pelajaran paling sulit bagi semua orang tua: Ikhlas Melepas Anaknya Pergi

Pagi ini, pulang nganter Arna sekolah, sambil ngeringin keringat aku nonton tv one seperti biasa. Tapi, pagi ini sedikit luar biasa karena tv one menayangkan ayah dan ibu Dwi hartanto, mahasiswa ITB yang meninggal karena mengalami kekerasan selama mengikuti kegiatan OSPEK jurusan di kampusnya. Kasian sekali. Air mataku sampai menetes karena terharu. Terutama ketika ayahnya Dwi mengatakan hal seperti ini "Ya, masuk ITB itu sebuah kebanggaan bagi saya sebagai orang tua.  Dari SD, lalu SMP, SMA, saya terus memantau dan membimbing anak saya itu.  Mulai dari memilihkan pergaulannya, kegiatannya sampai bimbelnya. Jadi, saya merasa amat kehilangan anak saya itu tapi saya harus ikhlas dengan kematiannya."



Duh. Tidak disangkal lagi. Pelajaran ikhlas itu adalah pelajaran yang paling sulit dimuka bumi ini. Entah mengapa aku ingat anak-anakku. Nggak tahu deh gimana ortu yang lain (mungkin kurang lebih sama) tapi saya spontan meneteskan air mata membayangkan kesedihan sekaligus keikhlasan yang dipaksakan untuk hadir oleh kedua orang tua Dwi. Ya, seperti saya dan suami saya. Anak-anak, sejak dari mereka dalam kandungan terus menerus berusaha untuk kami berikan yang terbaik... lalu tiba-tiba orang lain merenggut semua itu dengan semena-mena...*sign*... betul-betul memberikan sebuah penggambaran betapa beratnya sebuah keikhlasan itu.

Pantas saja mereka yang disebut dengan ikhlas adalah mereka yang memandang kesedihan dan kegembiraan sama saja rasanya. Mendapatkan dan kehilangan, tidak ada bedanya.

1 komentar

  1. it's tragic, seorang ibu dapat merasakan perasaan itu dengan jelas sekali.

    BalasHapus