cuma sedikit. Karena, yakin enak kali ya... hehehe.

http://www.streetdirectory.co.id/businessfinder/indonesia/jakarta/company_detail.php?companyid=184360&branchid=164979



14.
 Rumah Makan Manado halal. Saya suka makanan manado, karena variasi pedasnya banyak dan tidak terlalu pedas. Salah satu rumah makan manado yang saya suka dan saya rekomendasikan adalah rumah makan manado Beautika. 

http://www.streetdirectory.co.id/beautika/ 


Bedanya dengan rumah makan manado lain, di Beautika ada kode-kode pilihan kepedasannya. Kalau nggak mau pedas sama sekali pilih makanan yang tidak ada kode ikon cabenya. Lalu, pilihan tingkatan pedas tergambar dengan ikon cabe satu, cabe dua, cabe tiga. Nah, jadi kalau cabe tiga berarti pedas banget kan. Ini enaknya, jadi kita nggak usah bertanya-tanya lagi, "ini pedas nggak ya? Buat anak kecil soalnya."
Beautika


15.Kebab Piccolino. Ini menu wajib kalau sedang berbuka puasa di Masjid Al Azhar... kebabnya besar dan enak. Puassss banget makannya. Kenyang lag (jujur, ini adalah porsi kebab terbesar di Jakarta yang pernah saya temui). Meski hanya sebuah kebab saja. Gerai Kebab Piccolino selalu nangkring di masjid Al Azhar, jl. sisingamangaraja , setiap bulan ramadhan, setiap tahunnya. Mulai bukanya tentu saja menjelang waktu azan maghrib. Biasanya ada di tempat parkir dalam yang terletak tidak jauh dari tempat wudhu. 

Saran: sebaiknya, pesan dulu sebelum azan maghrib berkumandang, lalu wudhu dan shalat. Selesai shalat, barulah pesanan bisa diambil. Karena kalau nunggu selesai shalat baru pesan waaahh.. daftar antriannya puanjang buanget. 



http://www.streetdirectory.co.id/indonesia/jakarta/travel/travel_id_15113/travel_site_472/travel_no_/


-----------

Ya itu dia rumah makan yang saya suka dan biasanya suka dimampiri lebih sering ketimbang rumah makan yang lain. Di antara mereka ada juga sih resto paforit tapi jadwal kunjungan ke tempat2 tersebut tidak sesering 15 di atas. Diantara mereka adalah sate domba tebet, sate domba casablanca, gado2, KFC, Gajam Mada, KOnro Maming Daeng Tata, dll.

Sebenarnya ada satu makanan paforit waktu saya masih kecil yang saya suka tapi sekarang udah nggak ketemu lagi dimana yang jual makanan ini, yaitu sate buntel. Ada yang tahu?


--------------------------
Penulis: ade anita
Tulisan ini diikut sertakan dalam 
http://bloggerplusindonesia.blogspot.com/2012/05/lounge-event-blogger-tempat-makan.html


 

3 komentar

  1. hihi.. klo saya lebih suka lesehan sih mbak.. duduk di bawah, bisa bebas bermacam gaya :D, nyamaaan banget drpd duduk di kursi.

    BalasHapus
  2. kalau saya cuma 1 diantara 15 tempat diatas.. Rumah makan Sederhana yang ada di salemba,,hehehe

    lengkap sekali informasinya
    Postingan ini sudah di publish di Lounge BPI urutan 42 ya,,,

    salam bahagia
    sukses selalu

    BalasHapus
  3. Perkenalkan saya Lisa dari PT. Adways Indonesia yakni perusahaan Jepang yang bergerak di bidang Digital Media Advertising. Pada saat ini saya ingin memperkenalkan Affiliate sistem kami yakni SmartDriver dimana Affiliate ini berbasis CPA ( Cost per Action ) dan Publishers dapat memilih secara langsung Advertisement yg diminatinya untuk ditampilkan di dalam website.

    Berikut adalah URL untuk melakukan pendaftaran sebagai Publisher SmartDRiver.

    https://smartdriver.asia/publisher/PrePublishers/add

    Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.



    --
    Best Regards

    Siti Kolisah
    Business Development Executive

    PT Adways Indonesia
    UOB PLAZA 22nd Floor
    Jl. MH. Thamrin No.10 Jakarta 10230, Indonesia
    HP 085727506251, Telp 021-31920035

    BalasHapus