Cara Membantu Sesama Saat Pandemi COVID 19

[Lifestyle] Jika kalian mampir ke laman facebookku, insya Allah aku memastikan bahwa kalian tidak akan menemukan share berita yang membuat rasa takut dan aura mencekam. Mengapa? Karena aku memang memilih untuk hanya mengisi lama facebookku dengan sesuatu yang bersifat positif saja disana. Bahkan, jika aku terpaksa harus melontarkan kritik pedas pun, aku berusaha untuk memilih rangkaian kalimat yang halus dan tidak terlalu sarkas.

Entahlah. Aku hanya merasa, bahwa apa yang aku tulis di laman media sosialku bisa mempengaruhi psikologis dan pandangan seseorang terhadap sesuatu atau seseorang. Itu sebabnya, aku amat berhati-hati ketika menulis sesuatu di laman media sosialku. Karena aku pikir, itulah caraku untuk membantu orang lain sekaligus membantu diriku sendiri.


Cara Membantu Sesama Saat Pandemi Covid 19



Bersamaan dengan berkembangnya pandemi COVID 19 di seluruh dunia, ternyata tidak membuat semua orang di seluruh dunia berdiam di rumah dan merenung serta memperbaiki diri mereka agar bisa jadi lebih baik.

Aku tuh membayangkannya, kita semua seperti sedang berhadapan dengan musuh yang punya senjata lengkap tapi sepenuhnya menutupi dirinya dengan penyamaran sempurna. Itulah serangan Virus COVID 19 itu. Kita bisa tertular dari siaa saja dan kapan saja. Dan ketika sudah tertular, maka karena obat penyembuhannya belum ditemukan maka kemungkinan untuk menemui kematian tinggal berhitung hari.

Suamiku mengirim share link berita dan video yang berisi penjelasan bahwa jika tingkat penyebaran penularan penyakit tinggi, maka angka kematian justru semakin rendah. Dan sebaliknya, jika angka penyebaran penularan rendah maka angka kematian justru tinggi.





Nah, kondisi yang tidak menentu ini membuat semua orang harus diwaspadai karena bisa jadi orang yang kita temui ternyata membawa virus COVID 19 dan kita bisa tertular karenanya.
Tuh....kan. Kondisinya jadi kayak menghadapi musuh yang punya kemampuan menyamar amat canggih kan? Kita nggak pernah tahu siapa musuh kita.

Meski demikian, kita tetap bisa berusaha untuk mencegah agar tidak tertular. Yaitu dengan cara memakai masker ketika berada di luar rumah, rajin mencuci tangan, ketika sedang berada di luar rumah tidak memegang wajah dengan tangan kita, serta senantiasa menjalankan pola hidup sehat.

Berikut ini adalah kemungkinan kita bisa tertular dan bagaimana mencegah agar tidak tertular.


Tapi, harus diingat; selain masalah penularan virus COVID 19, ada lagi masalah yang juga penting untuk dijadikan perhatian kita semua. Yaitu, tentang  kepedulian kita pada sesama.

Ya.
Bersamaan dengan diberlakukannya PSBB (pembatasan sosial berskala besar; yaitu himbauan yang tensinya sederajat dengan keharusan untuk menjaga social dan phisical distancing, serta anjuran agar semua orang, tetap di rumah saja).

Kebijakan untuk tetap di rumah saja ini, tanpa sadar ternyata membawa dampak pada perekonomian. Gelombang PHK mulai terjadi. PHK dimaksud umumnya menimpa para tenaga honorer, atau buruh kontrak, atau pegawai kontrak. Mereka tidak lagi mengalami perpanjangan masa kerja dan otomatis tidak lagi menerima gaji. Pada beberapa orang yang dirumahkan tapi sudah memiliki status pegawai tetap, ada kebijakan untuk memotong gaji dengan mengurangi uang transportasi dan konsumsi sehari-hari. Akibatnya, tentu saja terjadi pendapatan yang jauh berkurang pada banyak orang.

Disinilah kepedulian kita pada sesama hendaknya mulai diterapkan.
Aku menulisnya di facebook tentang hal ini nih.


11 April 2020.

Jujur, awalnya ada rasa pesimis Indonesia bisa melalui badai pandemi covid 19 ini. Semua orang disuruh...
Dikirim oleh Ade Anita pada Sabtu, 11 April 2020

BTW, tapi harus diingat juga sih. Bahwa membantu orang bukan berarti membiarkan orang lain memanfaatkan kepedulian kita untuk keuntungan pribadi mereka lalu justru menyebabkan diri kita sendiri berada dalam bahaya.

Aku terlibat perbicangan tentang hal ini di grup whatsapp keluargaku. Seperti ini nih:

Buat teman2 saudari2ku yg merasa masih punya kecukupan rizky dan bisa menjahit, TOLONG jangan kau gunakan kepandaian menjahitmu untuk membuat masker yg nantinya akan dijual atau diberikan cuma2 untuk donasi, bila kau ingin bersedekah, belilah masker pada para penjahit2 kecil atau org2 kecil yg mendadak alih profesi jd pembuat masker krn usaha mereka jadi mandek, kasihanilah mereka, harga 5rb/masker mungkin bukan apa2 buat kita  tapi sangatlah berarti untuk mereka menyambung hidup dan menafkahi keluarga.. ayo ukhti, bantulah mereka, belilah masker kain buatan penjahit kecil tsb dan jangan beli pada para penimbun, semoga Allah memberkahi niat tulus dan kebaikan kita semua, Aamiin !!! (ini dishare oleh saudaraku nih)






Ini beneran nih kejadian di aku.
Maksud hati berbaik hati mau membantu teman yang menjual masker dengan cara membeli jualan dia, eh, nggak tahunya dia malah tidak bisa dipercaya.

Awalnya, dia menawarkan masker seperti ini nih.



Harganya Rp12.000 per lembar. Dan karena aku tahu suaminya dirumahkan jadi tidak dapat uang, maka aku pun dengan niat membantunya, membeli masker yang dia tawarkan.

Untuk diketahui, aku punya keahlian menjahit. Aku insya Allah amat mampu menjahit masker sendiri.

Lalu, akhirnya tibalah masker itu di rumahku. Dan ternyata, masker yang datang amat sangat berbeda dengan yang diiklankan tersebut.


Karena pengalamanku inilah maka aku berani bilang, bahwa :

Jangan sampai niat membantu sesama kita ternyata malah menggiring kita ke arah jalan yang membahayakan diri kita sendiri. 
Lakukan semampumu jangan memaksa dan berlebihan.  Dah, itu saja.

"Physical distancing atau jaga jarak adalah cara paling ampuh dan terbukti mampu mencegah tersebarnya penularan virus COVID 19. Karenanya, selalu jaga jarak dengan orang lain, selalu kenakan masker, dan jangan terlalu sering keluar rumah, adalah caramu untuk membantu negara Indonesia agar segera menyelesaikan masalah penyebaran virus COVID 19"

Tidak ada komentar